Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Kayu Lapis Indonesia merupakan industri pengolahan kayu terpadu yang menghasilkan
produk utama berupa kayu lapis. Untuk dapat terus bersaing di skala global, upaya perbaikan harus
selalu menjadi prioritas agar didapatkan produk dengan kualitas terbaik sehingga dapat diterima
oleh konsumen. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan selalu melakukan inovasi baru dalamn
proses pembuatan plywood. Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan dapat menjamin eksistensi
perusahaan.
Dalam proses pembuatan plywood, terdapat banyak pihak yang terlibat untuk menghasilkan
produk dengan kualitas yang optimal. Untuk mencapai hasil yang maksimal tersebut tentu
dibutuhkan sebuah proses panjang yang mengiringi, serta membutuhkan dukungan dari berbagai
macam pihak. Salah satu pihak pendukung yang dibutuhkan adalah pihak yang dapat memasarkan
produk plywood, sekaligus mengirimnya kepada buyer. Pada PT. Kayu Lapis Indonesia sendiri,
bagian yang bertugas melaksanakan tugas ini adalah Divisi Marketing Plywood.
Sesuai dengan namanya, tugas utama dari Divisi Marketing Plywood adalah menjamin dan
memastikan kegiatan pemasaran/marketing plywood hasil produksi baik untuk kebutuhan eksport
maupun lokal melalui mekanisme dan ketentuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Divisi Marketing Plywood diatur dalam role description
yang telah ditetapkan. Role description tersebut meliputi tugas dan mekanisme kerja. Mekanisme
kerja tersebut tentu saja membutuhkan ketelitian dan pemahaman pada setiap tahapannya. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah pengamatan untuk mengerti tugas dan fungsinya.

1.2 Tujuan
Mengerti dan memahami mekanisme kerja dari Divisi Marketing Plywood sesuai tugas
dan fungsinya dalam proses pembuatan plywood.

BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.1. Divisi Marketing Plywood
PT. Kayu Lapis Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam perdagangan
plywood baik dalam skala eksport maupun lokal. Untuk melakukan kegiatan pengiriman
eksport maupun lokal maka didalamnya dibutuhkan bagian yang mengatur kegiatan tersebut.
Dan dalam hal ini kegiatan tersebut dilaksanakan oleh bagian marketing plywood.
Divisi Marketing merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang memiliki peran
penting dalam menentukan kemajuan perusahaan, sebab bidang ini memiliki fungsi untuk
menghasilkan pemasukan bagi perusahaan, semakin besar pemasukan yang berhasil dicapai,
makai perusahaan akan semakin berkembang dan begitu juga sebaliknya.
Meski demikian divisi ini tidak dapat berdiri sendiri dalam sebuah perusahaan, maka
setiap kegiatan di divisi marketing, mempunyai keterkaitan dan hubungan dengan setiap
bagian dalam perusahaan. Seperti bagian keuangan, sumber daya manusia, produksi, riset dan
pengembangan. Tanpa hubungan yang selaras dengan semua bagian, maka Divisi Marketing
tidak akan bisa menjalankan fungsi sebagaimana fungsi nya
Komunikasi
Marketing

Pembeli (Buyer)

Produksi
(speck, BEP, kualitas, jumlah, time)
Keterangan: Sebelum terjadi kontrak ada komunikasi antara marketing dengan
produksi, kemudian marketing mengkomunikasikan kepada pembeli (buyer) jika deal maka
muncul akan Kontrak.
Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Marketing Plywood dibagi menjadi 5 area yang
masing-masing dipimpin oleh area head. Area tersebut dibentuk sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Struktur Organisasi Divisi Marketing Plywood disajikan ke dalam bagan
berikut.

DIVISI
MARKETING PLYWOOD
M. Slamet Sulistio

EKSPEDISI LOKAL
Andjar Akuantoro,
SH

EKSPEDISI EKSPORT
Suhartono, SH

GUDANG BARANG
JADI

EXIM ADMINISTRASI

INVENTORY & DATA

Udeng Sutisna

Eliyssabeth W., S.Sos.

