Anda di halaman 1dari 2

Kebebasan Berpendapat Di Indonesia

Berpendapat merupakan suatu sikap untuk mengemukakan aspirasi kepada suatu hal.
Berpendapat sendiri sangatlah penting untuk merubah suatu keadaan yang tadinya buruk
menjadi baik, bisa diartikan berpendapat adalah suatu sikap untuk membuat sesuatu menjadi
lebih baik atau untuk mencari suatu kebenaran. Perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki
pendapat tersendiri tentang suatu hal, namun yang diperlukan adalah rasa saling menghormati
berbedaan setiap individu maupun kelompok.
Kebebasan berpendapat juga merupakan salah satu hak asasi mansuia, berarti tidak
ada yang boleh mengekang seorang individu untuk berpendapat. Melihat hal ini kita
mengetahui betapa berharganya orang yang mencurahkan aspirasinya. Sebaliknnya orang
yang mengekang kebebasan berpendapat akan dijerat oleh undang-undang yang berlaku.
Kebebasan berpendapat di Indonesia sebagai negara yang demokrasi sudah lebih baik.
Dalam sejarah di Indonesia, kebebasan berpendapat pernah mengalami pengekangan yaitu
pada masa orde baru. Namun setelah reformasi, kebebasan berpendapat mulai mendapat
jaminan hukum yang kuat. Indonesia merupakan negara yang besar dengan jumlah rakyat
yang lebih dari 200 juta jiwa. Namun bagaimanakah cara masyarakat menyampaikan
aspirasinya? Aspirasi masyarakat dapat dilakukan dalam dua kategori yaitu dimuka umum
misalkan demonstrasi dan rapat umum atau dalam suatu lingkup tertentu, misalkan dalam
rapat, diskusi dan lainnya.
Hal yang menjadi sorotan yang mesti dibenahi mengenai kebebasan berpendapat di
Indonesia yaitu sebuah etika. Banyak di Indonesia yang mengeluarkan pendapat tidak
didampingi dengan sebuah etika. Misalkan dalam hal ini yaitu saat pemilihan umum capres
dan cawapres di Indonesia tahun 2014 ini, ada narasumber dari sebuah acara televisi tertentu
yang menyebut calon presiden dari partai misalkan partai A itu yahudi tanpa bukti yang
konkrit. Selain hal tersebut, hal yang paling menarik mengenai masalah hak berpendapat di
Indonesia yaitu berpendapat di media online, misalkan twitter, email, facebook, dan media
online lainnya. Di media online ini, setiap individu bebas mengeluarkann pendapat mengenai
suatu hal secara bebas tanpa berbicara atau berhadapan langsung dengan si obyek, setiap
individu tinggal mengetik tulisan yang berisi pikirannya mengenai suatu obyek. Namun, di
Indonesia ada saja yang tidak memeperhatikan etika dalam berpendapat tersebut. Seseorang
ada yang mengeluarkan kata hinaan, ejekan, dan tulisan bersifat negatif dalam tulisannya.
Bahkan baru-baru ini ada seorang mahasiswa S2 di Yogyakarta yang menghina kota
Yogyakarta di sebuah jejaring sosial yang pada akhirnya ditangkap polisi atas perbuatannya.
Menarik ketika ada orang yang menyebut bahwa pendapat yang dalam kutip berupa
hinaan tersebut merupakan hak asai manusia. Jika kita berfikir demikian, apakah kita tidak
merampas hak oranglain?. Orang tersebut pasti akan merasa tidak nyamanan dengan hal
tersebut. Terus bagaimana jika kita sendiri yang dihina, apakah kita dapat menerima hal
tersebut dengan berfikir itu adalah hak asasi dia, tentulah jawabnya adalah tidak.
Meliha hal ini, dapat disimpulkan bahwa kebebasan berpendapat di Indonesia masih
memiliki kekurangan, kekurangan tersebut yaitu etika dalam berpendapat. Dalam menyikapi

hal ini, diperlukan penddikan moral yang kuat disetiap jenjang pendidikan, yaitu dari jenjang
SD sampai perguruan tinggi. Dalam menanggapi perihal etika sendiri sangatlah penting,
sebab Indonesia sendiri merupakan negara yang menjunjung budaya ketimuran yaitu adat
sopan santun. Para masyarakat Indonesia harusnya menyadari bahwa perbedaan pendapat
bukanlah ancaman, namun akan memberikan suatu hal yang akan membangun. Masyarakat
harus menyadari bahawa setiap orang berbeda ketika diminta untuk berpendapattentang suatu
hal,yang paling penting masyarakat menyadari dari esensi bhineka tunggal ika.
Nama : FaridRohman
Jurusan : D3 Teknik Geomatika
NIM :14/368265/SV/06777

Anda mungkin juga menyukai