Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FAINAL

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS


(Pengaruh Cahaya Terhadap Produktivitas Telur)

OLEH
MUJIANTO
L1A1 12 104
KELAS B

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKA


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah MANAJEMEN TERNAK
UNGGAS ini tepat pada waktunya.
Kami berharap dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita dapat
bertambah Demikianlah kata pengantar dari kami, apabila ada tutur kata yang
kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Saran dan kritik yang membangun akan kami terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini maupun karya
kami selanjutnya.

Kendari, 25 desember 2014

MUJIANTO

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia dinilai sangat baik
dilihat dari pasar dalam negeri maupun luar negeri, jika ditinjau dari sisi
penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, kapasitas produksi peternakan
ayam ras petelur di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang
sesungguhnya (Abidin, 2003). Hal ini terlihat dari masih banyaknya perusahaan
pembibitan, pakan ternak, dan obat-obatan yang masih berproduksi di bawah
kapasitas terpasang. Artinya, prospek pengembangannya masih terbuka. Di sisi
permintaan, saat ini produksi telur ayam ras baru mencukupi kebutuhan pasar
dalam negeri sebesar 65%. Sisanya dipenuhi dari telur ayam kampung, itik, dan
puyuh. Iklim perdagangan global yang sudah mulai terasa saat ini, semakin
memungkinkan produk telur ayam ras dari Indonesia untuk ke pasar luar negeri,
mengingat produk ayam ras bersifat elastis terhadap perubahan pendapatan per
kapita per tahun dari suatu negara. Meskipun potensi usaha budidaya ayam ras
petelur sangatlah menarik, namun sejumlah tantangan bisa menjadi penghambat
usaha yang bisa mengubah potensi keuntungan menjadi kerugian.
Telur ayam merupakan salah satu komoditas unggulan dalam bidang
peternakan. Kandungan gizi yang terdapat di dalam telur ayam lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan makanan sejenis dan harga telur ayam pun relatif
terjangkau sehingga telur ayam banyak dikonsumsi oleh masyarakat, terutama
anak-anak karena telur ayam mengandung sumber protein, vitamin, energi,
mineral dan zat gizi lainnya, selain itu telur ayam juga digunakan setiap harinya
oleh penjual nasi goreng, martabak telur, pembuatan kue kering, roti dan olahan
makanan lainnya.
Permintaan telur ayam selalu mengalami peningkatan dari waktu ke
waktu. Tingginya angka konsumsi telur ayam memberi peluang yang sangat

bagus untuk dijalani dan bisa mendatangkan keuntungan yang besar, resiko
usahanya pun kecil, untuk memulai usaha ini tidak membutuhkan modal yang
terlalu besar, pemeliharaannya juga tidak begitu sulit,

selain itu tidak

membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan tidak memerlukan waktu yang begitu
lama untuk setiap kali panen, Anda pun dapat membuka lapangan kerja bagi
orang lain, Usaha Ayam Petelur ini cukup dilakukan dengan managemen dan alat
produksi yang sederhana, dan masih banyak kelebihan lainnya.
Saat ini sudah banyak para pelaku usaha baru yang berminat untuk
memulai Usaha Ayam Petelur ini, dari Usaha Ayam Petelur ini telah menciptakan
banyak pengusaha sukses dan mereka telah menikmati keuntungan dari usaha ini,
mereka tinggal menghitung keuntungan dari jumlah telur yang mereka miliki.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap produktivitas telur


2. Bagaimana hubungan cahaya terhadap proses pembentukan telur

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan Dari pembuatan makalah ini
1) Menambah

pengetahuaan

dan

keterampilan

mahasiswa

mengenai

manajemen ternak unggas.


2) Mendorong mahsiswa agar dapat mengembangkan wawasan yang lebih
luas terhadap manajemen ternak unggas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGARUH CAHAYA TERHADAP PRODUKTIVITAS TELUR

Setiap mahluk hidup selalu hampir pasti memberikan respon reaksi


terhadap perubahan gelap terang cahaya atau sinar matahari atau cahaya tiruan.
Periode gelap terang merangsang proses pematangan organ reproduksi dan
oviposisi atau peletakan telur. Dengan melihat sifat alami tersebut, maka bisa
dimanipulasi untuk meningkatkan produksi telur. Intensitas cahaya merangsang
pelepasan dan peningkatan suplai FSH( follicle stimulating hormone ) yang pada
gilirannya nanti, melalui aktivitas ovary mengakibatkan terjadinya ovulasi atau
pengeluaran

