Tugas Makalah Kumarin
Tugas Makalah Kumarin
Disusun Oleh :
Yuga Pratama
J2C009026
Nur Fatimah
J2C009066
24030110130056
Anjar Adidharma
24030110130065
24030110141010
24030110141026
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tumbuhan sebagai salah
satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapinya. Namun hal
ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang turun temurun dan bukan melalui kajian
yang sistematis dan terencana, sehingga komponen kimia yang aktif dari tumbuhan
tersebut belum banyak ditemukan (Harborne, 1987). Senyawa kimia dalam tumbuhan
merupakan hasil metabolisme sekunder dari tumbuhan itu sendiri. Senyawa metabolit
sekunder sangat bervariasi jumlah dan jenisnya dari setiap tumbuh-tumbuhan.
Beberapa dari senyawa tersebut telah diisolasi, sebagian diantaranya memberikan
efek fisiologi dan farmakologis yang lebih dikenal sebagai senyawa kimia aktif
(Kusuma, 1988).
Salah satu metabolit sekunder pada tumbuhan adalah golongan kumarin.
Senyawa kumarin dan turunannya banyak memiliki aktifitas biologis diantaranya
sebagai anti koagulan darah, antibiotik dan ada juga yang menunjukkan aktifitas
menghambat efek karsinogenik. Selain itu kumarin juga digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan parfum dan sebagai bahan fluorisensi pada industri tekstil dan kertas
(Murray, 1982). Kumarin banyak terdapat pada tumbuhan Angiospermae dan tidak
jarang pada Gymnospermae serta tumbuhan tingkat rendah. Pada umumnya terdapat
pada famili Rutaceae, Leguminoceae, Umbelliferae dan Graminae. Kumarin
ditemukan hampir di setiap bagian tumbuh-tumbuhan mulai dari akar, batang, daun
sampai bunga dan juga buah (Robinson, 1995).
Jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan salah satu jenis jeruk dari famili
Rutaceae. Penggunaan buah dan daun jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat sejak
dahulu sebagai obat tradisional. Bagian daun biasanya digunakan untuk mengatasi
badan letih dan lelah sehabis sakit berat dan juga untuk penyedap masakan.
Sedangkan kulit buah jeruk purut digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang
kulit, radang payudara, kulit bersisik dan kulit mengelupas (Setiawan, 2000). Buah
jeruk purut juga sering digunakan dalam pengobatan magik. Selain itu kulit buah
jeruk purut digunakan untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan dibuat manisan
(Setiadi dan Parmin, 2004). Dari penelusuran literatur, tumbuhan jeruk purut
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu kumarin, flavonoid, steroid, fenolik
dan minyak atsiri (Setiawan, 2000). Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan pada
kulit buah jeruk purut banyak terdapat senyawa golongan kumarin, juga adanya
senyawa lain yaitu flavonoid dan steroid.
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui cara isolasi senyawa kumarin pada kulit jeruk purut
BAB II
ISI
2.1
Fenil Propanoid
Fenilpropanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan
dari asam aminofenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur
biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya,
kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin fenil yang
terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenlipropaoid di
alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin
aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik.
Berbagai macam kategori fenilpropaoid memasukkan asam hidroksisinamat
sebgai asam p-kumarat dan asam kafeat, fenilpropen yang muncul dari diehidrasi
sinnamil alcohol yang dihasilkan oleh reduksi asama sinamat, kumarin, yang
merupakan lakton yang diturunkan dari asam o-hidroksisinamat, dan kromon yang
merupakan isomer dari kumarin. Beberapa senyawa dianggap sebgai penyingkatan
fenilpropanoid baik tanpa rantai samping seperti katekol atau dengan cincin samping
dengan satu atom karbon seperti asam gallat, asam benzoalt, sacicin, metal salisilat,
dan vanillin, atau dua atom karbon seperti 2-feniletanol. Dalam beberapa kasus rantai
sisi dari dua fenil propanoid saling berinteraksi membentuk turunan bisfenilpropanoid
yang disebut lignan atau neolignan. Dengan flavonoid satu cincin aromatis dan rantai
smping C3 nya mempunyai asal usul fenilpropanoid dari p-kumarol KoA yang
dirutunkan dari fenilalanin, dan cincin aromtis lain dalam molekul adalah sebagai
hasil dari kondnesasi dengan tiga molekul malonil KoA melalui biosintesis
poliketida. Fenilpropanoid juga bertindak sebagai unit pembangun dalam
pembentukan polimer dengan berat molekul besar dalam tumbuhan.
