Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERUMUSAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Kepribadian muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi
persyarikatan yang di sahkan oleh muktamar muhammadiyah ke 35 pada tahun 1962 di
Jakarta atau sering di sebut dengan muktamar setengah abad.
Perumusan kepribadian muhammadiyah sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari
keterkaitannya dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana
telah dimaklumi secara luas bahwa dengan di mulainya peristiwa Dekrit Presiden 5 juli
1959 negara Indonesia memasuki Negara yang baru di kenal dengan zaman demokrasi
terpimpin atau lebih pada terkenal dengan sebutan zaman Nasakom atau pemerintahan
nasakom.zaman demokrasi pemimpin adalah periode spemerintahan di mulai sejak
Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD 1945 pada tanggal 5 juli 1959 sehingga terbitnya
surat perintah 11 maret 1966 (supersemar).
Pada periode ini Presiden Soekarno selaku Kepala Pemerintah membentuk Kabinet
atau Dewan menteri dengan menjadikan kekuatan politik yang keluar sebagai pemenang
Pemilihan Umum tahun 1955 kecuali Masyumi sebagai pilar utamanya. Ketiga Partai
politik yang duduk dalam Kabinet tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI)
mewakili unsur Nasionalis (Kebangsaan), Nahdatul Ulama (NU) mewakili unsur Agama,
dan Partai Komunis Indonesia (PKI) mewakili unsur Komunis. Kebijakan Presiden
mendudukan ketiga usnur diatas hakikatnya adalah dalam rangka merealisasi obsesi dan
gagasan lama yang sudah dikonsepkan di sekitar tahun 1920-1927.Secara realitas
obyektif dan jujur harus diakui bahwa waktu itu kekuatan ideologis politis bangsa
Indonesia terkelompok dalam tiga kekuatan, yaitu kelompok Kebangsaan atau
Nasionalis, kelompok Islam dan kelompok Komunis. Bung Karno berkeyakinan bahwa
untuk menghadapi dan mengenyahkan kaum penjajah, kaum imperalis, dan kolonialis
Belanda adalah dengan cara menggalang dan mempersatukan ketiga kekuatan bangsa
Indonesia seperti diatas. Kata-kata Bung Karno yang menggagas persatuan seperti itu
dirumuskan dengan kalimat samen bundelling van allleen krachter, seluruh kekuatan
harus diikat dalam satu ikatan kokoh. Gagasan Bung Karno seperti itu kemudian dengan
sembutan NASIKOM (Nasionalis, Islam, dan Komunis).
Ketika Indonesia memasuki zaman merdeka obsesi tersebut masih tergiang-ngiang
dibenak Bung Karno, dan mencita-citakan adanya persatuan dari seluruh kekuatan

bangsa Indonesia untuk membanguun negara. Namun gagasan seperti itu sejak tahun
1945 hingga tahun 1959 tidak pernah diwujudkan akibat selama kurun tersebut Negara
tidak pernah bisa diwujudkan akibat selama kurun terebut Negara Republik Indonesia
menerapkan sistem parlementer, dimana presiden tidak mempunyai peran sama sekali
untuk menentukan warna dan kebijakan pemerintahan. Sistem parlementer memberikan
kewenangan kepada kabinet (dewan menteri) yang dipimpin oleh perdana menteri untuk
menentukan kebijakan pemerintahan.
Ditengah-tengah kegalauan seperti ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun
1961 menyelenggarakan kursus Pimpinan Muhammadiyah Seluruh Indonesia yang
berlangsung di Yogyakarta. Diantara penceramah yang tampil dalam kursus tersebut
adalah KH. Fakih Usman, seorang tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus
tokoh Masyumi. KH. Fakih Usman dalam susunan Pimpinan Pusat Masyumi termasuk
anggota DPP Masyumi sejak tahun 1945-1960. Bahkan Fakih Usman sejak tahun 19561960 menduduki wakil ketua DPP Masyumi. Adapun makalah yang disampaikan kepada
peserta khusus berjudul Apakah Muhammadiyah Itu Dalam makalah ini Fakih Usman
menguraikan secara tepat tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenarnya,
menguraikan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah itu.
Pidato KH. Fakih Usman yang sangat sarat isinya tersebut ternyata mengubah
beberapa tokoh anggota PP. Muhammadiyah, yang akhirnya ditanggapi secara positif
oleh Perserikatan yang dibuktikan dengan dibentuk Team perumus KEPRIBADIAN
MUHAMMADIYAH yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan Diponingrat, H.
Djarnawi Hadikusumo, HM. Djindar Tamimy, H.M. Saleh Ibrahim, serta KH. Fakih
Usman.
Hasil rumusan materi Kepribadian Muhammadiyah dibahas dalam siding tanwir
Muhammadiyah pada tanggal 25 s.d. 28 Agustus 1962. Setelah melewati pengolahan
kembali, akhirnya materi Kepribadian Muhammadiyah dijadikan salah satu materi pokok
Muktamar Muhammadiyah ke 35 yang berlangsung pada tanggal 14 s.d. 18 November
1962 di Jakarta. Diskusi dan debat yang cukup menegangkan di dalam Muktamar
menyertai dibahasnya materi Kepribadian Muhammadiyah. Sesudah dicapi kata sepakat
bulat Muktamar menerima dan mensahkan Matan Kepribadian Muhammadiyah sebagai
perumusan resmi perserikatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penjelasan Tentang Kepribadian Muhammadiyah

