Pengecilan Ukuran Bahan Hasil Pertanian
Pengecilan Ukuran Bahan Hasil Pertanian
Oleh :
Nama
NPM
: 150310080137
Waktu
: 15.00 16.00
Co. Ass.
: - Citra Pratiwi
- Wince Widaningsih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Dalam pengecilan ukuran
ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dan
keseragaman ukuran dan bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir
proses, tetapi jarang tercapai.
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga
ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair
atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran
dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi.
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan
barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan
tetapi penghancuran ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti
penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan
penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan
untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan
kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging
olahan.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian
dengan mengkaji performansi mesin, kapasitas throughout, kapasitas
output dan rendemen hasil pengecilan ukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal,
maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan
waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan
mudah ditumbuhi oleh jamur (Sembiring, 2007).
2. Kompresi/Pemukulan/Penggerusan/Penumbukan
Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap
buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang
keras. Alat dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls. Proses ini
dilakukan dengan memberikan gaya tekan yang besar sambil dilakukan
penggesekan pada suatu permukan padat, sehingga bahan terpecah
dengan bentuk yang tidak tertentu. Umumnya, permukaan alat dibuat
dengan kekerasan tertentu, sehingga dapat membentuk pencabikan bahan
(Dewi, 2008). Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan
memanfaatkan gaya impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam
waktu yang singkat. Prinsip kerja dari impact adalah dengan memukul
buah. Alat yang biasa digunakan yaitu hammer mill. Alat ini untuk
menghasilkan bahan dengan ukuran kasar, sedang, dan halus (Dewi,
2008). Bahan yang berserat atau kenyal tidak dapat dikecilkan ukurannya
dengan cara pemukulan, karena gaya impact tidak dapat menyebabkan
pecahnya bahan menjadi bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahan
yang besar, tidak dapat dikecilkan ukuranya dengan cara pemukulan
karena
akan
merusak
bentuk
asal
(Rifai,
2009).
menggiling buah. Alat yang biasa digunakan dalam metode ini adalah
Disc Atrition Mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran
yang halus (Maharani, 2008).
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga
ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair
attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran
dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi
(Stumbo, 1949).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam bidang industri
pangan barabgkali adalah penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan
tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti
penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan
penggilingan bahan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk
memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil
yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan
(Earle, 1969).
Apabila suatu partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran
pertama, ukuran partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif
sangat kasar sampai yang paling halus bahkan sampai abu Ketika penghancuran
dilanjutkan, partikel yang besar akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel
yang kecil akan mengalami perubahan relatif sedikit. Pengawasan yang teliti
memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa beberapa ukuran tertentu akan
meningkat dalam proporsinya pada campuran yang kelak akan menjadi ukuran
fraksi yang dominan (Suharto, 1991).
Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengecilan
ukuran untuk bahan padat dan pengecilan ukuran untuk bahan cair. Pengecilan
ukuran untuk bahan padat dapat dilakukan dengan pemotongan (cutting),
penghancuran/pengilasan
(crushing),
pencacahan/pencincangan
(chopping),
pengecilan
usuran
berbeda-beda
dikelompokan
yang diperlukan dan jumlah energi panas yang dihasilkan dalam bahan hasil
pertanian tergantung pada gaya dan waktu yang digunakan (Sudaryanto, 2005).
Faktor lain yang mempengaruhi energi input adalah kadar air dan
sensitivitas bahan terhadap energi panas. Kadar air bahan mempengaruhi tingkat
pengecilan ukuran dan mekanisme kerusakan pada beberapa bahan hasil
pertanian. Menurut Kent (1983) kandungan air dalam bahan kering dapat
mempengaruhi bahan tersebut untuk menggumpal, dan hal ini dapat menggangu
proses penepungan.