Agung Devi T. ST

Dalam pelaksanaan pemesanan sampai dengan pengiriman barang, pada PT. Kayu
Lapis Indonesia diatur dalam sebuah mekanisme yang ditangani langsung oleh bagian
marketing. Mekanisme marketing plywood mulai dari pemesanan sampai dengan pengiriman
adalah sebagai berikut.

2.2. Area Ekspedisi Lokal


Area Ekspedisi Lokal berfungsi untuk melaksanakan pengiriman barang jadi untuk
tujuan lokal. Jika Area Ekspedisi Ekspor melakukan pengiriman untuk skala ekspor, maka
Area Ekspedisi Lokal melakukan pengiriman untuk skala lokal. Plywood yang dikirim adalah
plywood dengan kualitas lokal seperti grade C, D, E, dan F. Penjualan plywood lokal hanya
menggunakan sistem SO (Stock Order), yaitu penjualan stok yang ada, tidak menggunakan
sistem MO (Manufacturing Order). Dalam melaksanakan tugasnya, Area Ekspedisi Lokal
terbadi ke dalam 2 Seksi, yaitu Seksi Plywood dan Seksi Log/Sawn Timber. Struktur
organisasi Area Ekspedisi Lokal disajikan ke dalam bagan berikut.
Area Head
Ekspedisi Lokal
Administrasi

Sector Head II/Kepala Seksi

Sector Head II/Kepala Seksi

Plywood

Log/Sawn Timber

Kepala Seksi Plywood mempunyai tugas untuk melakukan pengiriman plywood.


Sedangkan Kepala Seksi Log/Sawn Timber bertugas untuk melakukan pengiriman kayu log
atau sawn timber. Penjualan kayu log dilakukan langsung oleh Divisi Pembahanan, disini
ekspedisi lokal hanya berperan sebagai pengiriman saja. Begitu juga dengan penjualan sawn
timber dimana penjualannya dilakukan oleh Departemen Secondary Product, apabila buyer
sawn timber tidak membawa kendaraan sendiri maka akan dibuatkan Surat Angkut (SA) oleh
bagian sawn timber untuk nantinya diteruskan ke bagian ekspedisi, yang nantinya berperan
untuk melakukan pengiriman.
Mekanisme penjualan plywood lokal adalah sebagai berikut.
-

PO (Purchasing Order) dari buyer pada Divisi Marketing Plywood.

Diteruskan ke bagian ekspedisi lokal, MIS, dan keuangan. Ekspedisi Lokal akan
menyalin PO tersebut di buku order harian, kemudian MIS merekap data sisa order,
dan keuangan bertugas untuk memastikan uang masuk/pelunasan.

Marketing memesan alat angkut yang kemudian dibentuk dalam rencana muat.

Dari MIS akan keluar data barang yang akan dimuat, dan diteruskan ke bagian
gudang untuk memuat barang.

Setelah proses pemuatan di gudang selesai, maka barang siap untuk dikirim.

Untuk memastikan pengiriman, gudang membuat laporan kitir yang berfungsi untuk
crosscheck atau memastikan pengiriman.

Bagian marketing plywood menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk


pengiriman seperti Order Pengiriman Barang (OPB), Surat Pengiriman Barang
(SPB), Faktur Angkutan Kayu Olahan (FAKO), Surat Izin Keluar (SIK), dan Surat
Angkut Ekspedisi (SA).

Perlu diketahui, untuk plywood lokal dalam pemilihan barang yang akan dikirim tidak
menggunakan sistem FIFO. Hal ini disebabkan karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
pemuatan oleh sebab harus dipilih terlebih dahulu barang-barang yang sesuai FIFO. Oleh
karena itu pemilihan barang yang akan dikirim cukup yang sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan oleh buyer, sehingga waktu pemuatan akan lebih cepat karena tidak perlu
melakukan pemilihan barang.
Alat angkut yang digunakan untuk pengiriman lokal adalah truck trailer dan tronton,
sebab pengiriman lokal hanya disekitar Pulau Jawa saja sehingga hanya menggunakan
transportasi darat. Untuk daerah Jawa Timur misalnya Malang, Jawa Barat misalnya Cirebon,
Bandung dan sekitarnya, kemudian Jakarta, Jogja, dan Solo. Spesifikasi alat angkut tersebut
adalah sebagai berikut.
Trailer
Truck trailer yang digunakan panjangnya 12 meter, dengan kapasitas maksimal
36 ton.
Tronton
Truck tronton yang digunakan ada 2 macam, yaitu tronton jumbo dan standar.
Tronton jumbo panjangnya 9,2 meter, dengan kapasitas maksimal mencapai 32
ton. Sedangkan tronton standar panjangnya 7,2 meter, dengan kapasitas
maksimal 22 ton.

