Makalah Lengkap Studi Islam
Makalah Lengkap Studi Islam
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERUMUSAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Kepribadian muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi
persyarikatan yang di sahkan oleh muktamar muhammadiyah ke 35 pada tahun 1962 di
Jakarta atau sering di sebut dengan muktamar setengah abad.
Perumusan kepribadian muhammadiyah sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari
keterkaitannya dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana
telah dimaklumi secara luas bahwa dengan di mulainya peristiwa Dekrit Presiden 5 juli
1959 negara Indonesia memasuki Negara yang baru di kenal dengan zaman demokrasi
terpimpin atau lebih pada terkenal dengan sebutan zaman Nasakom atau pemerintahan
nasakom.zaman demokrasi pemimpin adalah periode spemerintahan di mulai sejak
Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD 1945 pada tanggal 5 juli 1959 sehingga terbitnya
surat perintah 11 maret 1966 (supersemar).
Pada periode ini Presiden Soekarno selaku Kepala Pemerintah membentuk Kabinet
atau Dewan menteri dengan menjadikan kekuatan politik yang keluar sebagai pemenang
Pemilihan Umum tahun 1955 kecuali Masyumi sebagai pilar utamanya. Ketiga Partai
politik yang duduk dalam Kabinet tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI)
mewakili unsur Nasionalis (Kebangsaan), Nahdatul Ulama (NU) mewakili unsur Agama,
dan Partai Komunis Indonesia (PKI) mewakili unsur Komunis. Kebijakan Presiden
mendudukan ketiga usnur diatas hakikatnya adalah dalam rangka merealisasi obsesi dan
gagasan lama yang sudah dikonsepkan di sekitar tahun 1920-1927.Secara realitas
obyektif dan jujur harus diakui bahwa waktu itu kekuatan ideologis politis bangsa
Indonesia terkelompok dalam tiga kekuatan, yaitu kelompok Kebangsaan atau
Nasionalis, kelompok Islam dan kelompok Komunis. Bung Karno berkeyakinan bahwa
untuk menghadapi dan mengenyahkan kaum penjajah, kaum imperalis, dan kolonialis
Belanda adalah dengan cara menggalang dan mempersatukan ketiga kekuatan bangsa
Indonesia seperti diatas. Kata-kata Bung Karno yang menggagas persatuan seperti itu
dirumuskan dengan kalimat samen bundelling van allleen krachter, seluruh kekuatan
harus diikat dalam satu ikatan kokoh. Gagasan Bung Karno seperti itu kemudian dengan
sembutan NASIKOM (Nasionalis, Islam, dan Komunis).
Ketika Indonesia memasuki zaman merdeka obsesi tersebut masih tergiang-ngiang
dibenak Bung Karno, dan mencita-citakan adanya persatuan dari seluruh kekuatan
bangsa Indonesia untuk membanguun negara. Namun gagasan seperti itu sejak tahun
1945 hingga tahun 1959 tidak pernah diwujudkan akibat selama kurun tersebut Negara
tidak pernah bisa diwujudkan akibat selama kurun terebut Negara Republik Indonesia
menerapkan sistem parlementer, dimana presiden tidak mempunyai peran sama sekali
untuk menentukan warna dan kebijakan pemerintahan. Sistem parlementer memberikan
kewenangan kepada kabinet (dewan menteri) yang dipimpin oleh perdana menteri untuk
menentukan kebijakan pemerintahan.
Ditengah-tengah kegalauan seperti ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun
1961 menyelenggarakan kursus Pimpinan Muhammadiyah Seluruh Indonesia yang
berlangsung di Yogyakarta. Diantara penceramah yang tampil dalam kursus tersebut
adalah KH. Fakih Usman, seorang tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus
tokoh Masyumi. KH. Fakih Usman dalam susunan Pimpinan Pusat Masyumi termasuk
anggota DPP Masyumi sejak tahun 1945-1960. Bahkan Fakih Usman sejak tahun 19561960 menduduki wakil ketua DPP Masyumi. Adapun makalah yang disampaikan kepada
peserta khusus berjudul Apakah Muhammadiyah Itu Dalam makalah ini Fakih Usman
menguraikan secara tepat tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenarnya,
menguraikan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah itu.
