LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
Nama
: Ranti
Umur
: 14 tahun
Nama Ibu
: Sri Hartina
Berat badan
: 25 kg
: Islam
Alamat
MRS
: 15 Juli 2014
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis (ibu dan kakak pasien) tanggal 8 Agustus
2014
Keluhan utama
lipat paha (-). Mual (-) muntah (-), BAK dan BAB seperti biasa. Anak tidak
mengatakan keluhan kepada keluarga, anak tidak berobat.
+4 bulan SMRS, anak mengeluh kaki lemas dan berjalan harus berpegangan.
Aktivitas sehari-hari mulai terganggu. Benjolan keras di punggung (+) bertambah
besar, nyeri (+) terutama saat berbaring. Batuk (-), demam (-), badan lemas (+),
keringat malam hari (-), nafsu makan menurun (+), penurunan BB (-), benjolan di
leher sebelah kanan dan ketiak sebelah kiri (+), ukuran sebesar kelereng. Mual (-)
muntah (-), BAK dan BAB biasa. Os dibawa keluarga berobat ke SpA, dianjurkan
rawat inap namun os tidak mau, os diberi obat dan rawat jalan.
+1bulan SMRS, anak tidak bisa duduk dan berjalan sendiri. Aktivitas seharihari sangat terganggu. Anak dibawa ke SpA, dianjurkan rawat inap, anak mau lalu
dirawat di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (+) ayah penderita meninggal akibat TB
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat jatuh dari motor +8 bulan SMRS, setelah jatuh terdapat perubahan cara
jalan pada os.
: Aterm
Persentasi
: Kepala
Partus
: Spontan
Ditolong oleh
Tanggal
: 8 Mei 2008
BBL
: 2600 gram
PBL
:-
KPSW
: Tidak ada
Riwayat Makanan
ASI
Susu botol
:-
Bubur nasi
Nasi tim
Nasi biasa
Ayam
:0-1 x/minggu
Ikan
: 1-2x/minggu
Telur
: 2-3x/minggu
Sayur
: 3-4x/minggu
Buah
: 1x seminggu
Kesan
: 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Merangkak
: 5 bulan
Duduk
: 6 bulan
Berdiri
: 9 bulan
3
Berjalan
: 1 tahun
Berbicara
: 1 tahun
Kesan
Riwayat Imunisasi
BCG
DPT
:-
Polio
:-
Hepatitis B
:-
Campak
:-
Kesan
Riwayat Keluarga
Alm Tn. O
Ny. S / thn
30 th 25th
22 th
14th
: sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Berat badan
: 25 kg
Tinggi badan
: 134 cm
: 36,50C
Tekanan Darah
Umur (tahun)
14 tahun,
perempuan
Persentil Tekanan
Darah
50th
90th
95th
99th
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Persentil tinggi
5th
5th
106
63
119
77
123
81
130
88
Nadi
Pernafasan
Keadaan Spesifik
Kepala
Mata
:konjungtiva
anemis
(-),
sclera
ikterik
(-),
pupil
Mulut
Bibir
: bibir pucat (-), sianosis (-), kelainan bentuk (-), ulkus (-),
rhagaden (-),
Mukosa pipi
Lidah
Gigi
Faring&tonsil
Leher
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultrasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Ekstremitas
Akral hangat, pucat (-), edema pretibia tidak ada, CRT <2 detik
Lipat paha dan genitalia
Pembesaran KGB tidak ada, genitalia tidak ada kelainan
Tulang Belakang
Gibus (+) di L4.
Pemeriksaan Neurologikus
Fungsi Motorik
Lka
Lki
Tka
Gerakan
luas
luas
terbatas
terbatas
Kekuatan
Tonus
Normal
Normal
Klonus
R. Fisiologis Normal
Normal
Tki
hipotoni
hipotoni
Normal
Normal
R. Patologis
IV.
Fungsi Sensorik
GRM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah rutin, leukosit total, CRP, LED
- Tes Mantoux
- Rontgen Thoraks
- Rontgen Tulang Belakang
- MRI tidak bisa dilakukan di tempat ini
V.
RESUME
Seorang anak perempuanusia 14 tahun, berat badan 25 kg, tinggi badan 134
cm, beragama Islam, tempat tinggal di Tanjung Baru Baturaja, MRS 15 Juli 2014
datang dengan keluhan utama tidak bisa duduk dan berjalan sendiri , dan keluhan
tambahan adanya tonjolan keras di punggung.
