Daya Dukung
Daya Dukung
(http://www.komisiinformasi.go.id/assets/data/arsip/UU_32_
Tahun_2009.pdf). Menurut Soemarwoto (2001), daya
dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung
lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan
dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per
satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna et al.
(1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2
(dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive
capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative
capacity).
Daya dukung lingkungan adalah kapasitas atau
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan
organisme secara sehat sekaligus mempertahankan
produktivitas, kemampuan adaptasi, dan kemampuan
memperbarui diri. Daya dukung lingkungan diartikan
sebagai kemampuan lingkungan untuk mendukung
kehidupan manusia (Sunu, 2001 : 6).
Daya dukung lingkungan/carrying capacity adalah
batas atas dari pertumbuhan suatu populasi, di mana
jumlah populasi tersebut tidak dapat lagi didukung oleh
sarana, sumberdaya dan lingkungan yang ada. Atau secara
lebih singkat dapat dijelaskan sebagai batas aktivitas
manusia yang berperan dalam perubahan lingkungan.
Konsep ini berasumsi bahwa terdapat kepastian
keterbatasan
lingkungan
yang
bertumpu
pada
pembangunan (Zoeraini, 1997).
Sedangkan menurut Lenzen dan Murray (2003),
kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan
dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung
kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung
kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological
Populasi Penduduk
(jiwa)
Konsumsi lahan
(ha/jiwa)
1.
10.000
0,100
2.
25.000
0,091
3.
50.000
0,086
4.
100.000
0,076
5.
250.000
0,070
6.
500.000
0,066
7.
1.000.000
0,061
8.
2.000.000
0,057
2.6
Daya
Dukung
dalam
Kaitannya
Pemanfaatan SDA dan Lingkungan
dengan