Isolasi Mikroba
Isolasi Mikroba
PENDAHULUAN
dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium.
Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi.
Penanaman mikroba merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari satu
medium ke medium lainnya. Pada percobaan ini dilakukan penanaman dan isolasi dari
mikroba dengan memindahkan mikroba dari suatu medium ke medium lain secara aseptis
sehingga diperoleh biakan yang lain dan juga melihat mikroba yang terdapat pada air
cucian piring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh
sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (5)
Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada keadaan
yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi
dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak
yang diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat mencapai 10 sampai 15
milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel
yang terjadi secara aseksual (6).
: Prokaryotae
Devisi
: Gracidicotes
Class
: Scotabacteria
Ordo
: Eubacterials
Famili
: Micrococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Species
: Staphylococcus aureus
2. Candida albicans
Kingdom
: Plantae
Devisi
: Fungi
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Candidales
Famili
: Candidaceae
Genus
: Candida
Species
: Candida albicans
Metode sebar
substrat cair dimasukkan dalam cawan petri kemudian dimasukkan medium TEA
dipanaskan dan dihomogenkan dengan cara cawan petri diputar perlahan
membentuk angka 8, dibiarkan memadat.
Setelah medium memadat, cawan petri dibungkus kertas untuk kemudian
diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam.
4. Isolasi mikroba dari rambut
Medium TEA dipanaskan dan dimasukkan dalam cawan petri dan dibiarkan
memadat.
Setelah medium memadat, dimasukkan rambut kemudian dihomogenkan dengan
cara cawan petri diputar perlahan membentuk angka 8
Setelah homogen, cawan petri dibungkus kertas untuk kemudian diinkubasi
secara terbalik selama 1 x 24 jam
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam.
5. Isolasi mikroba dari epidermis kulit
Medium TEA dipanaskan dan dimasukkan dalam cawan petri dan dibiarkan
memadat.
Setelah medium memadat, jari disentuhkan kedalam medium.
Cawan petri dibungkus kertas untuk kemudian diinkubasi secara terbalik selama 1
x 24 jam
2.
Air cuci piring dimasukkan dalam cawan petri kemudian dimasukkan medium TEA
dipanaskan dan dihomogenkan dengan cara cawan petri diputar perlahan
membentuk angka 8, dibiarkan memadat.
Setelah medium memadat, cawan petri dibungkus kertas untuk kemudian
diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam.
3.
b.
c.
Medium cair
Diambil medium NB dan dimasukkan dalam tabung reaksi.
Diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans
dengan menggunakan ose bulat yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian dimasukkan kedalam medium lalu dikocok perlahan
pada medium tersebut.
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
A.
No
Isolasi Mikroorganisme
Sampel
Bentuk
Sudut Elevasi
Tepian
Struktur Dalam
Koloni
Finely granular
Conveks rugose
Lobate
Transparan
1.
2.
Air danau
Irreguler
Effuse
Lobate
Opaque
3.
Air suling
Circular
Conveks rugose
Entire
Transparan
4.
Air sumur
Irreguler
Papilate
Entire
Opaque
5.
Rambut steril
Circular
Effuse
Entire
Opaque
6.
Rambut tidak
Circular
Effuse
Berombak
Opaque
steril
7.
Sentuhan jari
Amuboid
Raised
Undulate
Opaque
8.
Tanah dekat
Turoid
Limbunate
Entire
Transparan
Irregular &
Conveks rugose
Undulate
Opaque
sumur
9.
Tempat lalu
lalang
Circular
Myceloid
Conveks rugose
Lacerate
Opaque
11. W C
Myceloid
Conveks rugose
Lacerate
Transparan
B.
No
1.
Medium Cair
Kuning keruh, tdk ada
endapan
2.
3.
R. digosphorus
Beaded
Spreading
Basillus cereus
Rhizoid
Spreading
Penicillium
Villous
Effuse
Echinolate
Effuse
Bacillus sublitis
putih
S. cerevisae
Beaded
Effuse
4.
5.
6.
7.
Mycobacterium
Echinolate
Spreading
Aspergillus niger
Beaded
Plumose
Keruh, putih
Proteus vulgaris
Arborescens
Effuse
Mucor javanicus
Filliform
Effuse
Jernih, putih
S. aureus
Rhizoid
Beaded
Candida albicans
Villous
Effuse
Acetobacter aceti
Villous
Effuse
Mucor plumbens
Villous
Effuse
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Staphylococcus aureus dan jamur
Candida albicans dengan tiga metode yaitu dengan menggunakan medium agar tegak,
medium agar miring dan medium cair, sehingga dapat diperoleh bentuk bakteri yang berbedabeda. Medium yang digunakan untuk bakteri adalah NA untuk medium padat dan NB untuk
medium cair dan untuk jamur adalah PDA.
NA dan NB adalah media yang digunakan untuk menumbuhka bakteri. NB (Nutrian
Broth) dan NA (Nutrien Agar) mempunyai komposisi zat yang hampir sama. Yang
membedakan NB dengan NA adalah adanya agar. Pada NA digunakan agar sebagai pemadat.
Kedua medium ini biasanya digunakan untuk membiakkan bakteri karena mengandung pepton
sebagai sumber N2, dan kaldu yang mengandung garam-garam mineral yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri.
PDA (Potato Dextrosa Agar) merupakan medium organik yang konsistensinya padat
karena mengandung agar. PDA biasanya digunakan untuk membiakkan jamur karena
mengandung karbohidrat yang diperlukan oleh jamur sebagai sumber nutrisi. Pada medium ini
kentang berfungsi sebagai sumber karbohidrat sedangkan dekstrosa berfungsi sebagai
sumber energi dan karbon. Agar hanya berfungsi sebagai pamadat.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
Bentuk-bentuk koloni mikroba berbeda pada setiap jenis medium tempat tumbuhnya.
Pada medium tegak, Staphylococcus aureus bentuk koloninya
adalah rhizoid
adalah beaded
DAFTAR PUSTAKA