Dari alloanamnesa didapatkan +9 bulan SMRS, anak mengatakan terdapat
benjolan di punggung, konsistensi keras, ukuran sebesar kelereng, tidak bisa
digerakkan, nyeri (+) terutama saat berbaring. Batuk (+) kering. Anak tidak
mengatakan keluhan kepada keluarga, anak tidak berobat. +4 bulan SMRS, anak
mengeluh kaki lemas dan berjalan harus berpegangan. Aktivitas sehari-hari mulai
terganggu. Benjolan keras di punggung (+) bertambah besar, nyeri (+) terutama saat
berbaring. Badan lemas (+), nafsu makan menurun (+), benjolan di leher sebelah
kanan dan ketiak sebelah kiri (+), ukuran sebesar kelereng. Os dibawa keluarga
berobat ke SpA, dianjurkan rawat inap namun os tidak mau, os diberi obat dan rawat
jalan. +1bulan SMRS, anak tidak bisa duduk dan berjalan sendiri. Aktivitas seharihari sangat terganggu. Anak dibawa ke SpA, dianjurkan rawat inap, anak mau lalu
dirawat di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja.
Pada
riwayat
penyakit
dahulu
tidak
terdapat
riwayat
sakit
TBC
DIAGNOSIS BANDING
Paraparese inferior e.c Spondilitis TB + Gizi buruk
Paraparese inferior e.c Spondilitis piogenik + Gizi buruk
Paraparese inferior e.c keganasan primer + Gizi buruk
Paraparese inferior e.c fraktur kompresi + Gizi buruk
10
Transisi kebutuhan kalori 100-150 kkal/kgBB/hari, protein 23g/kgBB/hari, cairan 150 ml/kgBB/hari
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
11
FOLLOW UP
Tanggal
S:
O:
Keadaan umum
Kesadaran
Kompos mentis
Nadi
Pernapasan
28 x/menit
Temperatur
36, 5C
Tekanan Darah
110/70 mmHg
Kepala
Thorax
Abdomen
Wh(-/-).
Datar, lemas, H/L tidak teraba, BU (+) N,
Ekstrimitas
A:
<2"
Paraparese Inferior e.c Spondilitis
P:
TB+Gizi buruk
- IVFD KAEN D5-1/4 NS makro gtt
XX
- Dexamethasone tab 3x0,5 mg
12
Keadaan umum
Kesadaran
Kompos mentis
Nadi
Pernapasan
24 x/menit
Temperatur
36, 7C
Tekanan Darah
110/70 mmHg
Kepala
Thorax
Abdomen
Wh(-/-).
Datar, lemas, H/L tidak teraba, BU (+)
Ekstrimitas
A:
CRT <2"
Paraparese Inferior e.c Spondilitis
13
TB + Gizi buruk
- IVFD KAEN D5-1/4 NS makro gtt
P:
XX
- Dexamethasone tab 3x0,5 mg
- Rifampisin 1x300 mg tab
- Izoniazid 1x 100 mg tab
- Pyrazinamid 1x 500 mg tab
- Streptomisin 1x750 mg IM
-
Tanggal
S:
14
O:
Keadaan umum
Kesadaran
Kompos mentis
Nadi
Pernapasan
24 x/menit
Temperatur
36, 6C
Tekanan Darah
110/70 mmHg
Kepala
Thorax
Abdomen
Wh(-/-).
Datar, lemas, H/L tidak teraba, BU (+)
Ekstrimitas
A:
CRT <2"
Paraparese Inferior e.c Spondilitis
P:
15
- Streptomisin 1x750 mg IM
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
membentukpunggungyang
Terdapat33vertebra
pada
manusia,7ruasvertebracervicalis,12ruasvertebra
thoracalis,5ruasvertebralumbalis,5ruasvertebrasacralisyang
membentukos
17
Bagianinistrukturutamanyaadalah
badantulangbelakang(corpusvertebrae).Bagianini
fungsiutamanyaadalahuntukmenyanggaberatbadan.Diantaraduakorpusverte
bra
yang
berdekatandihubungkanolehstrukturyangdisebut
diskusintervertebralisyang
bentuknyaseperticakram,konsistensinyakenyaldanberfungsi
sebagaiperedamkejut (shock absorber).