Pidato KH. Fakih Usman yang sangat sarat isinya tersebut ternyata mengubah
beberapa tokoh anggota PP. Muhammadiyah, yang akhirnya ditanggapi secara positif
oleh Perserikatan yang dibuktikan dengan dibentuk Team perumus KEPRIBADIAN
MUHAMMADIYAH yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan Diponingrat, H.
Djarnawi Hadikusumo, HM. Djindar Tamimy, H.M. Saleh Ibrahim, serta KH. Fakih
Usman.
Hasil rumusan materi Kepribadian Muhammadiyah dibahas dalam siding tanwir
Muhammadiyah pada tanggal 25 s.d. 28 Agustus 1962. Setelah melewati pengolahan
kembali, akhirnya materi Kepribadian Muhammadiyah dijadikan salah satu materi pokok
Muktamar Muhammadiyah ke 35 yang berlangsung pada tanggal 14 s.d. 18 November
1962 di Jakarta. Diskusi dan debat yang cukup menegangkan di dalam Muktamar
menyertai dibahasnya materi Kepribadian Muhammadiyah. Sesudah dicapi kata sepakat
bulat Muktamar menerima dan mensahkan Matan Kepribadian Muhammadiyah sebagai
perumusan resmi perserikatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penjelasan Tentang Kepribadian Muhammadiyah
muhammadiyah
untuk
merumuskan
lebih
rinci
dalam
rangka
mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Dan dari inti pidato itu
kemudian di jadikan pokok pada judul pertama dari empak pokok bahasan yang
tersimpul dalam kepribadian muhammadiyah.
B. Hakikat Muhammadiyah
Dalam pokok bahasan apakah Muhammadiyah itu pertama-tama yang di
tegaskan adalah bahwa: Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan
gerakan islam .pada pertanyaan yang singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat
padat yaitu muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu
perkumpulan, atau suatu jamiyah dan muhammadiyah sebagai gerakan islam.
1. Muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan.
Bagi muhammadiyah fungsi organisasi tidak lebih dari sebuah alat (tool)
perjuangan semata-mata yaitu alat perjuangan untuk dan demi tegaknya
kemuliaan dan kejayaan islam secara hakiki (izzul-islam wa al-muslimin).
Dengan pernyataan ini pula muhammadiyah ingin menegaskan kepada dunia
luar, atau kepada siapapun yang karena kekurangannya pengertian kepada apa
dan siapa muhammadiyah yang sebenar-benarnya bahwa muhammadiyah
bukan sama sekali merupakan sebuah mazhab, firqah ataupun sekte tersendiri
dalam islam. Kalupun akan di kait-kaitkan dengan maalah firqah maka secara
tegas dengan di dukung oleh bukti-bukti yng objektif rasional baik di dalam
amaliyah ubudiyah ataupun amaliyah Itiqadiyahnya muhammadiyah adalah
termasuk golongan salafiyah serta termasuk dalam aliran (firqah) ahlus-sunah
wal jamaah.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan islam
ini
merupakan
siuatu
substansi
yang
menggambarkan
wajah
dan
dalam
keseluruhan
gerakan
nya
adalah
dalam
rangka
dan self
justru
jauh
lebih
besar
dari
pada
organisasi
muhammadiyah sendiri.
C. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi
gerakan muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama adil makmur
yang di ridlai Alloh SWT.
