Lap Mikrotek Parafin
Lap Mikrotek Parafin
NAMA
: NATALINA
NIM
: J1C108027
KELOMPOK : 4 (Empat)
ASISTEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan
secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel.
Sel yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham. Mikroteknik semakin
berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan
tergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang kebanyakan digunakan
ungtuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun embedding dan sering
kali pula dengan metod whole mount. Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan
dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan daripada sel hewan karena
struktur sel hewan an sel tubuhan yang berbeda. Metode yang paling umum
digunakan untuk melihat jaringan dan sel tumbuhan adalah metode parafin dengan
bahan utamanya adalah blok parafin (Djukri, 2007).
Bawang Dayak mempunyai nama latin Eleutherina americana. Dikenal juga
dengan sebutan bawang mekah, bawang seberang atau bawang arab. Bawang
Dayak merupakan obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif.
Bawang Dayak adalah salah satu spesies tumbuhan berbunga dan berumbi di
hutan Kalimantan yang biasa digunakan oleh masyarakat pedalaman menjadi
obat/ramuan tradisional (Diperta Tan. Pangan & Hortikultura, 2009).
2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal tahap-tahap pembuatan, bahan
dan alat untuk praktikum teknik pembuatan sediaan irisan jaringan tumbuhan
dengan metode parafin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode parafin adalah suatu cara pembuatan sediaan baik itu tumbuhan
ataupun hewan dengan menggunakan parafin. Kebaikan-kebaikan metode ini ialah
irisan jauh lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin.
Dengan metoda beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mkron, tapi dengan metode
parafin tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang bersifat
seri dapat dikerjakan dengan mudah bila menggunakan metode ini. Kelemahan
dari metode ini ialah jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah.
Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila menggunakan metode
ini. Sebagian besar enzim-enzim yang terdapat pada jaringan akan larut dengan
menggunakan metode ini (Johansen, I940).
Metode pembuatan sediaan dengan penyelubungan parafin disebut juga
sebagai metode embedding. Pembuatan sediaan dengan pemotongan jaringan
menggunakan parafin dan mikrotom sebagai alat pemotongnya. Kelebihn metode
ini adalah irisannya jauh lebih tipis dan prosedurnya juga lebih cepat jika
dibandingkan dengan metode seliondin maupun metode beku. Alat pemotomg
mikrotom yang digunakan bekerja berdasarkan suatu ulir yang berfungsi untuk
mendorong maju blok preparat atau pisau (Pujawati, 2002).
Urutan-urutan kerja pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin :
fiksasi; pencucian (washing); dehidrasi; penjernihan (clearing); infiltrasi parafin;
penanaman
(embedding);
penyayatan
(section);
penempelan
(affiksing);
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Desember 2010 sampai
tanggal 19 Desember 2010 bertempat di Laboratorium Dasar Ruang Biologi I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas objek, gelas penutup,
pipet, jarum preparat, kuas, tempat untuk pewarnaan/staining jar, botol-botol
tempat bahan kimia, botol atau tabung untuk fiksasi, gelas-gelas petri, mikrotom,
meja pemanasan/hot plate, tempat untuk menyimpan preparat.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah umbi bawang dayak
(Eleutherina americana), larutan fiksasi seperti FAA, alkohol bertingkat, xylol,
parafin, media untuk penutupan preparat seperti entellan, dan zat warna untuk
pewarnaan seperti safranin 1%.
3.3 Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Didehidrasi potongan umbi dalam larutan alkohol:xilol (3:1; 1:1; dan 1:3)
masing-masing selama 30 menit.
6.
Didehidrasi potongan umbi dalam laruitan xilol murni selama 2x30 menit.
7.
8.
Diinfiltrasi potongan umbi dengan larutan parafin murni dalam oven dengan
suhu 50-60C selama 24 jam.
9.
10. Dikeluarkan block parafin dari dalam kotak kemudian ditempelkan pada
holder. Dipotong cetakan parafin dengan mikrotom putar pada ketebalan 20
m.