Pokok bahasan pertama yang di tegaskan dalam kepribadian muhammadiyah


adalah berupa sebuah pertanyaan apakah muhammadiyah itu? Hal seperti ini tidak lain
di maksudkan untuk mengungkapkan tentang jati diri muhammadiyah yang sebenarbenarnya. Justru oleh karena itu maka sebenarnya hal tersebut di atas dapat juga diganti
dengan rumusan hakikat Muhammadiyah.
Sesunggunyalah bahwa sebenarnya intisari dari kepribadian muhammadiyah itu
sendiri terletak pada pokok bahasan yang pertama ini. Dikatakan sebagai intinya karena
memang rumusan kepribadian Muhammadiyah itu sendiri bermula diilhami oleh pidato
dari KH.Fakih Usman di depan khusus pimpinan muhammadiyah seluruh Indonesia
yang berlangsung pada tahun 1961 di kota Yogyakarta yang berjudul apakah
muhammadiyah itu? dari isi pidato itulah kemudian menstimulasi dan memotivasi
tokoh-tokoh

muhammadiyah

untuk

merumuskan

lebih

rinci

dalam

rangka

mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Dan dari inti pidato itu
kemudian di jadikan pokok pada judul pertama dari empak pokok bahasan yang
tersimpul dalam kepribadian muhammadiyah.
B. Hakikat Muhammadiyah
Dalam pokok bahasan apakah Muhammadiyah itu pertama-tama yang di
tegaskan adalah bahwa: Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan
gerakan islam .pada pertanyaan yang singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat
padat yaitu muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu
perkumpulan, atau suatu jamiyah dan muhammadiyah sebagai gerakan islam.
1. Muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan.
Bagi muhammadiyah fungsi organisasi tidak lebih dari sebuah alat (tool)
perjuangan semata-mata yaitu alat perjuangan untuk dan demi tegaknya
kemuliaan dan kejayaan islam secara hakiki (izzul-islam wa al-muslimin).
Dengan pernyataan ini pula muhammadiyah ingin menegaskan kepada dunia
luar, atau kepada siapapun yang karena kekurangannya pengertian kepada apa
dan siapa muhammadiyah yang sebenar-benarnya bahwa muhammadiyah
bukan sama sekali merupakan sebuah mazhab, firqah ataupun sekte tersendiri
dalam islam. Kalupun akan di kait-kaitkan dengan maalah firqah maka secara
tegas dengan di dukung oleh bukti-bukti yng objektif rasional baik di dalam
amaliyah ubudiyah ataupun amaliyah Itiqadiyahnya muhammadiyah adalah
termasuk golongan salafiyah serta termasuk dalam aliran (firqah) ahlus-sunah
wal jamaah.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan islam

Apabila dalam penegasan pertama muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan


di dalamnya tercermin wajah muhammadiyah dari dimensi luar atau dimensi
lahiriahnya, maka pada penegasan yang kedua ini tercermin pada wajah
muhammadiyah dari dimensi ruhaniyah atau dimensi internal. Kedua dimensi
ini sebenarnya sudah tidak bias di pisah-pisahkan, bahkan hakikatnya
merupakan suatu kesatuan yang utuh dan integral. keduanya semakna dengan
pengrtian antara wadah dan isi, jiwa dan raga, antara bule dan morfe. Kedua di
mensi

ini

merupakan

siuatu

substansi

yang

menggambarkan

wajah

muhammadiyah secara utuh.


Muhammadiyah yang di bangun oleh KHA.Dahlan pda tanggal 8 dzulhijjah
1330 H bertetapan dengan tanggal 18 november 1912 M merupakan buah dan
hasil kongkrit dari taddabur KHA.Dahlan terhadap Al-Quran yaitu suatu telaah
yang mendalam, intensif dan kritis terhadap ayat-ayat yang sedang di kajinya.
Dimulai dari memahami arti dari setiap kata arti keseluruhan ayat di kajinya
juga sebab-sebab ayat di turunkan (asbabun nuzul) di pertanyakan apakah
maksud yang terkandung dalam ayat itu, pesan apakah yang dapat dan harus di
perbuat dengan ayat tersebut. Sikap ini pula yang di lakukan KHA.Dahlan
ketika menyimak ayat ali imran ayat 104 yang kemudian akhirnya
membuahkan berdirinya persyarikatan muhammadiyah dengan mengemban
misi utama menyebarluaskan dan mendakwahkan risalah islamiyah di tengantengah masyarakat bangsa Indonesia.
Dengan memmahami motivasi yang menjadi pendorong utama berdirinya
muhammadiyah seperti di atas maka sudah pada tempatnyalah kalau kemudian
muhammadiyah menyatakan diri dan sekaligus menyandang ciri yang khas
sebagai gerakan islam (Islamic movement) yaitu suatu gerakan yang muncul
Karena motivasi islam, bergerak semata mata karena di ilhami oleh aspirasi
islam

dan

dalam

keseluruhan

gerakan

nya

adalah

dalam

rangka

mengaktualisasikan ajran islam yang bersumber pada ajaran AL-quran dan


Aa-sunah as-Sunnah as-Shahihah. Tegasnya bagi muhammadiyah islam adalah
satu-satunya sumber motivasi dan sumber inspirasi bagi seluruh gerakan dan
aktifitasnya.
Gerakan muhammadiyah adalah gerakan yang bersifat oto-aktif

dan self

propelling growth tanpa menggantungkan sama sekali kekuatan dari luar


ataupun bantuan dari pihak lain. Dan sesuai dengan hakikat yang di sandang
muhammadiyah diatas maka:

1. Selaku persyarikatan muhammadiyah harus terus berjuang untuk


merentangkan jaringan organisasi baik secara vertical dan horizontal.
Bersamaan dengan langkah yang bersifat ekstensifikasi organisasi seperti
itu harus di ikuti juga langkah-langkah yang bersifat ekstensifikasi yang
berupa peningkatan kualutas organisasi maupun mekaismenya.
2. Selaku gerakan muhammadiyah yang harus terus berjuang untuk

menyebarluaskan ide-idenya di tengah-tengah masyarakat bangsa


Indonesia. Penyebaran ide-ide muhammadiyah tidak mesti harus di
wadahi oleh formalitas organisasi atau di beri label organisasi.dalam hal
ini harus di fahami bahwa sebenarnya ide-ide atau gagasan-gagasan
muhammadiyah

justru

jauh

lebih

besar

dari

pada

organisasi

muhammadiyah sendiri.
C. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi
gerakan muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama adil makmur
yang di ridlai Alloh SWT.
D. Matan (Teks) Kepribadian Muhammadiyah
1. Apakah muhammadiyah itu?
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam. Maksud
gerakannya adalah dawah islam amar-maruf nahi munkar yang di tujukan dalam
dua bidang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar-makruf nahi munkar
pada bidang yang pertama terbagi menjadi dua golongan, kepada yang islam bersifat
pembaharuan (tajdid) yaitu mengenbalikan kepada ajaran-ajaran agama islam yang
asli murni.yang kedua kepada ajaran-ajaraan agama islam yang asli murni. Yang
kedua kepada yang belum islam, bersifat paerbaikan dan bimbingan serta peringatan.
Kesemuanya itu di laksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Alloh semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar dengan caranya masingmasing yang sesuai, muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya
ialah terwujudnya masyarakat islam yang sebar-benarnya.
2. Dasar amal usaha muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya di mana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas
merata muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsipprinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggarang Dasar, yaitu :

a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Alloh
b. Hidup manusia bermasyarakat.
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam
dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan
ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Alloh dan ihsan kepada manusia.
e. Ittiba kepada langkah perjuangan nabi Muhammad saw.
f. Melancarkan usaha-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
3. Pedoman amal usaha dan perjuangan muhammadiyah
Menilik dasar prinsip tersebut di atas maka apapun yang di usahakan dan bagaimana
cara perjuangan muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus
berpedoman:berpegang teguh akan ajaran Alloh dan Rasulnya,

bergerak

membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta


menempuh jalan yang di ridhai Alloh.
4. Sifat muhammadiyah
1. Perdamaian sessama manusia dan perdamaian rakyat adalah tujuan dari
perjuangan dan amal usaha muhammadiyah. Perdamaian berarti sling hargamenghargai, hormat-menghormati, bantu-membantu tidak saling mencela dan
saling mendengki tidak saling memahamkan kehendak bersikap toleran satu
sama lain meskipun faham dan pendirian berlainan. Oleh karena itu
muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain dan harus
tabah dan sabar menghadapi celaan dan kedengkian dengan tidak mengabaikan
hak membela diri di mana perlu harus di lakukan secara baik tanpa di pengaruhi
oleh dendam kusumat.
2. Muhammadiyah di tempat manapun juga dan dalam keadaan bagaimanapun tidak
boleh memencilkan diri mengisolasi dirinya dari keramaian perkembangan
masyarakat. Bahkan selanjutnya harus mengentengahkan diri serta memberikan
jasa-jasa baiknya

sambil memperluas hubungan dengan organisasi lain dan

menonsolidasi dirinya sebagai organisasi yang mantap.


3. Sering orang-orang muhmmadiyah bersifat keagamaan dalam usahanya dalam
memprbanyak

kawan

dan

bersikap

lapang

dada,

melainkan

kemuhammadiyahannya. Di anggapnya muhammadiyah itu hanya sebuah rumah


istirahat sedang amal dan perjuangannya di lakukan di luar.
4. Selaku gerakan agama muhammadiyah bersifat keagamaan dalam segala
tindakannya sehingga mencerminkan wujud yang ideal. Lahir dari ajaran islam
yang murni. Muhammadiyah mengutamakan obyeknya kepada masyarakat

karena itu bersifat kemasyarakatan dalam sifat ini kelihatan dengan jelas bahwa
muhammadiyah bukan partai politik dan bukan pula sekedar organisasi soaial
tetapi suatu gerakan islam yang akan merealisasikan ajaran islam itu benar-benar
bermanfaat bagi pembangun Negara material dan mental spiritual.
5. Selaku organisasi yang anggotanya dan pemimpinnya terdiri dari manusiamanusia yang sadar sebagai warga Negara hokum muhammadiyah memandang
segala hukum undang-undang, peraturan-peraturan Negara sebagai suatu
kenyataan yang berkekuatan hukum maka muhammadiyah mengindahkan
kesemuanya itu.
6. Muhammadiyah berjuang untuk perdamaian, suka damai, memperbanyak kawan,
lapang dada luas bandangan sangat mengindah kan hukum dan undang-undang.
7. Aktif dalam perkembangn masyarakat dengan masud ishlah dan perkembangan
sesuai dengan ajaran islam.
8. Kerjasama dengn golongan isklam manapun juga dalam usaha mnyiarkan dan
mengamalkan agama islam secara membela kepentingnnya.
9. Membantu pemerintah serta kerja sama dengan golongan lain dalam memelihara
dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil,makmur, sentosa
yang di rridlai Alloh.
10. Bersifat adil korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.
E. Kontekstualisasi Kepribadian Muhammadiyah
Dalam matan / teks kepribadian muhammadiyah dinyatakan bahwa masuk
gerah (muhammadiyah) yaitu dakwah islam, amarmaruf nahi munkar. Penegasan
seperti ini jelas mengharapkan komitmen muhammadiyah ada pada Ali Imran ayat
104 suatu alat yang menjadi faktor utama yang melatar belakangi berdirinya
persyarikatan muhammadiyah.
1) Pengertian dahwah islam
Dilihat dari bahasa (etimologi)