D. Matan (Teks) Kepribadian Muhammadiyah
1. Apakah muhammadiyah itu?
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam. Maksud
gerakannya adalah dawah islam amar-maruf nahi munkar yang di tujukan dalam
dua bidang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar-makruf nahi munkar
pada bidang yang pertama terbagi menjadi dua golongan, kepada yang islam bersifat
pembaharuan (tajdid) yaitu mengenbalikan kepada ajaran-ajaran agama islam yang
asli murni.yang kedua kepada ajaran-ajaraan agama islam yang asli murni. Yang
kedua kepada yang belum islam, bersifat paerbaikan dan bimbingan serta peringatan.
Kesemuanya itu di laksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Alloh semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar dengan caranya masingmasing yang sesuai, muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya
ialah terwujudnya masyarakat islam yang sebar-benarnya.
2. Dasar amal usaha muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya di mana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas
merata muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsipprinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggarang Dasar, yaitu :
a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Alloh
b. Hidup manusia bermasyarakat.
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam
dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan
ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Alloh dan ihsan kepada manusia.
e. Ittiba kepada langkah perjuangan nabi Muhammad saw.
f. Melancarkan usaha-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
3. Pedoman amal usaha dan perjuangan muhammadiyah
Menilik dasar prinsip tersebut di atas maka apapun yang di usahakan dan bagaimana
cara perjuangan muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus
berpedoman:berpegang teguh akan ajaran Alloh dan Rasulnya,
bergerak
kawan
dan
bersikap
lapang
dada,
melainkan
karena itu bersifat kemasyarakatan dalam sifat ini kelihatan dengan jelas bahwa
muhammadiyah bukan partai politik dan bukan pula sekedar organisasi soaial
tetapi suatu gerakan islam yang akan merealisasikan ajaran islam itu benar-benar
bermanfaat bagi pembangun Negara material dan mental spiritual.
5. Selaku organisasi yang anggotanya dan pemimpinnya terdiri dari manusiamanusia yang sadar sebagai warga Negara hokum muhammadiyah memandang
segala hukum undang-undang, peraturan-peraturan Negara sebagai suatu
kenyataan yang berkekuatan hukum maka muhammadiyah mengindahkan
kesemuanya itu.
6. Muhammadiyah berjuang untuk perdamaian, suka damai, memperbanyak kawan,
lapang dada luas bandangan sangat mengindah kan hukum dan undang-undang.
7. Aktif dalam perkembangn masyarakat dengan masud ishlah dan perkembangan
sesuai dengan ajaran islam.
8. Kerjasama dengn golongan isklam manapun juga dalam usaha mnyiarkan dan
mengamalkan agama islam secara membela kepentingnnya.
9. Membantu pemerintah serta kerja sama dengan golongan lain dalam memelihara
dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil,makmur, sentosa
yang di rridlai Alloh.
10. Bersifat adil korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.
E. Kontekstualisasi Kepribadian Muhammadiyah
Dalam matan / teks kepribadian muhammadiyah dinyatakan bahwa masuk
gerah (muhammadiyah) yaitu dakwah islam, amarmaruf nahi munkar. Penegasan
seperti ini jelas mengharapkan komitmen muhammadiyah ada pada Ali Imran ayat
104 suatu alat yang menjadi faktor utama yang melatar belakangi berdirinya
persyarikatan muhammadiyah.
1) Pengertian dahwah islam
Dilihat dari bahasa (etimologi)
dakwah
adalah
berasal
dari
kata
dalam
perikehidupan
perorangan
perikehidupan
aspek
kegidupan
seperti
bidang
iktihad,ibadah,akhlak,kebudayaan,pendidikan-pengajaran,ilmu
pengetahuaan,social,ekonomi, juga dalam bidang kenegaraan/politik dan
sebagainya.
Tujuan Dakwah Islam.
Menurut Abul Ala Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah
proporsional meliputi tiga sasaran yaitu:
a. Agar supaya umat manusia menyembah
kepada
Alloh
secara
tidak
adalah baik oleh karena itu semua hal atau sifat yang di kenal sebagai suatu
kebaikan oleh hati nurani manusia di namakan marufat(Maududdi:32-36).