2. Bagian posterior
Bagianbelakangdariruastulang belakang inifungsinyauntuk:
Memungkinkan terjadinyapergerakan tulang belakang itu sendiri. Hal
inidimungkinkanolehkarenadibagianiniterdapatduapersendian.
Fungsiperlindungan,olehkarenabagianinibentuknyaseperticincindaritulang
yangamatkuatdimanadidalamlubangditengahnyaterletaksumsum
tulang
belakang(medullaspinalis/spinalcord).
Fungsistabilisasi.Karenafungsitulangbelakanguntukmanusiaadalahsangat
penting,makafungsistabilisasiinijugapentingsekali.Fungsi ini didapatoleh
kuatnyapersendian dibagianbelakangyangdiperkuat olehadanyaligamendan
otot-ototyangsangatkuat.Keduastrukturterakhirinimenghubungkan
tulang
belakang baik dari ruas ke ruas yang berdekatan maupun sepanjang tulang
belakangmulaidariservikalsampaikogsigeal.
18
Gambar1.Penampangventralkolumnavertebralis
Vaskularisasikolumnavertebralis
Arteriaspinalis yangmengantardarahkepada vertebra, adalahcabangdari:
Arteriainterkostalisposteriordidaerahthorakal
Arteriasubkostalisdanarterialumbalisdiabdomen
Arteriailiolumbalisdanarteria sakralislateralis
Arteriaspinalismemasukiforamenintervertebralis danbercabangmenjadi
cabangakhirdan
cabangradikular.Beberapadaricabang-
pleksusvenayangmeluassepanjang
sebelah
dalam(pleksusvenosivertebralis
profundus)danjugadisebelahluar(pleksusvenosi
vertebralissuperficialis)kanalisvertebralis.Venabasivertebralis
terletakdalamkorpus vertebra.
19
didukung
olehpenonjolanatauprocesusyakniprocesusarticularis,procesustransversus,
dan
procesus
spinosus. Procesus
tersebut
membentuk
lubang yang
akan
membentuksaluransebagaitempatmedullaspinalis.Diantara
duavertebradapat
ditemuicelahyang
disebutforamenintervertebrale.Dandiantarasatucorpus vertebradengancorpus
vertebralainnyaterdapat discus intervertebralis.
a.VertebraCervicalis
Mempunyaiciri-ciri sebagai berikut :
Padaprocessustransversusterdapatforamencostotransversarium,dilalui
oleh
Processustransversusmempunyaiduatonjolan,yaitutuberculumanterius
dantuberculumposteriusyang dipisahkanolehsulcusspinalis,dilaluioleh nervus
spinalis.
20
Corpus vertebra
Foramenvertebrabulat.
Padaprocessustransversusdanpadacorpusvertebraterdapatfoveacostalis,
tempat perhubungan dengancosta.
c.VertebraLumbalis
Vertebralumbalis
besar
dibandingkan
lainnyadanberbentuksepertiginjal
dengancorpusvertebrayang
melintang,processusspinosusnya
danberbentuksepertikapakkecil,
danlangsing,ruaskelimamembentuk
lebar
processustranversusnyapanjang
sendi
dengan
sakrum
padasendi
lumbosakral.
d.VertebraSacralis
Terdiriatas5ruastulangyang saling melekatmenjadisatumembentukos
sacrum.Ossacrumberbentuksegitiga,
disebutbasisossissacri,danpuncaknya
dasarnyaberadadisebelahcranial,
berada
dibagiancaudal,disebutapex
ossis sacri.
e.VertebraCoccygeus
Terdiriatas4ruasyangmelekatmenjadisatutulang.Vertebra coccygeusI
masih mempunyai sisa-sisa processus transversus, membentuk cornu
coccygeus.
21
2.2.
