Anda di halaman 1dari 7

KECEPATAN BUNYI DALAM TABUNG

RESONANSI

Disusun Oleh :
Ermawati Sulistyarini
(4201410060)
Rombel 03

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

A. Tujuan Percobaan.
1. Dapat memahami dan menentukan kecepatan bunyi di udara menggunakan
alat tabung resonansi.
2. Dapat menetukanfrekuensi resonansi bunyi di udara dalam tabung resonansi.
B. Dasar Teori
Kecepatan penjalaran bunyiatau biasa disebut laju bunyi bergantung pada parameter
fisis medium,. Laju bunyi pada suatu medium dapat diketahui jika frekuensi dan
panjang gelombang bunyi di ketahui.
v=f.
dimana v adalah laju penjalaran bunyi, f adlah frekuensi bunyi dan . adalah panjang
gelombang bunyi.
Pada percobaan ini, frekuensi bunyi dapat di peroleh dari pengeras suara yang di
hubungkan dengan pembangkit frekuensi audio. Panjang gelombang bunyi diukur
pada tabung resonansi pada keadaan resonansi. Resonansi ditandai oleh intensitas
bunyi yang terdengar lebih keras dibandingkan pada keadaan lainnya pada panjang
tabung tertentu. Resonansi adalh fenimena gelombang berdiri pada kolom dan terjadi
ketika panjang kolom adalah
3 5
, , ,...
4 4 4
Dimana adalah panjang gelombang bunyi. Permukaan piston merupakan posisi
perut gelombang simpangan karena udara tidak bebasuntuk bergerak longitudinal.
Pada bagian tabung yang terbuka terjadi simpul, tetapi yang sebenarnyaberada sedikit
di luar tabungpada jarak sekitar 0,6r dari ujung tabung, dimana r adalah jari-jari
tabung. Koreksi tabung ini dapat ditambahkan untuk memperoleh nilai yang lebih
baikjika hanya satu keadaan resonansi yang dapat diukur, tetapi hal ini biasanya lebih
sesuai untuk mengurangi kesalahan pada resonansi pertama
resonansi kedua

3
4

, ketiga

5
4

dibandungkan pada

dan seterusnya.

Pada hakekatnya gelombang menjalar adalah suatu penjalaran gangguan, energi atas
atau momentum Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti
gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium, seperti
gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang
dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya
akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan
peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk,
gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik.
Jika dua buah gelombang merambat dalam satu medium, hasilnya adalah jumlah dari
simpangan kedua gelombang tersebut. Hasil dari supersosisi ini menimbulkan
berbagai fenomena yang menarik, seperti adanya pelayangan, interferensi, difraksi,
dan resonansi. Misalkan superposisi dari suatu gelombang datang dengan gelombang
pantulnya bisa menghasilkan gelombang yang dikenal sebagai gelombang stasioner
atau gelombang berdiri.

Jika gelombang datang secara terus menerus maka akan terjadi resonansi. Resonansi
pada umumnya terjadi jika gelombang mempunyai frekuensi yang sama dengan atau
mendekati frekuensi alamiah, sehingga terjadi amplitudo yang maksimal. Peristiwa
resonansi ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, misalkan saja resonansi
gelombang suara pada alat-alat musik. Gelombang suara merupakan gelombang
mekanik yang dapat dipandang sebagai gelombang simpangan maupun sebagai
gelombang tekanan.
Jika gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka antara
gelombang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan terjadi
superposisi, sehingga dapat timbul resonansi gelombang berdiri jika panjang tabung
udara merupakan kelipatan dari ( = panjang gelombang). Jika gelombang suara
dipandang sebagai gelombang simpangan, pada ujung tabung yang tertutup akan
terjadi simpul, tetapi jika ujungnya terbuka akan terjadi perut (lihat Gb, Ia dan Ib)

Untuk tabung yang salah satu ujungnya tertutup, hubungan antara panjang tabung L dan
panjang gelombang adalah:

Dan untuk tabung yang kedua ujungnya terbuka, maka :

Karena ukuran garis tabung kecil jika dibandingkan dengan panjang gelombang, perut
gelombang simpangan tidak tepat terjadi pada ujung terbuka didekatnya (lihat Gb-2), pada
suatu jarak e= 0,6 R diluar tabung (R = jari-jari tabung)

Jadi persamaan (1a) dan (1b) menjadi

Karena

(V=kecepatan ,merambat suara dan N = frekuensi ), maka

Dengan membuat grafik L sebagi fungsi dari V maka:


a. Dengan N diketahui, V dan e dapat dihitung.
b. Sebaliknya bila V telah diketahui, N dapat dihitung ( setelah dikoreksi dengan e).

