Anda di halaman 1dari 28

KULIAH 7

THE MEASUREMENT PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS

Sumber Utama (Scott, Bab 6).


Outline Kuliah:
1. Konsep Perspektif Pengukuran
2. Alasan Perspektif Pengukuran
3. Teori Prospek
4. Beta
5. Anomali Pasar Modal Efisien
6. Kesimpulan tentang Efisiensi Pasar
7. Auditors Legal Liability
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Konsep Perspektif Pengukuran


Perspektif pengukuran (measurement perspective)
terhadap pelaporan keuangan adalah suatu
pendekatan yang menuntut akuntan untuk
melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar
terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas
yang masih rasional, yang berarti meningkatnya
tanggungjawab akuntan untuk membantu investor
dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi
laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan
reliabilitasnya dalam rangka membantu investor
mengambil keputusan.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Konsep Perspektif Pengukuran


Measurement perspective dapat meningkatkan
earnings quality dengan semakin relevannya
informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi
semakin relevan, maka reaksi investor terhadap
informasi tersebut akan semakin besar.
Namun demikian, measurement perspective juga
dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang
dapat dimasukkan dalam laporan keuangan pokok
adalah metode yang tidak mengakibatkan
menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Konsep Perspektif Pengukuran


Measurement perspective berusaha untuk meningkatkan
relevansi informasi akuntansi. Akuntan mengambil
tanggungjawab untuk membantu investor dengan cara
menggunakan pengukuran fair value terhadap laporan keuangan
pokok. Akan tetapi, sesuai dengan SFAC 2 menyatakan bahwa
ada dua kualitas informasi pokok, yaitu relevansi dan
reliabilitas, yang harus dijaga keseimbangannya.
Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan
berkurang dan menyebabkan laporan keuangan tidak bisa
diaudit. Akuntan publik yang merupakan ujung tombak profesi
akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan keuangan tidak
bisa diaudit. Karena itu, batasan measurement perspective
adalah berusaha untuk menggunakan pengukuran yang
berorientasi pada fair value terhadap laporan keuangan pokok
asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan pokok tersebut
tidak berkurang.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Konsep Perspektif Pengukuran


Measurement perspective bukan untuk mengganti historical
cost. Apabila suatu measurement tidak reliabel, maka tetap
menggunakan historical cost.

Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value


tanpa mengurangi reliabilitas. Batasannya adalah, kita
menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi
selama reliabilitas tidak terganggu.
Mengapa? Unsur reliabilitas menjadi dasar untuk
pelaksanaan audit oleh akuntan publik. Akuntan publik
adalah gambaran pokok akuntansi dan menjadi ujung
tombak akuntansi. Akuntan publik jangan ditempatkan
pada posisi yang berisiko karena dituntut.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Alasan Perspektif Pengukuran


Mengapa measurement perspective
mengusulkan untuk memasukkan informasi
yang bernilai lebih relevan (more valuerelevant information) dalam laporan
keuangan pokok, padahal teori pasar modal
efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan
pengungkapan lain sudah cukup?

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Alasan Perspektif Pengukuran


Berdasarkan information perspective, historical cost digunakan
sebagai basis akuntansi dan mengandalkan pengungkapan
penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi bagi
investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting
adalah bahwa diasumsikan banyak rational investor dan
informed investor yang bereaksi cepat terhadap informasi
akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah
mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat
bagi pasar.

Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan


information pespective, seperti (1) laba hanya direaksi oleh
pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin tidak seefisien
yang diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh
masyarakat terhadap akuntan meningkat. Ketiga alasan
tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa measurement
perspective dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi
tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Alasan Perspektif Pengukuran


Dari sisi riset empiris, informasi laba hanya mampu
menjelaskan sangat kecil tentang harga sekuritas. Lev (1989)
menemukan bahwa respon pasar terhadap berita baik atau
berita buruk tentang earnings sangat kecil. Variabilitas
keuntungan abnormal dalam narrow window hanya 2% sampai
5% yang dijelaskan oleh informasi earnings, sisanya diakibatkan
oleh faktor lain selain perubahan earnings.
Menurut Lev, rendahnya respon pasar terhadap earnings
disebabkan oleh earnings quality yang rendah. Collins, Kothari,
Shanken, dan Sloan (1994) menyatakan bahwa rendahnya
reaksi pasar terhadap informasi laba disebabkan oleh
keterlambatan historical cost; yaitu historical cost menunggu
terlalu lama untuk mengakui suatu kejadian yang relevan. Hal
ini menuntut perlunya perbaikan earnings quality dengan
pengenalan perspektif pengukuran terhadap laporan keuangan.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Alasan Perspektif Pengukuran


