Anda di halaman 1dari 6

Bab

PEMBAHASAN
A Pengertian Pengumpulan Al-Quran
Yang dimaksud pengertian pengumpulaan al-quran (Jamuul Quran) oleh
para ulama adalah salah satu dari dua pengertian berikut;
Pertama : pengumpulan dalam arti hifzuhu (menghafalnya dalam hati)
Jummaul Quran artinya huffazuhu (penghafal-penghafalnya, orang yang
menghafalkannya di dalam hati.1
Kedua : pengumpulan dalam arti kitabahu kullihi (penulisan Quran
semuanya) baik dengan memisahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau
menertibkan ayat-ayat semata dan setiap surah ditulis dalam satu lembar secara
terpisah, atau pun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaranlembaran yang terkumpul yang meng himpun semua surah, sebagiannya ditulis
sesudah bagian yang lain.2
Menurut Ahmad von Denffer, istilah pengumpulan al-Quran (jam alqurn) dalam literatur klasik itu mempunyai berbagai makna, 2 antara lain:
1. al-Quran dicerna oleh hati
2. menulis kembali tiap pewahyuan
3. menghadirkan materi al-Quran untuk ditulis
4. menghadirkan laporan (tulisan) para penulis wahyu yang
telah menghafal al-Quran
5. menghadirkan seluruh sumber, baik lisan maupun tulisan.3

1 Manna Khalil Al Qattan, Studi ilmu-ilmu Al-Quran. (Bogor: Litera Antarnusa,

2009) hlm 178


2 Ibid. hlm 179
3 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Quran Praktis. (Bogor: Idea Pustaka Utama,

2003) hlm 82

B. Sebab-sebab pengumpulan al-quran


Pada awal pemerintahan Abu Bakar , terjadi kekacauan akibat ulah
Musailamah al-Kazzab beserta pengikut-pengikutnya. Mereka menlak membayar
zakat dan murtad dari islam. Pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin al-Walid
segera menumpas gerakan itu. Peristiwa tersebut terjadi di yamamah tahun12 H.
Akibatnya, banyak sahabat yang gugur, termasuk 70 orang sahabat yang diyakini
telah hafal al-Quran.4
Disegi lain Umar merasa khawatir juga kalau-kalau peperangan ditempattempat lain akan membunuh banyak qari pula sehingga al-Quran akan hilang dan
musnah. Abu bakar menolak usulan ini dan berkeberatan melakukan apa yang
tidak pernah dilakukan Rasulullah. Tetapi umar membujuknya, sehingga Allah
membukakan hati Abu Bakar untuk menerima usulan Umar tersebut. Kemudian
memerintahkan Zaid Bin Sabit, mengingat kedudukannya dalam qiraat penulisan,
pemahaman dan kecerdasan serta kehadirannya pada pembacaan yang terakhir
kali Abu Bakar menceritakan kepadanya kekhawatiran dan usulan Umar.5
Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu Bakar sebelum itu.
Keduanya lalu bertukar pendapat, sampai akhirnya

Zaid dapat menerimanya

dengan lapang dada perintah penulisan al-Quan itu. Zaid Bin Saabit memulali
tugasnya yang berat ini dengan bersandar pada hafalan yanng ada dalam hati para
qurra dan catatan yang ada pada para penulis.6
Jika motif Ab Bakar mengumpulkan al-Quran karena khawatir akan
hilangnya materi yang tertulis tadi sebagai akibat dari banyaknya para penghafal
dan pembaca yang telah meninggal dunia, maka motif Utsman adalah karena
takut akan terjadinya perbedaan yang meruncing mengenai ragam bacaan.7
4 Muchotob Hamzah, Studi Al-Quan Komprehensif (Yogyakarta: Gema Media,

2003) hlm 125


5 Ma Khalil Al Qattan, Op. Cit. hlm 188
6 Ibid. hlm 189
7 Hafidz Abdurrahman, Op.Cit. hlm 91

Para sahabat amat memprihatinkan kenyataan ini karena takut kalau


perbedaan itu akan menimbulkan penyimpangan dan perubahan. Mereka
bersepakat untuk menyalin kembali lembaran-lembaran pertama yang ada pada
Abu Bakar dan menyatukan umat muslim pada lembaran-lembaran itu dengan
bacaan yang tetap pada satu huruf.
Ustman kemudian mengirim utusan kepada hafsah (untuk meminjamkan
mushaf Abu Bakar yang ada padanya) dan hafsah pun mengirim lembaranlembaran itu kepadanya kemudian Ustma memanggil Zaid Bin Sabit Al-ansari,
Abdullah Bin Hisyam, ketiga orang terakhir ini adalah suku quraisy; lalu
memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, serta
memerintahkan pula agar apa yang diperselisihkan Zaid dengan ketiga orang
Quraisy itu ditulis dalam bahasa Quraisy, karena Quran turun dengan logat
mereka.8
Setelah selesai menyalinnya menjadi beberapa mushaf Ustman mengembalikan
lembaran-lembaran asli itu kepada hafsah. Selanjutnya Ustman mengirim kesetiap
wilayah mushaf baru tersebut dan memerintahkan agar semua al-Quran atau
mushaf lainnya dibakar.9
C. Proses pengumpulan al-Quran
1. Pengumpulan al-Quran Semasa Hidup Rasul saw.
1. Pengumpulan al-Quran dalam dada berupa menghafalnya
Rasulullah amat menyukai wahyu ia senantiasa menunggu penurunan
wahyu dengan rasa rindu, lalu ia menghafalkan dan memahaminya, persis seperti
disajikan Allah : sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulnya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai membacanya) (Al-Qiyamah [75]:17).10

8 Ma Khalil Al Qattan, Op. Cit. hlm 193


9 Ibid. hlm 194
10 Ibid. hlm 179

Setiap kali sebuah ayat turun, dihafal dalam dada dan di tempatkan dalam hati
sebab bangsa arab secara kodrati memang mempunyai daya hafal yang kuat hal
itu karena umumnya mereka buta huruf sehingga dalam penulisan berita-berita
syair-syair dan silsilah dilakukan dengan catatan dalam hati mereka.
2. Pengumpulan al-Quran dalam catatan berupa penulisannya
Rasul telah mengangkat para penulis wahyu quran dari sahabat-sahabat
terkemuka, seperti Ali, Muwiyah, Ubai Bin Kab dan Said Bin Sabit. Bila ayat
turun, ia memerintahkan mereka untuk menulisnya dan menunjukan tempat ayat
tersebut dalm surah, sehingga penulisan pada lembaran itu membantu peng
hafalan di dalam hati. Di samping itu sebagian sahabat pun menulis al-Quran
yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh nabi; mereka
menulisnya pada pelapah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit dan daun
kayu, pelana, potngan tulang-belulang binatang. Zaid Bin Sabit berkata: kami
menyusun quran di hadapan Rasulullah pada kulit binatang.11
2. Pengumpulan al-quran pada masa Abu Bakar
Ada pun karateristik penulisan al-Quran pada masa Abu Bakar ini adalah:
1. Seluruh ayat al-Quran dikumpul dan ditulis dalam satu mushaf berdasarkan
penelitian yang cermat dan seksama.
2. Meniadakan ayat-ayat yang telah mansukh.
3. Seluruh ayat yang ada telah diakui kemutawatirannya.
4. Dialek Arab yang dipakai dalam pembukuan ini berjumlah 7 (qiraat)
sebagaimana yang ditulis pada kulit unta pada masa Rasulullah.12
Pengumpulan quran yang dilakukan abu bakar ialah memindahkan semua
tulisan atau catatan quran yang semula bertebaran di kulit-kulit binatang, tulangbelulang dan pelapah kurma, kemudian dikumpul dalam satu mushaf, dengan
ayat-ayat dan surah surah-surahnya yang tersusun serta terbatas pada bacaan yang
tidak di mamsukhdan mencakup ketujuh huruf sebagai mana ketika quan
diturunkan
11 Ibid. hlm 186
126 Said agil Husin Al-Munawar, Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan

Hakiki (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm 19

3. Pengumpulan al-quran pada masa Ustman Bin Affan


Pengumpulan yang dilakukan ustman menyalin dalam satu huruf diantara
ketujuh huruf itu untuk mempersatukan kaum muslimin dalam satu mushaf dan
satu huruf yang mereka baca tanpa keenam huruf lainnya.13
Tentang jumlah mushaf yang ditulis, berapapun jumlahnya tidak menjadi
persoalan yang pasti, upaya tersebut telah berhasil melahirkan mushaf baru
sebagai rujukan kaum muslimin dan menghilangkan perselisihan serta perpecahan
di antara mereka. Beberapa karakteristikmushaf al-Quran yang ditulis pada masa
Ustman Bin Affan antara lain:
1. Ayat-ayat al-Quran berdasarkan riwayat yang mutawatir.
2. Tidak memuat ayat-ayat yang mansukh.
3. Surat-sura maupun ayat-ayatnya telah disusun dengan tertib sebagaimana alQuran yang kita kenal sekarang. Tidak seperti mushaf al-Quran yang ditulis
pada masa Abu Bakar yang hanya disusun menurut tertib ayat, sementara suratsuratnya disusun menurut urutan turun wahyu.
4. Tidak memuat sesuatu yang tidak tergolong al-Quran, seperti yang ditulis
sebagian sahabat Nabi dalam masing-masing mushafnya, sebagai penjelas atau
keterangan terhadap makna ayat-ayat tertentu.
5. Dialek yang dipakai dalam mushaf ini hanya dialek Quraisyi sekalipun pada
mulanya di izinkan membacanya dengan menggunakan dialek lain.14

13 Manna Khalil Al Qattan, Op. Cit. hlm 198


14 Said agil Husin Al-Munawar, Op. Cit. hlm 21-22

Bab
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebab-sebab dan porses pengumpulan al-Quran antara lain:
1. Pada masa rasulullah Al-Quran hanya berupa hafalan-hafalan yang berada dalam
benak dada para sahabat dan tulisan dilempeng-lempeng batu , pelepah kurma dan
kepinga-kepingan tulang, pada masa itu al-Quran masih berserakan belum ada
pembukuan al-Quran dalam satu mushaf
2. Atas usulan Umar pada masa
Abu Bakar mulailah terbentuk pembukuan AlQuran, yang dipicu leh banyak qari dan hufadz yang gugur pada peperangan
Yamamah (melawan orang yang murtad dari islam), di khawatirkan Al-Quran
akan punah.
3. Masa Ustman terjadi perubahan mushaf Al-Quran karena adanaya perbedaan
antar suku, atas usulan Hufaidazh ustman menyeragamkan pembacaan Al-Quran
dengan dialek Quraisy, yang kemudian mushaf tersebut disebut Al-Imam yang
lebih dikenal dengan mushaf Ustnani.
B. Kritik dan Saran

Anda mungkin juga menyukai