2.2
Kumarin
Kumarin merupakan golongan senyawa fenilpropanoid yang memiliki cincin
lakton lingkar enam dan memiliki inti 2H-l-benzopiran-2-on dengan rumus molekul
prismatik, dan mempunyai karakteristik bau yang wangi dan rasa pahit, aromatis, rasa
yang panas, larut dalam alkohol.
mengobati penyakit liver dengan melibatkan pada aksi vitamin K yang dibutuhkan
ada karboksilasi gamma pada residu asam glutamik dalam protein pembentuk faktorfaktor koagulasi II, VII, IX, dan X .
Kumarin cukup banyak tersebar di alam. Senyawa ini banyak terdapat di
kacang tonka, Diperyx odorata (Aublet) Wissdenow dan D. Opositifolia (Aublet)
Willdenow, Fam. Lamiaceae. Pada mulanya kumarin digunakan sebagai zat pemberi
rasa, namun adanya interaksi kumarin dengan obat atau zat terapetik, FDA telah
menghentikan kumarin sebagai penyedap. Kumarin dapat diisolasi dari sweet vernal
grass (Antrhoxanthum odoratum L, Fam. Poaceae), semanggi manis (Melilotus albus
Medicus dan M. officinalis (Linne) Lamarck, Fam. Laminaceae, dan semanggi erah
(Trifolium pretense L, Fam Lamiaceae).
2.3
Rutaceae. Penggunaan buah dan daun jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat sejak
dahulu sebagai obat tradisional. Bagian daun biasanya digunakan untuk mengatasi badan
letih dan lelah sehabis sakit berat dan juga untuk penyedap masakan. Sedangkan kulit
buah jeruk purut digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang kulit, radang
payudara, kulit bersisik dan kulit mengelupas (Setiawan, 2000). Buah jeruk purut juga
sering digunakan dalam pengobatan magik. Selain itu kulit buah jeruk purut digunakan
untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan dibuat manisan (Setiadi dan Parmin,
2004).
Dari penelusuran literatur, tumbuhan jeruk purut senyawa metabolit sekunder
yaitu kumarin, flavonoid, steroid, fenolik dan minyak atsiri (Setiawan, 2000).
Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan pada kulit buah jeruk purut banyak terdapat
senyawa golongan kumarin, juga adanya senyawa lain yaitu flavonoid dan steroid.
Senyawa kumarin yang berasal dari buah jeruk purut juga telah dilaporkan oleh
Murakami (1999). Jeruk purut mengandung 3 senyawa kumarin yaitu bergamottin (1),
oksipeucedanain (2) dan 5- [(6,7-dihidroksi-3,7-dimetil-2-oktenil)oksi] psoralen (3)
yang berfungsi sebagai inhibitor dan penghambat pembentukan gas NO dalam sel. Gas
NO merupakan radikal bebas yang dapat mengakibatkan mutagenesis deaminasi basa
DNA. Strukturnya dapat dilihat pada Gambar 1(Murakami, 1999).
2.4
Indonesia:
Jeruk purut
Inggris:
Caffir lime
Melayu:
Limau purut
Thailand:
Luuk makruut
Pilipina:
Kabuyaw
Cina:
Ma feng cheng
Jepang:
Kobu mikan
Klasifikasi:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
: Magnoliopsida(berkepingdua/dikotil)
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
Genus
: Citrus
Spesies
: Citrus hystrix Dc
2.5
Analisis
Uji kualitatif isolat dengan hidroksilaminHCl dalam basa memberikan warna ungu
dan uji lampu Ultralembayung memberikan flouresensi kuning kehijauan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa isolat tersebut adalah senyawa kumarin.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.plantamor.com/index.php?plant=345
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terbitan kedua.Terjemahan Padmawita, K
dan I. Sudiro. Penerbit ITB. Bandung.
Kusuma, T.S. 1988. Kimia Lingkungan. Pusat Penelitian Universitas Andalas.
Padang.
Murakami, A. 1999. Identification of Coumarins from the Fruit of Citrus hystrix DC
as Inhibitors of Nitric Oxide Generation in Mouse Macrophage RAW, 264,7,
J.Agric Food Chem (47) : 333-339
Murray, R.D.H., J. Mendez, and S.A. Brow. 1982. The Natural Cumarins. Jhon
Willey and Sons Ltd. New York.
Setiawan, D. 2000. Atlas Tumbuhan Organik Indonesia. Persi,co.id
Setiadi dan Parmin. 2004. Jeruk Asam. Penebar Swadaya. Jakarta.