Dari sisi teori pasar modal efisien, pasar modal
mungkin tidak efisien seperti dalam teori efisiensi
pasar modal. Investor memerlukan bantuan
bagaimana implikasi informasi akuntansi terhadap
prediksi keuntungan masa depan.
Hal ini diperkuat oleh Ohlsons clean surplus theory
yang menekankan bahwa peran utama laporan
keuangan adalah dalam penentuan nilai perusahaan,
bukan perspektif informasi di mana laporan
keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Teori
ini menuntut ke arah perspektif pengukuran.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

Alasan Perspektif Pengukuran


Dari sisi praktis, dengan meningkatnya tuntutan terhadap
tanggungjawab hukum, auditor dituntut untuk
menggunakan nilai wajar dalam laporan keuangan.
Tuntutan ini muncul karena kenyataan gagalnya
perusahaan-perusahaan besar, khususnya lembaga
keuangan.
Sebagai contoh, Resolution Trust serta Federal Deposit
Insurance menuntut Deloitte and Touche karena
memberikan clean opion terhadap perusahaan pinjaman
dan tabungan yang insolvent. Kasus terbaru adalah kasus
Enron dan World.com. Salah satu cara bagi akuntan untuk
memproteksi diri dari tuntutan hukum adalah dengan
mengadopsi perspektif pengukuran, menggunakan nilai
wajar, dalam laporan keuangan.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

10

Teori Prospek
Expected utility theory (EUT) sudah mendominasi
analisis pengambilan keputusan dalam kondisi
ketidakpastian (berrisiko). Bahkan teori ini sudah
diterima sebagai pedoman normatif dalam pemilihan
yang rasional.

Kahneman dan Tversky (1979) menyajikan bukti


empiris terjadinya pelanggaran aksioma EUT.
Berdasarkan aksioma EUT, dalam kondisi
ketidakpastian, orang akan memilih pilihan yang
menghasilkan expected utility terbesar. Mereka
menamainya teori prospek (prospect theory).

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

11

Teori Prospek
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan
bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam
kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah
proses pembuatan keputusan individual yang
berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa
terjadi di ilmu ekonomi.
Aksioma-aksioma dalam teori prospek (PT) meliputi:
Reference point.
Utility function.
Loss aversion.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

12

Teori Prospek
Reference point:
PT. Orang menentukan laba atau rugi
berdasarkan reference point, bukan nilai absolut
laba atau rugi tersebut. Utilitas adalah fungsi dari
laba atau rugi relatif terhadap benchmark
(reference point).
EUT. Orang menentukan laba atau rugi
berdasarkan nilai absolut kekayaan. Utilitas
adalah fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak
ada reference point).

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

13

Teori Prospek
Utility function:
PT. Dalam domain laba, orang risk averse;
dalam domain rugi, orang risk seeking.
Fungsi utilitas adalah cekung pada domain
laba dan cembung pada domain rugi.
EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk
averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik
pada domain laba maupun pada domain rugi.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

14

Teori Prospek
Loss aversion:
PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih
mengutamakan menghindari rugi daripada
memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan
(power) psikologis sebanyak dua kali lipat
daripada laba. Overweight terhadap rugi dan
underweight terhadap laba. Berubah 1% dari 2%
ke 3% lebih bernilai besar daripada berubah 1%
dari 30% ke 31% (diminishing sensitivity).
EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan
karena teori ini tidak memiliki reference point
untuk mengukur laba atau rugi tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

15

Beta
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas
terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya
perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan
dengan perubahan harga pasar.

Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return


historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk
return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM.
Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi
keuangan karena beta merupakan pengukur risiko
sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

16

Beta
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat
didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini
menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan
yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada.
Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti
fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut
bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko
sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

17

Beta
Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode
1963-1990, menemukan bahwa beta memiliki sedikit
kemampuan untuk menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka
menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan
(firm size) lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas.
Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio
dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan
meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan
menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan.

Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta mati.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

18

Beta
Schiller (1981) yang menyatakan bahwa variabilitas
harga sekuritas sama dengan variabilitas dividen.
Determinan yang menentukan nilai perusahaan adalah
dividen masa depan. Selain itu, asumsi bahwa beta
konstan (stationary) juga kurang tepat. Apabila beta
konstan, satu-satunya yang tidak pasti adalah RMt yang
bersifat random.
Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta
mati.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

19

Beta
Beta pasar modal berkembang perlu disesuaikan
karena adanya perdagangan tidak sinkron.
Perdagangan tidak sinkron terjadi karena transaksi di
pasar jarang terjadi. Beberapa sekuritas tidak
mengalami perdagangan beberapa lama.
Jika beta tidak bias, maka beta pasar (atau rata-rata
tertimbang semua beta) adalah 1. Apabila rata-rata
tertimbang beta tidak 1, maka selisihnya
menggambarkan bias dalam beta. Koreksi terhadap
beta yang bias dapat dilakukan dengan tidak metode,
yaitu metode yang diajukan oleh Scholes dan Williams
(1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke
(1983).
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

