Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ACARA IV

KUNJUNGAN WAWANCARA KELOMPOK TANI/KWT

Oleh :
1.

Windy Septita H/13114

2.

Irfan Ardiansyah/13226

3.

Fitria Aziz Syarifah/13376

4.

Fatzha A/13418

Golongan

: B1

Kelompok

: 7 (Tujuh)

Asisten

: 1.
2.
3.

LABORATORIUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Petani jika berusahatani secara individu terus berada di pihak yang
lemah karena petani secara individu akan mengelola usaha tani dengan luas
garapan kecil dan terpencar serta kepemilikan modal yang rendah. Sehingga,
pemerintah perlu memperhatikan penguatan kelembagaan lewat kelompoktani
karena dengan berkelompok maka petani tersebut akan lebih kuat, baik dari
segi kelembagaannya maupun permodalannya. Kelompoktani pada umumnya
dibentuk

berdasarkan

kepentingan

teknis

untuk

memudahkan

pengkoordinasian apabila ada kegiatan atau program pemerintah, sehingga


lebih bersifat orientasi program, dan kurang menjamin kemandirian kelompok
dan keberlanjutan kelompok.
Permasalahan yang dihadapi petani pada umumnya adalah lemah
dalam hal permodalan. Akibatnya tingkat penggunaan saprodi rendah, skala
usaha karena umumnya berlahan sempit, dan karena terdesak masalah
keuangan posisi tawar ketika panen lemah. Selain itu produk yang dihasilkan
petani relatif berkualitas rendah, kurangnya pasokan pupuk, mewabahnya
hama dan penyakit tumbuhan atau gagal panen.
Selain itu permasalahan air yang sering muncul didaerah kering adalah
persoalan ketidaksesuaian distibusi air antara kebutuhan dan pasokan air.
Padahal Pengairan merupakan hal yang penting dalam pertanian. Pengaturan
ketersediaan air bagi pertanian harus dilakukan dengan baik dan disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman. Pengaturan air yang gagal bisa membuat tanaman
gagal panen atau mati.
Dibutuhkan sebuah media atau fasilitator yang mampu menampung
dan memberikan saran atau solusi yang tepat bagi para petani. Dengan adanya
penyuluh dan media pendukung penyuluh, diharapkan dapat meminimalisir
permasalahan

yang

dihadapi

petani.

Penyuluh

berfungsi

untuk

menginformasikan dan menyampaikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh


petani dalam menghadapi masalah mereka. Salah satu media penyuluhan
adalah media cetak merujuk pada keberadaan poster, folder, dan leaflets.
Dengan adanya media pendukung tersebut, diharapkan dapat mempermudah
penyuluh dalam menyampaikan informasi kepada petani dan petani dapat
dengan lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh. Hal ini
1

yang mendasari kami membuat folder sebagai media penyuluhan untuk


mempermudah penyampaian informasi kepada target penyuluhan yaitu
kelompok tani Sumber Mulyo di Sewon.
B. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan pertanian suatu kelompok tani di daerah
Demangan, Bangunharjo, Sewon, Bantul.
2. Menjelaskan solusi atas permasalahan pertanian yang ada.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan salah satu bentuk alat peraga
penyuluhan, yaitu Folder

II.

ISI
A. Permasalahan Petani
Permasalahan yang dihadapi oleh petani di daerah Demangan,
Bangunharjo, Sewon, Bantul yaitu masalah kekurangan saprodi, proses irigasi
yang lambat dan ada banyak hama dan gulma yang menyerang tanaman
petani. Masalah yang paling krusial pada kelompok tani ini adalah masalah
kekurangan air pada musim kemarau. Kekurangan air ini disebabkan karena
kurangnya sumber air yang ada di daerah tersebut dan hanya mengandalkan
sumber air yang berasal dari satu sungai yang berlokasi jauh dari persawahan
petani di daerah Demangan, Sewon. Selain itu, sungai tersebut juga digunakan
oleh kelompok-kelompok tani yang ada di daerah Bangunharjo, sehingga jika
pada musim kemarau ketersediaan air sungai tersebut tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan pertanian mereka. Akibat sulitnya memperoleh air
membuat petani menunda masa tanam ataupun masa panen. Penundaan
tersebut berdampak terhadap pengolahan lahan yang tidak maksimal dan
pengelolaan hasil yang kurang optimal sehingga membuat petani mendapatkan
untung kecil dan jauh dari kemakmuran. Dalam permasalahan ini peranan
penyuluh sangat diperlukan untuk membantu petani dalam mencari solusi
untuk masalah-masalah yang dihadapi.
B. Solusi Pemasalahan
Sektor perairan merupakan hal penting dalam proses kegiatan
usahatani. Sehingga diperlukan penanganan serius untuk masalah ini. Dari
petani sendiri sudah mengatasi masalah tersebut dengan membuat sumur bor
per lima petak sawah. Selain dengan pembuatan sumur bor, masalah
kekurangan air dapat diatasi dengan pemanfaatan air untuk Irigasi tetes. Irigasi
secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam
tanaman. Pemberian air irigasi dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan
penggenangan (flooding); (2) dengan menggunakan alur, besar atau kecil; (3)
dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah melalui sub irigasi,
sehingga menyebabkan permukaan air tanah naik; (4) dengan penyiraman
(sprinkling); atau dengan sistem cucuran (trickle). Prinsip keja irgasi tetes
adalah pemberian air ke tanah untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman,
dengan cara meneteskan air melalui emiter, yang mengarah langsung pada
3

