S
DENGAN KASUS LUKA BAKAR DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Nama Pasien
: Tn. S
Umur
: 30 Tahun
Diagnosa Medis
: Luka Bakar
Tanggal Masuk
: 26 Januari 2011
Tanggal Pengkajian
: 26 Januari 2011
1. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Jalan nafas lancar dan tidak terdapat sumbatan, baik mucus ataupun makanan.
b. Breathing
Pernafasan klien normal dan tidak terlihat adanya sesak.
c. Circulation
Tekanan darah klien normal, 120/80 mmHg, dengan nadi 80 x/menit
d. Disability/disentegrity
Kesadaran klien compos mentis, terdapat luka bakar di sekitar bokong klien,
luka bakar derajat 2 dangkal, luas luka 10 %.
e. Exposure/environment
Tidak terdapat perubahan mental pada klien, klien tampak tenang.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan (dilakukan untuk mengatasi kondisi yang
didapat dari pengkajian primer)
Keadaan umum
kesakitan.
Tingkat kesadaran
: Compos Mentis
Keluhan Utama
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan maksiolofasial
Bentuk kepela mesosepal,bersih, tidak ada benjolan/massa, rambut terdistribusi
baik, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, bentuk rambut lurus, warna rambut
hitam
b. Leher dan vertebra servikalis
Tidak Ada Kaku Kuduk, Perdarahan (-), Lesi(-)
c. Thorak
Jantung
Inspeksi
: Dada simetris, tidak terlihat kardiomegali.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi
: Suara jantung sonor
Auskultasi
: Bunyi jantung normal, lup-dup, gallop (-), murmur (-)
Paru paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
d. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
e. Perineum/rektum/vagina
Normal tidak ada kelainan, tidak iritasi, jenis kelamin laki-laki, terdapat luka
bakar di bokong (luka bakar derajat II dangkal) dengan luas 10%.
4. Therapi
- Perawatan Luka Bakar
- Pemberian Salep (Livertran) Untuk Luka Bakar
A. Analisa Data
NO
TANGGAL
2
26-01-2011
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
Nyeri
Air Radiator
DS :
Klien
mengatakan
bokongnya
air
radiator
Panas
terkena
mobil
Terkena Kulit,
dan melepuh.
Pasien
Dan Kulit
mengtakan
Terkelupas
nyeri
dengan
10
Kerusakan Kulit
paling
Kerusakan
tinggi
2. Pasien
tidak
Syaraf Perifer
dapat
tidur terlentang.
3. Luka bakar derajat 2
Pengeluaran Zat
Neurotransmitter
sekitar 10%
Korteks Serebri
4. TD : 120/80 mmHg
5. RR : 20 x/menit
Medula Spinalis
6. N : 80 x/menit
7. T
: 36,3 oC
SSP
Nyeri
2.
26 -01-2011
DS :
Resiko Infeksi
Air Radiator
Panas
subjektif
DO :
Terkena Kulit,
Luka
klien
Terkelupas
terbuka.
Luka
Dan Kulit
hanya
Kerusakan Kulit
sarung.
Terpapar
8. TD : 120/80 mmHg
Dengan
9. RR : 20 x/menit
Lingkunagn/
10. N : 80 /menit
Barier Kulit
: 36,3 oC
11. T
Kuman Masuk
Resiko Infeksi
B.
PRIORITAS MASALAH
1.
2.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan
TUJUAN (NOC)
Setelah
tidakan
superficial.
nyeri
INTERVENSI (NIC)
dilakukan 1.
keperawatan,
klien
O
bservasi TTV klien.
berkurang 2.
O
bservasi derajat nyeri
klien.
1.
Derajat nyeri 3 4 3.
dengan 10 paling tinggi.
2.
Klien
merasa
L
akukan pembersihan
luka dengan prinsip
asptik.
A
jarkan klien tekhnik
relaksasi.
5.
B
erikan kenyamanan
pada klien.
Resiko Infeksi
Setelah
berhubungan dengan
tidakan
infeksi
aseptic.
pada
berkurang
klien
kriteria hasil :
1. Luka
klien
sudah
bersih.
terjadi infeksi.
klien
rentang normal.
dalam
Diaagnosa
Keperawatan
Nyeri
berhubungan
Implementasi
1. Mengobservasi TTV
klien.
EVALUASI
1. TTV klien :
-
dengan terjadinya
kerusakan
TD : 120/80
mmHg
kulit
superficial.
2. Melakukan
RR : 20 x/menit
: 80 x/menit
: 36,3 oC
2. Luka klien
pembersihan luka
bersih, setelah
dibersihkan
dengan nacl.
3. Mengajarkan klien
tekhnik relaksasi.
3. Klien bisa
memanfaatkan
teknik relaksasi.
4. Memberikan
4. Klien nyaman
kenyamanan pada
dengan posisi
klien.
telungkup.
5. Mengobservasi ulang
derajat nyeri klien.
5. Setelah di
lakukan
perawatan,
derajat nyeri
klien berkurang,
yaitu 4-5 dengan
Paraf
10 paling tinggi.
26-01-2011
Resiko Infeksi
1.
berhubungan
TTV klien :
-
dengan
TD : 120/80
mmHg
terpaparnya luka
RR : 20 x/menit
terbuka
: 80 x/menit
: 36,3 oC
2. Lakukan perawatan
2.
Klien merasa
nyaman setelah di
aseptic.
lakukan
perawatan luka.
3.
Luka klien
tertutup kasa
lembab.
4. Berikan salep
4.
diberi salep
livertran.
terjadi infeksi.
5. Observasi ulang
derajat nyeri klien.
5.
Derajat nyeri
klien berkurang
menjadi 4-5
dengan 10 paling
tinggi.