Anda di halaman 1dari 3

Desa Muara Putih, Dusun Muji Mulyo Natar

Punya pak gung Laksono


Budidaya sawit pertama kali tanam tahun 1998 akhir. Luasan yang ditumbuhi sawit
53 ha (di foto denah luasan 61 ha)
Lahan ini diawasi dan diurus oleh 7-8orang
Dikloning tunasnya,
Disemprotnya 3 kali kadang 2 kali setahun
Akhir tahun ini mau dibuat piringan lagi
Bibit sawit medan diambil dari PTPN Bekri. Umur bibit 11 bulan. Pada awal tanam
ditumpang sarikan dengan jagung selama 2 tahun. Harga bibit 5 ribu/ tanaman
Tidak ada pembibitan, langsung ditanam bibitnya,ditanam secara serempak, tidak ada
penyulaman juga
Jarak tanamnya 9 x 9m, terdapat sekitar 7000 pohon sawit
Pada saat kemarau panjang sawit menjadi rusak,
Tidak bisa dibuat irigasi pada sekitar lahan, karena seminggu saja tidak hujan
lahannya langsung kering.
Hasil panen langsung ditansfer ke Jakarta oleh pengelola (dari metro)
Pada saat puncak panen dulu lhan sawitnya mampu menghasilkan biji sawit
seminggu 2 rit (1 rit = 7 ton)
Panen sampai habis dan tidak putus-putus selama 3 bulan,
Pernah menghasilkan biji sawit selama 18 minggu x 2 rit = 36 rit
Saat ini produksinya sudah mulai turun, sebulan hanya menghasilkan 3 rit,
Pada awal sebelum ditanam sawit, lahannya adalah punya warga yang dibeli oleh pak
agung, lahannya itu adalah lahan jagung dan singkong. Pengolahan pertama
menggunakan traktor.
Pada pengolahan lahan pernah dilakukan pengapuran yang dilakukan bersamaaan
dengan pemupukan,

Disebarkan
Penambahan bahan organic.

Pembersihan setahun 2 kali, pada saat pemupukan,


Pemupukan juga 2 kali setahun,
Pupuk yang digunakan urea dan pupuk kcl (NPK), per batang 2 kg. Sekali mupuk
untuk lahan 53 ha itu 14 ton
Harga pupuk 1 ton 2.300.000
Mupuknya pada awal musim hujan dan akhir musim hujan
Pengendalian gulma 2 kali setahun,
Menggunakan herbisida glifosat, kadang dikendalikan secara mekanis, kadang
disemprot.
Biaya herbisida glifosat 1000000 untuk 1 jerigen isi 20 l
Herbisida yang dibutuhkan untuk 7000 tan di 53 ha = 80 liter
Jadi biayanya 4 jerigen (20 l) x 1.000.000 = 4.000.000
Herbisida disemprot hanya di pringan sawitnya, untukglma diluar piringan hanya
dibabat. Tenaga kerja yag dibutuhkan 5 orang selama 2 bulan utuk mbabat gulma.
Disemprot dulu lalu dipupuk,
Tidak pernah menggunakan pestisida, hanya herbisida.
Tidak ada hama, tapi ada penyakit jamur, dikendalikannya hanya dibakar pohon yang
tumbang terkena jamur dan dibiarkan disitu, tidk dipindah karena takut menular.
Panen waktu masih kecil/awal menggunakan ojrong kalau sekarang panennya pake
senggrek.
Panen menggunakan system rotasi karena lahannya yang tidak beraturan, sebulan bisa
selesai. Yang metik buah, sekalian ditaruh di pinggir jalan untuk selanjutnya

diangkut. Hasil panennya di taruh di pabrik bekri/ kalirejo, terdapat kerjasama antara
pak agung dengan pabrik. Karena tidak mempunyai pabrik sawit sendiri
Untuk pekerja digajinya mingguan,
Untuk gaji menyemprot piringan sawit menggunakan sitem borongan seharga 2 juta,
untuk mupuk juga menggunakan system borongan 2 juta.
Gaji untuk panen 100ribu/ ton.
Masalah yang dihadapi pada awal penanaman sawit adalah sapid an dianggp masalah
yang berat, karena sapi memakan daun sawit yang tumbuhnya masih kecil dan
mampu dijangkau oleh sapi. Tapi saat ini sudah tidak menggangu karena sawit sudah
tinggi
Pada tanaman sawit ini juga dilakukan pruning, pembuangan pelepah daun yang
sudah tua,
Kumbang = tidak tahu
Berjen pelepah (BAS KU G TAU TULISANMU, BACAKU YA ITU)
1 batang 2,5
7000 pohon
Nama penjaga : Barona bante
Umur ; 46 thn
Pendidikan ; sma
Warga sekitar yang punya sawit:
Wendi 50+ ha
Karimin 10 ha
Mantan bupati lampung utara 50 ha

Anda mungkin juga menyukai