PENDAHULUAN
1. Penyelenggaraan pemerintahan pada saat ini maupun di masa yang akan datang
menghadapi berbagai tantangan, baik di tingkat lokal, nasional maupun global
yang semakin kompleks dan dinamis, diantaranya
Untuk
itu,
penyelenggara
pemerintahan
termasuk
didalamnya
penyelenggaraan pemerintahan daerah dituntut untuk dapat menerapkan prinsipprinsip kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance),
kesetaraan gender (gender mainstreaming), dan kepemerintahan yang mengikuti
perkembangan global guna pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development).
2. Pemilihan Kepala Daerah yang saat ini dilakukan secara langsung, bebas dan
rahasia memungkinkan seseorang dari berbagai latar belakang baik pendidikan
maupun profesi terpilih menjadi kepala daerah / wakil kepala daerah. Kondisi
tersebut
berdampak
pada
bervariasinya
tingkat
pemahaman
terhadap
penyelenggaraan pemerintahan.
3. Dalam rangka memberikan pemahaman dan pemantapan tentang kepemimpinan
dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka Kementerian Dalam Negeri
melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan melaksanakan peningkatan kapasitas
Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah melalui program Orientasi Kepemimpinan
dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bagi Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Wakil Walikota dan Executive Education Training Program melalui kerja
sama dengan Harvard Kennedy School of Government Amerika Serikat.
4. Program OKPPD, dilaksanakan bagi semua Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah
terpilih
untuk
memantapkan
kemampuan
kepemimpinan
dan
manajemen
Dalam
Kementerian
beserta
Nasional
Negeri dan
Lembaga
pakar/praktisi
untuk
di
terkait
tingkat
menyampaikan
Daerah/Wakil
dalam
penyelenggaraan
Kepala
menunjang
Pemerintahan
Daerah.
Kepala
Daerah
mempunyai
kapasitas
yang
memadai
dalam
Menteri Dalam Negeri didampingi para pejabat eselon I dan II Kementerian Dalam Negeri
pada acara pembukaan OKPPD.
DASAR PENYELENGGARAAN
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2010 tentang Orientasi
Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bagi Bupati/Walikota
dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.
TUJUAN
Tujuan pelaksanaan Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (OKPPD) bagi Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan semangat pengabdian dalam
melaksanakan tugas pemerintahan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4
SASARAN
Sasaran penyelenggaraan OKPPD adalah agar peserta:
1. Memiliki integritas dan semangat kebangsaan.
2. Mampu menjalankan roda pemerintahan secara effektif.
3. Dapat berkoodinasi antar lembaga pemerintahan dan DPRD.
4. Mampu mengambil keputusan dengan tepat.
5. Dapat meningkatkan daya saing dan kesejahteraan rakyat.
PESERTA OKPPD
1. Bupati;
2. Walikota;
3. Wakil Bupati;
4. Wakil Walikota.
Menteri Dalam Negeri didampingi Sekretaris Jenderal dan Kepala Badan Diklat
foto bersama dengan para Peserta
MATERI ORIENTASI
1. DEMOKRASI DAN KEBANGSAAN INDONESIA
Tujuan
pembelajaran
mengaplikasikan
ini
konsep
agar
peserta
demokrasi
dan
dapat
memahami
kebangsaan
dan
Indonesia
mampu
dalam
PAKAR / PRAKTISI
PEJABAT STRUKTURAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
1. Pembelajaran Kelas
a. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas selama 2 (dua) minggu atau 10
(sepuluh) hari efektif, yaitu pengarahan program sampai dengan evaluasi,
serta
pemberian
materi
yang
dilaksanakan
secara
simultan
oleh
10
b. Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Olah Praja adalah untuk
meningkatkan kemampuan peserta dalam (1) mengidentifikasi masalah; (2)
menganalisis tugas dan fungsi Kepala Daerah; (3) memberi arahan dan
petunjuk pelaksanaan tugas; (4) menyiapkan sarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tugas; (5) mengambil keputusan; (6) mengendalikan dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan, politik dan
kemasyarakatan dan keuangan daerah; serta (7) koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi pelaksanaan tugas pemerintahan kabupaten dan kota dengan
pemerintah kabupaten dan kota lainnya, provinsi dan pemerintah pusat.
c. Setiap peserta OKPPD diharuskan untuk mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan Olah Praja yang dibagi dalam kelompok-kelompok dengan kasuskasus terkait pada Bidang Perencanaan, Keuangan Daerah, Bidang
Pemerintahan, Politik dan Kemasyarakatan. Masing-masing kelompok
memainkan peran sesuai dengan Rencana Informasi Olah Praja (RIOP)
dalam konteks sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah.
d. Untuk mendukung penyelenggaraan Olah Praja diperlukan kerjasama antara
penyelenggara dan peserta sebagai pelaku. Penyelenggara yang secara
langsung terlibat dalam proses olah praja ini adalah: (1) Direktur Olah Praja
(Kawasdal); (2) Wasit dan Pengendali yang terdiri dari WASDAL ATAS,
WALDAL BAWAH, WASDAL SAMPING; (3) Penilai dan (4) Staf Pendukung.