dakwah

adalah

berasal

dari

kata

daa,yadu,dawatan berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Sedang dilihat dari


istilah (terminologi) berarti panyampaian islam kepada manusia baik secara
lisan tulisan ataupun lukisan.
Dalam mendeskripsikan pengertian dakwah ada beberapa batasan atau definisi
sebagai berikut :
1. Segala aktivitas dan usaha untuk mengobah satu situasi tertentu kea rah
situasi lain yang lebh baik, sesuai dengan ajaran islam.
2. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan
manusia dan seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan
hidup di dunia ini, yang meliputi amar makrur dan nabi munkar, dengan

berbagai media dan cara yang di perbolehkan akhlak dan membimbing


mengamalkanya

dalam

perikehidupan

perorangan

perikehidupan

berumah tangga (usrah), perikehidupan masyarakat, dan perikehidupan


bernegara.
3. Mengajak dan menyeru manusia atau masyarakat kepada ajaran islam,
dengan memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran dan
ajaran-ajaran islam sehingga manusia/masyarakat dapat menginsyafi
akan kebaikan kelebihan dan keutamaan islam bagi pembentukan pribadi
yang uatama dan bagi mengatur ketertiban hidup bermasyarakat dalam
segala

aspek

kegidupan

seperti

bidang

iktihad,ibadah,akhlak,kebudayaan,pendidikan-pengajaran,ilmu
pengetahuaan,social,ekonomi, juga dalam bidang kenegaraan/politik dan
sebagainya.
Tujuan Dakwah Islam.
Menurut Abul Ala Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah
proporsional meliputi tiga sasaran yaitu:
a. Agar supaya umat manusia menyembah

kepada

Alloh

secara
tidak

mempersyarikatkan-Nya dengan sesuatu dan tidak akan menyembah


Tuhan selain kepada Alloh semata-mata.
b. Agar supaya manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya,
memurnikan keyakinannya, hanya mengakui Alloh sebagai Tuhannya
membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal
perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang
dianutnya.
c. Dakwah islamiyah di tunjukan untuk mengubah system pemerintahan
yang dzalim ke pemerintahan islam (maududi, petunjuk untuk juru
dakwah:9-10)
2)

Pengertian amar makruf


Arti amar makuf adalah memerintahkan kebaikan /kebajikan Abul Ala almaududdi menguraikan secara rinci tentang istilah maruf dan munkar. Makruf
atau jamaknya makru:fa:t berasal kata a-ra-fa, yang artinya ia mengenal. Arti
semula kata makruf ialah sesuatu yang di kenal atau yang di ketahui. Dari
artiyang di ketahui kemudian berubah menjadi yang baik karena sejak semula
hati nurani manusia telah mengenal terhadap hal atau sifat tertentu bahwa hal
atau sifat tersebut adalah baik oleh karena itu semua hal atau sifat tersebut

adalah baik oleh karena itu semua hal atau sifat yang di kenal sebagai suatu
kebaikan oleh hati nurani manusia di namakan marufat(Maududdi:32-36).
Syariat islam membagi marufat dalam tiga kategori, yaitu :
Fardlu yaitu mendapat pahala bila dikerjakan dan mendapatkan
hukuman jika di tinggalkan.
Sunah yaitu yang mendapat pahala jika di kerjakan dan tidak
mendapatkan hukuman bila di tinggalkan.
Mubah yaitu yang tidak berpahala jika di kerjakan dan tida
mendapatkan hukuman bila di tinggalkan.
Sementara itu At-Tabari dalam jamial-bayan fi tawilaya:til Quran III,hal 391
menjelaskan pengertian makruf sebagai berikut: Asal istilah makruf adalah
segala sesuatu yang di kenal (baik) untuk dikerjakan, indah(jamil) dan di
anggap baik (mustabsan), bukan dianggap buruk oleh ahli iman kepada Alloh.
Sedang taat kepada Alloh. Sedang taat kepada Alloh disebut makruf oleh
karena taat kepada Alloh ini oleh ahli imam di anggap sebagai hal yang di
ketahui (baik) pengerjaannya dan mereka tidak membencinya.
Sedang Muhammad Thahir ibnu Ashur dalam Tafsir wal Tanwir III, hal 40
menyatakan bahwa : makruf adalah segala sesuatu yang di ketahui
(kebaikannya). Istilah ini merupakan najaz(metaphoric) kepada hal-hal yang
bias di terima dan di ridhai. Sebab, segala sesuatu yang di ketahui
(kebaikannya) menjadi biasa bisa di terima menurut pertimbangan akal dan
ketentuan syariah (dengan kata lain) makruf adalah kebenaran dan kebaikan
/kemaslahatan (as-shalah). Sebab hal ini bias di terima dalam keadaan neral.
(Azizy) reintrepretasi dan sosialisasi konsep Amarmrufnahi munkar dalam
pemikiran Muhammadiyah :22-23.
3)