tuberkulosis
Micobacteriumtuberculosisyang
adalahsuatupenyakitinfeksiolehkuman
menyerangtulang
belakang.Kumanini
dalamperjalanannya,kumaninitidakhanyamenyerang
paru,
tetapijugadiketahuimenyerang
tulangbelakang.Spondilitistuberkulosadikenal
paraplegiPott.NamaPottitu
jugasebagaipenyakitPott,
merupakan
penghargaan
bagiPervicalPottseorangahlibedahberkebangsaanInggrisyangpadatahun
1879 menulis dengantepat tentang penyakit tersebut.Penyakit ini merupakan
penyebab paraplegia (kelumpuhan) terbanyak setelah trauma,
banyak
dijumpaidiNegaraberkembang.Spondilitisinipaling
ditemukanpada
vertebraT8
L3dan
dan
sering
palingjarangpadavertebraC1
Epidemiologi
Insidensispondilitistuberkulosabervariasidi seluruhduniadanbiasanya
tersebut. Saatinispondilitis
tuberkulosamerupakansumbermorbiditasdan
mortalitasutamapadanegarayangbelumdan
sedangberkembang,terutamadi
Asia,dimanamalnutrisidankepadatanpenduduk
masihmenjadimerupakanmasalahutama.Padanegara-negarayang
sudah
berkembangataumajuinsidensiinimengalamipenurunansecaradramatisdalam
kurun waktu30 tahun terakhir
22
Di Amerika
terutama
penyakit
ini
mengenaidewasa,denganusiarata-rata40-50tahunsementaradi
AsiadanAfrika
sebagianbesarmengenaianak-
anak(50%kasusterjadiantarausia1-20tahun).
perubahandanterlihat
dengan
Polainimengalami
adanya
penurunan
insidensiinfeksituberkulosapadabayidananak-anakdiHongKong.
Defisitneurologis munculpada10-47%kasuspasiendenganspondilitis
tuberkulosa.
Di
negara
merupakan
yang
sedang
berkembang
penyakit
ini
penyebabpalingseringuntukkondisiparaplegianon
dengan
anak-
dewasa
anak.Haliniberhubungan
(basilus).
Bakteriyang
palingsering
menjadipenyebabnyaadalahMycobacterium
tuberculosis,
Mycobacteriumafricanum
(penyebabpalingseringtuberkulosa
ataupun
non-tuberculous
diAfrikaBarat),bovinetuberclebaccilus,
mycobacteria
(banyak
ditemukan
pada
cara
yang
konvensional.DipergunakanteknikZiehl-Nielsonuntuk
23
minggu.Produksi
tuberculosis
niasinmerupakan
dan
dapat
karakteristik
membantu
untuk
membedakannnyadenganspesieslain.
Gambar2.Organ TargetTuberculosis.
2.5.Patogenesa
Tuberkulosapadatulang
belakang
dapatterjadikarenapenyebaran
hematogenataupenyebaranlangsungnoduslimfatikusparaaortaataumelalui
jalurlimfatikketulang darifokustuberkulosayang sudahadasebelumnyadiluar
tulang belakang.Pada penampakannya,fokusinfeksiprimertuberkulosadapat
bersifattenang.Sumberinfeksi
yangpalingseringadalahberasaldarisistem
pulmoner dangenitourinarius.
Padaanak-anakbiasanyainfeksituberkulosatulang
berasaldari
fokusprimerdiparu-parusementara
belakang
pada
24
orangdewasapenyebaranterjadidari
fokus
ekstrapulmoner(usus,
ginjal,
tonsil).
Penyebaranbasildapatterjadimelaluiarteriintercostalataulumbalyang
memberikansuplaidarahkeduavertebraeyang berdekatan,yaitusetengahbagian
bawahvertebra diatasnyadanbagian atasvertebra dibawahnyaataumelalui
pleksus Batsons yang mengelilingi columna vertebralis yang menyebabkan
banyakvertebrayangterkena.Halinilahyangmenyebabkanpadakuranglebih
70%kasus,penyakitini diawalidenganterkenanyaduavertebrayang berdekatan,
sementarapada20%kasusmelibatkan tigaatau lebih vertebra.
Berdasarkanlokasiinfeksiawalpada
korpusvertebra,dikenalempat
bentuk spondilitis :
(1)Peridiskal / paradiskal
Infeksipadadaerahyangbersebelahandengandiskus(diareametafisedi bawah
ligamentum longitudinal anterior / area subkondral).Banyak ditemukan
padaorang dewasa.Dapatmenimbulkan kompresi,iskemiadan
nekrosisdiskus.Terbanyak ditemukan di regio lumbal.
(2)Sentral
Infeksiterjadipada
bagian
sentralkorpusvertebra,terisolasisehingga
sehingga
menghasilkandeformitasspinalyanglebihhebat.Dapatterjadi
kompresiyangbersifatspontanatauakibattrauma.Terbanyakditemukandi regio
torakal.