Pelaku Olah Praja adalaha semua peserta OKPPD yang dibagi dalam setiap
kelompok/regu dengan jumlah sebanyak 5 (lima) orang yang masingmasingnya berperan sebagai (1) Bupati/Walikota sebanyak 1 orang; (2)
Wakil Bupati/Wakil Walikota sebanyak 1 orang, (3) Bupati/Walikota wilayah
tetangga sebanyak 3 orang. Peserta lainnya akan bertindak selaku pelaku
bayangan dengan tugas mengamati proses simulasi dan mengisi RIOP pada
lembar disposisi. Penentuan peserta yang akan berperan sebagai pelaku
(Bupati, Wakil Bupati dan Kepala Daerah tetangga) dilakukan oleh Kepala
Pengendali dan Wasit (KAWASDAL).
e. Hasil Olah Praja dalam bentuk rangkuman dan rekomendasi dituangkan
dalam laporan untuk bahan pembulatan / kesimpulan Orientasi.
11
KDH TETANGGA
DIR BID/
KAWASDAL
KDH
WASDAL
TAS
PING
WAH
MEJA KERJA:
1.
PETA
2.
DATA DAERAH
3.
REFERENSI
WKDH
PENILAI
PELAKU
BAYANGAN
skenario Olah Praja dan sekaligus bertindak sebagai atasan langsung pelaku
selama kegiatan berlangsung;
2. Kawasdal bertanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan Olah Praja pada
kelompok masing-masing, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas wasit,
pengendali, penilai, pelaku dan serta mencatat RIOP yang dipergunakan
serta memberikan koreksi atas catatan hasil penilaian.
3. Wasit dan Pengendali dalam pelaksanaan olah praja bertugas untuk
mengkoordinasikan, meneliti dan mengoreksi pekerjaan-pekerjaan dan
pemberian berita, data sesuai skenario, menilai tindakan pelaku secara jujur
sesuai dengan bidangnya masing-masing serta mengarahkan pelaku sesuai
skenario yang telah ditetapkan dengan cara menciptakan informasi baru yang
logis dan teratur;
4. Penilai bertugas untuk membuat catatan dan laporan yang berkaitan dengan
Olah Praja secara keseluruhan disertai saran yang diperlukan guna
pelaksanaan Olah Praja selanjutnya.
12
ALUMNI
Penyelenggaraan Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah bagi Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota dilaksanakan dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 13 angkatan dengan jumlah
alumni 445 peserta terdiri dari:
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Riau
Jambi
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
JUMLAH
13
Jumlah
Alumni
27
46
24
8
14
11
17
13
7
9
1
10
38
8
34
7
12
12
15
13
1
11
15
1
10
10
16
13
5
6
4
8
5
14
445
tentang Penyelenggaraan
Orientasi
Pengembangan Kepribadian
dan
Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum Tim Penggerak PKK membuka
Orientasi Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan bagi Isteri
Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Wakil Walikota
TUJUAN PROGRAM
Tujuan Umum
Setelah
mengikuti
Orientasi
Pengembangan
Kepribadian
dan
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya wawasan dan pengetahuan serta sikap dan perilaku para
isteri sehingga dapat memahami sekaligus mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas suami.
2. Meningkatnya peran peserta di bidang pembangunan bangsa dan
keluarga sekaligus sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara.
Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum Tim Penggerak PKK
menyematkan tanda peserta secara simbolis
MATERI PEMBELAJARAN
1.
2.
3
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penjelasan Program;
Pembekalan Umum;
Building Learning Commitment (BLC)
Konsep Manajemen Perubahan;
Komitmen Membangun Karakter Bangsa;
Gerakan PKK dalam Otonomi Daerah;
Organisasi dan Kepemimpinan Pemda;
Pengelolaan Keuangan Organisasi;
Teknik Berkomunikasi dan Berpidato;
Pengembangan Kepribadian Melalui Inner Beauty Etika Penampilan
dan Contoh Penggunaan Kain;
11. Manajemen Kesehatan Keluarga dan Lingkungan;
12. Perawatan dan Kesehatan
13. Table Manner
15
Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum Tim Penggerak PKK memberikan
pembekalan umum kepada Peserta.
16
METODE PEMBELAJARAN
17
ALUMNI
18
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Riau
Jambi
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Dki Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Di Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
JUMLAH
19
Jumlah
Alumni
27
35
24
14
9
6
15
12
7
4
1
9
29
5
27
3
12
11
14
12
11
13
11
7
14
9
6
5
4
4
4
4
11
0
379
berkelanjutan
serta
melakukan
pengamatan
atas
praktek
20
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam pelatihan ini kepada peserta telah diperkenalkan berbagai konsep dan
pemikiran terbaru untuk mengembangkan kebijakan publik yang berpihak kepada
masyarakat melalui serangkaian materi yang dikelompokkan atas strategic
leadership, new public management dan sustainable development.