Pengertian Nahi munkar


Arti dari nahi munkar ialah mencegah kemungkaran atau apa saja yang di
ingkari dan ditolak oleh islam. Munkar atau jamaknya munka:ra:t artinya
sesuatu yang di ingkari atau sesuatu yang di tolak. Dari arti semula yang
ditolak atau yang diingkari kemudian berubah menjadi yang jahat, yang
buruk, karena sejak semula hati nurani manusia telah menolak dan
mengingkarinya karena kejahatan-kejahatannya. Oleh karena itu kemudian
semua hal atau sifat yang di ingkari oleh hati hati nurani umat manusia di
namakan munkara:t sebagaimana halnya konsep makruf, menurut Azizy
konsep munkar juga meliputi konsep keagamaan dan konsep akal yang tidak

lepas dari kenyataan di dunia. Oleh karena itu kerusakan lingkungan,


manipulasi,korupsi,polusi,pencemaran,lebih

lebih

kedzaliman,

dan

semacamnya juga masuk dalam pengertian munkar, atau masuk dalam konsep
batil,fasad. Ada beberapa ayat Al-Quran yang secara tegas melarang kerusakan
di bumi. Dan hal-hal yang sekitarnya merugikan rakyat banyak bias masuk
dalam pengertian mungkar. Lebih lagi kezaliman jelas sekali kemungkarannya
Syariat islam membagi munkarat menjadi dua kategori yaitu:
Haram yakni segala sesuatu yang mutlak dilarang dan mendapat
hukuman bila di kerjakan dan mendapatkan pahala bila di tinggalkan.
Makruh yakni segala sesuatu yang tidak hanya di senangi saja tiada
mendapatkan hukuman bila di lakukan dan mendapatkan pahala jika di
tinggalkan.
Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa perasaan
tentang baik dan jahat itu adalah inheren dalam watak manusia sendiri. Sebab
itulah maka dalam terminology Al-Quran yang baik itu namanya al-makruf
(sesuatu yang sudah di ketahui) dan yang jahat itu di beri nama al-munkar
(sesuatu yang diingkari, yang ditolak) dengan kata lain perkataan al-marufat
itu di kenal sebagai sesuatu yang baik digemari oleh setiap manusia.
Sasaran Gerakan Muhammadiyah
Dalam matan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa maksud gerakannya
ialah dakwah islam amal makruf nahi munkar yang di tunjukan kepada dua bidang :
perseorangan dan masyarakat. Dari penegasanini jelas bahwa sasaran gerak dakwah
islam yang dilaksanakan oleh muhammadiyah terbagi menjadi dua yaitu :
a. Perseorangan yang terbagi pula dalam dua kelompok, yaitu :
- Orang yang sudah islam(umat ija:bah)
- Orang yang belum islam (umat dakwah)
b. Masyarakat
Terhadap ketiga kategori ini sifat dakwah yang di gerakan muhammadiyah
berbeda-beda di sesuaikan karakter, situasi kondisi masing-masing.
1.

Sifat dakwah terhadap orang yang sudah islam (umat ijabah)


Sifat dakwah yang di tujukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi
bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai keyakinan hidupnya, akan tetapi
bersifat tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tadjid yang di kenakan
pada golongan ini bersifat menata kembali amal keagamaan mereka
sedemikian bersih dan murninya sebagaimana yang di ajarkan oleh Alloh dan
Rasul-Nya.

Tajdid atau pemurnian terhadap amal beragamaan umat ijabah meliputi


bidang-bidang:
a. Akidah
Akidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan keyakinan
hidup secara etimologis mkna aqidah adalah ikatan (bundelan-jiwa)
sedangkan secara terminologis berarti kepercayaan, keyakinan,cread atau
credo.
Dalam ajaran islam ajaran yang bersangkut paut dengan masalah aqidah
atau iman meliputi 6 prinsip yaitu:
1. Iman kepada Alloh SWT
2. Iman kepada hari akhir
3. Iman kepada malaikat-malaikat-Nya
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada kitab-kitab-Nya
6. Iman kepada Qadla dan Taqdir-Nya
Terhadap keenam prinsip di atas harus di usahakan sungguh-sungguh
agar terhindar dari berbagai ajaran atau keyakinan yang berasal dari luar
islam, termasuk didalamnya bahkan yang paling utama adalah murninya
keimanan terhadap Alloh SWT. Dalam matan keyakinan dan cita-cita Hidup
Muhammadiyah
terlaksananya

disebutkan
aqidah

islam

bahwa
yang

Muhammadiyah

bekerja

murni,bersih,dari

untuk

gejala-gejala

kemusyrikan,bidah dan khufarat. Dari isi matan tersebut dapat di pahami


bahwa tekanan tajdid yang perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius
adalah dalam bidang ajaran tauhid. Dan sesungguhnya lah bahwa ketiga
bentuk penyakit bagaimana yang di tegaskan dalam matan tersebut yaitu
syirik,bidah,dan

khurafat,sebagian

besar

memang

mengarah

dan

mengancam kepada ketauhidan seseorang. Sementara itu pula masalah


tauhid dalam ajaran islam menjadi landasan yang paling mendasar yang
menjadi satu-satu nya penentu yang akan menentukan diterima atau
tidaknya amal perbuatan manusia di hadappan Alloh SWT.
Terhadap orang yang telah menerima islam wajib baginya di luruskan,
di bersihkan dan di murnikan ketauhidan mereka dari berbagai penyakit
seperti berikut :
a. Syirik
Syirik di liahat dari bahasa adalah menyukutukan atau mensyarikatkan.
Sedang dari segi istilah yang di maksud dengan syirik adalah
menyukutukan Allohdengan yang lainnya baik menyukutukan dari
bentuk yang dzat,sifat,wujud ataupun dari segi perbuatannya.