Kapasitas plywood lokal yang terjual setiap bulan mencapai 4.000 m3 atau mencapai
23,5% dari kapasitas total produksi plywood. Penjualan ini dilakukan dengan sistem SO,
dimana pihak buyer harus membayar terlebih dahulu baru kemudian barang akan dikirim.
Tidak seperti halnya penjualan eksport, penjualan lokal tidak ada sistem claim. Buyer disini
bisa berasal dari perusahaan maupun distributor/perseorangan.

2.3. Area Ekspedisi Eksport


Fungsi utama area ini adalah untuk memastikan kegiatan pengiriman eksport barang
jadi hasil produksi plywood melalui mekanisme dan ketentuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Ekspedisi eksport dilakukan untuk pengiriman barang ke negara-negara
tujuan yang sebagian besar telah menjadi buyer tetap pada PT. Kayu Lapis Indonesia. Dalam
pelaksanaan tugasnya Area Ekspedisi Eksport dibagi ke dalam beberapa bagian. Struktur
organisasi Area Ekspedisi Eksport disajikan ke dalam bagan berikut.
Area Head
Ekspedisi Eksport
Admisitrasi 1,
2, dan 3

Analis

Analis

Analis

Analis

Muat

USA/UK

Asia

Australia

Tujuan eksport ada beberapa antara lain:


USA

60 %

AUSTRALIA 20%
ASIA

15%

EROPA

5%

Deskripsi mekanisme pada marketing eksport plywood adalah sebagai begikut.


Kontrak datang dari Marketing Jakarta berupa PO (Purchase Order), kontrak berisi
spesifikasi produk, delevery time, termof payment, remarks.
Kontrak dari marketing Jakarta diterima oleh Marketing Plywood Mororejo.
Kemudian dibuatlah Register Nomer MO/SO oleh inventory & data.

o MO (Manufacturing Order) dibuat apabila produk yang dibutuhkan tidak


ada/ada tetapi kurang di stock gudang. MO (barang baru)
o SO (Stock Order) dibuat apabila barang digudang yang sesuai spek sudah
cukup memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan dalam kontrak.
Apabila MO
o MO ini kemudian diserahkan kepada produksi sebagai dasar berapa plywood
yang harus dibuat. MO ini juga berdasarkan pada Outstanding Produksi
(rencana produksi sesuai prioritasnya) dan Outstanding Shipment (rencana
pengiriman). Setelah dilakukan produksi plywood oleh bagian produksi,
dilakukanlah Monitoring Cargo ready, pada tahap ini dilakukan pengecekan
barang yang sudah siap untuk dikirim (baik yang sudah di marking atau
belum). Tujuannya untuk rencana pengiriman. Data ini kemudian di serahkan
kepada MIS sebagai database.
Apabila SO
o Marketing jakarta melakukan penawaran produk yang sudah ada negara tujuan
nya Taiwan, China, Korea, Dari SO ini dilihat pada Stock List, dilihat barang
yang akan dikirim sudah di marking apa belum. Apabila belum dilakukan
marking maka dimintakan order marking di bagian Gudang Barang Jadi.
Barang siap dikirim. Setelah semua barang sudah di marking (berdasarkan
order marking ), selanjutnya disiapkan Order Muat
Persiapan dokumen, meliputi :
o Packing list (berisi speck, isi pallet, berat groose & net)
o Invoice (berisi speck, harga per m3, square feet)
o SVLK (dokumen legalitas kayu) (berisi sma dengan packing list)
o COO (certificate of Original
o FAKO (Faktur Angkutan Kayu Olahan)
o PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
o Fumigasi
o ISPM #15 (standar landasan)
Pengiriman Plywood. Melalui,
o Break Bulk (kapal Konvensional)
o Container (Setting Container), metode dengan container biasanya lebih dipilih
karena lebih cepat dan efisien.

