OLEH
MUJIANTO
L1A1 12 104
KELAS B
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah MANAJEMEN TERNAK
UNGGAS ini tepat pada waktunya.
Kami berharap dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita dapat
bertambah Demikianlah kata pengantar dari kami, apabila ada tutur kata yang
kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Saran dan kritik yang membangun akan kami terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini maupun karya
kami selanjutnya.
MUJIANTO
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
bagus untuk dijalani dan bisa mendatangkan keuntungan yang besar, resiko
usahanya pun kecil, untuk memulai usaha ini tidak membutuhkan modal yang
terlalu besar, pemeliharaannya juga tidak begitu sulit,
membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan tidak memerlukan waktu yang begitu
lama untuk setiap kali panen, Anda pun dapat membuka lapangan kerja bagi
orang lain, Usaha Ayam Petelur ini cukup dilakukan dengan managemen dan alat
produksi yang sederhana, dan masih banyak kelebihan lainnya.
Saat ini sudah banyak para pelaku usaha baru yang berminat untuk
memulai Usaha Ayam Petelur ini, dari Usaha Ayam Petelur ini telah menciptakan
banyak pengusaha sukses dan mereka telah menikmati keuntungan dari usaha ini,
mereka tinggal menghitung keuntungan dari jumlah telur yang mereka miliki.
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan Dari pembuatan makalah ini
1) Menambah
pengetahuaan
dan
keterampilan
mahasiswa
mengenai
BAB II
PEMBAHASAN
sel
telur
dan
oviposisi
peletakkan
telur
sebelum
keluar
(Anonim,2012).
Paparan cahaya yang terlalu berlebih, sehingga ayam bertelur lebih awal
akan berakibat bentuk bobot telur yang berukuran kecil dan lama produksi telur
akan berjalan singkat. Jika sebaliknya maka bentuk dan bobot telur akan
berukuran besar. Oleh karenanya, penting untuk dapat mengatur cahaya sehingga
ayam atau bebek itik dara tersebut memulai peneluran pada periode
perkembangannya yang sesuai dan dengan demikian ukuran telur yang di
hasilkan sesuai dengan permintaan pasar.
Ada berbagai macam metode, meskipun kelihatan berlainan tapi
sebenarnya tujuannya sama. Dengan di kandangkan pada satu areal kandang
tertentu, memudahkan untuk menyusun strategi pemeliharaan dan mudah dalam
control, cahaya, kelembaban, temperature.
Metode Step Down Step Up
Ayam dara yang beranjak dewasa pada saat lamanya siang hari bertambah,
cukup hanya di sediakan cahaya tiruan , sehingga cahaya dapat di kurangi 1 jam
lamanya setiap 2 minggu sekali, sampai ayam dara menginjak umur 22 minggu.
Pada saat ini, cahaya di tambah lagi dengan cara yang sama hingga mencapai
lamanya siang 14 16 jam sehari. Sebetulnya masih ada metode yang lain missal
: metode pencahayan tetap, modifikasi step down step up dan metode auburn.
Tapi karena ketiganya tidak cocok di terapkan di Indonesia makanya saya tidak
membahasnya. Kalaupun tetap di paksakan di pakai,harus memerlukan model
kandang yang close up, padahal ini kan memerlukan modal dana yang terlalu
mahal, tidak cocok untuk peternak kecil di Indonesia yang jumlahnya bisa jutaan
personal.
Lebih gampangnya, tambah cahaya pagi hari lamanya 2 jam, dari jam 4
6 pagi hari dan penambahan cahaya pada malam hari selama 2 jam mulai pukul 6
8 malam. Ini setelah ayam menginjak umur produksi di mulai minggu ke 17
hingga afkir. Sedang saat periode grower I dan II, dimulai pada minggu ke 6
hingga minggu ke 16 intensitas cahaya di kurangi sehingga lamanya siang hari
kisaran 10 12 jam.
Induk induk ayam sedang bertelur jangan sekali-kali dilakukan pengurangan jatah
cahaya karena akan berakibat pada penurunan produksi telur.Sebagai contoh
pengaturan fisik untuk menghasilkan pencahayaan yang diinginkan pada kandang
postal maupun baterai, gunakan sebuah kubah reflector dengan bola lampu 60
watt berdiameter 2 meter untuk luasan kandang 7 X 5 meter persegi dan 5-7
meter di atas kandang.
Untuk lebih mudahnya agar lebih praktis pelaksanaannya, pada periode grower
minggu ke 6 hingga minggu ke 16 kandang segera di tutup sehingga cahaya
tambahan dari luar tidak bisa masuk, pada jam 3 sore dan nanti baru di buka
kembali pada pagi hari saat jam 7. Sedang pada periode layer atau produksi
tambah cahaya selama 2 jam pagi hari dari jam 4 6, lampu tambahan di
nyalakan,sedang pada sore hari beri tambahan cahaya lampu dari jam 6 8
malam.