(3)Anterior
25
Gambaran
radiologisnyamencakup
adanya scalloped
karenaerosidibagiananteriordarisejumlahvertebra(berbentukbaji).Pola
inididugadisebabkankarenaadanyapulsasiaortikyang
ditransmisikan
melaluiabsesprevertebraldibawahligamentumlongitudinalanterioratau
karenaadanyaperubahanlokal dari suplai darah vertebral.
(4)Bentuk atipikal
Dikatakanatipikalkarenaterlalutersebarluasdanfokusprimernyatidak
dapatdiidentifikasikan.Termasukdidalamnyaadalah
tuberkulosa
spinal
keterlibatantulang(tuberkuloma),
lesidipedikel,lamina,
prosesustransversusdanspinosus,sertalesiartikuleryangberadadisendi
intervertebral posterior.Insidensi tuberkulosa yang
melibatkan elemen
ligamenlongitudinalanterior,
26
melibatkanduaataulebihvertebrayang
berdekatanmelaluiperluasandibawah
ligamentumlongitudinalanterioratausecara
langsung
melewatidiskus
intervertebralis.Terkadang
dapatditemukanfokusyangmultipelyangdipisahkan
olehvertebrayangnormal,atauinfeksidapatjugaberdiseminasikevertebrayang
jauh melalui abses paravertebral.
Terjadinyanekrosisperkejuanyang
meluasmencegahpembentukantulang
barudanpada
saatyang
bersamaanmenyebabkantulangmenjadiavascular
menimbulkantuberculoussequestra,terutama
sehingga
diregiothorakal.Discus
intervertebralisyang
avaskular,relatiflebihresistenterhadapinfeksituberkulosa.Penyempitanrongga
diskusterjadikarenaperluasaninfeksiparadiskalkedalam
ruangdiskus,
karenaperubahankapasitasfungsionaldariendplate.Suplaidarahjuga
akan
kemudianakanterjadikolaps
vertebradengansendiintervertebral
danlengkung
(angulasi
posterior)
kerusakan,levellesi,danjumlahvertebrayang
deformitasini,makahaltersebut
tergantung
dari
derajat
terlibat.Bilasudahtimbul
merupakantandabahwapenyakitinisudah
meluas.
27
Diregiothorakal,kifosistampaknyatakarenaadanyakurvaturadorsal
yang
normal;diarealumbalhanyatampaksedikitkarenaadanyanormallumbal
itumengalamiosifikasi,sehingga
mengakibatkanankilosistulangvertebra yangkolaps.
Pembentukanabsesparavertebralterjadihampirpadasetiapkasus.Dengan
kolapsnyakorpus
vertebramaka
jaringangranulasituberkulosa,bahanperkejuan,
dantulangnekrotiksertasumsumtulangakanmenonjolkeluarmelaluikorteks dan
berakumulasidi bawah ligamentum longitudinal anterior. Cold abcesssini
kemudianberjalansesuaidengan
pengaruhgayagravitasisepanjang
bidangfasial dan akan tampak secara eksternal padajarak tertentu dari tempat
lesi aslinya.
Diregiolumbalabsesberjalansepanjangototpsoasdanbiasanyaberjalan
menujulipatpaha dibawahligamentuminguinal.Diregio thorakal,ligamentum
longitudinal
menghambatjalannyaabses,
tampak
padaradiogramsebagai
gambaranbayanganberbentukfusiformradioopakpadaatausedikitdibawah
levelvertebrayang terkena,jikaterdapatteganganyang besardapatterjadiruptur
28
memasuki arearetrofaringealatau
berjalan
padatulang
(kifosis)
ataudalamcanalis
spinalis
satudefisitneurologisyangpalingseringterjadiadalahparaplegia
darikecepatan
paraplegiainibiasanyaterjadipada
pasien
berusiakurangdari10tahun(kuranglebih2/3kasus)dantidakadapredileksi
berdasarkan jenis kelamin untuk kejadian ini.
29
2.9 Terapi
Tujuan terapi padakasusspondilitis tuberkulosaadalah :
1.Mengeradikasi infeksi atau setidaknyamenahan progresifitas penyakit.
2.Mencegahatau mengkoreksi deformitas atau defisitneurologis.
Untuk mencapaitujuan itu maka terapi untuk spondilitis tuberkulosa
terbagi menjadi :
A.Terapi Konservatif
1.Pemberian nutrisiyangbergizi.
2.Pemberian kemoterapi atau terapi antituberkulosa.