Syariat islam membagi marufat dalam tiga kategori, yaitu :
Fardlu yaitu mendapat pahala bila dikerjakan dan mendapatkan
hukuman jika di tinggalkan.
Sunah yaitu yang mendapat pahala jika di kerjakan dan tidak
mendapatkan hukuman bila di tinggalkan.
Mubah yaitu yang tidak berpahala jika di kerjakan dan tida
mendapatkan hukuman bila di tinggalkan.
Sementara itu At-Tabari dalam jamial-bayan fi tawilaya:til Quran III,hal 391
menjelaskan pengertian makruf sebagai berikut: Asal istilah makruf adalah
segala sesuatu yang di kenal (baik) untuk dikerjakan, indah(jamil) dan di
anggap baik (mustabsan), bukan dianggap buruk oleh ahli iman kepada Alloh.
Sedang taat kepada Alloh. Sedang taat kepada Alloh disebut makruf oleh
karena taat kepada Alloh ini oleh ahli imam di anggap sebagai hal yang di
ketahui (baik) pengerjaannya dan mereka tidak membencinya.
Sedang Muhammad Thahir ibnu Ashur dalam Tafsir wal Tanwir III, hal 40
menyatakan bahwa : makruf adalah segala sesuatu yang di ketahui
(kebaikannya). Istilah ini merupakan najaz(metaphoric) kepada hal-hal yang
bias di terima dan di ridhai. Sebab, segala sesuatu yang di ketahui
(kebaikannya) menjadi biasa bisa di terima menurut pertimbangan akal dan
ketentuan syariah (dengan kata lain) makruf adalah kebenaran dan kebaikan
/kemaslahatan (as-shalah). Sebab hal ini bias di terima dalam keadaan neral.
(Azizy) reintrepretasi dan sosialisasi konsep Amarmrufnahi munkar dalam
pemikiran Muhammadiyah :22-23.
3)
lebih
kedzaliman,
dan
semacamnya juga masuk dalam pengertian munkar, atau masuk dalam konsep
batil,fasad. Ada beberapa ayat Al-Quran yang secara tegas melarang kerusakan
di bumi. Dan hal-hal yang sekitarnya merugikan rakyat banyak bias masuk
dalam pengertian mungkar. Lebih lagi kezaliman jelas sekali kemungkarannya
Syariat islam membagi munkarat menjadi dua kategori yaitu:
Haram yakni segala sesuatu yang mutlak dilarang dan mendapat
hukuman bila di kerjakan dan mendapatkan pahala bila di tinggalkan.
Makruh yakni segala sesuatu yang tidak hanya di senangi saja tiada
mendapatkan hukuman bila di lakukan dan mendapatkan pahala jika di
tinggalkan.
Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa perasaan
tentang baik dan jahat itu adalah inheren dalam watak manusia sendiri. Sebab
itulah maka dalam terminology Al-Quran yang baik itu namanya al-makruf
(sesuatu yang sudah di ketahui) dan yang jahat itu di beri nama al-munkar
(sesuatu yang diingkari, yang ditolak) dengan kata lain perkataan al-marufat
itu di kenal sebagai sesuatu yang baik digemari oleh setiap manusia.
Sasaran Gerakan Muhammadiyah
Dalam matan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa maksud gerakannya
ialah dakwah islam amal makruf nahi munkar yang di tunjukan kepada dua bidang :
perseorangan dan masyarakat. Dari penegasanini jelas bahwa sasaran gerak dakwah
islam yang dilaksanakan oleh muhammadiyah terbagi menjadi dua yaitu :
a. Perseorangan yang terbagi pula dalam dua kelompok, yaitu :
- Orang yang sudah islam(umat ija:bah)
- Orang yang belum islam (umat dakwah)
b. Masyarakat
Terhadap ketiga kategori ini sifat dakwah yang di gerakan muhammadiyah
berbeda-beda di sesuaikan karakter, situasi kondisi masing-masing.