sel

telur

dan

oviposisi

peletakkan

telur

sebelum

keluar

(Anonim,2012).
Paparan cahaya yang terlalu berlebih, sehingga ayam bertelur lebih awal
akan berakibat bentuk bobot telur yang berukuran kecil dan lama produksi telur
akan berjalan singkat. Jika sebaliknya maka bentuk dan bobot telur akan
berukuran besar. Oleh karenanya, penting untuk dapat mengatur cahaya sehingga
ayam atau bebek itik dara tersebut memulai peneluran pada periode
perkembangannya yang sesuai dan dengan demikian ukuran telur yang di
hasilkan sesuai dengan permintaan pasar.
Ada berbagai macam metode, meskipun kelihatan berlainan tapi
sebenarnya tujuannya sama. Dengan di kandangkan pada satu areal kandang
tertentu, memudahkan untuk menyusun strategi pemeliharaan dan mudah dalam
control, cahaya, kelembaban, temperature.
Metode Step Down Step Up
Ayam dara yang beranjak dewasa pada saat lamanya siang hari bertambah,
cukup hanya di sediakan cahaya tiruan , sehingga cahaya dapat di kurangi 1 jam
lamanya setiap 2 minggu sekali, sampai ayam dara menginjak umur 22 minggu.
Pada saat ini, cahaya di tambah lagi dengan cara yang sama hingga mencapai

lamanya siang 14 16 jam sehari. Sebetulnya masih ada metode yang lain missal
: metode pencahayan tetap, modifikasi step down step up dan metode auburn.
Tapi karena ketiganya tidak cocok di terapkan di Indonesia makanya saya tidak
membahasnya. Kalaupun tetap di paksakan di pakai,harus memerlukan model
kandang yang close up, padahal ini kan memerlukan modal dana yang terlalu
mahal, tidak cocok untuk peternak kecil di Indonesia yang jumlahnya bisa jutaan
personal.
Lebih gampangnya, tambah cahaya pagi hari lamanya 2 jam, dari jam 4
6 pagi hari dan penambahan cahaya pada malam hari selama 2 jam mulai pukul 6
8 malam. Ini setelah ayam menginjak umur produksi di mulai minggu ke 17
hingga afkir. Sedang saat periode grower I dan II, dimulai pada minggu ke 6
hingga minggu ke 16 intensitas cahaya di kurangi sehingga lamanya siang hari
kisaran 10 12 jam.
Induk induk ayam sedang bertelur jangan sekali-kali dilakukan pengurangan jatah
cahaya karena akan berakibat pada penurunan produksi telur.Sebagai contoh
pengaturan fisik untuk menghasilkan pencahayaan yang diinginkan pada kandang
postal maupun baterai, gunakan sebuah kubah reflector dengan bola lampu 60
watt berdiameter 2 meter untuk luasan kandang 7 X 5 meter persegi dan 5-7
meter di atas kandang.
Untuk lebih mudahnya agar lebih praktis pelaksanaannya, pada periode grower
minggu ke 6 hingga minggu ke 16 kandang segera di tutup sehingga cahaya
tambahan dari luar tidak bisa masuk, pada jam 3 sore dan nanti baru di buka
kembali pada pagi hari saat jam 7. Sedang pada periode layer atau produksi
tambah cahaya selama 2 jam pagi hari dari jam 4 6, lampu tambahan di
nyalakan,sedang pada sore hari beri tambahan cahaya lampu dari jam 6 8
malam.
Efek cahaya mempengaruhi: * ayam sedang bertumbuh, * ayam sedang
bertelur,

terutama

pengaruh

terhadap

kelenjar

endokrin

(hipotalamus

pituitary/hipofisa, gonad) untuk mengeluarkan hormon yang dibutuhkan untuk


produksi telur. Di luar negeri, pada musim semi (spring) [anjang cahaya/sinar
matahari mencapai 11-12 jam perhari, selama musim dingin (winter) cahya tidak

normal, sehingga seringkali untuk menambah panjang cahaya sehari dipergunakan


cahaya buatan (artificial light).
Menurut Anonim (2012) Waktu pemberian cahaya buatan ada 3 macam:
1.Morning

light

(penambahan

cahaya

pada

dini

hari)

2.Evening

light

(penambahan

cahaya

pada

sore

hari)

3.Morning and evening light (penambahan cahaya kombinasi pagi dan sore hari)