Proses pembelajaran yang interaktif menjadikan semua peserta terlibat aktif dalam diskusi
di Harvard Kennedy School
21
Rincian kegiatan dan materi yang dipelajari selama pelatihan adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok Strategic Leadership, meliputi:
a. Participatory Governance
b. Sub-National Executive-Legislative Interactions in the United States
c. Executive Branch Leadership
d. Transparency and Civic Engagement
e. Communication Strategies
f. Persuasion
g. Crisis Management
h. Ethics and Accountability
i.
23
4. Site Visit : Lesson Learned from U.S. Local Government, melalui kunjungan
ke beberapa institusi di Amerika Serikat.
5. Roundtable Discussion: Pahts and Choices for Sustainable and Equitable,
Growth in Indonesia
6. Participants Policy Challenges, sebagai media mendekatkan pemahaman
peserta selama pelatihan dalam menganalisis berbagai persoalan yang
dihadapidi daerah masing-masing.
7. Implication and Application for Indonesia. Pada sesi ini peserta akan
didampingi oleh tim fasilitator yang direkrut dari Universitas di Indonesia untuk
mendiskusikan
materi
poembelajarn
yang
diterima
dengan
konteks
penerapannya di Indonesia.
Jay Rosengard
Tony Saich
Mark Moore
Alex Jones
David Dapice
Archon Fung
Arn Howitt
David King
Deborah Hughes
Hallet
10. Nuraj Shankar
11. Mary Jo Bane
12. Malcolm Mc
Pherson
13. Tarek Masoud
14. Roger Porter
15. Nicolas Retsinas
16. Alex Jones
17. Alan Altshuler
18. Tony Gmez
19. Akash Deep
20. Bob Behn
21. Gary Orren
24
AGENDA PEMBELAJARAN
Kelompok
penajamanparticipants
policy
challenges,
dan
Massachusetts Statehouse
25
26
Secara umum, hal-hal yang dilakukan para peserta setibanya di daerah sebagai
rencana tindak lanjut dari hasil yang didapat melalui proses pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Bidang Pembangunan Daerah : Analisa dan evaluasi keseluruhan dokumen
perencanaan pembangunan daerah dan tingkat pencapaian pembangunan
daerah
dengan
menggunakan
konsep
Strategic
Triangle,
langkah
pembangunan berkelanjutan.
2. Bidang Kemasyarakatan : menyelenggarakan secara lebih intensif, variatif dan
efektif kegiatan-kegiatan yang menggunakan pendekatan Calling a Public into
Existence.
3. Bidang Pemerintahan : Memperbaiki, meguatkan dan mengoptimalkan kinerja
aparatur dan kepemerintahan melalui penerapan strategi manajemen kinerja
(PerformanceStat) tingkat Kabupaten dan mengembangkan budaya kerja
berorientasi pada pemecahan masalah.
27
MANFAAT PROGRAM
kemah
terbuka
pelayanan
kepada
masyarakat, dengan
28
NAMA
JABATAN
1.
2.
3.
Bupati Samosir
4.
Hotraja Sitanggang, ST
5.
6.
7.
Bupati Agam
8.
9.
Bupati Bengkalis
Bupati Sukabumi
Bupati Banyuwangi
Bupati Malang
Walikota Kediri
Bupati Gresik
M.Si
20. Ir. Bambang Isdianto, MM
Walikota Banjarbaru
Walikota Denpasar
M.Si
29
NO
NAMA
JABATAN
Bupati Mamuju
Bupati Poso
Walikota Ternate
30
NO
1.
2.
H. Taslim, SH, MM
3.
H. Benny Utama,SH, MM
Bupati Pasaman
4.
Ir. Yosvarman, MM
5.
6.
7.
8.
Yeni Srihartati
9.
H. Erzaldi Rosman,SE,MM
10.
Andarta Ferryadi. ST
11.
12.
Arsalim Arifin
13.
A. Busyro Karim,M.Si
Bupati Sumenep
14.
15.
Walikota Samarinda
16.
17.
Bupati Badung
18.
19.
I Wayan Candra
Bupati Klungkung
20.
I Wayan Winata
21.
Bupati Dompu
22.
23.
Bupati Gowa
24.
25.
36.
27.
28.
29.
NO
NAMA
JABATAN
30.
Firman, S.Pi, MP
31.
Bupati Sigi
32.
33.
Bupati Gorontalo
34.
35.
36.
37.
Bupati Keerom
38.
39.
Dra. Suwarni,M.Si
40.
Policy
Development,
Planning
and
melaksanakan program
Management
yang
32