1.
disebutkan
aqidah
islam
bahwa
yang
Muhammadiyah
bekerja
murni,bersih,dari
untuk
gejala-gejala
khurafat,sebagian
besar
memang
mengarah
dan
menaatinya,
meminta
pertolongan
kepadanya
Kewajiban
seorang
hamba
terhadap
Tuhan yang pertama dan yang paling utama ialah mentauhidkan Alloh
semurni-murninya. Apabila mentauhidkan Alloh adalah merupakan
hak Alloh atas hamba-hambaNya yang berarti bahwa mentauhidkan
Alloh adalah merupakan kewajiban mutlak bagi hamba yang harus di
tempuhnya dalam keseluruhan hidup maka sebaliknya menyekutukan
Alloh, merupakan suatu yang di larang atau diharamkan termasuk
suatu dosa yang paling besar.
Dalam uraian di muka telah di jelaskan bahwa menyekutukan Alloh
dengan sesuatu yang dapat berupa Dzaat(substansi),wujud.sifan
apapun perbuatan.
1. Menyukutukan Alloh dari segi dzat
Menyukutan Alloh dari segi dzat (subtansi) dapat berupa
mempersekutukan sesuatu selain Alloh dengan keyakikan bahwa
sesuatu tersebut dzat Alloh. Mempersekutukan semacam ini
umpama kepercayaan trinitas yaitu kepercayaan yang berkeyakinan
bahwa Alloh dan alMasih atau Alloh dan Anak-Nya atau Alloh
dengan kalimat-Nya, kedua-duanya azaly (eternal) atau preexistence
artinya
wujudnya
tidak
dipengaruhi
oleh
zaman.
Dalam
syirik
karena
mengandung
makna
meminta
- Guna-guna
Adalah semancam mantera yang khusus untuk membuat seorang
jatuh hati atau jatuh cinta.
- Dukun dan tenung
Dukun ialah seseorang yang dapat memberitahukan tentang halhal ghaib pada masa dating atau memberitahukan apa yang
tersirat di dalam naluri manusia. Sedang tukang tenung adalah
nama lain bagi peramal dan dukun atau nama lain bagi orangorang yang mengatakan bahwa dirinya dapat mengetahui hal-hal
yang ghaib, baik yang akan terjadi pada masa dating atau
tersembunyi di dalam hati.
- Sembelihan selain untuk Alloh
Menyembahkan kurban dan penyembelihan hewan yang bukan
karena Alloh adalah termasuk perbuatan syirik
- Berperasaan sial (tatbayyur)
Tahayyur ialah berperasaan sial, atau berfirasat buruk, yang oleh
karenanya menimbulkan rasa pesimis, rasa kecil hati.
b. Khurafat
Arti bahasa dari khufarat ialah berbagai cerita bohong. Sedang menurut
arti istilah yang di maksud dengan arti khufarat adalah berbagai
kepercayaan yang khayali bahwa di luar Alloh ada berbagai kekuatan
ghaib yang dapat menyebankan kesalmatan seseorang dan dapat pula
mendatangkan mudlarat terhadap seeorang.
Kufarat adalah inheren dengan dua fham kuno yaitu faham
animisme atau faham terhadap adanya kekuatan ghaib (supra natural)
yang di pencarkan oleh berbagai macam roh,semisal ada kepercayaan
terhadap kekuatan yang memancar daru kubur seseorang yang di
anggap keramat.sedang yang inheren dengan faham dinamisme ialah
kepercayaan bahwa pada setiap benda-benda tertentu terdapat kekuatan
ghaib semacam percaya kepada magisnya keris,tombak, batu akik, besi
aji dan sebagainya ataupun benda-benda azimat yang di percayai dapat
menangkal terhadap berbagai macam bala atau dapat membuat kebal
seseorang.
c. Bidah
Kata biah menurut arti bahasa dapat berarti model atau sesuatu yang
baru tidak di dahului oleh contoh atau sesuatu perkara yang terjadi
dengan tidak ada contohnya. Sedang menurut syara yang di maksud
dengan bidah ialah urusan yang baru dialami di dalam agama baik
berupa aqidah(kepercayaan) berupa ibadah ataupun berupa sifat bagi
ibadah yang belum pernah ada (terjadi) di masa Rasulullah.