Efek cahaya mempengaruhi: * ayam sedang bertumbuh, * ayam sedang
bertelur,
terutama
pengaruh
terhadap
kelenjar
endokrin
(hipotalamus
light
(penambahan
cahaya
pada
dini
hari)
2.Evening
light
(penambahan
cahaya
pada
sore
hari)
3.Morning and evening light (penambahan cahaya kombinasi pagi dan sore hari)
Terdapat beberapa effek endocrine yang terjadi dari aksi sederhana dan
langsung dari satu hormon. Aktifitas physiologis dari ayam, terutama yang betina,
bergantung pada hubungan yang complex dari efek-efek kelenjer. Sebagai contoh
ialah pengaturan hormonal dari ovulasi dan pembentukan telur. Folicle
Stimulating Hormon (FSH) yang berasal dari lobus anterior kelenjar pituitary
menyebabkan pertumbuhan dari fillikel-follikel beserta ova didalamnya. Bila
follicle telah mencapai besar, hormon Leutinizing Hormon ( LH ) dilepas dari
kelenjer pituitary dan menyebabkan ovulasi. Disamping itu oviduct juga berada
dibawah pengaturan hormon dan dia distimulir pada waktu yang tepat untuk
menangkap ovum yang di lepaskan waktu ovulasi (Syamsuddin,1989)
Sekresi hormon dari folikel bertanggung jawab untuk pembesaran oviduct
sampai dapat berfungsi, untuk pemisahan tulang pubic, pembesaran vent, dan
untuk mobilisasi timbunan-timbunan lemak untuk pembentukan kerang telur.
Sekresi albumen berada dibawah kontrol satu hormon yang disekresikan oleh
tenunan interstitel ovarium. Pembentukan kerabang telur sebahagian berada
dibawah kontrol hormon yang disekresikan oleh kelenjar parathyroid. Pada
permulaan dan akhir pembentukan kerabang telur waktu sekresi dari hormon
haruslah benar-benar tepat. Pada akhirnya hormon yang dijumpai pada kelenjar
pituitary bagian posterior tetapi disekresikan oleh sel-sel yang khusus dari
hypothalamus akan bekerja pada waktu yang tepat, sehingga telur-telur yang telah
terbentuk dikeluarkan (Syamsuddin, 1989)
akan bertelur pada siang siang hari. Bila schedul penyinaran dirobah yaitu dari
jam 6 sore 6 pagi dan pada siang hari tidak dapat cahaya sama sekali maka
dalam waktu 3 hari, waktu bertelurnya berubah dan seluruh telurnya akan
dikeluarkan pada malam hari.
Penggunaan Cahaya Buatan
Cahaya buatan digunakan untuk mengontrol pertumbuhan dan kecepatan
kedewasaan kelamin pullet sehingga tubuhnya sudah cukup besar untuk
menghasilkan telur yang pertama sesuai yang diharapkan. Suatu masalah yang
praktis ialah bagaimana mengontrolumur dan berat pada sexual matuarity
sehingga egg layingperformancenya akan menguntungkan secara komersial.
Cara ini dapat diatasi dengan cara mengurangi panjangnya hari dan pemeliharaan
ayam tersebut mulai pemeliharaan sampai saat bertelur. Panjangnya hari pada
pemeliharaan anak-anak ayam secara lambat laun dikurangi hingga hanya kirakira 6 jam dalam sehari padaa saat mana pullet telah berumur 5,5 6 bulan. Pada
saat ini cahaya dinaikkan 14 16 jam/hari guna menstimulir produksi (Anonim,
2012).
Untuk pelaksanaan ini akan membutuhkan kandang tertutup dimana semua
cahaya alam tak ada sama sekali, selama akhir periode grower. Cahaya buatan
dapat pula digunakan pada pullet yang tidak bertelur atau petelur tua untuk
berproduksi pada waktu yang dikehendaki atau menunda produksi yang normal.
Cahaya buatan tambahan dapat di gunakan pada ayam ( unngas ) sebagai
rangsangan disamping cahaya alam. Pengaruh akibat penambahan cahaya itu akan
diperoleh 7 10 hari kemudian. Biasanya penggunaan cahaya tambahan ini
dilakukan pada pagi hari, sore hari atau kombinasi keduanya guna melengkapi
kebutuhan cahaya 13 14 jam dalam sehari (Anonim, 2012)
Dalam gertakan cahaya akan mempunyai level intensitas tertentu sebab
bertambah terangnya cahaya tidak berpengaruh terhadap kenaikan produksi telur
yang lebih besar. Level intensitas cahaya 0,5 1 foot candle harus diberikan pada
periode tergelap elama pemeliharaan ayam. Cahaya merah lebih efektif dari pada
cahaya biru, tapi walupun demikian cahaya putih dari bola lampu biasa
mengandung cahaya merah yang cukup untuk mengadakan stimulus yamg
memuaskan. Anak ayam merlukan cahaya yang lebih banyak dari pada ayam tua.
Setelah mencapai umur 4 minggu,ayam akan lebih baik pertumbuhannya apabila
cahaya yang diberikan penuh lagi menjelang masak kelamin ( umur 20 22
minggu ). Cahaya yang diterima ayam dapat berupa cahaya buatan atau cahaya
alam.
Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti
penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai
berikut: Proses pertumbuhan. Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan
memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama
makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan
cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake),
juga berpengaruh besar terhadap proses produksi. Proses Produksi Telur.
Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang hormon
reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena
cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang
kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat
potensial dalam proses pembentukan telur (Anonim, 2012)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya petik dari pembahasan diatas yaitu
a.
b.
c.
proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk
kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang kemudian
menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat
potensial dalam proses pembentukan telur.
DAFTAR PUSTAKA
http://bumiternak-betha.blogspot.com/2012/06/pengaruh-cahaya-terhadap
produktivitas.html. di akses pada tanggal 30 September 2012.