Komentar: 2
1. Ontologi
Selain memahami cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai menghadapi objek-objeknya
untuk memperoleh pengetahan. Objek-objek itu dipikirkan secara mendalamsampai pada
hakikatnya,inikah sebagian dinamakan teori hakikat. Ada yang menamakan bagian ini
ontology(Tafsir,2003:28). Ontologi merupakan salah satu objek garapan filsafat ilmu yang
menetapkan batas lingkup dan teori tentang hakikat realitas yang ada(being),baik merupakan
wujud maupun metafisika(gramedia,1986:3). Ontologi berasal dari kata yunani yaitu onto
yang berarti sesuatu yang sungguh-sungguh ada atau kenyataan yang sesunguhnya dan logos
berarti study atau ilmu. Kalau diruntut lebih jauh, kata ontologi berasal dari perkataan yunani,
yaitu: ontos:being, dan logos. Jadi ontologi adalah (The theoryof being qua being). Atau juga
dapat disebut ontologi sebagai ilmu yang ada. Istilah ontologi pertamakali diperkenalkan oleh
Rudolf Goclenius pada tahun 1936, untuk memahami hakikat yang bersifat metafisis
(Endraswara,2012:97-98). Ontologi mempelajari keberadannya dalam bentuk yang paling
abstrak. Objek formal ontologi adalah memberikan dasar-dasar yang paling umum bagi
semua
masalah
yang
menyangkut
manusia,dunia
dan
tuhan
seperti
tentang
keberadaan,kebersamaan,kebebasan,badan,jiwa,agama,dan segalanya(Satriya,2013:10-11).
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali, segala yang ada dan yang mungkin ada, yang
boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai (yang di carinya ialah hakikat pengetahuan dan
hakikat nilai). Nama lain untuk teori hakikat ialah teori tentang keadaan (langeveld).
(Tafsir,2003:28).
Apa itu hakikat ?hakikat ialah realitas; realitas ialah ke-real-an; realartinya
kenyataan yang sebenarnya; jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya,keadaan sesuatu
bukan keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah. Tentang sebuah hakikat terdapat
yang namanya kosmologi yang membicarakan hakikat asal,hakikat susunan,hakikat berada
dan hakikat tujuan kosmos.
Adapun hakikat manusia di bicarakan oleh antropologi yang merupakan cabang teori hakikat.
pembahasan mengenai tuhan dibahas oleh fheodicea, yang merupakan cabang teori hakikat.
Berbicara tentang hakikat mula-mula kita bicarakan realitas benda-benda apakah esuai
dengan penampakannya (appearance) atau sesuatu yang bersembunyi dibalik penampakan
itu? Dalam menjawab hal ini terdapat beberapa aliran atau pandangan-pandangan pokok
pemikiran , di antaranya:
1. Monoisme
Paham ini mengangap bahwa hakikat yang berasal dari kenyatan adalah satu saja,
tidak mungki ada dua. Dan haruslah satu hakikat saja sebagai sumbar yang asal
baik berupa materi maupun rohani. Paham ini terbagi atas dua aliran yaitu:
a. Materialisme(Naturalisme)
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi,
bukan rohani. Dan berargumen bahwa zat mati merupakan kenyataan
dan materi adalah satu-satunya fakta, sedangkan jiwa atau ruh bukan
merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri.
b. Idealisme(Spiritualisme)
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beranekaragam
itu semua berasal dari ruh(sukma) atau sejenis dengannya, yaitu
sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang(abstrak) materi atau
zat ini hanyalah suatu jenis dari penyelaman rohani.
2. Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang
saling bertentangan, yaitu Epistemolog dan Epistemo.Menurut aliran Epistem
materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.Materi muncul bukan karena
adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi.Tetapi dalam
perkembangan
selanjutnya
aliran
ini
masih
memiliki
masalah
dalam
Timbul aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu
menerangkan secara konkrit akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat
kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak
yang bersifat trancedent.Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan
tokoh-tokohnya seperti, Sren Kierkegaar, Heidegger, Sartre, dan Jaspers. Soren
Kierkegaard (1813-1855) yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat
Eksistensialisme menyatakan, manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum,
tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke
dalam sesuatu yang lain.Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau
penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda materi
maupun rohani. Aliran ini mirip dengan skeptisisme yang berpendapat bahwa manusia
diragukan kemampuannya mengetahui hakikat bahkan menyerah sama sekali.
(Endraswara,2012:107-108)
kedudukan ontologi
ontologi merupakan ilmu pengtahuan yang paling universal dan paling menyeluruh.
Penyelidikannya meliputi segala pertanyan dan penelitian lainnya yang lebih bersifat
bagian. Ontologi meneliti pengada sekedar pengada. Sedangkan mengada itu
merupakan sekaligus hal yang paling terkenal, dan hal yang paling sukar untuk
dieksplememtasikan. Oleh karena itu paling baik ontologi dikembalikan ke
dudukannya semula, yaitu ditempatkan pada akhir filsafat sistematis. Jadi ontologi
bisa disebut filsafat pertama tetapi juga filsafat ultimah (Bakker,1992:20)
Contoh pandangan Ontologi terhadap Pengetahuan sains
Didalam pengetahuan sain terdapat hakikat sains dan hakikat ini menjawab segala
pertanyaan tentang sains. Contoh mendapatkan sebuah hakikat pengetahuan sains
adalah sebagaimana contoh berikut:
Seorang ilmuan mendapatkan sebuah fenomena dan mencoba untuk menemukan
kahikat atau teori yang benar terhadap fenomena yang ia dapatkan. Fenomena tersebut
ia jumpai ketika ia mendatangi sebuah perkampungan.
dan dengan menggunakan berbagai alat. Ada beberapa aliran yang membicarakan
tentang ini yaitu :
1. Empirisme
Empurisme berasal dari kata yunani yaitu empeirikos yang berasal dari kata empiria, artinya
pengertian.Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.
Dan apabila dikembalikan pada kata Empirea maka pengalaman yang dimaksud adalah
pengalaman inderawi yaitu pendengaran,penglihat dan lain-lain. Sehingga dapat dicontohkan
bahwa manusia tahu tentang es dingin karena kita menyentuhnya.
John Locke (1632-1704) adalah bapak aliran ini dan pada zaman modern mengemukakan
sebuah teori yang bernama Tabula Rasa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksud dari
teori ini adalah bahwa manusia pada mulanya kosong dari penetahuan, lantas pengalamanpengalaman manusia tersebut yang akan mengisi kekosongan tersebut. Mula-mula
pengetahuan yang di tangkap melalui indra manusia itu sederhana akan tetapi lama kelamaan
akan menjadi semakin ruwet baru akan tersusun pengetahuan yang hakiki. Ini berarti
bagaiman pun kompleks ruwetnya suatu pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari
ujungnya pada pengalaman indera. Dan dapat dikatakan sesuatu yang tidak dapat diamati
dengan indera bukan pengalaman yang benar.Jadi pengalaman indera adalah pengetahuan
yang sebenarnya.Oleh karena itu metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini adalah
metode eksperimen.
Kelemahan aliran ini cukup banyak.Kelemahan pertama adalah indera manusia sangatlah
terbatas.Misalnya benda yang jauh kelihatan kecil dan apakah bendah tersebut kecil?Tentu
tidak.Dari contoh diatas dapat dikatakan bahwa keterbatasan kemampuan indera ini dapat
melaporkan objek tidak sebagaimana aslinya atau adanya. Dan dari sini akan menimbulkan
suatu pengetahuan yang salah. Kelemahan yang kedua adalah indera manusia dapat menipu.
Misalnya ketika seseorang sakit malariah gula rasanya pahit dan udara panas akan di
anggapnya sangat dingin. Dan ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
Kelemahan yang ketiga adalah objek yang menipu. Contohnya ilusi,fatamorgana. Jadi, objek
itu sebenarna tidak di tangkap oleh alat indera.
Karena objek tersebut membohongi alat indra manusia maka dapat menimbulkan
pengetahuan indrawi yang salah. Yang kelemahan yang keempat berasal dari indera dan objek
sekaligus.Dalam hal ini dapat di contohkan indera yang paling berperan adalah indera
penglihatan tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruan dan kerbau itu juga tidak
mampu memperlihatkan badannya secara keseluruan.
Artinya jika kita melihat kerbau tersebut dari depan maka yang hanya terlihat adalah
kepalahnya saja dan kerbau pada saat itu tidak dapat memperlihatkan ekornya. Dan dapat
disimpulkan bahwa empiris lemah karena keterbatasan indera manusia oleh karena itu,
muncul aliran resionalisme dan terdapat aliran yang mirip dengan empirisme yaitu
sensasionalisme. Sensasi artinya rangsangan inderawi dan secara kasar sensasi adalah
pengalaman inderawi.(Tafsir, 2003:24)
2. Rasionalisme
Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.Dan
dapat di artikan pengetahuan yang benar diperoleh dan diukir dengan akal.Manusia, menurut
aliran ini memperoleh penetahuan dengan kegiatan akal dalam menangkap objek. Orang
mengatakan bahwa bapak dari aliran ini adalah Rene Descarte(1596-1650) akan tetapi,
sesunguhnya psham seperti ini sudah ada sejak dahulu. Dan ini diwujudkan bahwa orangorang yunani kuno telah meyakini juga bahwa akal adalah alat dalam memperoleh
pengetahuan yang benar.
Rasionalisme tidak mengingkari kegunan indera dalam memperoleh pengetahuan akan tetapi
pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan akal
agar dapat berkerja secara baik. Tetapi Laporan indera menurut rasionalisme merupakan
bahan yang belum jelas.Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal melalui pengalaman
berpikir.Jadi akal bekerja karena danya bahan dari indera.Akan tetapi akal juga dapat
menghasilkan pengtahuan yang tidak berasalkan inderawi sekalipun.Akan tetapi gabungan
antara indera dan akal masih belum untuk mampu memperoleh pengetahuan yang lengkap.
Hal ini dikarenaka dengan indera manusia hanya mampu mengetahui bagian-bagian tertentu
tentang tentang objek.di bantu degnan akal manusia juga belum mampu memperoleh
pengetahuan yang utuh.
Kerjasama antara empirisme dan rasionalisme inilah yang melahirkan pengetahuan
sains(scientific Epistemol) yang dalam bahasa Epistemol diartikan sebagai penetahuan ilmiah
telah bersih telah siap dan sanggup menerma pengetauan dari tuhan. Aliran ini
terbentang juga di dalam sejarah pemikiran islam.
Dan kemampuan menerimah secara langsung itu diperoleh dengan cara
latihan. Yang didalam islam disebut dengan suluk. Secara spesifik disebut dengan
riyadlha. Konon, kemampuan orang-orang itu ialah sampai melihat tuhan,berbicara
dengan tuhan,melihat surge, nerakadan alam ghoib lainnya. Dari kemampuan ini
dapat dipahami bahwa mereka tentu memiliki pengetahuan yang tinggi,banyak,dan
meyakinkan. Dan kemampuan ini bukan diperoleh lewat indera dan akal melainkan
lewat hatidalam hal ini ia sama dengan intuisionisme. Selain itu pada menurut ajaran
tashawwuf atau thariqat pada khususnya, manusia dipengaruhi oleh hal-hal yang
material dan nafsu. Di dalam islam pertumbuhan tasshawuf berakar dari diri nabi
Muhammad SAW. Nabi memiliki kemampuan (atas izin allah) melihat dan
mengetahui hal yang ghaib. Berdasarkan hal tersebut (tentang epistemology) dapat
diketahui bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan tiga cara yaitu cara sains,
cara filsafat(logika dan akal),dan cara latihan rasa(intuisi,kasyif)(Tafsir,2003:27-28).
Contoh pandangan Epistemologi terhadap pengetahuan sains
Secara umum membicarakan tentang sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh
penetahuan. Dalam pengetahuan sains dapat di terangkan asal sumber pengetahuan sains dan
dapat di jelaskan sebagai berikut:
Awalnya pengetahuan sains di dorong oleh paham Humanisme yaitu paham filsafat yang
mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam. Jadi manusia yang harus
membuat aturan untuk mengatur antara manusia dengan alam. Dan manusia menggunakan
akalnya untuk dapat menaturnya. Hal itu dilandasi karena akal dianggap mampu dan akal
pada setiap orang berkerja berdasarkan aturan yang sama. Dan karena dianggap alat dan
sumber yang paling dapat disepakati maka, humanisme melahirkan Rasionalisme.
Rasionalisme adalah paham yang mengatur bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur
pengetahuan. Pencarian dengan akal ialah dicari dengan berpikir logis. Dan pengukuran
dengan akal artinya diuji apakah temuan itu logis atau tidak. Sehingga dengan akal itulah
aturan untuk mengatur manusia dan alam itu dibuat. Ini juga berarti bahwa kebenaran itu
bersumber pada akal. Akan tetapi akal masih mempunyai kekurangan karena yang diperoleh
dari berpikir logis masih belum menjamin diperolehnya kebenaran yang disepakati. Dan
karena itu diperlukan alat lain.
Dan alat itu ialah Empirisme
Empirisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan
terdapat bukti empiris.dan paham ini juga mengatur antara manusia dengan alam. Akan tetapi
dalam kenyataannya empirisme hanya menemukan konsep yang bersifat umum seperti air
mendidih panas dan besih mendidih lebih panas. Konsep tersebut belum opresional karena
belum dapat di ukur. Jadi masih memerlukan alat lainnya dan alat itu adalah positivisme.
Positifisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis dan
ada bukti empirik yang terukur. Jika pada empirisme dikatakan bahwa air mendidih panas
maka dalam positifisme dikatakan panas air mendidih adalah 100 derajat celcius, dan inilah
yang di maksutkan dapat di ukur. Positivisme sudah dapat disetujui dan memulai upaya
membuat aturan untuk mengatur manusia dan alam. Akan tetapi bagaimana cara untuk
merealisasikannya? Dan tentusaja memerlukan alat lain dan alat itu adalah Metode Ilmiah.
Methode ilmiah hanya mengulangi ajaran positivisme akan tetapi lebih operasional. Methode
ilmia hanya mengatakan untuk memperoleh pengetahuan yang benar maka gunakan lagkahlangkah sebagai berikut:Logico-hipothetico-verivircatif. Maksudnya buktikan bahwa itu
logis, kemudian ajukan hipotesis, kemudian buktikan secara empiris. Dan methode ilmia itu
secara teknis dan dirinci dan dijelaskan pada suatu bidang ilmu yang disebut Metode Riset.
Dan metode riset menghasilkan metode-metode penelitian. Dan metode penelitian inilah yang
menjadi instansi terakhir dan memang operasional dalam mengatur manusia dan alam. Dan
hasil-hasil penelitian itulah yang kita warisi sekarang dan berbentuk tumpukan penetahuan
sains dalam berbagai bidang sains.(Ahmad Tafsir,2010:28-34)
3. Aksiologi
Merupakansalah
satu
cabang
filsafat
yang
membahas