Melakukan bidah dalam segala urusan ibadah ataupun aqidah yang
sangat di cela oleh agama dan di larang untuk di kerjakan
b. Akhlak
Tajdid dalam bidang akhlak adalah berupa mendidikkan dan menyatakan
hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut
menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap kebiasaan hidup tercela dan
menjijika.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita muhammadiyah dinyatakan bahwa
muhamadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan sunah Rasul tidak
bersendi kepada ciptaan ciptaan manusia. Nilai ini jelas bahwa nilai akhlak
mulia yang di tegakkan oleh muhammadiyah adalah nilai yang bersumber
kepada ajaran Al-Quran dan as-sunah yang berarti suatu ajaran nilai yang
bersifat absolute, hingga oleh karenanya memiliki kewibawaan yang dapat
memaksa dan mendorong dengan penuh kesadaran para pendukungnya.
c. Ibadah
Tajdid dalam bidang ibadah (ibadah mahdliyah) terdapat orang yang sudah
islam adalah menuntunkan ibadah sebagimana yang di tuntukan oleh
Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia (bidah) setra
menghilangkan kebiasaan seprti taqlid atau membeo.
Istilah ibadah di lihat dari arti bahasa berarti taat dan tunduk di sertai
dengan merendahkan diri pengertian ibadah menggambarkan tunduknya
seseorang terhadap ketinggian dan keunggulan orang lain hingga ia turun
dari derajat kebangsaan dan melepaskan kemerdekaan untuk orang tersebut
dengan meninggalkan perlawanan dan pendurhakaan serta mengikutinya
dengan patuh (maududi pengertian agama,ibadah dan ketuhanan yang maha
esa dalam Al-Quran:111-112) sedang menurut arti istilah sebagaimana
yang di rumuskan oleh majlis Tarijh di nyatakan bahwa ibadah ialah
bertaqarub (mendekatkan diri kepada Alloh) dengan menaati segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan Nya dan mengamalkan segala
yang di izinkan-Nya selanjutnya oleh majlis Tarjih pengertian ibadah
tersebut di bagi menjadi dua yaitu :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian
muhammadiyah
adalah
berupa
sebuah
pertanyaan
apakah
muhammadiyah itu? Hal seperti ini tidak lain di maksudkan untuk mengungkapkan
tentang jati diri muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Justru oleh karena itu maka
sebenarnya hal tersebut di atas dapat juga dig anti dengan rumusan hakikat
Muhammadiyah.
Sesunggunyalah
bahwa
sebenarnya
intisari(nucleus)dari
kepribadian
muhammadiyah itu sendiri terletak pada pokok bahasan yang pertama ini. Di katakana
sebagai intinya karena memang rumusan kepribadian Muhammadiyah itu sendiri
bermula diilhami oleh pidato dari KH.Fakih Usman di depan khusus pimpinan
muhammadiyah seluruh Indonesia yang berlangsung pada tahun 1961 di kota
Yogyakarta yang berjudul apakah muhammadiyah itu? dari isi pidato itulah kemudian
menstimulasi dan memotivasi tokoh-tokoh muhammadiyah untuk merumuskan lebih
rinci dalam rangka mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Dan dari inti
pidato itu kemudian dijadikan pokok pada judul pertama dari empak pokok bahasan
yang tersimpul dalam kepribadian muhammadiyah.
B. Saran
Dengan demikian Muhammadiyah meupakan suatu persyarikatan yang merupakan
gerakan islam .pada pertanyaan yang singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat
padat yaitu muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu
perkumpulan, atau suatu jamiyah dan muhammadiyah sebagai gerakan islam.
DAFTAR PUSTAKA