20

Beta
Selain beta pasar, ada juga beta lain yang
dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta
fundamental.
Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar
dengan mengganti data return menjadi data laba
(earnings).
Beta fundamentel dihitung dengan berbagai
variabel fundamental seperti: dividend payout,
pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset
size, dan earnings variability.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

21

Anomali Pasar Modal Efisien


Apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap
informasi baru tetapi membutuhkan waktu lebih
lama, maka keuntungan abnormal dapat terjadi.
Berbagai anomali pasar modal efisien:
Teori prospek
Post-Announcement Drift
Rasio Keuangan
Akrual

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

22

Anomali Pasar Modal Efisien


Anomali Pasar Modal Efisien Post Announcement Drift
Peneliti (Tahun)
Lakonishok dan Vermaelen (1990)
Agrawal, Jaffee, dan Mandelker (1992)
Ikenberry dan Lakonishok (1993)
Michaely, Thaler, dan Womack (1995)
Loghran dan Ritter (1995)
Dharan dan Ikenberry (1995)
Brav dan Gompers (1997)
Desai dan Jain (1997)
Mitchell dan Stafford (2000)

Event
Tender Offer
Merger
Proxy Contest
Dividend Initiation
Dividend Omission
IPO
SEO
New Exhange
Venture Backed IPO
Nonventure Baked IPO
Stock Splits
Reverse Splits
Merger
SEO
Stock Repurchase

Long-Term Pre
Event Return
0
Positif
Negatif
Positif
Negatif
NA
Positif
Positif
NA
NA
Positif
Negatif
Positif
Positif
0

Announcement
Return
Positif
0
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
NA
NA
Positif
Negatif
0
Negatif
Positif

Long-Term PostEvent Return


Positif
Negatif
Negatif (atau 0)
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

23

Kesimpulan tentang Efisien Pasar


Apa kesimpulan akhir tentang pasar
modal efisien padahal banyak temuan
menunjukkan adanya anomali?
Efisiensi pasar modal dinyatakan
sebagai pasar modal efisien dengan
anomali. Hal ini terjadi karena pasar
tidak sepenuhnya efisien karena
dengan informasi yang diumumkan
masih ada abnormal return.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

24

Auditors Legal Liability

Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum


yang lebih besar apabila aktiva tetap
dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan
apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu
rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip
konservatisme. Pengungkapan terhadap
risiko (value at risk) juga berorientasi pada
measurement perspective. Dalam hal ini,
perusahaan (bukan investor) menyiapkan
penilaian tentang risiko karena perusahaan
lebih mengerti risiko yang mereka hadapi
daripada investor. Pengungkapan risiko ini
memiliki potensi yang besar dalam decision
usefulness.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

25

Auditors Legal Liability

Akuntan dapat memproteksi diri dengan


penggunaan measurement perspective
dengan mengadopsi fair value seperti markto-market. Akuntan dapat secara eksplisit
menjawab tuntutan hukum masyarakat
dengan mengatakan bahwa laporan keuangan
telah mengantisipasi perubahan nilai
instrumen keuangan apakah akan mengarah
ke kelangsungan hidup atau ke
kebangkrutan. Dalam hal ini estimasi dan
judgment banyak digunakan. Karena itu,
akuntan dapat mengadopsi fair value hanya
apabila dengan pengukuran tersebut
reliabilitas informasi keuangan tidak
berkurang.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

26

Auditors Legal Liability

Apakah ancaman tuntutan hukum, apabila nilai neraca


mengandung kesalahan, mempengaruhi kredibilitas
pelaporan keuangan?
Ya. Apabila nilai neraca salah, misalnya dinyatakan terlalu
tinggi atau terlalu rendah, maka kredibilitas laporan
keuangan berkurang. Apakah dinyatakan terlalu tinggi atau
terlalu rendah tergantung pada metode pengukuran yang
digunakan. Karena itu, untuk mengurangi tuntutan hukum
dan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, akuntan
mengambil sebagian tanggungjawab investor dengan
menggunakan fair value terhadap laporan keuangan pokok.
Berkaitan dengan aktiva, ancaman terhadap tututan hukum
lebih besar terhadap akuntan apabila necara dinyatakan
terlalu tinggi dibandingkan dinyatakan terlalu rendah.
Sebaliknya berlalu bagi pasiva.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

27

Kasus untuk Diskusi


Apa dampaknya terhadap reliabilitas
laporan keuangan apabila akuntan
mengadopsi measurement perspective?
Apa yang menjadi alasan mengapa
perhatian terhadap measurement
perspective meningkat?

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.

28

Anda mungkin juga menyukai