Pemberian kemoterapi antituberkulosa merupakanprinsiputama
terapipada
seluruhkasustermasuktuberkulosatulang
belakang.Pemberiandiniobat
antituberkulosa
dapatsecarasignifikanmengurangimorbiditasdanmortalitas.Hasilpenelitian
TulidanKumardengan100
pasiendiIndiayang
terapidengantigaobatuntuktuberkulosatulangbelakang
yang
menjalani
menunjukkanhasil
memuaskan.Merekamenyimpulkanbahwauntukkondisinegarayang
belumberkembangsecaraekonomimanajemen terapi
inimerupakansuatu
pilihanyang baikdankesulitandalammengisolasibakteritidakharusmenunda
pemberian terapi.
30
Adanyapolaresistensiobatyang
pemantauanyang
bervariasimemerlukanadanyasuatu
ketatselamapemberianterapi,karenakulturdanuji
sensitivitasterhadapobatantituberkulosamemakanwaktulama(kuranglebih 6
8 minggu) dan perlu biaya yang cukup besar sehingga situasi klinis
membuatdilakukannyaterapiterlebihdahululebihpentingwalaupuntanpa
bukti konfirmasi tentang adanya tuberkulosa. Adanya responyang baik
terhadapobatantituberkulosajuga
merupakansuatubentukpenegakkan
diagnostik.
Resistensi
menjadi :
terhadap
obatantituberkulosadapat
dikelompokkan
1)Resistensi primer
Infeksidenganorganismeyangresistenterhadapobatpadapasien
yang
sensitif
terhadap
MedicalResearchCounciltelahmenyimpulkan
untuktuberkulosaspinaldinegarayang
obat
awalnyamasih
tersebut.The
bahwa
terapipilihan
sedangberkembang
adalahkemoterapi
31
ambulatoridenganregimenisoniaziddanrifamipicinselama
9bulan.Pemberiankemoterapisajadilakukanpadapenyakityang
sifatnyadiniatau
terbatastanpa
disertaidenganpembentukanabses.Terapidapatdiberikan
selama
12bulanatauhingga
tulang.Masalahyang
fotorontgenmenunjukkanadanyaresolusi
timbuldaripemberiankemoterapiiniadalahmasalah
cukuptinggi,sementarabila
terlalusingkatakanmenyebabkantimbulnyarelaps.Pasienyangtidakpatuh
akan dapatmengalamiresistensisekunder.Obatantituberkulosayang utama
adalah isoniazid (INH), rifamipicin (RMP), pyrazinamide (PZA),
streptomycin (SM) dan ethambutol(EMB).Obat
sekuder
adalah
para-aminosalicylic
acid
antituberkulosa
(PAS),ethionamide,
32
relatif
(bersifat
reversibel
dengan
pemberian
suplemen
piridoksin).
Relatif aman untuk kehamilan.
DosisINH adalah 5 mg/kg/hari 300 mg/hari.
33
b.Rifampin (RMP)
Bersifatbakterisidal,efektifpadafasemultiplikasicepatataupunlambat
dari
neuritis.
Hepatotoksisitas
meningkatbiladikombinasi
dengan INH.
Relatif aman untuk kehamilan.
Dosisnya: 10 mg/kg/hariatau 450 600 mg/hari.
c.Pyrazinamide (PZA)
Bekerja secaraaktif melawan basil tuberkulosa dalam lingkungan yang
bersifatasamdanpalingefektif diintraseluler (dalammakrofag) ataudalam
lesi perkejuan.
34
Efek samping:
1. Hepatotoksisitas dapat timbulakibat dosistinggi obat iniyang
dipergunakan dalamjangkayang panjang tetapibukansuatumasalahbila
diberikan dalam jangkapendek.
2.Asamuratakanmeningkat,akantetapikondisigoutjarang
tampak.
d.Ethambutol (EMB)
Bersifat bakteriostatik intraseluler dan ekstraseluler.
Tidak berpenetrasi ke dalam meningsyangnormal.
Efeksamping:toksisitasokular
buta
(opticneuritis)dengantimbulnyakondisi
warna,berkurangnyaketajamanpenglihatan
danadanyacentral
scotoma.
Relatif aman untuk kehamilan.
Dipakai secaraberhati-hatiuntuk pasien dengan insufisiensi ginjal.
Dosis :15-25 mg/kg/hari.
35
e.Streptomycin (STM)
Bersifat bakterisidal.
Efektif dalam lingkungan ekstraseluler yang bersifat basa sehingga
dipergunakan untuk melengkapi pemberian PZA.
Tidak berpenetrasi ke dalam meningsyangnormal.
Efek samping: ototoksisitas (kerusakan saraf VIII), nauseadan vertigo
(terutama seringmengenai pasien lanjutusia).
Dipakai secaraberhati-hatiuntuk pasien dengan insufisiensi ginjal.
Dosis :15 mg/kg/hari 1g/kg/hari.
spondilitistuberkulosa
dapatpula
berupalocalrestpada
pemberian kemoterapi.
Tindakaninibiasanyadilakukanpadapenyakityangtelahlanjutdanbila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitasyang cukup untukmelakukan operasi
36
radikalspinalanterior,ataubila
terdapatmasalahteknikyangterlalu
membahayakan.
Istirahatdapatdilakukandenganmemakaigipsuntukmelindungitulangbe
lakangnyadalamposisiekstensiterutamapadakeadaanyangakutatau fase aktif.
Pemberian gips ini ditujukan
ditemukan
berkurangnyarasa
nyeri,
hilangnya
<10mm.
Padapemeriksaanradiologistidakdijumpaibertambahnyadestruksitulang,
kavitasi ataupun sekuester.
Pemasangangipsbergantung
padalevellesi.Padadaerahservikaldapat
diimobilisasidenganjaketMinerva;padadaerahvertebra
thorakal,
disertaidengan
37
B. Terapi Operatif
Sebenarnyasebagianbesarpasien
dengantuberkulosatulang
belakang
kelainanneurologis.Setelahtindakan
(terapikonservatif)dilakukantetapi
baiksehinggalesispinalpaling
danuntuk
efektifditerapi
mengevakuasipustuberkulosa,
38
2.10 Pencegahan
VaksinBacillusCalmette-Guerin(BCG)
Mycobacteriumbovisyang
merupakansuatustrain
dilemahkansehinggavirulensinyaberkurang.BCG
yangmembahayakan.Vaksinasiinibersifataman
terkontroldi
beberapanegaraBarat,
dimanasebagianbesaranak-anaknya
cukupgizi,BCGtelahmenunjukkanefekproteksipada sekitar 80% anak selama
15 tahun setelah pemberian sebelum timbulnya
infeksi
pertama.
AkantetapipercobaanlaindengantipepercobaanyangsamadiAmerikadan
telahgagalmenunjukkan
keuntungan
pemberian
BCG.
India
Sejumlahkecil
SaatiniWHO
danInternationalUnionAgainstTuberculosisand
DiseasetetapmenyarankanpemberianBCGpadasemuainfantsebagaisuatu
Lung
yang
39
rutinpadanegara-negaradenganprevalensituberkulosatinggi(kecualipada
beberapakasus
seperti
padaAIDS
aktif).Dosisnormalvaksinasiini0,05mluntukneonatusdan
bayisedangkan0,1
lebih
penting
adalah
seluruhpasiendengansputum
terapiyang
baik
terhadap
berbasiltahanasam(BTA)
positifkarenahanyabentukinilahyangmudah menular.Diperlukan
kontrolyang
2.11 Prognosis
40
Prognosapasiendenganspondilitistuberkulosasangattergantung dariusia
dan kondisikesehatan umumpasien, derajat beratdan durasidefisitneurologis
sertaterapiyangdiberikan.
a. Mortalitas
Mortalitas pasienspondilitis tuberkulosa mengalami penurunan seiring
denganditemukannyakemoterapi(menjadikurang
dari5%,jikapasien
kemungkinankekambuhanpasienyangditerapiantibiotikdengan
tuberkulosadapatmembaiksecara
operasiataukemoterapi.Tetapisecara
umum,prognosis
41
42
BAB III
ANALISA KASUS
Seorang anak perempuan, 14 tahun, berat badan 25 kg, tinggibadan 134 cm,
beragama Islam, tempat tinggal di Jalan Tanjung Baru Baturaja, MRS 15 Juli 2014
datang dengan keluhan utama tidak bisa duduk dan berjalan, dan keluhan tambahan
adanya tonjolan di punggung.
Dari alloanamnesa didapatkan 9 bulan SMRS, anak mengeluh adanya
tonjolan di bagian punggung, konsistensi keras, ukuran sebesar kelereng, tidak bisa
digerakkan, nyeri (+) terutama saat berbaring.Dari sini bisa kita pikirkan apakah
tonjolan itu berupa massa atau tulang vertebra yang menonjol. Anak tidak
mengatakan keluhan kepada keluarga, anak tidak berobat. +4 bulan SMRS, anak
mengeluh kaki lemas dan berjalan harus berpegangan. Aktivitas sehari-hari mulai
terganggu. Benjolan keras di punggung (+) bertambah besar, nyeri (+) terutama saat
berbaring. Badan lemas (+), nafsu makan menurun (+), benjolan di leher sebelah
kanan dan ketiak sebelah kiri (+), ukuran sebesar kelereng. Os dibawa keluarga
berobat ke SpA, dianjurkan rawat inap namun os tidak mau, os diberi obat dan rawat
jalan. Pada kondisi ini bisa dipikirkan bahwa adanya defisit neurologis yang timbul
akibat kompresi saraf spinalis akibat tonjolan keras pada tulang belakang tersebut.
Selain itu, didapatkan gejalaseperti badan lemas, nafsu makan menurun serta adanya
benjolan di leher kanan dan ketiak sebelah kiri sebesar kelereng. Hal ini kemungkinan
adanya suatu limfadenitis. Maka dari itu, dapat kita pikirkan suatu kemungkinan TB
ekstraparu, apalagi angka kejadian TB di Indonesia masih sangat banyak. Tidak
ditemukan gejalan klinis TB lainnya seperti batuk lama (>2 minggu), penurunan berat
badan selama 3 bulan, ataupun keringat malam hari. Penonjolan keras di tulang
43
belakang kemungkinan adalah gibbus yang merupakan tanda khas pada TB tulang
(spondilitis TB).
Spondilitis TB dapat mengakibatkan gangguan neurologis seperti paraparesis
hingga paraplegia. Pada pasien ini, terdapat kelemahan anggota gerak bawah, namun
pasien masih bisa melakukan aktivitasnya. Kemungkinan telah terjadi paraparesis
grade II. +1bulan SMRS, anak tidak bisa duduk dan berjalan sendiri. Aktivitas seharihari sangat terganggu. Anak dibawa ke SpA, dianjurkan rawat inap, anak mau lalu
dirawat di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja. Kelainan neurologis pada saat ini telah
sampai pada grade III dimana kelemahan anggota gerak bawah telah membatasi gerak
dan aktivitas penderita, namun pada pasien tidak ditemukan adanya hipestesi/anestesi.
Dikatakan paraplegia apabila terdapat gangguan saraf sensoris dan motoris serta
gangguan defekasi dan miksi.
Pada
riwayat
penyakit
dahulu
tidak
terdapat
riwayat
sakit
TBC
44
Pada keadaan spesifik ditemukan gibus pada tulang belakang kira-kira di L4,
nyeri (+) terutama saat berbaring telentang atau saat ditekan. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan gerakan terbatas pada kedua tungkai, kekuatan +4, hipotoni,
klonus (+), Kernig (+), Laseque (+). Pemeriksaan ini mendukung diagnosis
paraparese inferior.
Diagnosis banding pada kasus ini adalah spondilitis piogenik dan fraktur
kompresi. Untuk menyingkirkan diagnosis banding ini, dapat kita perhatikan dari
anamnesis yang menuju ke TB, seperti badan lemas, nafsu makan menurun, riwayat
keluarga menderita TB. Spondilitis piogenik dapat disingkirkan melalui anamnesis
yang condong ke TB dan juga lebih spesifik melalui pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan rontgen pada anak yang menggambarkan TB milier, serta dibutuhkan
pemeriksaan MRI untuk lebih spesifiknya. Penyebab trauma dapat disingkirkan
melalui anamnesis dimaan pasien jatuh dari motor sekitar 8 bulan SMRS, sedangkan
gibus telah muncul 10 bulan SMRS.
45
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Paramarta,
Gede
dkk.
2008.
Spondilitis
TB.
(http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/10-3-6.pdf).
Zuwanda dan Raka. 2013.Diagnosis dan Penatalaksanaan Spondilitis TB.
(http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_208Diagnosis%20dan
%20Penatalaksanaan%20Spondilitis%20Tuberkulosis.pdf).
Kelompok Kerja TB Anak Depkes-IDAI. 2008. Diagnosis dan
Tatalaksana Tuberkulosis Anak. Jakarta.
46