11. Direkatkan pita jaringan di atas gelas objek yang sebelumnya telah diolesi
albumin:aquadest (1:1), dipanaskan lembaran pita jaringan di atas hot plate
hingga parafin mencair.
12. Dilakukan proses pewarnaan, dimasukkan kaca objek berisi jaringan
tumbuhan dalam staining jar berisi larutan xilol I, direndam selama 1 jam.
13. Dipindahkan kaca objek berisi jaringan kedalam staining jar berisi xilol II,
direndam selama 3 menit.
14. Dimasukkan kaca objek dalam staining jar berisi alkohol bertingkat
yaitu70%, 80%, 95%, 100% dan 100% masing-masing selama 3 menit.
15. Dimasukkan kaca objek dalam larutan safranin selama 1 jam.
16. Dimasukkan kembali kaca objek dalam alkohol konsentrasi menurun yaitu
100%, 100%, 95%, 80%, dan 70% masing-masing selama 3 menit.
17. Dimasukkan kaca objek dalam larutan xilol II dan xilol I masing-masing
selama 3 menit.
18. Ditutup dengan entelan.
19. Diamati penampakan jaringan tumbuhan umbi bawang dayak di bawah
mikroskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut :
GAMBAR PREPARAT SPERMATOZOA
KETERANGAN
1. Epidermis
bawah
2. Mesophil
3. Berkas
pengangkut
1
3
4.2 Pembahasan
Metode parafin adalah suatu cara pembuatan sediaan baik itu tumbuhan
ataupun hewan dengan menggunakan parafin. Kebaikan-kebaikan metode ini ialah
irisan jauh lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin.
Kelemahan dari metode ini ialah jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah
patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila menggunakan
metode ini. Sebagian besar enzim-enzim yang terdapat pada jaringan akan larut
dengan menggunakan metode ini. Umbi Bawang dayak adalah salah satu
tumbuhan yang jaringannya dapat digunakan sebagai preparat untuk mengenali
struktur dari bagian bagian tumbuhan.
Pada praktikum kali ini digunakan umbi bawang dayak. Pertama-tama
umbi bawang dayak dipotong-potong hingga menjadi potongan kecil, lalu
dimasukkan dalam botol film. Kemudian difiksasi potongan tumbuhan dengan
larutan FAA selama 24 jam. Dibuang larutan FAA, kemudian diganti dengan
larutan safranin selama 24 jam. Selanjutnya didehidrasi potongan urbi dalam
larutan alkohol bertingkat, mulai alkohol 70%, 80%, 90%, 100% dan 100%
masing-masing selama 30 menit dan didehidrasi lagi dalam larutan alkohol:xilol
(3:1; 1:1; dan 1:3) masing-masing selama 30 menit. Didehidrasi potongan umbi
dalam laruitan xilol murni selama 2x30 menit. Kemudian umbi tersebut
diinfilatrasi potongan umbi dalam larutan parafin:xilol (9:1) selama 24 jam, lalu
diinfiltrasi potongan umbi dengan larutan parafin murni dalam oven dengan suhu
50-60C selama 24 jam.
Langkah selanjutnya potongan umbi dimasukan ke dalam block parafin
kemudian dituang parafin cair kedalamnya, disimpan dalam suhu kamar hingga
mengeras. Setelah mengeras dikeluarkan dari kotak kemudian ditempelkan pada
holder. Lalu dipotong dengan mikrotom putar pada ketebalan 20 m. Pita jaringan
yang terbentuk diletakan di atas gelas objek yang sebelumnya telah diolesi
albumin:aquadest (1:1), dipanaskan lembaran pita jaringan di atas hot plate hingga
parafin mencair. Kaca objek berisi jaringan tumbuhan dimasukan dalam staining
jar berisi larutan xilol I, direndam selama 1 jam, dipindahkan kaca objek berisi
jaringan kedalam staining jar berisi xilol II, direndam selama 3 menit, lalu kaca
objek dimasukkan dalam staining jar berisi alkohol bertingkat yaitu70%, 80%,
95%, 100% dan 100% masing-masing selama 3 menit. Lalu masukan ke larutan
safranin selama 1 jam, dimasukkan kembali dalam alkohol konsentrasi menurun
yaitu 100%, 100%, 95%, 80%, dan 70% masing-masing selama 3 menit,
kemudian dimasukkan kaca objek dalam larutan xilol II dan xilol I masing-masing
selama 3 menit. Ditutup dengan entelan. Dan terakhir diamati di bawah
mikroskop.
Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan sediaan irisan tumbuhan ini
memang cukup rumit, yaitu dengan proses dehidrasi yang berulang-ulang kali
karena kandungan air dalam sel tumbuhan relatif banyak. Namun tahapan-tahapan
tersebut memiliki fungsi-fungsi tertentu, diseksi merupakan pengambilan jaringan
pada organ. Fiksasi berfungsi untuk membuang segala sesuatu yang tidak
dikehendaki terbawa pada proses selanjutnya misalnya debu dan untuk
memperpanjang umur sel yang digunakan. Clearing berfungsi untuk menarik
dehidran dari dalam jaringan, agar nantinya dapat digantikan oleh molekul
parafin. Infiltrasi merupakan usaha menyusupkan media penanaman (embedding
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah
1. Metode parafin adalah suatu cara pembuatan sediaan baik itu
tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan parafin.
2. Berdasarkan hasil yang didapatkan, terdapat mesophil dan epidermis
bawah pada umbi bawang.
3. Fiksasi berfungsi untuk membuang segala sesuatu yang tidak
dikehendaki terbawa pada proses selanjutnya misalnya debu dan untuk
memperpanjang umur sel yang digunakan.
4. Clearing berfungsi untuk menarik dehidran dari dalam jaringan, agar
nantinya dapat digantikan oleh molekul parafin. Infiltrasi merupakan
usaha menyusupkan media penanaman (embedding media) ke dalam
jaringan dengan jalan menggantikan kedudukan dehidran, dan bahan
penjernih (clearing agent).
5. Embedding atau penanaman merupakan proses memasukkan atau
menanam jaringan ke dalam blok-blok parafin, fungsi parafin dalam
proses blocking ini adalah untuk menunjang jaringan pada waktu
pemotongan dengan mikrotom.
6. Staining atau pewarnaan bertujuan agar dapat mempertajam atau
mempelajari berbagai elemen jaringan, terutama sel-selnya, sehingga
dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.
7. Bagian yang tidak terlihat terlalu jelas dan nampak rusak, disebabkan
karena preparat terlalu lama teroksidasi oleh karena itu preparat
mengalami kerusakan.
5.2 Saran
Sebaiknya pelaksanaan tahap selanjutnya dilaksanakan secepat mungkin
setelah pemotongan agar preparat tetap utuh dan tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Diperta Tan. Pangan & Hortikultura. 2009. Bawang Dayak (Eleutherina
mericana)
http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id/
Diakses Pada Tanggal 09 Desember 2009
Djukri, 2007. Pembekalan Berwirausaha Dalam Pembuatan Preparat Awetan
http://kuliahbiologi.wordpress.com/category/mikroteknik.
Diakses tanggal 3 April 2009.
Mcmanus, Abraham. 1992. Dasar-DasarMikrotehnik. Erlangga. Jakarta.
Nurliani, Ani. 2006. Slide Mata Kuliah Teknik Laboratorium.
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Universitas
Johansen, D.A. I 940. Plant Microtechnique. Ist ed. New York: McGraw-Hill
Publications in the Botanical Sciences.
Pujawati, E.D. 2002. Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan. Fakultas MIPA
Jurusan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Saas. J.E. 1958. Botanical Microrechniques. 3 ed. Ames, iowa: The Iowa State
College Press.