DECEMBER, 06 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Dia yang Maha Kuasa,
berkat penyertaannya saya dapat menyelesaikan
laporan pendahuluan praktek klinis keperawatan
terpadu ini dan sudah selayaknya kita manusia selalu
berpandangan tanpa bimbing dan ijin Yang Maha Kuasa,
kita manusia apakah yang bisa kita lakukan.
Dengan terselesaikannya laporan pendahuluan
praktek klinis keperawatan terpadu ini, penulis telah
memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa, karena
laporan pendahuluan praktek klinis keperawatan
terpadu ini merupakan persyaratan bagi mahasiswa
Fakultas Keperawatan UNPI Manado umumnya, bagi
saya khususnya untuk mendapatkan nilai praktek yang
dilaksanakan di B.L.U R.S.U.P Prof. Dr. R.D. Kandou
Malalayang Manado Ruang Perawatan Irina C5.
Besar harapan saya kiranya laporan pendahuluan
praktek klinis keperawatan terpadu ini, walaupun masih
jauh dari yang sempurna baik secara kerangka
penyusunan maupun materi yang diangkat, dapat
menjadi nilai tambah baik pengetahuan dan wawasan
tentang TUBERCULOSIS PARU yang paling sering di
jumpai di ruang perawatan pasien. Kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan penulis, hingga di
kemudian hari semakin sempurna dalam menyusun
laporan pendahuluan praktek klinis keperawatan
terpadu dan makalah seperti ini.
Sekian
Salam hangat
DECEMBER, 06 2011
LINTANG
OKTAVIANO ALLEN
NIM : 10071097
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)
A. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman
batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria
patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang
patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini
berukuran 0,3 x 2 sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil
dari satu sel darah merah.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu
mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1
4 um dan tebal 1,3 0,6 um, termasuk golongan bakteri
aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan
asam.
C. Patofisiologi
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau
dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar
ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban.
Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat
bertahan sampai berhari hari bahkan berbulan, bila
partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan
menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan
DECEMBER, 06 2011
DECEMBER, 06 2011
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada
tahap akhir penyakit.
2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas
kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil
asam cepat.
3. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi
positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 72 jam
setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan
infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak
secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi
bermakna pada pasien yang secara klinik sakit
berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau
infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang
berbeda.
4. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal
pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh
primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan
lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.
6. Histologi
atau
kultur
jaringan
(
termasuk
pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal,
biopsi
kulit
)
positif
untuk
mycobakterium
tubrerkulosis.
7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk
granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan
nekrosis.
8. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan
bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia, karena retensi air
tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat
tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan
sisa pada paru.
9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas
vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan
DECEMBER, 06 2011
saturasi
oksigen
sekunder
terhadap
infiltrasi
parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan
penyakit pleural (TB paru kronis luas).
F. Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1. Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan
jangka waktu 1 3 bulan.
o Streptomisin inj 750 mg.
o Pas 10 mg.
o Ethambutol 1000 mg.
o Isoniazid 400 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata
cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu,
selama
13
18
bulan,
tetapi
setelah
perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum
obat saja, obat yang diberikan dengan jenis :
o
o
o
INH.
Rifampicin.
Ethambutol.
DECEMBER, 06 2011
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
o Kelelahan umum dan kelemahan.
o Nafas pendek karena bekerja.
o Kesulitan tidur pada malam atau demam pada
malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
o Mimpi buruk.
Tanda :
o Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
o Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap
lanjut).
2. Integritas Ego.
Gejala :
o Adanya faktor stres lama.
DECEMBER, 06 2011
DECEMBER, 06 2011
DECEMBER, 06 2011
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan
sekresi yang kental/darah.
Tujuan :
Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan
peningkatan pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan
sekresi.
Intervensi :
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif
dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal.
pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana
teraupetik.
Ajarkan
klien
tentang
metode
yang
tepat
pengontrolan
batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan
dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak
mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
Lakukan
pernapasan diafragma. R/ Pernapasan
diafragma
menurunkan
frek.
napas
dan
meningkatkan ventilasi alveolar.
Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara
perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui
mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan
dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan
kuat. R/ Meningkatkan volume udara dalam paru
mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
DECEMBER, 06 2011
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan :
Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan
peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang
sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
DECEMBER, 06 2011