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengecilkan ukuran bahan padat
dihitung menggunakan salah satu dari tiga persamaan di bawah ini :
1. Hukum Kick, menyatakan bahwa energi yang dibutuhkan untuk
mengecilkan ukuran tergantung pada perbandingn antara ukuran awal
bahan terhadap ukuran akhir bahan, dan dapat dinyatakan :
d1
d2
E = Kk ln
Dimana :
1
1
d 2 d1
E = Kr
Dimana:
Kr = konstanta Rittinger
3. Hukum Bond digunakan untuk menghitung energi yang dibutuhkan untuk
pengecilan ukuran bahan, yaitu :
E/W = (100/d2)0,5 (100/d1)0,5
Dimana :
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pisau
Tampah
Stopwatch
Wadah Plastik
Timbangan
Penyerut Manual
Mesin Pengiris dan Penyerut
3.1.2. Bahan
Ketela Poho (Singkong)
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Menggunakan Mesin Penyerut
a. Timbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a kg)
b. Kupas bahan dan timbang (b kg)
c. Jalankan mesin dan masukan bahan kedalam mesin
d. Hitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit)
c kg
c kg
m. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan
luas permukaan akhir (setelah diiris)
Keringkan bahan dalam oven untuk praktikum selanjutnya
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
No
Keterangan
1 Massa awal bahan (a)
Massa awal bahan
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
1
0,13446 kg
2
0,14775 kg
3
0,11701 kg
4
0,108 kg
0,10848 kg
0,12636 kg
0,09731 kg
0,09812 kg
3
4
5
6
7
diiris (c)
Waktu pengirisan
Jumlah potongan (N)
Panjang pisau (P)
Lebar pisau (L)
0,10787 kg
4,7 menit
35
0,09 m
0,025 m
0,11697 kg
2,28 menit
46
0,195 m
0,034 m
0,13061 kg
4,86 menit
78
0,15 m
0,035 m
0,09641 kg
1,68 menit
37
0,12 m
0,03 m
Perhitungan
Kelompok 1
1 Kapasitas throughout
2 Kapasitas output
= a kg/ x menit
= 0.029
= c kg/ x menit
kg/menit
= 0.023
kg/menit
3 Rendemen pengupasan
= 80.68%
4 Rendemen pengirisan
= 99.44%
5 Kapasitas aktual
= 1,38
kg/jam
Jawab
:K
= 2P
= Jumlah potongan
= 35
= Panjang pisau
= 0,09 m
= Lebar pisau
= 0,025 m
bahan
= 1044 kg/m3
= (K.N/60) x P x L x bahan
= (0,57.35/60) x 0,09 x 0,025 x 1044
= 0,33 x 2,35
= 0,78 kg/menit x 60menit/jam= 46,8 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
Perhitungan
Kelompok 2
1 Kapasitas throughout
= a kg/ x menit
= 0.065
2 Kapasitas output
= c kg/ x menit
kg/menit
= 0.051
3 Rendemen pengupasan
kg/menit
= 85.52%
4 Rendemen pengirisan
= 92.57%
5 Kapasitas aktual
= 3,06
kg/jam
:K
= 2P
Jawab
= Jumlah potongan
= 46
= Panjang pisau
= 0,195 m
= Lebar pisau
= 0,034 m
bahan
= 1044 kg/m3
= (K.N/60) x P x L x bahan
= (1,22.46/60) x 0,195 x 0,034 x 1044
= 0,94 x 6,92
= 6,51 kg/menit x 60menit/jam = 390,6 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
Perhitungan
Kelompok 3
1 Kapasitas throughout
= a kg/ x menit
= 0.024
2 Kapasitas output
= c kg/ x menit
kg/menit
= 0.027
3 Rendemen pengupasan
kg/menit
= 83.16%
4 Rendemen penyerutan
= 134.22%
5 Kapasitas aktual
= 1,62
kg/jam
Jawab
:K
= 2P
= Jumlah potongan
= 78
= Panjang pisau
= 0,15 m
= Lebar pisau
= 0,035 m
bahan
= 1044 kg/m3
= (K.N/60) x P x L x bahan
= (0,94.78/60) x 0,15 x 0,035 x 1044
= 1,22 x 5,48
Perhitungan
Kelompok 4
1 Kapasitas throughout
= a kg/ x menit
= 0.064
2 Kapasitas output
= c kg/ x menit
kg/menit
= 0.057
3 Rendemen pengupasan
kg/menit
= 90.85%
4 Rendemen pengirisan
= 98.26%
5 Kapasitas aktual
= 3,42
kg/jam
Jawab
:K
= 2P
= Jumlah potongan
= 37
= Panjang pisau
= 0,12 m
= Lebar pisau
= 0,03 m
bahan
= 1044 kg/m3
= (K.N/60) x P x L x bahan
= (0,75.37/60) x 0,12 x 0,03 x 1044
= 0,46 x 3,76
= 1,73 kg/menit x 60menit/jam = 103,8 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
No
1
2
3
4
263,63 g
218,77 g
189,54 g
3,37 menit
Hasil
0,26363 kg
0,21877 kg
0,18954 kg
3,37 menit
1 Kapasitas throughout
= a kg/ x menit
= 0,078
2 Kapasitas output
= c kg/ x menit
kg/menit
= 0,056
3 Rendemen pengupasan
4 Rendemen penyerutan
5 Kapasitas aktual
kg/menit
= 82,98 %
= 86,64%
= 3,36
kg/jam
Dik
:D
Np
R
P
bahan
Jawab
= 11,2 cm 0,112 m
=
=
=
=
1584,82 Rpm
5,6 cm 0,056 m
25 cm 0,25 m
1044 kg/m3
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
No
1
2
3
4
Hasil
385,24 g
0,38524 kg
323,39 g
0,32339 kg
228,99 g
0,22899 kg
0,48 menit
0,48 menit
1 Kapasitas throughout
= a kg/ x menit
= 0,803
2 Kapasitas output
= c kg/ x menit
kg/menit
= 0,478
kg/menit
= 83,95 %
= 70,81 %
= 28,68
3 Rendemen pengupasan
4 Rendemen pengirisan
5 Kapasitas aktual
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (mesin)
Mesin Pengiris
Rumus
Dik
:D
Np
P
L
N
bahan
Jawab
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
= 30 cm 0,3 m
=
=
=
=
=
591,667 Rpm
9 cm 0,09 m
5 cm 0,05 m
2
1044 kg/m3
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan di shift 1 adalah mengiris singkong dengan
menggunakan alat yang sederhana yakni pisau. Sebelum mulai memotong
singkong, singkong awalnya di timbang dulu dengan menggunakan timbangan
analitik, singkong yang di timbang itu masih utuh dan belum dikupas. Lalu selesai
ditimbang singkong tersebut dikupas dan ditimbang kembali. Proses ini
membandingkan massa singkong yang masih utuh dengan yang sudah dikupas
akan menghasilkan perbandingan berapa. Kemudian singkong yang telah dikupas
itu mulai dipotong-potong, sewaktu memotong singkong waktu yang diperlukan
dihitung samapai singkong tersebut habis terpotong.
Dan dari hasil memotong tersebut kemudian di timbang lagi massanya dari
situ kita bisa melihat berapa perbandingan dari massa singkong sebelum di potong
dengan sesudah dipotong. Dari perbandingan tersebut kita akan mengetahui
berapa nilai rendemennya. Dari kegiatan praktikum memotong tersebut di shift
satu didapatkan hasil rendemen dan efisiensi yang berbeda-beda tiap kelompok
hal itu dapat disebabkan karena berbagai faktor seperti dari mahasiswa yang
melaksanakan praktikumnya memiliki kriteria yang beragam mengenai ketebalan
dari potongan singkong, ketajaman pisau yang digunakan dan juga lebar pisau
Pada kegiatan praktikum shift dua, praktikum memototong dan menyerut
dilakukan dengan menggunakan mesin tahapan awal proses praktikumnya sama
dengan tahap awal praktikum di shift satu, massa awal singkong ditimbang, lalu
dikupas dan ditimbang lagi massanya lalu dilakukanlah proses pemotongan dan
penyerutan. Proses pemotongan atau pengirisan singkong dilakukan oleh
kelompok lima dan enam. Dan proses penyerutan dikerjakan oleh kelompok tujuh
dan delapan. Proses pengirisan dan penyerutan dilakukan pada satu mesin saja,
sehingga dalam praktikum kita harus bergantian dalam mengopersaikan mesin itu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengecilan ukuran merupakan bagian dari proses penanganan hasil pertanian
yang bertujuan untuk penyeragaman bentuk dan memperluas permukaan
bahan hasil pertanian sehingga proses penanganan selanjutnya akan lebih
mudah.
2. Proses pengecilan ukuran dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.
3. Proses pengirisan dengan metode berbeda akan menghasilkan rendemen
bahan yang berbeda dan bentuk irisan bahan yang berbeda.
4. Semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan
semakin kecil.
6.2 Saran
1. Diharapkan alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih
lengkap lagi untuk memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum
di dalam penuntun praktikum.
2. Diharapkan agar tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah
terkelompokkan sesuai modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryanto, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknologi Hasil
Pertanian.
Fakultas
Teknologi
Industri
Pertanian
Universitas
Padjadjaran.
Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.
Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra
Hudaya: Jakarta.
Stumbo, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta.
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1998, Peraturan Perundang-undangan di Bidang Obat Tradisional.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practice
(GACP)
for
Madicinal
Plants,
tersedia
[online]
http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241546271.pdf/ diakses
5 April 2011.
Bagem Sembiring, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007
Dewi, M.K.Kemala, 2008, Proses Cleaning, Sortasi, Grading Dan Size Reduction
Pada
Buah
Apel,
tersedia
[online]
BANGAN_
%2520TEKNOLOGI.doc+pascapanen&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id/
diakses 5 April 2011.
Widyastuti, Yuli, 1997, Penanganan Hasil Panen Tanman Obat Komersial, Trubus
Agriwidya, Semarang.
LAMPIRAN