Untuk sistem pembayaran, diberlakukan 2 sistem pembayaran dengan penerapan yang


berbeda, yaitu:
L/C (Letter of Credit) : bayar dahulu baru kirim
TT ( Telegraph Transfer) : kirim dahulu baru dibayar

Setting Container

Setting container ini dilakukan untuk efektivitas dan efisiensi dalam pengiriman
plywood. Dengan sistem yang tepat diharapkan volume barang yang dikirim dapat optimal
sesuai dengan kapasitas maksimal container. Beberapa model setting container adalah
sebagai berikut.
-

Metode 2-2
2
2

2
2

Metode 1-3
1

Metode Sergung

Metode kombinasi /campuran

2.4. Area Gudang Barang Jadi Plywood


Secara garis besar tugas dan tanggungjawab gudang barang jadi plywood

adalah

penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran plywood. Plywood yang dimaksud termasuk


plywood grade eksport maupun lokal. Dalam pelaksanaan tugasnya, gudang barang jadi
plywood dibagi ke dalam beberapa bagian untuk memudahkan dalam pelaksanaannya.
Area Head
Gudang Barang Jadi Plywood

Sector Head I/ Kepala Shift I

Sector Head I/ Kepala Shift 2

Supervisor

Supervisor

Supervisor

Supervisor

Penerimaan & Marking

Pengiriman

Penerimaan & Marking

Pengiriman

Ada 9 lokasi gudang di PT. Kayu Lapis Indonesia, yang dibedakan berdasarkan
fungsinya masing-masing, yaitu sebagai berikut.
a.

Gudang 1

: Gudang eksport barang polos (belum marking)


dan gudang lokal

b.

Gudang 2

: Gudang barang yang sudah di marking yang


pemuatannya menggunakan kontainer

c.

Gudang 3

: Gudang barang polos (belum marking)

d.

Gudang 4

: Gudang barang polos (belum marking)

e.

Gudang 5

: Gudang barang marking yang akan


dimuat dengan kapal

f.

Gudang 6

: Gudang barang lokal

g.

Gudang 7

: Gudang barang lokal

h.

Gudang IR

: Gudang barang lokal

i.

Gudang coridor

: Gudang barang yang sudah di marking dan


akan dimuat hari ini

Mekanisme Penyimpanan

Tata cara penyimpanan barang digudang:


a. Barang ditempatkan yang terhindar dari sinar matahari secara langsung dan
ditempat yang kering,
b. Area penyimpanan barang bebas dari kotoran/sampah,
c. Jarak banjar per pallet 60 cm
d. Tinggi tumpukan pallet max 6 tumpuk
e. Barang diletakkan perkelompok sesuai kelompok yang sudah direncakan,
f. Penempatan plywood beremisi rendah terpisah dengan kelompok lain.

Mekanisme Penerimaan

Penerimaan dibagi 2, yaitu penerimaan lokal dan penerimaan eksport. Perbedaannya


terdapat pada palletnya dan penimbangan barang, untuk eksport dipallet
menggunakan pallet plywood dan barang ditimbang, sedangkan untuk lokal tidak
dipallet dan tidak dilakukan penimbangan barang.
Penerimaan Eksport
Mekanisme :
Produksi

OK

Gudang Barang Jadi

NO OK

Deskripsi :
1. Kemasan barang jadi masuk gudang harus sesuai dengan ketentuan packing,
2. Penerimaan harus disertai bukti pengiriman barang jadi yang dibuat oleh produksi,
3. Dilakukan pengecekan barcode pada pallet dengan bukti pengiriman, jika sudah
sesuai barcode M pada pallet diambil sebagai bukti barang sudah masuk gudang.
4. (Khusus Eksport) Pallet plywood tersebut kemudian ditimbang. Penimbangan
dilakukan menggunakan timbangan khusus yang dibantu dengan forklift. Hasil
timbangan dan lokasi pallet plywood akan diletakkan tersebut kemudian
dituliskan di barcode M dan K1.
5. Bagian penerimaan kemudian mengecek MO untuk melihat sudah turun marking
atau belum. Jika sudah barang ditaruh pada area marking. Jika belum ditempatkan
pada tempat yang sudah ditentukan.