B. HUBUNGAN CAHAYA TERHADAP PRODUKTIFITAS TERNAK


UNGGAS

Terdapat beberapa effek endocrine yang terjadi dari aksi sederhana dan
langsung dari satu hormon. Aktifitas physiologis dari ayam, terutama yang betina,
bergantung pada hubungan yang complex dari efek-efek kelenjer. Sebagai contoh
ialah pengaturan hormonal dari ovulasi dan pembentukan telur. Folicle
Stimulating Hormon (FSH) yang berasal dari lobus anterior kelenjar pituitary
menyebabkan pertumbuhan dari fillikel-follikel beserta ova didalamnya. Bila
follicle telah mencapai besar, hormon Leutinizing Hormon ( LH ) dilepas dari
kelenjer pituitary dan menyebabkan ovulasi. Disamping itu oviduct juga berada
dibawah pengaturan hormon dan dia distimulir pada waktu yang tepat untuk
menangkap ovum yang di lepaskan waktu ovulasi (Syamsuddin,1989)
Sekresi hormon dari folikel bertanggung jawab untuk pembesaran oviduct
sampai dapat berfungsi, untuk pemisahan tulang pubic, pembesaran vent, dan
untuk mobilisasi timbunan-timbunan lemak untuk pembentukan kerang telur.
Sekresi albumen berada dibawah kontrol satu hormon yang disekresikan oleh
tenunan interstitel ovarium. Pembentukan kerabang telur sebahagian berada
dibawah kontrol hormon yang disekresikan oleh kelenjar parathyroid. Pada
permulaan dan akhir pembentukan kerabang telur waktu sekresi dari hormon
haruslah benar-benar tepat. Pada akhirnya hormon yang dijumpai pada kelenjar
pituitary bagian posterior tetapi disekresikan oleh sel-sel yang khusus dari
hypothalamus akan bekerja pada waktu yang tepat, sehingga telur-telur yang telah
terbentuk dikeluarkan (Syamsuddin, 1989)

Fungsi normal dari seluruh proses produksi telur semuanya tergantung


pada penyesuaian serta syncronisasi yang tepat dari seluruh kejadian. Bila salah
satu kelenjar mulai berfungsi secara tidak secara tidak normal ( menurut
kehendaknya ) misal adanya penyerangan tumor dan tidak menunggu tanda yang
tepat maka kemungkinan besar terbentuknya telur yang tidak normal, seperti telur
tanpa kuning telur, kerabang telur yang lembek, telur dalam telur dua kuning telur
dan sebagainya. Waktu oviposition dapat dipengaruhi oleh pengaruh luar seperti
menangkap atau memegang seekor petelur beberapa saat sebelum waktu bertelur
yang normal terjadi akan dapat menunda oviposition yang cukup lama. Gertakan
dan pertumbuhan ovarium akan menghasilkan kenaikan produksi hormon-hormon
ovarium yang cukup mengherankan sebab berlaku untuk kedua sex hormon jantan
dan betina. Sex hormon jantan ( Androgen ) bertanggung jawab untuk keadaan
merah dari pial serta jengger yang berlemak ( berlilin ) pada petelur yang normal.
Sex hormon betina ( Estrogen ) mengontrol sifat-sifat kebetinaan yang sekunder
seperti tatawarna bulu yang normal, tiadanya taji tingkah laku betina
(Syamsuddin, 1989).
Disamping itu betelur dan ovalusi dapat terpengaruh oleh faktor luar dari
cahaya terang atau gelap. Diketahui bahwa ovulasi terjadi 30 menit setelah
bertelur. Tetapi jika peneluran terlambat sampai jam 4.00 sore, pelepasan ovum
berikutnya, tidak akan terjadi kira-kira 10 12 jam kemudian, kecuali jika schedul
cahaya normal untuk petelur telah disiapkan atau petelur tersebut dipelihara pada
cahaya yang terus menerus dengan intensitas yang konstant selama 24 jam.
Jika cahaya digunakan sepanjang malam diperkirakan bahwa ayam akan
bertelur pada siang dan malam hari tetapi hal ini tidak terjadi karena adanya
perbedaan intensitas cahaya yang sangat jelas antara cahaya siang dan cahaya
pada malam hari. Kalau petelur-petelur dipelihara pada sangkar individual (
individual cage ) dalam suatu ruangan tanpa cahaya alam, dan secara terus
menerus ( konstant ) diberi penerangan selama 24 jam,mereka akan bertelur setiap
waktu dan akan menghasilkan sebahagian dari telurnya pada malam hari. Petelurpetelur yang mendapat cahaya buatan dari jam 6 pagi 6 sore ( 12 jam ) dan
selama 12 jam lain tidak akan mendapat cahaya sama sekali, maka ayam-ayam

