tipenya sebagai sapi perah yang baik dengan fungsi produksi susunya. Pemberian deskripsi dalam
penampilan sapi perah yang ideal biasanya menggunakan semacam kartu skor yang disebut The Dairy
Cow Unified Score Card. Kartu skor tersebut dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu: penampilan umum
(30 nilai), sifat sapi perah (20 nilai), kapasitas badan (20 nilai), sistem mammae (30 nilai) (Blakely dan
Bade, 1995).
Penilaian (judging) pada ternak sapi perah dilakukan melalui empat tahapan yaitu : 1) Pandangan
samping yaitu untuk menilai keadaan lutut, kekompakan bentuk tubuh, keadaan pinggul dan kaki. 2)
Pandangan belakang untuk menilai kelebaran pantat, kedalaman otot, kelebaran dan kepenuhan bokong
dan keserasian berdiri pada tumpuan pada kaki-kakinya. 3) Pandangan depan untuk menilai bentuk dan
ciri kepalanya, kebulatan bagian rusuk, kedalaman dada dan keadaan pertulangan serta keserasian kaki
depan. 4) Perabaan. Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang
dirasakan melalui ketitisan, kerapatan dan kelunakan kulit serta perlemakannya (bagian rusuk,
transversus processus pada tulang belakang, pangkal ekor, bidang bahu (Santosa, 2007).
Santosa. 2007. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Klasifikasi penilaian tipe bangsa yaitu : sangat bagus (85 - 90), agak bagus (80 - 84), bagus (75 79), sedang (65 - 74), buruk (<65), klasifikasi ini dapat bervariasi menurut bangsa (Blakely dan Bade,
1995). Sapi termasuk kategori exellent dengan nilai lebih dari 90, good plus dengan nilai 85 90, good
dengan nilai 75 85 dan poor
penampilan secara umum terdiri dari karakteristik bangsa, sifat kebetinaan, keharmonisan, dan kepala
secara keseluruhan. Karakter tipe perahan antara lain bentuk tubuh, kehalusan kulit badan, kehalusan
kulit ekor, gumba, dan penonjolan tulang rusuk. Kapasitas tubuh antara lain terdiri dari ukuran badan
terutama luas bagian perut, lingkar dada, dan lebar dada. Sistem kelenjar ambing terdiri dari pertautan,
konsistensi, dan ukuran ambing (Santosa, 2007).
Blakely, J dan Bade, DH. 1995. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Bligh, J. and K. G. Johnson. 1973. Glassani of Teams for Thermal Physiology. J. Appl. Physiol. 35 :
941.
Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping,
belakang, dan depan atas ternak tersebut, untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka
perlu perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Karakteristik tersebut meliputi, keadaan mata dan
kulitnya normal, pergerakannya tidak kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal, pengeluaran kotoran
dan urine tidak sulit, tidak ada gangguan dalam berjalan dan berdiri, serta memiliki respirasi dan sirkulasi
darah yang normal (siregar, 1995)
Siregar, M. S. 1995. Jenis Tehnik Pemeliharaan dan Analisis Usaha Sapi Perah.
Swadaya,
Jakarta.
Sapi perah yang berkualitas merupakan salah satu aspek utama penentu keberhasilan usaha
peternakan sapi perah. Untuk membeli sapi perah yang berkualitas, sebaiknyapilih sapi perah yang
memiliki keturunan sapi perah jenis sapi dengan produktifitas susu tinggi 9 minsalnya, keturunan asli
sapi FH). Sapi berkualitas juga harus memiliki tampilan cirri fisik khas sapi perah yang baik, sehat
(terutama sisitem reproduksinya), dan bebas penyakit yang menular. Berikut ini cirri fisik sapi perah
yang sehat :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
diperah, ambing akan elipatdan kempis, sedangkan sebelum diperah mengembung dan besar
Kaki kuat, tidak pincang dan jarak antara paha lebar
Produksi susu. Laktasi pertama produksi susu minimum 20 liter
Sapi perah yang berkualitas juga dapat melahirkan setiap tahun sehingga dapat menghasilkan susu
Sapi Perah.
PT
Sapi perah yang baik perlu memiliki alat-alat tubuh yang besar termasuk perut guna mencernakan makanan
yang banyak yang diperlukan untuk menghasilkan susu yang banyak (Syarief dan Sumoprastowo, 1990).
Penilaian judjing sapi perah ada empat, antara lain General Appearance, Dairy Character, Body
Cappacity, dan Mammary System (Blakely dan Bade, 1995).