6. Setiap 2 jam sekali bagian MIS mengambil barcode M dan bukti pengiriman
untuk di entry.
Penerimaan Lokal
Untuk lokal gradenya C, D, E dan F dan tidak menggunakan pallet, untuk grade C
plywood diberi tidak diberi tanda dengan cat atau polos, untuk grade D diberi tanda
satu garis dengan menggunakan cat berwatna hijau pada samping plywood, untuk
grade E diberi tanda garis 2 dengan menggunakan cat berwarna hijau pada samping
plywood, dan untuk grade F diberi tanda garis 3 dengan menggunakan cat
berwarna hijau pada samping plywood.
Mekanisme :
Produksi

OK
NO OK

Gudang Barang Jadi

Mekanisme Marking (penandaan)

Tahapan Marking penandaan Barang Produksi Plywood


-

Marketing membuat order marking yang berisi daftar nomor pallet yang ditujukan
ke bagian gudang dan ke bagian MIS, untuk bagian MIS sebagai dasar pembuatan
marking kontrol,

Marking kontrol yang dibuat MIS diserahkan ke gudang sebagai dasar kerja pihak
gudang,

Pelaksanaan marking/penandaan dilakukan oleh petugas yang sudah ditentukan,

Kopelan (spesifikasi dari isi plywood) yang sudah diisi sesuai dengan ketentuan
marking diambil dan disimpan sebagai data lacak balak,

Setelah dilakukan pengecekan oleh petugas kontrol marking dari kontrol produk,
bila sudah ok, berarti sudah sah di marking, barang siap diambil dan ditempatkan
sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan,

Tiap 2 jam barcode yang telah diambil gudang di upload ke MIS untuk kemudian
di entry pihak MIS,

Barang yang sudah dimarking lalu digunakan untuk keperluaan supply barang
harus dipoloskan terlebih dahulu.

Mekanisme Pengiriman

Tahapan-tahapan pengiriman barang sebagai berikut:


a.

Instruksi dari bagian maketing untuk order muat,

b.

Order muat didapat 1-2 hari sebelum barang dimuat,

c.

Rencana stuffing container diperoleh pihak gudang 1 hari sebelum barang dimuat,

d.

Penyiapan barang yang akan dimuat dilakukan sehari sebelum dan dilakukan
pada shift 3,

e.

Sebelum muat barang sopir membawa DO diberikan pada pihak marketing, dari
pihak marketing memberikan OPB pada supir untuk dibawa ke gudang barang
jadi,

f.

Sebelum muat barang dilakukan kontrol dengan membuat kontrol eksport oleh
gudang barang jadi,

g.

Container harus dicek keadaan fisiknya sesuai dengan tally muat container, hal ini
dilakukan untuk mengatasi claim dari pihak container,

h.

Barang yang sudah disiapkan kemudian diambil barcode K1 sebagai bukti


barang sudah keluar dari gudang, barcode dan tally sheet dicek kesesuaian
barangnya, jika sesuai barcode kemudian diserahkan ke MIS untuk di entry
kesesuaian data jika ok maka barang boleh dimuat,

i.

Barang yang sudah siap untuk dimuat kemudian dipasang landasan supaya,
memudahkan untuk pemasukan kedalam container, pemasukan kedalam container
dilakukan sesuai dengan setting container yang sudah direncanakan dari
marketing,

j.

Setiap 1 sesion pemuatan barang dilakukan dokumentasi dengan foto,

k.

Setelah selesai barang dimuat kemudian container dikunci dan disegel.