C. Alat dan Bahan


1. Alat tabung resonansi
2. Pembangkit frekuensi audio
3. Mikrofon cadangan
4. Osiloskop
5. Kabel prob
D. Persiapan Percobaan
1. Merangkai alat tabung resonansi seperti pada gambar.
2. Menghubungkan pengeras suara ke pembangkit frekuensi audio menggunakan dua
buah kabel penghubung.
3. Mikrofon dihubungkan keterminal sound level meter.
4. Merancang seperti pada gambar

E. Langkah Kerja
Frekuensi Resonansi dan Panjang Tabung
1. Merangkai semua alat yang diperlukan seperti terlihat pada gambar.
2. Menempatkan piston pada jarak 10 cm dari ujung tabung terbuka.
Menggunakan batang aluminium yang terdapat pada alat tabung resonansi untuk
menggeser piston.
3. Mengatur pembangkit frekuensi audio dengan memutar pengatur FREQ. RANGE
pada skala 100Hz, memutar tombol LEVEL ke skala minimum atau skala nol, dan
kemudian menghidupkan pembangkit frekuensi audio.
4. Mengatur amplitudo gelombang bunyi dengan memutar tombol LEVEL secara
perlahan sampai terdengar bunyi yang cukup jelas pada pada pengeras suara.
5. Menaikan besar frekuensi secara perlahan dengan memutar pengatur frekuensi
pada pembangkit frekuensi audio sampai mendengar bunyi yang relatif keras
(jarum penunjuk slm menunjukan nilai terbesar). Bunyi yang relatif keras ini
menandakan terjadinya resonansi di dalam tabung.
6. Mencatat nilai frekuensi yang didapatkan dari hasil penunjukan pembangkit
frekuensi audio pada tabel.
7. Mengulangi langkah 1 sampai 6 pada frekuensi yang lain, menemukan posisi
simpul dan perut pada gelombang berdiri yang didapatkan.
F. Data Pengamatan
Menentukan letak di mana terjadinya resonansi
No
1
2
3
4
5

f (Hz)
500
600
700
800
900

l1(m)
0,17
0,14
0,138
0,098
0,084

l2 (m)
0,522
0,432
0,372
0,32
0,282

v (m/s)
352
349,2
327,6
355,2
356,4

G. Analisis Data
Tabel analisis data
No
1
2
3
4
5

f (Hz)
l2 (m)
v (m/s)
l1(m)
500
0,17
0,522
352
600
0,14
0,432
349,2
700
0,138
0,372
327,6
800
0,098
0,32
355,2
900
0,084
0,282
356,4

348,08

Mencari nilai laju rata-rata


(v- )2
15,366
1,254
419,430
50,694
69,222
555,968

V
(v-)
352
3,92
349,2
1,12
327,6
-20,48
355,2
7,12
356,4
8,32
2
(v- )

v=

(v )2

555,968

=10,545

Nilai laju gelombang bunyi di udara adalah v=( v)=( 348,08010,545)m/s


Kesalahan Relatif =

x 100%=

Ketelitian

10,545
348,080

=3,029%

= 100% - KR=100-3,029
=96,971 %

v teoritik = 340N/m
Kesesatan =


x 100%

348 ,08340
340

100%

=2,376%
Ketepatan

= 100% -2,376 %
=97,624 %

H. Pembahasan
Dalam praktikum ini didapatkan bahwa kecepatan galombang bunyi di udara adalah
v=( v)=( 348,08010,545)m/s, dengan kesalahan relatif 3.029% dan ketapatan
96,971%, sedangkan secara teori yang didapatka melalui studi pustaka adalah 340m/s
maka ketepatan yang didapat adalah 97,624%. Kesalahan dapatterjadi karena salah
pengukuran dan skala terkecil dari mistar pada tabung. Hal lain yang sangat
berpengaruh adalah temperatur, tekanan dan turbulensi yang terjadi saat praktikum,
karena pengambilan data yang dilakukan oleh para ilmuan melalui praktikum adalah
dengan termperatur dan tekanan yang standart suhu laboratrium yaitu 250C dan 1 atm.
Jika turbulensi di udara saat itu konstan karena hanya terganggu oleh adanya
gelombang bunyi maka laju yang didapat akan menunjukan 340m/s, tetapi saat
praktikum terjadi banyak gangguan lain yang menyebabkan turbulensi udara saat
praktikum.
I. Kesimpulan
Kecepatan bunyi di udara v=( v)=( 348,08010,545)m/s
Pada percobaan ini terjadi suara terkeras pada simpul yang ditandai adanya amplitudo
tinggi pada osiloskop, dan suara terpelan terjadi pada simpul yang ditandai dengan
amplitudo terkecil yang ditunjukan pada layar osiloskop.
J. DaftarPustaka
Halliday & Resnick. 1978. Fisika, Edisi ketiga. jilid 1 (Terjemahan Pantur
SilabanPh.D) hal 46, Jakarta: Erlangga
Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains danTeknik. Jakarta:Erlangga
Siti K. dkk.2009. Fenomena Gelombang. Semarang:UNNES
Hirose, A dan K.E Longren, 1985. Introduction to Wave Phenomena. Singapore:John
Wiley and Sons

THE IMPACT OF THE RESONANCE TUBE ON PERFORMANCE OF A


THERMOACOUSTIC STACK ,
Channarong Wanthaa, Kriengkrai Assawamartbunluea,
Energy Technology Research Laboratory, Department of Mechanical Engineering,
Faculty of Engineering, Kasetsart University, Bangkok, 10900, Thailand

Anda mungkin juga menyukai