Oleh :
1.
2.
Irfan Ardiansyah/13226
3.
4.
Fatzha A/13418
Golongan
: B1
Kelompok
: 7 (Tujuh)
Asisten
: 1.
2.
3.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Petani jika berusahatani secara individu terus berada di pihak yang
lemah karena petani secara individu akan mengelola usaha tani dengan luas
garapan kecil dan terpencar serta kepemilikan modal yang rendah. Sehingga,
pemerintah perlu memperhatikan penguatan kelembagaan lewat kelompoktani
karena dengan berkelompok maka petani tersebut akan lebih kuat, baik dari
segi kelembagaannya maupun permodalannya. Kelompoktani pada umumnya
dibentuk
berdasarkan
kepentingan
teknis
untuk
memudahkan
yang
dihadapi
petani.
Penyuluh
berfungsi
untuk
II.
ISI
A. Permasalahan Petani
Permasalahan yang dihadapi oleh petani di daerah Demangan,
Bangunharjo, Sewon, Bantul yaitu masalah kekurangan saprodi, proses irigasi
yang lambat dan ada banyak hama dan gulma yang menyerang tanaman
petani. Masalah yang paling krusial pada kelompok tani ini adalah masalah
kekurangan air pada musim kemarau. Kekurangan air ini disebabkan karena
kurangnya sumber air yang ada di daerah tersebut dan hanya mengandalkan
sumber air yang berasal dari satu sungai yang berlokasi jauh dari persawahan
petani di daerah Demangan, Sewon. Selain itu, sungai tersebut juga digunakan
oleh kelompok-kelompok tani yang ada di daerah Bangunharjo, sehingga jika
pada musim kemarau ketersediaan air sungai tersebut tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan pertanian mereka. Akibat sulitnya memperoleh air
membuat petani menunda masa tanam ataupun masa panen. Penundaan
tersebut berdampak terhadap pengolahan lahan yang tidak maksimal dan
pengelolaan hasil yang kurang optimal sehingga membuat petani mendapatkan
untung kecil dan jauh dari kemakmuran. Dalam permasalahan ini peranan
penyuluh sangat diperlukan untuk membantu petani dalam mencari solusi
untuk masalah-masalah yang dihadapi.
B. Solusi Pemasalahan
Sektor perairan merupakan hal penting dalam proses kegiatan
usahatani. Sehingga diperlukan penanganan serius untuk masalah ini. Dari
petani sendiri sudah mengatasi masalah tersebut dengan membuat sumur bor
per lima petak sawah. Selain dengan pembuatan sumur bor, masalah
kekurangan air dapat diatasi dengan pemanfaatan air untuk Irigasi tetes. Irigasi
secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam
tanaman. Pemberian air irigasi dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan
penggenangan (flooding); (2) dengan menggunakan alur, besar atau kecil; (3)
dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah melalui sub irigasi,
sehingga menyebabkan permukaan air tanah naik; (4) dengan penyiraman
(sprinkling); atau dengan sistem cucuran (trickle). Prinsip keja irgasi tetes
adalah pemberian air ke tanah untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman,
dengan cara meneteskan air melalui emiter, yang mengarah langsung pada
3
gambar diproyeksikan (
segala sesuatu
yang dimaksudkan
penyuluhnya.
4
dari
tiga
lipatan
kertas,
dengan
penyajian
materi
yang
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas, diketahui bahwa di daerah Demangan, Sewon
terdapat masalah kekurangan air yang mengganggu kegiatan pertanian
masyarakat setempat. Irigasi tetes dapat menjadi salah satu alternatif untuk
mengatasi permasalahan kekurangan air dan efisiensi penggunaan air. Dalam
hal ini, penyuluh berperan untuk menyampaikan informasi terkait solusi
tersebut. Solusi tersebut harus diinformasikan kepada petani, metode
penyuluhan yang diambil adalah dengan menggunakan alat peraga folder yang
mempunyai beberapa keunggulan yaitu menarik perhatian dan mudah
dipahami.
B. Saran
Kelompok tani harus aktif dalam pengembangan kelompok tani
mereka. saling bekerjasama dan gotong royong sehingga tercapai tujuan
adanya kelompok tani tersebut.