Menurut DR yusuf Qardhawi yang di maksud dengan syirik adalah


membuat dan menjadikan sekutu bagi Alloh dalam melakukan sesuatu
perbuatan yang seharusnya perbuatan itu di tunjukan kepada Alloh
semata(hak Alloh). Menjadikan tuhan lain-lain bersama Alloh. Dia
menyembahnya,

menaatinya,

meminta

pertolongan

kepadanya

mencintai dan atau melakukan perbuatan-perbuatan lain seperti itu


yang tidak boleh di lakukan kecuali kepada Alloh SWT (almaududi,ibid,.:60-61).

Kewajiban

seorang

hamba

terhadap

Tuhan yang pertama dan yang paling utama ialah mentauhidkan Alloh
semurni-murninya. Apabila mentauhidkan Alloh adalah merupakan
hak Alloh atas hamba-hambaNya yang berarti bahwa mentauhidkan
Alloh adalah merupakan kewajiban mutlak bagi hamba yang harus di
tempuhnya dalam keseluruhan hidup maka sebaliknya menyekutukan
Alloh, merupakan suatu yang di larang atau diharamkan termasuk
suatu dosa yang paling besar.
Dalam uraian di muka telah di jelaskan bahwa menyekutukan Alloh
dengan sesuatu yang dapat berupa Dzaat(substansi),wujud.sifan
apapun perbuatan.
1. Menyukutukan Alloh dari segi dzat
Menyukutan Alloh dari segi dzat (subtansi) dapat berupa
mempersekutukan sesuatu selain Alloh dengan keyakikan bahwa
sesuatu tersebut dzat Alloh. Mempersekutukan semacam ini
umpama kepercayaan trinitas yaitu kepercayaan yang berkeyakinan
bahwa Alloh dan alMasih atau Alloh dan Anak-Nya atau Alloh
dengan kalimat-Nya, kedua-duanya azaly (eternal) atau preexistence
artinya

wujudnya

tidak

dipengaruhi

oleh

zaman.

Dalam

enclyclopedi or religion di katakana bahwa tuhan itu satu dalam


jauhar (being,subtance) kekuasaan dan keagungan Nya akan tetapi
sejak zaman azali tersebut dalam tiga pribadi (opnum person
hypostasis) yang sederajat dan sempurna yang mempunyai urutanurutan nama yang sesuai yaitu bapa(father),anak (kalimat sonworld-logos) dan ruhul kudus(A.hanafi pengantar Theologi
Islam :38)
2. Menyukutukan Alloh dari segi wujud

Bentuk mempersekutukan Alloh dari segi ini berupa di samping


menyembah kepada Alloh, menyembah wujud selain-Nya, seperti
menyembah kepada berhala,pohon-pohon yang di anggap keramat
kubur yang di keramatkan,makhluk-makhluk halus dan sebagainya.
(S.Az-Zumar/39:3)
3. Menyukutukan Alloh dari segi sifat
Kategori termasuk perbutan syirik bagi orang yang sentiasa
memperturutkan bisikan hawa nafsunya. Di taatinya semua ajakan
hawa nafsu bagaikan seseorang yang selalu menaati segala perintahperintah Tuhan. Sikap seperti ini tergambar dalam Al-Quran secara
jelas

jelas sekali dalam surat furqan/25:43. Termasuk juga

menyukutukan Alloh dari segi sifat adalah perilaku pamer (riyadan


sumah) dihadapan orang lain dengan motif agar dirinya di puji dan
di kagumi sekalipun dalam pengertian syirik kecil (asy-syirkulasgar) dalam sebuah hadist di riwayatkan bahwa Rasululloh saw
pernah menyatakan :bahwa Alloh telah berfirman kemuliaan itu
adalah pakaian-Ku, dan keluhuran itu adalah selimut-Ku. Barang
siapamerebut dari-Ku dari salah satu dari kedua sifat tersebut
sungguh akan menyiksanya.(HR.Muslim)
Yusuf Qardhawi memperinci berbagai macam ragam syirik kecil
(asyirkul asghar) sebagai berikut :
- Bersumpah dengan selain Alloh
Diantara as-syirku al-asghar ialah bersumpah dengan selain Alloh
SWT seperti bersumpah dengan nama nabi, malikat, kabah
kepada seorang wali,seseorang pembesar, tanah air, nenek
moyang atau dengan yang lain dari mkhluk-mkhluk Alloh.
Semua itu termasuk syirik. Nabi menyatakan : barang siapa yang
bersumpah dengan selain nama Alloh maka dia telah kufur atau
syirik (HR. Tirmizi dan di hasankan).
- Memakai kalung atau benang penangkal bala
Mengalungkan benang, tembaga atau logam lainnya pada leher
tangan atau perut dengan maksud untuk menolak bala maka
perbuatan semacam ini adalah syirik.
Dari Imran bin Husain, sesungguhnya Nabi saw pernah melihat
seorang laki-laki memakai gelang di lengannya tembaga
kemudian beliau bertanya : celaka kamu, apa ini ? jawab si