akan bertelur pada siang siang hari. Bila schedul penyinaran dirobah yaitu dari
jam 6 sore 6 pagi dan pada siang hari tidak dapat cahaya sama sekali maka
dalam waktu 3 hari, waktu bertelurnya berubah dan seluruh telurnya akan
dikeluarkan pada malam hari.
Penggunaan Cahaya Buatan
Cahaya buatan digunakan untuk mengontrol pertumbuhan dan kecepatan
kedewasaan kelamin pullet sehingga tubuhnya sudah cukup besar untuk
menghasilkan telur yang pertama sesuai yang diharapkan. Suatu masalah yang
praktis ialah bagaimana mengontrolumur dan berat pada sexual matuarity
sehingga egg layingperformancenya akan menguntungkan secara komersial.
Cara ini dapat diatasi dengan cara mengurangi panjangnya hari dan pemeliharaan
ayam tersebut mulai pemeliharaan sampai saat bertelur. Panjangnya hari pada
pemeliharaan anak-anak ayam secara lambat laun dikurangi hingga hanya kirakira 6 jam dalam sehari padaa saat mana pullet telah berumur 5,5 6 bulan. Pada
saat ini cahaya dinaikkan 14 16 jam/hari guna menstimulir produksi (Anonim,
2012).
Untuk pelaksanaan ini akan membutuhkan kandang tertutup dimana semua
cahaya alam tak ada sama sekali, selama akhir periode grower. Cahaya buatan
dapat pula digunakan pada pullet yang tidak bertelur atau petelur tua untuk
berproduksi pada waktu yang dikehendaki atau menunda produksi yang normal.
Cahaya buatan tambahan dapat di gunakan pada ayam ( unngas ) sebagai
rangsangan disamping cahaya alam. Pengaruh akibat penambahan cahaya itu akan
diperoleh 7 10 hari kemudian. Biasanya penggunaan cahaya tambahan ini
dilakukan pada pagi hari, sore hari atau kombinasi keduanya guna melengkapi
kebutuhan cahaya 13 14 jam dalam sehari (Anonim, 2012)
Dalam gertakan cahaya akan mempunyai level intensitas tertentu sebab
bertambah terangnya cahaya tidak berpengaruh terhadap kenaikan produksi telur
yang lebih besar. Level intensitas cahaya 0,5 1 foot candle harus diberikan pada
periode tergelap elama pemeliharaan ayam. Cahaya merah lebih efektif dari pada
cahaya biru, tapi walupun demikian cahaya putih dari bola lampu biasa
mengandung cahaya merah yang cukup untuk mengadakan stimulus yamg

memuaskan. Anak ayam merlukan cahaya yang lebih banyak dari pada ayam tua.
Setelah mencapai umur 4 minggu,ayam akan lebih baik pertumbuhannya apabila
cahaya yang diberikan penuh lagi menjelang masak kelamin ( umur 20 22
minggu ). Cahaya yang diterima ayam dapat berupa cahaya buatan atau cahaya
alam.
Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti
penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai
berikut: Proses pertumbuhan. Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan
memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama
makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan
cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake),
juga berpengaruh besar terhadap proses produksi. Proses Produksi Telur.
Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang hormon
reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena
cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang
kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat
potensial dalam proses pembentukan telur (Anonim, 2012)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya petik dari pembahasan diatas yaitu

a.

Adanya pencahayaan, baik pencahayaan alami (sinar matahari) maupun


cahaya buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus di otak. Selanjutnya,
sinyal cahaya akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa,
tiroid dan paratiroid untuk menstimulasi disekresikannya hormon.

b.

Beberapa hal yang selayaknya kita ketahui tentang program pencahayaan


antara lain lama waktu pencahayaan, besarnya intensitas cahaya dan kapan
pencahayaan tersebut dilakukan.

c.

Pada ayam petelur, lama waktu dan intensitas pencahayaan sangat


dipengaruhi oleh fase atau umur produksi.Cahaya sangat diperlukan dalam
pemeliharaan ayam, karena memiliki arti penting berkaitan dengan proses
pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai berikut:
1. Proses Pertumbuhan. Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan
memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama
makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian,
keberadaan cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk
kedalam tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap proses
produksi.
2. Proses Produksi Telur. Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur
adalah merangsang hormon reproduksi gonadotropin, dan
3.

proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk
kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang kemudian
menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat
potensial dalam proses pembentukan telur.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin Asgul.1989. Ilmu Ternak Unggas.Fakultas Peternakan Universitas


Andalas, Padang.

Aak. (1987). Beternak Ayam Pedaging. Yogyakarta : Kanisius

(http://centralunggas.blogspot.com/2009/08/menyinari-layer-menangguktelur.html) di akses pada 30 September 2012.


produktifitas.html. di akses pada tanggal 30 September 2012.

http://bumiternak-betha.blogspot.com/2012/06/pengaruh-cahaya-terhadap
produktivitas.html. di akses pada tanggal 30 September 2012.

http://hardianti-jamaluddin.blogspot.com/2011/02/tatalaksana-pengaturan-cahayapada.html. di akses pada tanggal 30 September 2012.

Anda mungkin juga menyukai