Mekanisme pengeluaran Internal

Pengeluaran yang digunakan oleh internal perusahaan dalam hal ini adanya
permintaan dari bagian IR dan bagian marketing dengan menggunakan bon, didalam
bon dijelaskan peruntukan plywood yang dikeluarkan. Misalnya pengeluaran internal
ini dilakukan untuk mengubah ukuran plywood menyesuaikan dengan pesanan buyer.
Mengubah ukuran plywood dilakukan dengan pemotongan menggunakan panel saw
oleh bagian Inspection Room. Plywood dari pengeluaran internal dikeluarkan untuk :

regrade

dipotong dari bagian IR

dirubah isi sesuai kebutuhan dari bagian IR

Gudang barang jadi menyiapkan barang sesuai bon dan nomor barcode, sebelum
dikirim sesuai bagian yang melakukan permintaan, dilakukan pengambilan barcode
K1 sebagai bukti barang sudah keluar dari barang.

Stock opname

Stock opname merupakan proses akhir yang biasa dilakukan oleh area gudang barang
jadi, dan dilakukan saat semua kegiatan berhenti, pada minggu terakhir per bulan dan
dilakukan pada hari minggu.

Stock opname dilakukan oleh petugas stock opname sesuai dengan


tanggungjawab masing-masing gudang,

Pelaksanaan stock opname juga disaksikan oleh beberapa pihak yaitu :


-

Pihak accounting,

Pihak internal audit, dan

Pihak gudang.

Hasil stock opname digunakan untuk stock awal pada bulan berikutnya.

2.5. Area Exim Administrasi


Untuk Area Exim Administrasi tidak dijelaskan pada pengamatan ini. Namun hanya
sebatas dijelaskan bahwa fungsi dari exim administrasi adalah pembuatan dokumen ekspor
seperti SVLK, PEB, packing list, dan shipping instructions.

2.6. Area Inventory dan Data


Area Inventory Control mempunyai tugas memastikan kegiatan pemantauan dan
inventory hasil produksi untuk mendukung perencanaan produksi selanjutnya melalui
mekanisme dan ketentuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Kegiatan
pemantauan dilakukan dengan tujuan :

1. Pencegahan ketidaksesuaian antara pelaksanaan dan mekanisme yang ditetapkan


2. Pengendalian terhadap mekanisme, distribusi hasil produksi sampai pada
pengeluaran dari gudang barang jadi.
3. Memastikan entry data benar untuk informasi dan perencanaan produksi
selanjutnya.
Kegiatan inventory hasil produksi bertujuan :
1. Mengetahui kapasitas penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran dari gudang
barang jadi sehingga dapat ditentukan kebijakan untuk mendukung perencanaan
selanjutnya.
2. Mengetahui stock barang jadi.
Area Inventory Control mempunyai struktur organisasi sebagai berikut.
Area Head
Inventory Control
Administrasi
Agung Devi

Analis

Analis

Entry MO/SO

Data

Area Inventory Control dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi
analis mencakup entry MO/SO dan analis data. Analis entry MO (Manufacturing Order)
merupakan Sector Head II yang bertanggung jawab langsung ke Area Head Inventory
Control. Tugas analis Entry MO yaitu melakukan input data yang akan dijadikan sebagai
acuan proses produksi. MO yang dientry secara garis besar mencakup rincian ukuran produk,
jumlah spek produk, dan waktu. MO harus sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, jika
terjadi kesalahan terhadap entry MO maka berakibat kesalahan proses produksi. Dengan
demikian entry MO sangat penting dalam perencanaan dan proses produksi selanjutnya.
Begitu juga dengan entry SO (Stock Order) merupakan input data produksi berlebih
yang akan dioder ke negara lain maupun lokal di luar kontrak (nonMO). Ketersediaan stock
gudang yang mencapai 22.000 m bisa dibuat SO dengan melakukan penawaran secepatnya

ke buyer lain untuk dipasarkan sesuai mekanisme yang telah ditentukan. Penjualan stock
yang cepat bertujuan:
1. Memberikan ruang yang cukup bagi produk selanjutnya.
2. Mencegah rusaknya produk akibat terlalu lama tersimpan
3. Jika terlalu banyak stock maka pihak gudang barang jadi akan kesulitan dalam
mengatur penempatan produk
4. Kesulitan dan kerumitan dalam penempatan produk dapat berakibat kesalahan pada
pengambilan produk untuk pengiriman, pengambilan produk membutuhkan waktu
lama.
Stock di gudang yang dianalisis datanya dapat dilakukan dengan sistem FIFO. Sistem
ini bertujuan supaya produk tidak terlalu lama di gudang sehingga produk tidak rusak akibat
temperatur, jamur, maupun patogen lainnya. Namun sistem ini mempunyai kekurangan
berupa kesulitan dan waktu yang lama dalam pengambilan produk untuk pengiriman
sehingga pengiriman ke buyer berpeluang tidak tepat waktu. Selain sistem FIFO diterapkan
cara saling mengisi antar stock namun masih dalam ukuran yang sama. Sistem ini diterapkan
karena permintaan dari buyer, dan terdapat kekurangan atau kelebihan jumlah dari salah satu
stock.
Analis data berperan penting dalam pengolahan data hasil produksi dari MO maupun
stock produk di gudang. Data yang dianalisis berfungsi sebagai evaluasi terhadap hasil
produksi dan mekanismenya sehingga dapat mendukung perencanaan produksi menjadi lebih
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga hal-hal yang disepakati antara buyer
dan pihak produksi tidak ada permasalahan. Permasalahan antara buyer dan pihak produksi
sering kali terjadi, misalkan terjadi claim oleh buyer akibat kondisi produk yang tidak sesuai.
Kondisi produk bisa berubah ketika dalam container yang kotor dan basah. Oleh sebab itu
data yang akan menjadi bukti akurat, data yang digunakan bisa menjawab claim dari buyer
sehingga perusahaan tidak dirugikan atas claim.

BAB III
KESIMPULAN

1. Divisi Marketing Plywood mempunyai fungsi untuk melaksanakan kegiatan


pemasaran/marketing plywood hasil produksi baik untuk kebutuhan eksport ataupun
lokal melalui mekanisme dan ketentuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien. Divisi Marketing Plywood dibagi ke dalam 4 area, yaitu:
-

Area Ekspedisi Lokal, yang berfungsi untuk melakukan pengiriman barang jadi
plywood untuk tujuan lokal.

Area Ekspedisi Ekspor, yang berfungsi untuk melakukan pengiriman barang


jadi plywood untuk skala eksport ke beberapa negara buyer.

Area Gudang Barang Jadi Plywood, yang berfungsi melakukan penerimaan,


penyimpanan, dan pengeluaran plywood.

Area Exim Administrasi, yang berfungsi untuk pembuatan dokumen eksport


seperti SVLK, PEB, packing list, dan shipping instructions.

Area Inventory dan Data, yang berfungsi untuk memastikan kegiatan


pemantauan dan inventory hasil produksi untuk mendukung perencanaan
produksi selanjutnya.

2. Secara garis besar, mekanisme kerja Divisi Marketing Plywood dimulai dengan
adanya PO dari buyer, apabila spesifikasi produk sesuai dan bagian plywood
menyanggupi kemudian penyusunan MO, pelaksanaan produksi plywood, kemudian
barang jadi masuk gudang dan siap dikirim sesuai dengan waktu yang telah disepakati
dengan buyer.

LAPORAN KEGIATAN PENGAMATAN


DIVISI MARKETING PLYWOOD

Disusun oleh:
1. Rohmatus Rizqy Kisna Yunanta

(A7627/08144)

2. Agus Dwi Prasetia Putra

(A7629/08144)

3. Hendy Adityawan Sutisna

(A7633/08144)

4. Dias Oktaviana Kusuma Dewi

(A7635/08144)

5. Munalita Riamawahyu

(A7636/08144)

MANAGEMENT TRAINEE
PT. KAYU LAPIS INDONESIA
MOROREJO, KALIWUNGU, KENDAL
2014

Anda mungkin juga menyukai