lelaki tersebut ini adalah benda yang lemah kemudian


Rasululloh bersabda: ingat sesungguhnya dia itu hanya
nmanmbah kelemahan mu karena itu buanglah dia karena kalu
kamu mati sedang itu dia tetap kamu pakai selamanya kamu
tidak akan selamat(HR. Ahmad)
- Menggantungkan azimat
Berbagai macam bentuk wujud azimat secara keseluruhan di
larang oleh agama islam untuk di kenakan baik azimat tersebut di
buat ari ayat-ayat Al-Quran sekalipun ataupun di buat dengan
menggunakan sifat-sifat Alloh atau menggunakan nama-namaNya.
Dalam sebuah riwayat di nyatakan bahwa Rasulullah bersabda
barang siapa yang menggantungkan azimat maka dia telah
berbuat syirik.(HR.Ahmad).
- Mantera-mantera
Mantera adalah mengucapkan kata-kata dan guman-guman yang
di lakukan oleh orang-orang jahiliyah dengan keyakinan bahwa
kata-kata tersebut dapat menolak kejahatan dengan bantuan jin
atau mengulang-ngulang nama-nama asing atau kata-kata yang
tidak di mengerti. Perbuatan semacam ini jelas bertentangan
dengan ajaran tauhid. Rasulullah saw menyatakan secara tegas
bahwa sesungguhnya mantera azimat dan guna-guna itu adalah
perbuatan syirik(HR.Ibnu Hibban)
- Sihir
Sihir ialah semacam penipuan dan pengelabuhan yang di lakukan
dengan cara memantera, menjampi, mengikat atau meniup sihir
termasuk

syirik

karena

mengandung

makna

meminta

pertolongan kepada selain Alloh yaitu meminta bantuan kepada


jin,syaitan atau sebangsanya.
- Peramalan
Salah satu di antara macam-macam sihir adalah peramalan yaitu
suatu dakwaan dari para peramalnya yang beranggapan bahwa
mereka dapat mengetahui dan melihat rahasia-rahasia di massa
depan berupa kejaian-kejadian yang umum atau khusus,
perbintangan atau sebangsanya.

- Guna-guna
Adalah semancam mantera yang khusus untuk membuat seorang
jatuh hati atau jatuh cinta.
- Dukun dan tenung
Dukun ialah seseorang yang dapat memberitahukan tentang halhal ghaib pada masa dating atau memberitahukan apa yang
tersirat di dalam naluri manusia. Sedang tukang tenung adalah
nama lain bagi peramal dan dukun atau nama lain bagi orangorang yang mengatakan bahwa dirinya dapat mengetahui hal-hal
yang ghaib, baik yang akan terjadi pada masa dating atau
tersembunyi di dalam hati.
- Sembelihan selain untuk Alloh
Menyembahkan kurban dan penyembelihan hewan yang bukan
karena Alloh adalah termasuk perbuatan syirik
- Berperasaan sial (tatbayyur)
Tahayyur ialah berperasaan sial, atau berfirasat buruk, yang oleh
karenanya menimbulkan rasa pesimis, rasa kecil hati.
b. Khurafat
Arti bahasa dari khufarat ialah berbagai cerita bohong. Sedang menurut
arti istilah yang di maksud dengan arti khufarat adalah berbagai
kepercayaan yang khayali bahwa di luar Alloh ada berbagai kekuatan
ghaib yang dapat menyebankan kesalmatan seseorang dan dapat pula
mendatangkan mudlarat terhadap seeorang.
Kufarat adalah inheren dengan dua fham kuno yaitu faham
animisme atau faham terhadap adanya kekuatan ghaib (supra natural)
yang di pencarkan oleh berbagai macam roh,semisal ada kepercayaan
terhadap kekuatan yang memancar daru kubur seseorang yang di
anggap keramat.sedang yang inheren dengan faham dinamisme ialah
kepercayaan bahwa pada setiap benda-benda tertentu terdapat kekuatan
ghaib semacam percaya kepada magisnya keris,tombak, batu akik, besi
aji dan sebagainya ataupun benda-benda azimat yang di percayai dapat
menangkal terhadap berbagai macam bala atau dapat membuat kebal
seseorang.
c. Bidah
Kata biah menurut arti bahasa dapat berarti model atau sesuatu yang
baru tidak di dahului oleh contoh atau sesuatu perkara yang terjadi
dengan tidak ada contohnya. Sedang menurut syara yang di maksud