zona perakaran. Irigasi tetes merupakan pengembangan dari irigasi yang


sangatlah efektif untuk efisiensi penggunaan air, karena sasaran irigasi tetes
ini langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan air mengalami penguapan
jadi keuntungan cara ini adalah penggunaan air irigasi yang sangat efisien.
Pemberian air yang ideal adalah sejumlah air yang dapat membasahkan tanah
diseluruh daerah perakaran sampai keadaan kapasitas lapang. Jika air
diberikan berlebihan mengakibatkan penggenangan di tempat-tempat tertentu
yang memburukkan aerasi tanah. Pedoman yang umum tentang waktu
pemberian air adalah sekitar 60 % air yang tersedia di tanah. Dengan
mempertimbangkan kelebihan-kelebihan irigasi tetes, maka disarankan kepada
kelompok tani sumber mulyo untuk menggunakan sistem irigasi tetes dalam
menghadapi permasalahan kekurangan air dan efesiensi penggunaan sesuai
kebutuhan tanaman.
C. Alat Peraga
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan selain menentukan topik atau materi
penyuluhan yang akan diajarkan juga harus memetapkan alat peraga
penyuluhan yang sesuai dengan sasarannya serta persiapan tentang sarana
penyuluhan Alat peraga penyuluhan dan pemilihan alat peraga tersebut guna
membantu kelancaran kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan. Persiapan
sarana penyuluhan terutama alat peraga sangat membantu sasaran dalam
menerima materi yang diajarkan oleh penyuluh. Oleh sebab itu, alat peraga
sangat perlu di dalam penyuluhan. Pemilihan alat peraga ini harus disesuaikan
dengan kondisi masyarakat sasarannya.
Didalam kegiatan penyuluhan ada beberapa jenis alat peraga
penyuluhan, yaitu benda (sampel, model, dan specimen), barang cetakan
(brosur, leaflet, folder, foto, dan poster),

gambar diproyeksikan (

transparancy-sheet, slide-film, movie), dan lambang grafika (grafik, skema,


peta). Alat peraga dalam penyuluhan berfungsi sebagai berikut :
1. Menarik perhatian atau memusatkan perhatian sasaran.
2. Memperjelas tentang segala sesuatu yang diuraikan atau disampaikan
penyuluh secara lisan.
3. Membantu penyuluhan lebih efektif, karena sasaran lebih cepat
menerima dan memahami

segala sesuatu

yang dimaksudkan

penyuluhnya.
4

4. Dengan peragaan akan menghemat waktu yang diperlukan penyuluh


untuk menjelaskan materi yang ingin disampaikan/ dijelaskan.
5. Memberi kesan lebih terhadap sasaran, sehingga sasaran tidak mudah
melupakan kegiatan yang pernah diikutinya.

Folder merupakan media informasi penyuluh pertanian yang disajikan


dalm bentuk lembaran info pertanian, lembaran-lembaran folder dilipat secara
teratur mulai dari dua lipatan kertas sampai belasan lipatan kertas. Namun
pada umumnya, folder yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan hanya
terdiri

dari

tiga

lipatan

kertas,

dengan

penyajian

materi

yang

berkesinambungan. Materi yang disampaikan dalam foder berupa tulisan yang


berisikan uraian singkat, dan sistematis mengenai suatu masalah. Penulisan
folder pada dasarnya tidak berbeda dengan penulisan leaflet, hanya saja
penyajian pokok bahasan didalam folder lebih detail dibandingkan dengan
leaflet. Penyajian folder dianjurkan dengan pemberian gambar sederhana dan
diberi warna agar lebih sedikit menarik perhatian sasaran dan tidak membuat
sasaran jenuh dalam membacanya. Penyampain folder kepada sasaran bisanya
dilakukan pada kegiatan kursus tani, demonstrasi, karya wisata, dan dapat juga
digunakan pada kegiatan diskusi kelompok. Tujuann penggunan folder
sebagai alat peraga penyuluhan adalah meyampaikan informasi atau
penjelasan ringkas berkaitan dengan masalah maupun inovasi dalam pertanian.
Folder sebagai alat peraga penyuluhan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan folder sebagai alat peraga adalah sebagai berikut :
1. Bisa dibaca berulang kali
2. Ringkas dan mudah dimengerti
3. Bisa digunakan untuk belajar mandiri
4. Mudah dibawa kemana-mana
5. Biaya lebih murah
Folder juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. Informasi yang disampaikan kurang mendalam
2. Sasaran terbatas hanya pada masyarakat yang bisa membaca
3. Untuk memperdalam materi memerlukan bantuan media lain

III.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas, diketahui bahwa di daerah Demangan, Sewon
terdapat masalah kekurangan air yang mengganggu kegiatan pertanian
masyarakat setempat. Irigasi tetes dapat menjadi salah satu alternatif untuk
mengatasi permasalahan kekurangan air dan efisiensi penggunaan air. Dalam
hal ini, penyuluh berperan untuk menyampaikan informasi terkait solusi
tersebut. Solusi tersebut harus diinformasikan kepada petani, metode
penyuluhan yang diambil adalah dengan menggunakan alat peraga folder yang
mempunyai beberapa keunggulan yaitu menarik perhatian dan mudah
dipahami.
B. Saran
Kelompok tani harus aktif dalam pengembangan kelompok tani
mereka. saling bekerjasama dan gotong royong sehingga tercapai tujuan
adanya kelompok tani tersebut.

Anda mungkin juga menyukai