dengan bidah ialah urusan yang baru dialami di dalam agama baik
berupa aqidah(kepercayaan) berupa ibadah ataupun berupa sifat bagi
ibadah yang belum pernah ada (terjadi) di masa Rasulullah.
Melakukan bidah dalam segala urusan ibadah ataupun aqidah yang
sangat di cela oleh agama dan di larang untuk di kerjakan
b. Akhlak
Tajdid dalam bidang akhlak adalah berupa mendidikkan dan menyatakan
hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut
menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap kebiasaan hidup tercela dan
menjijika.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita muhammadiyah dinyatakan bahwa
muhamadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan sunah Rasul tidak
bersendi kepada ciptaan ciptaan manusia. Nilai ini jelas bahwa nilai akhlak
mulia yang di tegakkan oleh muhammadiyah adalah nilai yang bersumber
kepada ajaran Al-Quran dan as-sunah yang berarti suatu ajaran nilai yang
bersifat absolute, hingga oleh karenanya memiliki kewibawaan yang dapat
memaksa dan mendorong dengan penuh kesadaran para pendukungnya.
c. Ibadah
Tajdid dalam bidang ibadah (ibadah mahdliyah) terdapat orang yang sudah
islam adalah menuntunkan ibadah sebagimana yang di tuntukan oleh
Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia (bidah) setra
menghilangkan kebiasaan seprti taqlid atau membeo.
Istilah ibadah di lihat dari arti bahasa berarti taat dan tunduk di sertai
dengan merendahkan diri pengertian ibadah menggambarkan tunduknya
seseorang terhadap ketinggian dan keunggulan orang lain hingga ia turun
dari derajat kebangsaan dan melepaskan kemerdekaan untuk orang tersebut
dengan meninggalkan perlawanan dan pendurhakaan serta mengikutinya
dengan patuh (maududi pengertian agama,ibadah dan ketuhanan yang maha
esa dalam Al-Quran:111-112) sedang menurut arti istilah sebagaimana
yang di rumuskan oleh majlis Tarijh di nyatakan bahwa ibadah ialah
bertaqarub (mendekatkan diri kepada Alloh) dengan menaati segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan Nya dan mengamalkan segala
yang di izinkan-Nya selanjutnya oleh majlis Tarjih pengertian ibadah
tersebut di bagi menjadi dua yaitu :

Ibadah umum atau di sebut juga dengan istilah muamalat

duniawiyat yaitu segala amalan yang di izinkan Alloh.


Ibadah khusus atau sering juga di sebut dengan istilah ibadah
mahdlah ialah apa yang telah di tetapkan oleh Alloh perincian-

perinciannya tingkah laku dan cara-caranya tertentu.


Pengertian ibadah yang di maksud dalam pembahasaan ini adalah ibadah
dalam arti khusus atau yang sering di sebut dengan ibadah mahdliyah
ibadah ini berupa tata aturan illahi yang mengatur hubungan ritual langsung
antara hamba dengan tuhannya yang cara,acara, tata cara dsn upscsrsnys di
tentuksn secara terperinci oleh Al-Quran dan sunnah Rasul terhadap
bidang ini tertutup sama sekali dari berbagai macam ijtihad ataupun
berbagai macam bidah serta dalam pengalamannya dilarang sekedar
dengan sikap taqlid semata-mata.
2.

Dakwah kepada orang yang belum islam


Dakwah islam kepada orang belum islam adalah merupakan ajakan seruan dan
panggilan yang bersifat menggembirakan, menyenangkan atau tabsyir.
Ataupun tujuan utamanya ialah agar mereka mengerti, memahami ajaran
islam, dan kemudian mau menerima islam sebagai agamanya dilakukan
dengan menunjukan mahasinul islam (keindahan islam)dengan ketenanganketenangan dan ttingkah laku (contoh teladan) serta tanpa paksaan.
Dakwah pada orang yang belum islam hendaknya lebih di kedepankan islam
dari sisi yang menggembirakan, yang ringan-ringan (entng-entengan-jawa)
yang dapat menimbulkan kesan bahwa sesungguhnya beragama islam itu
ternyata mudah dan menggembirakan bukannya menambah beban dan tidak
menimbulkan kesusahan dan kesulitan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian

muhammadiyah

adalah

berupa

sebuah

pertanyaan

apakah

muhammadiyah itu? Hal seperti ini tidak lain di maksudkan untuk mengungkapkan
tentang jati diri muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Justru oleh karena itu maka
sebenarnya hal tersebut di atas dapat juga dig anti dengan rumusan hakikat
Muhammadiyah.
Sesunggunyalah

bahwa

sebenarnya

intisari(nucleus)dari

kepribadian

muhammadiyah itu sendiri terletak pada pokok bahasan yang pertama ini. Di katakana
sebagai intinya karena memang rumusan kepribadian Muhammadiyah itu sendiri
bermula diilhami oleh pidato dari KH.Fakih Usman di depan khusus pimpinan
muhammadiyah seluruh Indonesia yang berlangsung pada tahun 1961 di kota
Yogyakarta yang berjudul apakah muhammadiyah itu? dari isi pidato itulah kemudian
menstimulasi dan memotivasi tokoh-tokoh muhammadiyah untuk merumuskan lebih
rinci dalam rangka mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Dan dari inti
pidato itu kemudian dijadikan pokok pada judul pertama dari empak pokok bahasan
yang tersimpul dalam kepribadian muhammadiyah.
B. Saran
Dengan demikian Muhammadiyah meupakan suatu persyarikatan yang merupakan
gerakan islam .pada pertanyaan yang singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat
padat yaitu muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu
perkumpulan, atau suatu jamiyah dan muhammadiyah sebagai gerakan islam.

DAFTAR PUSTAKA

Haedar Nashir (Ed.). 1992. Dialog Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah.


Yogyakarta. Badan Pendidikan Kader PP Muhammadiyah.
Sujarwanto, dkk., (Ed.). 1990. Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan;
Sebuah Dialog Intelektual. Yogyakarta : Tiara Wacana.
KHM. Mansour, tth. 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah. Yogyakarta : PP
Muhammadiyah Majlis Tabligh.
Mustafa Kamal Pasya. 2002. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta :
LPPI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai