Anda di halaman 1dari 111

Penyusun:

Ahmad Junaedi, S.Hut


Tri Hastuti Swandayani, M.Si
Meilastiti M.W, S.Hut
Editor:
Ir. Syahrul Donie, M.Si
Yanto Rochmayanto, M.Si
Ir. Suhartati, MP
Design Cover & Tata Letak:
Tri Hastuti Swandayani, M.Si
ISBN ........
Dipublikasikan
Kementerian Kehutanan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan
Jl. Raya Bangkinang-Kuok km.9 Bangkinang 28401
Kotak Pos 4/BKN-Riau Telp. (0762)7000121
Tahun 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
hidayah dan karunia-Nya maka penyusunan Buku Data dan
Statistika Pulp di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan Data dan Statistika Pulp di Indonesia dimaksudkan


untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi tentang pulp di
Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini
masih terdapat beberapa kekurangan dan kami mengharapkan
usulan dan kritik untuk perbaikannya.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua


pihak yang yang telah membantu dalam penyusunan Buku Data
dan Statistika Pulp di Indonesia. Akhirnya kami berharap semoga
buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Kuok, Oktober 2011
Kepala Balai,
Plt,

Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut


NIP.19710410 199803 1 003
Data dan statistika Pulp di Indonesia

iii

Data dan statistika Pulp di Indonesia


iv

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................
Daftar Isi ............................................................................
Daftar Tabel ........................................................................
Daftar Gambar ....................................................................
Daftar Lampiran ..................................................................
I. Pulp .............................................................................
a. Pengertian Pulp ....................................................
b. Ruang Lingkup Industri Pulp ...............................
c. Jenis-Jenis Serat Dan Pulp ...................................
d. Proses Pembuatan Pulp ........................................
II. Bahan Baku Pulp ..........................................................
a. Bahan Baku Pulp ..................................................
b. Jenis-Jenis Kayu Sebagai Bahan Baku Pulp ........
c. Jenis-Jenis Bahan Baku Non-Kayu ......................
III. Pasokan Bahan Baku Pulp ...........................................
a. Kebutuhan Bahan Baku Pulp ...............................
b. Perkembangan HTI-Pulp ......................................
c. Persentase Pasokan Bahan Baku Pulp .................
IV. Perkembangan Industri Pulp ........................................
a. Ruang Lingkup Industri Pulp ................................
b. Pasar Pulp .............................................................
V. Prospek Industri Pulp ...................................................
a. Prospek Industri Pulp Di Dunia ...........................
b. Potensi Industri Pulp Di Indonesia .......................
c. Permasalahan Industri Pulp Di Indonesia ...........
VI. Penutup .......................................................................
Daftar Pustaka ....................................................................
Lampiran ............................................................................

Data dan statistika Pulp di Indonesia

iii
v
vi
vii
viii
1
1
2
3
6
9
9
11
14
15
15
16
19
21
21
22
27
27
29
31
33
35
39

DAFTAR TABEL

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13

: Komposisi Kimia Bahan Baku Pulp ............... 10


: Analisis Kimia Beberapa Bahan Baku Pulp ... 10
: Kelas kualitas komponen kayu jenis daun lebar
sebagai bahan baku pulp ................................. 11
: Kelas kualitas kayu sebagai bahan baku pulp
berdasarkan sifat kayu .................................... 12
: Alokasi bahan baku untuk industri pengolahan
kayu ................................................................. 16
: Realisasi pembangunan HTI-Pulp di Indonesia
Tahun 1989/1990 - 2006 ................................ 19
: Presentase pasokan bahan baku pulp dari hutan
alam dan HTI .................................................. 20
: Daftar Industri Pulp Di Indonesia ................... 21
: Kapasitas Pulp dan Kertas Di Dunia Tahun
2007 ................................................................ 22
: Statistika Pulp di Indonesia (Ton) .................. 23
: Perkembangan ekspor dan nilai ekspor pulp di
Indonesia ........................................................ 24
: Lima Peringkat negara importir Pulp Indonesia 25
: Perkembangan Harga Pulp (US $/Ton) .......... 28

Data dan statistika Pulp di Indonesia


vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4

: Bagan Jenis-Jenis Pulp ....................................


: Pulping ............................................................
: Komposisi kimia bahan baku pulp ..................
: Realisasi pembangunan HTI-Pulp di Indonesia
tahun 1989/1990 2004 ..................................

Data dan statistika Pulp di Indonesia

5
8
9
18

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jenis Tanaman Advance ..................................


Lampiran 2 : Jenis Tanaman Alternatif di Lahan Gambut ...
Lampiran 3 : Jenis Tanaman Alternatif di Lahan Mineral ...
Lampiran 4 : Rekapitulasi Perkembangan IUPHHK-HTI
sampai dengan Februari 2010.........................
Lampiran 5 : Perkembangan Perusahaan HTI - Pulp
Pemegang Ijin Usaha di Indonesia hingga
tahun 2009 ......................................................
Lampiran 6 : Profil Perusahaan Pulp di Indonesia ............

Data dan statistika Pulp di Indonesia


viii

39
45
61
87

88
95

I. PULP DAN SERAT


A. Pengertian Pulp dan Serat
Kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis
yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu
menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini
bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari
batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan
daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah
Nusantara beberapa abad lampau. Kertas merupakan bahan
yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah
alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Selulosa (C6H10O5)n merupakan polimer berantai panjang
polisakarida karbohidrat dari beta-glukosa (Anonim, 2011).
Selulosa merupakan komponen struktural utama dari
tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh manusia. Sifat penting
pada selulosa yang penting untuk pembuatan kertas:
1. Gugus aktif alkohol (dapat mengalami oksidasi);
2. Derajat polimerisasi (serat menjadi panjang).
Makin panjang serat, kertas makin kuat dan tahan terhadap
degradasi (panas, kimia dan biologi).
Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potonganpotongan komponen yang membentuk jaringan memanjang
yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah
serat pada kain. Manusia menggunakan serat dalam banyak
hal, antara lain untuk membuat tali, kain, atau kertas.
Data dan statistika Pulp di Indonesia

Sedangkan hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat


(kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses
pembuatannya yang kompleks (mekanis, semikimia, kimia)
disebut pulp (Sixta, 2006). Pulp terdiri dari serat - serat
(selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.
B.

Ruang Lingkup Industri Pulp


Ruang lingkup industri pulp berdasarkan pengelompokan
atau kategorisasi yang dilakukan oleh Kementerian
Perindustrian dan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI)
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan panjang seratnya :
a. Pulp serat panjang (needle bleached kraft pulp);
b. Pulp serat pendek (leaf bleached kraft pulp);
2. Berdasarkan proses pembuatannya :
a. Pulp kimia (chemical pulp);
b. Pulp mekanikal (mechanical pulp);
3. Berdasarkan bahan bakunya :
a. Pulp kayu (wood pulp)
b. Pulp non-kayu (non-wood pulp)
4. Kategori lainnya:
a. Pulp virgin (pulp yang masih asli yang diperoleh dari
pemrosesan bahan baku kayu/non-kayu menjadi pulp
baik melalui proses kimiawi atau mekanikal
b. Pulp daur ulang yang diperoleh dari pemrosesan
kembali kertas bekas (recovered paper)

Data dan statistika Pulp di Indonesia


2

C. Jenis Jenis Serat dan Pulp


Secara garis besar, serat dapat digolongkan menjadi dua jenis
yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia).
Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah
yang besar, sedangkan serat alami memiliki berbagai
kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan. Serat alami
meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat
mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan ke
dalam:
1. Serat tumbuhan/serat pangan; biasanya tersusun atas
selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung
pula lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan
kain ramie. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan
pembuat kertas dan tekstil. Serat tumbuhan juga penting
bagi nutrisi manusia.
2. Serat kayu; berasal dari tumbuhan berkayu.
3. Serat hewan; umumnya tersusun atas protein tertentu.
Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan oleh
manusia adalah serat laba-laba (sutra) dan bulu domba
(wol).
4. Serat mineral; umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini
asbestos adalah satu-satunya mineral yang secara alami
terdapat dalam bentuk serat panjang.
Serat sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari
bahan petrokimia. Namun demikian, ada pula serat sintetis
yang dibuat dari selulosa alami seperti rayon. Secara garis
besar, serat sintetis digolongkan manjadi dua, yaitu:
Data dan statistika Pulp di Indonesia

a. Serat mineral
Kaca serat/Fiberglass, dibuat dari kuarsa,
Serat logam dapat dibuat dari logam yang duktil
seperti tembaga, emas, atau perak.
Serat karbon
b. Serat polimer
Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis
ini dibuat melalui proses kimia. Bahan yang umum
digunakan untuk membuat serat polimer:
polyamida nilon,
PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat
botol plastik,
fenol-formaldehid (PF)
serat polivinyl alkohol (PVOH)
serat polivinyl khlorida (PVC)
poliolefin (PP dan PE)
polyethylene (PE),
Elastomer, digunakan untuk membuat spandex,
poliuretan.
Pada bagan di bawah terlihat bahwa pulp sebagian besar
diolah menjadi pulp kertas dan sisanya adalah terlarut atau
pulp alfa. Bahan baku untuk pembuatan pulp kertas adalah
pulp kayu, pulp kertas bekas dan pulp nonkayu. Proses
pembuatan pulp kayu menjadi pulp kertas diklasifikasikan
menjadi pulp mekanis, pulp semikimia dan pulp kimia.
Namun demikian, proses semikimia (pulp semikimia) belum
banyak digunakan. Proses pulp mekanis digolongkan lagi
menjadi pulp kayu asah, pulp mekanis refiner dan pulp
Data dan statistika Pulp di Indonesia
4

thermo mekanis. Sedangkan proses kimia (pulp kimia)


digolongkan dari bahan kimianya menjadi pulp sulfat, pulp
soda dan pulp sulfit. Hasil olahan pulp soda digolongkan
menjadi belum putih kayu jarum (NUKP), semi putih kayu
jarum (SBKP), putih kayu jarum (NBKP) dan putih kayu
daun (LBKP).

BAGAN JENIS-JENIS PULP


Pulp kayu
asah

Pulp
Mekanis

Pulp
Mekanis
Refiner

Pulp
Semi Kimia

Pulp
Thermo
Mekanis

Pulp Alfa
(Dissolving)

Pulp Kayu
Pulp

Pulp
Kertas

Pulp
Kertas
Bekas
Pulp
Kimia
Pulp
(nonkayu)

Pulp
Sulfat

Belum
Putih Kayu
Jarum
(NUKP)

Pulp
Soda

Semi Putih
Kayu Jarum
(SBKP)

Pulp
Sulfit

Putih Kayu
Jarum
(NBKP)
Putih Kayu
daun
(LBKP)

Gambar 1. Bagan jenis-jenis pulp (Sumber : Setiawan, 2010).

Data dan statistika Pulp di Indonesia

D. Proses Pembuatan Pulp


Proses pembuatan pulp disebut juga dengan pulping. Pulping
adalah proses pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur
(lignin & pentosan), pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau
kumpulan serat. Lignin harus dihilangkan karena dapat
membuat kertas mengalami degradasi.
Pulping dapat dilakukan dengan proses :
1. Kimia
Proses pembuatan pulp dengan proses kimia dikenal
dengan sebutan proses kraft. Disebut kraft karena pulp
yang dihasilkan dari proses ini memiliki kekuatan lebih
tinggi daripada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi
rendemen yang dihasilkan lebih kecil di antara keduanya
karena komponen yang terdegradasi lebih banyak (lignin,
ekstraktif, dan mineral). Selain itu, pulping secara kraft
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
a. Tuntutan yang rendah terhadap spesies kayu dan
kualitas kayu, termasuk semua tipe kayu lunak dan
keras, bahkan dalam campuran
b. Waktu pemasakan yang pendek
c. Pengolahan limbah cairan pemasak yang telah
mantap,termasuk pemulihan bahan bahan kimia dalam
pembuatan pulp, pembangkitan panas proses dan
produksi hasil samping yang berharga seperti minyak
tall dan terpentin dari spesie pinus
d. Sifat sifat kekuatan pulp yang sangat baik

Data dan statistika Pulp di Indonesia


6

Beberapa pertimbangan menggunakan proses kimia atau


kraft adalah:
a. Bahan baku yang digunakan;
b. Sifat pulp :
- Kekuatan dan derajat putih kertas diutamakan
- Cocok untuk kertas tulis (HVS)
- Konversi 65 85 %
2. Mekanis
Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni dengan
pengikisan yang menggunakan alat seperti gerinda. Proses
mekanis yang biasa dikenal diantaranya PGW (Pine
Groundwood) dan SGW (Semi Groundwood). Beberapa
pertimbangan menggunakan proses mekanis adalah:
- Kekuatan dan derajat putih kertas tidak diutamakan
- Cocok untuk kertas koran dan tisu
- Konversi 95 %
3. Semikimia
Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis
dan kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya
CTMP (Chemi Thermo Mechanical Pulping) dengan
memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga
diperoleh pulp yang memiliki rendemen yang lebih rendah
dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan
proses mekanis
Pada gambar di bawah terlihat bahwa pulping melalui
beberapa tahapan, yaitu: a) Pengulitan dan penyerpihan; b).
Pemasakan dengan menggunakan air dan bahan kimia serta
Data dan statistika Pulp di Indonesia

steam; c). Pencucian; d). penyaringan dan pengentalan; serta


e). Pemutihan.

Bahan
Kimia

Kayu

Pengulitan
dan
Penyerpiha
n

Air

Pemasaka
n

Air

Pencucian

Air

Penyaringa
n dan
Pengentalan

Bahan Air
Kimia

Steam

Pemutihan:
a. Konvensi
onal
b. ECF
c. TCF

Steam
Bahan
Kimia

Pemulihan
Kembali
bahan kimia

energi

Gambar 2. Pulping (Sumber : Setiawan, 2010).

Data dan statistika Pulp di Indonesia


8

Produk pulp
putih:
- LBKP
- NBKP

II. BAHAN BAKU PULP

A. Bahan Baku Pulp


Secara garis besar, bahan baku pulp digolongkan menjadi
dua, yaitu: nonkayu dan kayu (Dirjen Industri Agro dan
Kimia, 2009). Sampai sekarang tercatat bahan baku utama
untuk industri pulp skala besar adalah kayu bulat. Ada
beberapa alasan kayu masih menjadi primadona, yaitu:
a. Rendemen pulp yang dihasilkan tinggi.
b. Kandungan lignin rendah.
c. Kekuatan pulp dan kertas yang dihasilkan tinggi (kondisi
pulping disesuaikan dengan sifat dan karakteristik kayu).
Komposisi kimia yang terkandung dalam bahan baku pulp,
baik dari kayu maupun non-kayu disajikan pada Gambar dan
Tabel di bawah ini.

Gambar 3. Komposisi kimia bahan baku pulp (Sumber : Setiawan, 2010)

Data dan statistika Pulp di Indonesia

Tabel 1. Komposisi kimia bahan baku pulp


Bahan Baku Kayu
Komposisi Kimia

1.

Selulosa (rantai panjang


tidak bercabang)
Hemiselulosa
(rantai
pendek bercabang)
Lignin
Zat ekstraktif

2.
3.
4.

Kayu
Daun
Jarum

Kayu
Daun
Lebar

Bahan
Baku
NonKayu

42 2 %

45 2 %

36 2 %

27 2 %

30 5 %

38 2 %

28 3 %
53%

20 4 %
32%

12 4 %

(Sumber: Setiawan, 2010)

Tabel 2. Analisis kimia beberapa bahan baku pulp


Non-kayu
Parameter

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

SiO2 (%)
Abu (%)
Lignin (%)
Holoselulosa
Selulosa (%)
Sari (%)
Pentosan (%)
Kelarutan dalam :
Air Dingin (%)
Air Panas (%)
1% NaOH (%)

Ampas
Tebu

Rami

Jerami

0,70
4,08
18,80
67,88
45,39
23,40

3,01
3,82
22,09
37,66
1,81
27,97

7,87
7,97
23,45
65,85
41,90
2,51
12,29

21,26
23,75
12,94
37,66
1,81
19,79

0,47
27,90
45,59
5,00
11,94

8,56
29,72

0,96
3,32
37,07

7,39
7,55
35,85

8,68
12,82
34,66

1,25
3,08
13,93

(Sumber :Setiawan, 2010)

Data dan statistika Pulp di Indonesia


10

Kayu
Jarum
(Pinus
Merkussi)

Tandon
Kosong
Sawit
(TKS)

B. Jenis Jenis Kayu sebagai Bahan Baku Pulp


Kayu merupakan sumber utama bahan baku pulp. Lebih dari
90% kebutuhan bahan baku pulp dipenuhi dari kayu. Kayu
sebagai bahan baku pulp harus memenuhi beberapa
persyaratan (Mindawati, 2007), antara lain:
1. Sifat Kayu :
a. Berat jenis : 0,3 0,8;
b. Panjang serat lebih dari 0,8 mm;
c. Kandungan lignin kurang dari 23%;
d. Kandungan Selulosa pada kisaran 40-45%;
e. Rendemen pulp coklat lebih dari 40%.
2. Sifat Pertumbuhan:
a. Cepat tumbuh / fast growing;
b. Cabang sedikit;
c. Batang lurus;
d. Bebas cabang tinggi.
3. Syarat tumbuh ( kondisi lingkungan/tapak) sesuai untuk
tanaman tersebut.
Sedangkan pembagian kualitas kayu berdasarkan sifat kayu
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kelas kualitas komponen kayu jenis daun lebar sebagai bahan
baku pulp
Komponen Kimia (%)
Selulosa
Lignins
Pentosan
Zat ekstraktif
Abu

Kelas Kualitas
II

III

> 45
< 18
> 24
<2
< 0,2

40-45
18-35
21-24
04-Feb
0,2-6

< 40
> 33
< 21
>4
>6

(Sumber : Pasaribu dan Tampubolon, 2007)


Data dan statistika Pulp di Indonesia

11

Tabel 4. Kelas kualitas kayu sebagai bahan baku pulp berdasarkan sifat kayu.
No.

Kelas Kualitas

Sifat Kayu
I (Baik)

II (Sedang)

III
(Rendah)

1
2
3

Warna kayu
Berat jenis
Panjang serat (mm)

Putih - kuning
< 0,501
> 2,00

Coklat -hitam
0,501-0,600
1,00-2,00

Hitam
> 0,600
< 1,00

4
5
6
7
8
9
10

Holoselulosa (%)
Lignin (%)
Zat ekstraktif (%)
Panjang serat(mm)
Bilangan Runkel
Daya tenun
Nisbah Muhlsteph

> 65
< 25
<5
> 2,00
< 0,25
> 90
< 30

60-65
25-30
5-7
1,00-2,00
0,25-0,50
50-90
30-60

< 60
> 30
>7
< 1,00
> 0,5-1,0
< 50
> 60

11
12

Nisbah fleksibilitas
Koefisien kekakuan

> 0,8
< 0,1

0,5-0,8
0,1-0,15

< 0,5
> 0,15

(Sumber : Anonim, 1980 dalam Syafii dan Siregar, 2006)

Secara garis besar, kayu yang digunakan sebagai bahan baku


pulp digolongkan menjadi dua (Setiawan, 2010), yaitu:
1. Kayu Jarum
Kayu jarum merupakan kayu yang berserat panjang, ratarata antara 3-4 mm. Kayu jarum ini memiliki kadar serat
90 - 95% dan sel non-serat 5-10%. Sumber serat panjang
di Indonesia adalah tanaman Pinus merkussi.
2. Kayu Daun
Kayu daun merupakan kayu tanaman yang berdaun lebar
dan umumnya dikenal sebagai kayu berserat pendek. Ratarata panjang seratnya antara 0,6 1,8 mm. Pada tanaman
ini, kadar non-seratnya lebih tinggi dibanding dengan kayu
jarum. Kayu daun umumnya dikembangkan dalam HTIPulp. Beberapa jenis tanaman ini sudah banyak
dikembangkan antara lain: Acacia mangium, Acacia
Data dan statistika Pulp di Indonesia
12

crassicarpa, Gmelina arborea dan Eucalyptus pellita


(Lampiran 1) .
Selain jenis tanaman di atas, berdasarkan studi literatur
ada juga beberapa jenis tanaman alternatif yang berpotensi
dapat dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan bahan
baku pulp (Rachman & Siagian, 1976; Martawidjaya et al.,
1981; Whitmoe & Tantra, 1986, Soerinegara & Lemmens,
2001; Daryono, 2006; Istomo, 2008, Suhartati et al., 2009;
Rahmayanti et al., 2009). Berdasarkan tipe lahannya, jenis
tanaman alternatif ini digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Jenis tanaman alternatif di lahan gambut
Terdapat 8 jenis tanaman hutan yang berpotensi dapat
dikembangkan di lahan gambut, yaitu : geronggang
(Cratoxylon arborescens), perupuk (Lophopetalum
javanicum), mahang keriting (Macaranga pruinosa),
terap (Artocarpus elasticus), pulai (Alstonia
pneumatophora),
terentang
(Campnosperma
auriculata), sesendok (Endospermum malaccense) dan
mentibu (Dactylocladus stenostachys Oliv) (Lampiran
2).
2. Jenis tanaman alternatif di lahan mineral
Terdapat 13 jenis tanaman hutan yang berpotensi dapat
dikembangkan di lahan mineral, yaitu: jabon
(Anthocephalus cadamba), binuang (Octomeles
sumatrana), tisuk (Hibiscus macrophyllus), mahang
putih (Macaranga hypoleuca), sekubung (Macaranga
gigantea), kiendog (Xanthophyllum flavescens),
Data dan statistika Pulp di Indonesia

13

jelutung (Dyera costuluta), waru laut (Hibiscus


tiliaceus), kenanga (Cananga adorata), manglid
(Manglieta glauca), mahoni afrika (Khaya anthotecha),
sesendok (Endospermum malaccences) dan binuang
laki (Duabunga moluccana) (Lampiran 3).

C. Jenis Jenis Non-Kayu sebagai Bahan Baku Pulp


Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp di Indonesia,
maka dikembangkan beberapa sumber bahan baku pulp
alternatif dari limbah pertanian atau perkebunan. Beberapa
bahan tersebut antara lain:
a. Serat buah/biji (Seed fibres) : Kapas, kapuk
b. Serat kulit (Best fibres) : Rami, kenaf, rossella dan lainlain
c. Serat daun (Leaf fibres) : nenas, pisang (abaca) dan lainlain
d. Residu pertanian (Agricultural residues) : bagas (tebu),
jerami, merang, tandan kosong sawit (TKS), tongkol
jagung
e. Bambu
f. Non-vegetable : bacterial cellulose (BC) sebagai bahan
akustik, kertas khusus.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


14

II. PASOKAN BAHAN BAKU KAYU PULP

A.

Kebutuhan Bahan Baku Pulp


Pada awalnya pasokan bahan baku industri pulp seluruhnya
berasal dari hutan alam. Sampai sekarang tercatat bahwa 85%
bahan baku utama industri pulp skala besar adalah kayu bulat
yang berasal dari hutan alam (sering disebut sebagai pulping
the rain forest) (Manurung dan Sukaria, 2000). Bahan baku
yang dibutuhkan per ton pulp sekitar 4,5 m3 bahan baku kayu
(IWGFF, 2010). Kapasitas produksi industri pulp pada tahun
2010 sekitar 6,5 juta ton, maka membutuhkan 29,3 juta m3
kayu bulat. Jika asumsi potensi kayu bulat pada areal hutan
konversi rata-rata 80 m3 per hektar, maka untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku industri pulp pada tahun 2010 harus
menebang sekitar 366.250 ha hutan alam. Dengan diambilnya
bahan baku kayu untuk industri pulp dari hutan alam maka
tekanan terhadap hutan alam semakin besar dan
meningkatkan deforestasi dan degradasi hutan.
Kapasitas pabrik pulp di Indonesia berkembang pesat selama
20 tahun terakhir, meningkat dari 0,5 juta ton pada tahun 1987
menjadi 6,5 juta ton pada tahun 2010 dengan kebutuhan bahan
baku sekitar 30 juta m3 setiap tahunnya (APKI, 2010). Maka
Departemen Kehutanan pada Tahun 2007 menyusun Road
Map Revitalisasi Industri Kehutanan Indonesia untuk
memperkirakan alokasi bahan baku untuk industri pengolahan
kayu, termasuk untuk industi pulp.

Data dan statistika Pulp di Indonesia

15

Tabel 5. Alokasi bahan baku untuk industri pengolahan kayu


URAIAN
Sumber Pasokan Kayu
Hutan Alam
HTI Pulp
HTI Perkakas
HTR
Perhutani
Hutan Rakyat
Perkebunan Karet
Perkebunan Kelapa Sawit
Perkebunan Kelapa
ISL dan IPK
Impor
Alokasi Pasokan Kayu
Industri
Kayu gergajian
Kayu lapis
Partikel

2010

PROYEKSI PASOKAN KAYU (JUTA M3)


2011
2012
2013
2014
2020
2025

79,2
7,8
31,7
4,5
0,0
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
4,1
0,2

76,0
8,5
29,3
5,4
0,0
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
1,6
0,2

82,1
9,4
34,6
6,3
0,0
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
0,6
0,2

82,5
10,3
33,6
7,2
0,0
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
0,1
0,2

94,9
11,4
44,2
8,1
0,0
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
0,1
0,2

230,2
20,1
65,1
21,4
92,4
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
0,0
0,2

231,4
32,4
60,8
25,1
72,0
0,9
6,0
6,0
10,0
8,0
0,0
0,2

30,8
13,1
3,5

30,4
12,8
3,8

30,8
13,1
3,5

31,5
13,7
3,7

32,4
14,4
3,8

98,4
41,7
15,7

95,0
44,0
14,4

(Sumber : Departemen Kehutanan, 2007)

B.

Perkembangan HTI-Pulp
Indonesia masih mempunyai hutan yang sangat luas. Menurut
data Departemen Kehutanan, sampai dengan Juni 2010 luas
kawasan hutan di Indonesia adalah 136.559.885,28 ha dengan
rincian sebagai berikut:
a. Hutan KSA/KPA
: 23.610.098,57 ha;
b. Hutan Lindung (HL)
: 31.029.946,02 ha;
c. Taman Baru
: 109.351,00 ha;
d. Hutan Produksi (HP)
: 37.178.870,43 ha;
e. Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 22.059.660,26 ha;
f. Hutan Produksi Konversi (HPK) : 22.574.959,00 ha.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


16

Dari data di atas, HP sebagai kawasan hutan yang mempunyai


fungsi pokok memproduksi hasil hutan seluas 82.407.828,69
ha atau hampir 60% dari total luas kawasan hutan.
Kawasan hutan produksi dimanfaatkan dalam bentuk
IUPHHK sesuai SK.IUPHHK. Sampai Februari 2010,
pemerintah telah mengeluarkan izin HTI atau IUPHHK-HTI
sebanyak 280 unit mencakup kawasan 11,89 juta ha telah
diterbitkan atau ditunda (Lampiran 4), dan terkonsentrasi
pada:
a. Kalimantan Barat sebanyak 43 unit mencakup kawasan
seluas 2,23 juta ha;
b. Kalimantan Timur sebanyak 45 unit mencakup kawasan
seluas 1,72 juta ha;
c. Riau sebanyak 51 unit mencakup kawasan seluas 1,67 juta
ha;
d. Sumatera Selatan sebanyak 21 unit mencakup kawasan
seluas 1,4 juta ha;
e. Papua sebanyak 7 unit mencakup kawasan seluas 1,29 juta
ha.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp, maka
pemerintah
dan
pengusaha
kehutanan
melakukan
pembangunan HTI-Pulp. Sampai Tahun 2009, IUPHHK-HTIPulp yang telah diterbitkan mencakup kawasan seluas 4,76
juta ha (Lampiran 5). IUPHHK-HTI-Pulp terkonsentrasi
pada:
a. Riau sebanyak 41 unit mencakup kawasan seluas 1,36 juta
ha;

Data dan statistika Pulp di Indonesia

17

b. Sumatera Selatan sebanyak 9 unit mencakup kawasan


seluas 0,96 juta ha;
c. Kalimantan Timur sebanyak 5 unit mencakup kawasan
seluas 0,79 juta ha;
Namun demikian, tidak semua perusahaan memperoleh izin
melakukan penanaman. Ditjen Bina Produksi Kehutanan
(BPK), Departemen Kehutanan (2009) melaporkan bahwa
sampai tahun 2006, kawasan yang ditanam netto 2,8 juta ha,
mencakup 1,8 juta ha untuk kayu pulp dan 1 juta ha untuk
kayu pertukangan. Perkembangan pembangunan HTI-Pulp di
Indonesia tersaji pada Tabel 6 dan Gambar 4.
200.000,00
180.000,00
160.000,00

Luas (Ha)

140.000,00
120.000,00
100.000,00
80.000,00
60.000,00
40.000,00
20.000,00
-

Tahun
Gambar 4. Realisasi pembangunan HTI-Pulp di Indonesia tahun 1989/1990 2004
( Sumber: Ditjen Bina Produksi Kehutanan, 2008 )

Data dan statistika Pulp di Indonesia


18

Tabel 6. Realisasi pembangunan HTI-Pulp di Indonesia Tahun 1989/1990 - 2006


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
JUMLAH

Tahun
1989/1990
1990/1991
1991/1992
1992/1993
19993/1994
1994/1995
1995/1996
1996/1997
1997/1998
1998/1999
1999/2000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

Luasan (Ha)
29.160,00
65.661,36
104.221,85
83.962,00
113.066,00
117.940,00
162.199,78
172.320,18
100.882,87
82.603,84
85.744,00
58.151,56
56.299,00
87.614,00
100.497,00
112.714,00
142.598,00
200.169,36
1.875.804,80

(Sumber: Ditjen Bina Produksi Kehutanan, 2008 )

Pada Gambar dan Tabel di atas terlihat bahwa titik puncak


perkembangan HTI selama lebih 16 tahun terjadi pada tahun
2006. Namun demikian perkembangan HTI pernah
mengalami kemunduran pada tahun 2000 2001. Tahun
1997-2000 merupakan masa suram bagi pengelolaan HTI
Indonesia karena banyak terjadi konflik sosial di berbagai
daerah.
C.

Persentase Pasokan Bahan Baku Pulp


Kebijakan pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang
dimulai sejak awal tahun 1990 bertujuan selain merehabilitasi
lahan-lahan hutan yang sudah rusak, juga diharapkan menjadi
penyumbang bahan baku industri kehutanan. Selain itu,
diharapkan perlahan-lahan HTI juga akan menghilangkan
Data dan statistika Pulp di Indonesia

19

ketergantungan industri kehutanan terhadap hutan alam.


Namun sampai saat ini realisasi pembangunan HTI masih
sangat lambat. Dalam 6 tahun terakhir pembangunan HTI,
ternyata kemampuan pasokan bahan baku dari HTI
pertahunnya hanya sebesar 46%. Kekurangannya masih
mengandalkan pasokan dari hutan alam 54% atau rata-rata
15.5 juta m3 setiap tahun bagi industri kehutanan (IWGFF,
2010).
Data pada Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa trend
penggunaan bahan baku dari hutan alam menurun sepanjang
tahun 2003 2008 dari 81% di tahun 2003 menurun menjadi
23% di tahun 2008 atau rata-rata 54% per tahun. Namun
demikian ini belum memperlihatkan perbandingan
sesungguhnya karena seluruh realisasi produksi HTI di atas
sudah termasuk total bahan baku dari HTI yang pasok
kebutuhan industri pulp (HTI-Pulp), maupun industri kayu
lainnya ( HTI-pertukangan dan HTI lainnya). Artinya,
sesungguhnya produksi kayu HTI-Pulp yang digunakan
sebagai bahan baku pulp kemungkinan jauh lebih kecil
daripada data yang disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 7. Persentase pasokan bahan baku pulp dari hutan alam dan HTI
Tahun

Kapasitas
Pabrik
(Ton)

Kebutuhan
Bahan
Baku (M3)

Realisasi
Produksi
HTI (M3)

Pasokan
Kayu Hutan
Alam (M3)

Persentase
Hutan
Alam (%)

2003
2004
2005
2006
2007
2008

6.287.100
6.287.100
6.447.100
6.483.100
6.483.100
6. 483.100

28.291.950
28.291.950
29.011.950
29.173.950
29.173.950
29.173.950

5.343.353
7.329.028
12.818.199
11.451.249
20.614.209
22.321.885

22.948.597
20.962.922
16.193.751
17.722.701
8.559.741
6.852.065

81
74
56
61
29
23

(Sumber : IWGFF, 2010)

Data dan statistika Pulp di Indonesia


20

IV. PERKEMBANGAN INDUSTRI PULP


A.

Industri Pulp
Industri pulp di Indonesia terus berkembang seiring
meningkatnya kebutuhan konsumsi kertas dunia. Pada awal
berdirinya (tahun 1923-1970), jumlah pabrik pulp dan kertas
hanya 3 buah pabrik yang selanjutnya terus bertambah
mencapai 81 pabrik pada akhir tahun 2006 (APKI, 2007),
yang terdiri dari 71 pabrik kertas, 5 pabrik pulp dan 9 pabrik
pulp dan kertas.
Berdasarkan data tersebut, terlihat ada 14 pabrik yang
membutuhkan bahan baku pulp mayoritas berupa kayu. Total
kapasitas produksi pulp per tahunnya adalah 6,6 juta ton
(Tabel 8). Dengan kapasitas produksi pulp tersebut, Indonesia
telah berhasil menempati peringkat 9 dari industri pulp di
dunia.
Tabel 8. Daftar industri pulp di Indonesia
No.

Nama Perusahaan

Lokasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

PT. Kertas Bekasi Teguh


PT. Eureka ABA Paper Factory
PT. Indah Kiat Pulp and Paper
PT.Kerts Leces
PT. Lontar Papyrus
PT. Kertas Padalarang
PT. Pabrik Kertas Indonesia
PT. Kertas Kraft Aceh
PT. Pola Pulpindo Mantap
PT. Kiani Kertas
PT. Riau Andalan Pulp and Paper
PT. Tanjung Enim Lestari
PT. Toba Pulp Lestari

Bekasi, Jabar
Mojosari, Jatim
Perawang, Riau
Probolinggo, Jatim
Tanjab Barat, Jambi
Bandung, Jabar
Mojokerto, Jatim
Lhokseumawe, NAD
Lampung Utara
Berau, Kaltim
Pangkalan Kerinci, Riau
Muaraenim, Sumsel
Toba Samosir, Sumut

14

PT. Weskalindo Pulp and Paper Mill

Pontianak, Kalbar

Kapasitas Pulp
(Ton/Tahun)
90.000
30.500
1.980.000
72.000
701.000
3.000
145.000
165.000
42.000
525.000
2.000.000
450.000
420.000
39.600

Jumlah

6.630.100

(Sumber: APKI, 2007)

Data dan statistika Pulp di Indonesia

21

B.

Pasar Pulp
Pasar pulp dunia pulp selama ini didominasi oleh negaranegara di Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) dan
negara-negara di kawasan Scandinavia, seperti : Swedia,
Finlandia dan Norwegia. Kelompok negara-negara tersebut
sering disebut sebagai NORSCAN (North America and
Scandinavia). Kapasitas produksi pulp di dunia disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 9. Kapasitas pulp dan kertas di dunia tahun 2007
URAIAN
Kapasitas Dunia
NORSCAN
Amerika Utara
Scandinavia
Asia
Amerika Selatan
Lainnya

Juta Ton

PULP
Persentase (%)

226,8
115,1
85,3
29,8
56,2
22,2
33,3

100,00
50,75

24,78
9,79
14,68

Sumber : Dirjen Industri Agro dan Kimia, 2009

Perkembangan pasar pulp tergantung juga pada permintaan


kertas di dunia. Perkembangan Teknologi Informasi (TI)
yang sangat pesat diperkirakan akan berpengaruh pada
penurunan permintaan kertas karena TI bersifat
membutuhkan
sedikit
kertas
(paperless).
Namun
kecenderungan pasar menyatakan bahwa permintaan kertas
ternyata masih mengalami pertumbuhan. Di pasar global
permintaan kertas masih tumbuh rata-rata 2,17% per tahun,
dimana di negara-negara berkembang pertumbuhannya ratarata sebesar 4,1% per tahun dan di negara-negara maju ratarata 0,5% per tahun.
Data dan statistika Pulp di Indonesia
22

Pertumbuhan industri pulp di Indonesia sangat pesat. Pada


tahun 1987, kapasitas produksi industri pulp 515.000 ton,
meningkat menjadi 6.447.100 ton pada tahun 2006. Seiring
dengan meningkatnya kapasitas produksi, ekspor pulp
Indonesia terus meningkat. Bila sebelumnya Indonesia
selalu menjadi net importir pulp maka sejak tahun 1995
berbalik menjadi net eksportir pulp. Angka pertumbuhan
ekspor pulp tidak kurang dari 96% antara tahun 1994-1996.
Peningkatan kapasitas produski industri pulp juga diikuti
oleh kenaikan konsumsi domestik per tahunnya. Statitik pulp
tahun 1987 2006 tersaji pada Tabel 10.
Tabel 10. Statistika pulp di Indonesia (dalam satuan ton)
Tahun

Kapasitas

Produksi

Impor

Ekspor

Konsumsi

1987

515.000

325.000

232.500

7.500

550.000

1988

605.900

368.400

199.300

7.700

560.000

1989

705.900

461.400

208.000

86.480

582.920

1990

1.000.000

697.000

217.000

181.000

733.000

1991

1.100.000

850.000

242.300

107.200

985.100

1992

1.100.000

870.000

447.700

111.000

1.206.700

1993

1.334.700

900.000

705.700

123.600

1.482.100

1994

2.054.700

1.314.00

687.000

243.200

1.758.100

1995

2.628.600

2.022.120

511.850

576.200

1.957.770

1996

2.740.600

2.560.510

836.080

1.127.390

2.269.200

1997

4.226.600

3.058.450

943.970

1.186.020

2.816.400

1998

4.323.600

3.430.000

839.510

1.656.740

2.612.770

1999

4.543.600

3.694.630

956.960

1.179.400

3.472.190

2000

5.228.100

4.089.550

768.590

1.329.460

3.528.680

2001

5.587.100

4.665.920

564.130

1.698.580

3.531.470

2002

6.087.100

4.969.000

825.700

2.245.200

3.549.500

2003

6.287.100

5.194.310

735.560

2.375.250

3.554.620

2004

6.287.100

5.208.680

899.050

2.476.960

3.630.770

2005

6.447.100

5.467.540

885.580

2.562.970

3.790.150

2006
6.447.100
Sumber : APKI, 2007

5.672.210

922.520

2.800.680

3.794.050

Data dan statistika Pulp di Indonesia

23

Di dunia internasional, Indonesia termasuk eksportir pulp


dalam skala besar. Hingga Tahun 2006, Indonesia telah
berhasil mengekspor pulp sebanyak 2.800.680 ton. Tingkat
ekspor pulp yang besar di Indonesia turut berkontribusi
dalam menyumbangkan devisa negara. Tahun 2006,
Indonesia telah berhasil memperoleh devisa sebesar US$
1.119.680.000. Perkembangan ekspor dan nilai ekspor di
Indonesia pada tahun 1997-2006 tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11. Perkembangan ekspor dan nilai ekspor pulp di Indonesia


Tahun

Ekspor (Ton)

1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

1.186.020
1.656.740
1.179.400
1.329.460
1.698.580
2.245.200
2.375.250
2.476.960
2.562.970
2.800.680

Nilai Ekspor
(Ribu US $)
489.337
689.885
474.949
707.802
563.180
706.805
790.250
869.900
932.710
1.119.680

Sumber : APKI, 2007

Sampai saat ini, Indonesia hanya bisa mengekspor pulp serat


pendek dengan pangsa pasar masih terbatas di Asia. Lima
peringkat negara importir terbesar pulp dari Indonesia adalah
RRC, Korea, Italia, Jepang dan India (Tabel 12 )

Data dan statistika Pulp di Indonesia


24

Tabel 12. Lima peringkat negara importir pulp Indonesia


2005
No.

Negara

2006

Volume
(kg)

Devisa
(US$)

Volume
(kg)

Devisa
(US $)

1.021.090.222
713.641.882

380.487.327
253.295.268

1.357.499.143
613.153.524

552.902.124
232.787.682

1
2

China
Korea

Italia

152.755.058

49.547.924

164.595.056

58.256.378

Jepang

143.409.045

56.712.067

156.346.738

72.389.922

India

133.021.354

47.390.260

133.522.377

52.338.117

(Sumber: Departemen Kehutanan, 2007)

Data dan statistika Pulp di Indonesia

25

Data dan statistika Pulp di Indonesia


26

V. PROSPEK INDUSTRI PULP

A.

Prospek Industri Pulp di Dunia


Kondisi pasar pulp di dunia diperkirakan akan berubah.
Peranan negara-negara NORSCAN, yang saat ini
mendominasi pasar pulp akan semakin berkurang. Dominasi
pasar pulp akan bergeser ke Asia (terutama Indonesia dan
negara-negara di Asia Timur) dan negara-negara Amerika
Latin (seperti: Chili, Brazil dan Uruguay). Banyak
perusahaan atau pabrik pulp di negara maju (khususnya
negara NORSCAN) akan mengalami gulung tikar karena
tingginya biaya produksi pembuatan pulp dan krisis finansial
global.
Berdasarkan data dari Dirjen Industri Agro dan Kimia (2009)
bahwa pada kwartal IV tahun 2005, biaya produksi pulp di
Indonesia relatif lebih murah dibanding dengan negaranegara pesaing. Biaya produksi serat pendek per ton di
Indonesia sebesar US$ 184, USA sekitar US$ 385, Kanada
US$ 330, dan Brazil US$ 271. Tingginya biaya produksi di
negara maju (terutama negara NORSCAN) karena harga
energi di negara-negara tersebut relatif lebih tinggi dan masa
produksinya (daur) yang lebih panjang.
Sementara itu dengan terjadinya krisis finansial global, maka
inventory pulp di dunia internasional saat ini meningkat dari
semula 30 hari (keadaan normal) menjadi 50 hari.
Akibatnya krisis tersebut menekan harga pulp di dunia dari
semula US $ 700 per ton (sebelum krisi, Juli 2008) menjadi
Data dan statistika Pulp di Indonesia

27

US$ 400 per ton (akhir tahun 2008). Namun sejak kwartal 2
tahun 2009, keadaan mulai membaik dimana harga pulp pada
bulan Juli 2009 telah meningkat menjadi US$ 550 per ton.
Pada Tabel 13 terlihat bahwa bulan Juli 2009, harga pulp
cenderung naik. Selain itu, juga terlihat bahwa harga pulp di
Asia selalu lebih rendah dibandingkan harga pulp di Eropa
dan USA. Hal ini disebabkan karena kualitas pulp di Asia
lebih rendah dibandingkan Eropa dan USA.
Tabel 13. Perkembangan Harga Pulp (US $/Ton)
Eropa

Asia

USA

Bulan

Serat
panjang

Serat
pendek

Serat
panjang

Serat
pendek

Serat
panjang

Serat
pendek

Juli 2008
Maret 2009
Apr-09
Juli 2009
Agustus 2009
Oktober 2009
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April 2010
Mei 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011

920
570
660
690
760-770
780-800
800
830
860
890
930
960
950
950
950

840
480
530
560
650
700
700
730
760
790
840
890
870
850
860

770
470
490
580
600
670-680
690-710
690-710
720
750
780
830
870
830
840
860-870

840
480
480
530
560
580-590
620-630
640-660
670-690
720
750
800
850
670
670
670

800
830
830
850
880
910
960
1000
960
960
960-970

700
750
730
760
770
820
870
920
900
900
900

(Sumber : Bisnis Indonesia Online, 2011)

Selain pergeseran pasar pulp, industri pulp juga akan


mengalami perubahan dalam penggunaan bahan baku.
Tekanan internasional di bidang lingkungan hidup telah
mengubah paradigma penggunaan bahan baku dan
Data dan statistika Pulp di Indonesia
28

pengelolaan hutan. Pengembangan bahan baku kayu akan


dilakukan oleh negara-negara yang masih mempunyai
potensi hutan yang cukup besar dengan sistem HTI dan
penerapan SFM (Sustainable Forest Management). Selain
itu, penggunaan bahan baku alami atau non-kayu semakin
berkembang pesat, terutama dari limbah perkebunan atau
pertanian, seperti: tandon kosong sawit (TSK), bambu, abaca,
kenaf, jerami dan lain-lain.
B.

Potensi Industri Pulp di Indonesia


Permintaan pulp di pasar dunia semakin meningkat. Pada
tahun 2002 sebesar 163,10 juta ton meningkat menjadi
174,95 juta ton pada tahun 2006 atau naik rata-rata sebesar
1,77% per tahun (Dirjen Industri Agro dan Kimia, 2009).
Namun demikian, kontribusi negara NORSCAN dalam
mensuplai pulp dunia semakin menurun. Pada periode 20012005, peran negara-negara NORSCAN dalam mensuplai
pulp dunia turun dari 58,51% menjadi 52,96%.
Di Indonesia, permintaan pulp secara absolut cukup besar.
Komoditi pulp serat pendek di Indonesia juga selalu
mengalami surplus. Pada periode 1997-2006, ekspor pulp
meningkat dari 1,2 juta ton menjadi 2,8 juta ton (APKI,
2007). Selain itu, Indonesia juga didukung beberapa faktor
yang berpotensi dalam mengembangkan industri pulp di
Indonesia. Faktor-faktor tersebut, antara lain:
1. Sumber Daya Alam
a. Indonesia masih mempunyai hutan atau lahan yang
cukup luas untuk menghasilkan bahan baku kayu
yang dibutuhkan dalam industri pulp di dunia.
Data dan statistika Pulp di Indonesia

29

Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan HTI,


terutama HTI-Pulp bertujuan untuk menyediakan
bahan baku kayu secara berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
b. Kondisi geografis serta ekologis Indonesia sangat
cocok untuk pertumbuhan jenis-jenis tanaman
sebagai bahan baku pulp
c. Tersedianya sumber-sumber bahan baku alternatif
(non-kayu) dari limbah pertanian/perkebunan yang
berlimpah dan pemakaian atau penggunaanya
semakin meningkat dalam industri pulp.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia mempunyai tenaga yang ahli dan terampil
dalam pengelolaan industri pulp, karena Indonesia telah
mempunyai pengalaman yang panjang dalam bidang
industri pulp. Disadari bahwa industri pulp di Indonesia
telah berdiri pada tahun 1923. Selain itu, adanya
Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) dan
perguruan tinggi lainnya mampu mensuplai kebutuhan
SDM yang terampil di bidang industri pulp.
3. Lain-lain.
a. Biaya produksi pulp di Indonesia relatif lebih rendah
dibandingkan negara lain, seperti dijelaskan di atas.
b. Kebijakan pemerintah yang mendukung industri
pulp, dimana industri pulp dijadikan salah satu
prioritas dalam pengembangan industri nasional.
Pemerintah menyadari bahwa industri pulp
memberikan sumbangan devisa yang cukup besar.
Data dan statistika Pulp di Indonesia
30

Dari keterangan dan kondisi di atas memberikan informasi


bahwa Indonesia berpeluang untuk meningkatkan peranannya
dalam mensuplai kebutuhan pulp di dunia dan memberikan
kontribusi yang besar dalam perekonomian nasional.

C.

Permasalahan Industri Pulp di Indonesia


Pertumbuhan industri pulp di Indonesia memiliki beberapa
kendala, antara lain:
1. Sumber Daya Alam:
a. Pasokan bahan baku kayu dari HTI masih terbatas.
Sampai saat ini, HTI berhasil menyediakan pasokan
bahan baku sebesar 50% dari total kebutuhan.
b. Bahan baku non-kayu di Indonesia yang berlimpah
belum dapat digunakan secara maksimal. Kebutuhan
bahan baku pulp sebesar 6,5 juta ton, dimana 6 juta
ton atau sebesar 90% masih didominasi oleh bahan
baku kayu.
2. Sumber Daya Modal:
a. Kemampuan investor lokal masih sangat terbatas
untuk membangun industri pulp. Biaya investasi
pada bidang ini diperkirakan US$ 1.200 per ton
kapasitas terpasang. Selain itu, tingkat suku bunga di
Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negaranegara pesaing.
b. Menurunnya investor dari luar karena kondisi
Indonesia yang kurang stabil.

Data dan statistika Pulp di Indonesia

31

3. Teknologi/Infrastruktur:
Infrastruktur Research & Development masih sangat
terbatas, terutama terkait dengan peralatan atau
permesinan. Peralatan serta permesinan di Indonesia
sudah sangat tua sehingga efisiensi dan produktivitasnya
menurun. Selain itu, Indonesia belum berhasil dalam
merekayasa atau membuat peralatan atau permesinan
sendiri. Mayoritas peralatan atau permesinan industri
pulp masih tergantung dari luar negeri.
4. Lain-lain
Indonesia masih mengimpor kebutuhan serat panjang. Di
Indonesia hingga saat ini hanya terdapat 2 perusahaan
yang memproduksi serat panjang, yaitu PT. Inti
Indorayan Utama dan PT. Kertas Kraft Aceh, yang
sebagian hasil produksinya digunakan untuk keperluan
produksi pabriknya yang terintegrasi dengan pabrik pulp.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


32

PENUTUP

Industri pulp mempunyai peranan yang sangat penting dan


strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri pulp telah
menyumbangkan devisa yang cukup besar, terutama pada masa
krisis ekonomi. Industri pulp juga telah berhasil menciptakan
lapangan kerja. Peningkatan industri pulp di Indonesia didukung
oleh kondisi geografis, ekologis, SDM, biaya produksi yang relatif
rendah serta kebijakan pemerintah yang mendukung. Bahkan
adanya pergeseran pasar di dunia, dimana peranan Negara-negara
NORSCAN sebagai penyuplai pulp di dunia semakin menurun,
telah memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia
dalam meningkatkan peranannya sebagai penyuplai pulp di dunia.
Namun demikian, pembangunan industri pulp di Indonesia juga
menghadapi berbagai kendala, salah satunya adalah pasokan
bahan baku. Industri pulp di Indonesia masih mengandalkan
bahan baku kayu, dan 50%-nya berasal dari hutan alam. Hal ini
akan menimbulkan masalah terhadap lingkungan.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka keberhasilan
pembangunan HTI harus terwujud. Pemerintah harus menerapkan
sistem yang memastikan bahwa pengusaha untuk merealisasikan
tanaman HTI dengan memberikan denda atau sanksi lainnya.
Selain itu, pembagunan hutan tanaman rakyat (HTR) dapat
diarahkan pada jenis-jenis kayu penghasil pulp dan menciptakan
insentif ekonomi yang pantas dan fair. Disarankan pula untuk
mencari jenis-jenis pohon atau tanaman alternatif yang bisa
digunakan sebagai bahan baku pulp dan juga memaksimalkan
Data dan statistika Pulp di Indonesia

33

bahan baku alternatif non-kayu dari limbah pertanian atau


perkebunan yang berlimpah di Indonesia.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


34

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pulp-Kertas.


kertas. [8 Juli 2011].

http://kuliah.wikidot.com/pulp-

APKI. 2007. Indonesian pulp and paper industry directory 2007.


Gramedia. Jakarta
Daryono, H. 2006. Pengeloaan hutan rawa gambut secara
bijaksana dalam rangka menjaga kelestariannya. Prosiding
pada Seminar Pengeloaan Hutan dan Lahan Rawa Secara
Bijaksana dan Terpadu,tanggal 28 Maret 2006 di
Palembang. Halaman 35-50. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan Tanaman. Yogyakarta.
Departemen Kehutanan. 2007. Road Map Revitalisasi Industri
Kehutanan Indonesia. In-house Expert Working Group
Revitalisasi Industri Kehutanan.
Ditjen BPK [Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan]. 2008.
Eksekutif Data Strategis Kehutanan Tahun 2007.
Departemen Kehutanan. Jakarta
Ditjen BPK [Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan]. 2010.
Laporan Perkembangan Pemanfaatan dan Penggunaan
Hutan Produksi Triwulan II (April-Juni 2010). Departemen
Kehutanan. Jakarta
Ditjen Industri Agro dan Kimia. 2009. Roadmap Industri Kertas.
http://iak.kemenperin.go.id/edocument/ROADMAPKERTAS.pdf. 2009. [12 Juli 2011].
Istomo. 2008. Pemanfaatan lahan gambut untuk pengembangan
hutan tanaman kayu pulp : Riset yang perlu dipersiapkan.
Makalah dalam Kuliah Umum Penelitian Hutan Tanaman
Kayu , Bangkinang 16 September 2008. Balai Penelitian
Hutan Penghasil Serat. Bangkinang. Tidak dipublikasikan
Data dan statistika Pulp di Indonesia

35

IWGFF [Indonesian Working Group On Forest Finance]. 2010.


Perkiraan Penggunaan Sumber Bahan Baku Industri Pulp
Dan Paper (Studi Advokasi : PT. RAPP & PT. IKPP di
Propinsi Riau. http://www.savesumatra.org/app/webroot/
upload/report/ IWGFF_Studi Advokasi PT RAPP & PT
IKPP di Propinsi Riau.pdf [ 8 Juli 2011]
Manurung, E. G. T. dan H. H. Sukaria. 2000. Industri Pulp dan
Kertas : Ancaman Baru terhadap Hutan Alam Indonesia.
http://www.fahutan.s5.com/Juli/industri.htm [16 Maret
2011].
Martawijaya, A., I. Kartasujana , K. Kadir dan S. Prawira. 1981.
Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Hutan. Bogor.
Mindawati, N. 2007. Beberapa jenis pohon alternatif untuk
dikembangkan sebagai bahan baku industri pulp. Mitra
Hutan Tanaman 2 (1) : 1-7. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor.
Pasaribu, R.A dan A.P.Tampubolon. 2007. Status Teknologi
Pemanfaatan Serat Kayu Untuk Bahan Baku Pulp.
Workshop Sosialisasi Program dan Kegiatan BPHPS Guna
Mendukung Kebutuhan Riset Hutan Tanaman Kayu Pulp
dan Jejaring Kerja. (Tidak dipublikasikan).
Rachman , A.N, & R.M. Siagian. 1976. Dimensi serat jenis kayu
Indonesia. LaporanLembaga Penelitian Hasil Hutan. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
pertanian. Jakarta
Rahmayanti, S., Suhartati, Y. Aprianis. 2009. Jenis-jenis tanaman
local potensial sebagai bahan baku pulp. Prosiding Ekspose
Hasil-hasil Penelitian Balai Peneltian Hutan Penghasil Serat.
Puslitbang Hutan Tanaman. Bogor.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


36

Setiawan, Y. 2010. Peranan Polimer Selulosa sebagai Bahan Baku


Dalam Pengembangan Produk Manufaktur Menuju Era
Globalisasi.http://fit.uii.ac.id/media/ProsesPembuatanPlup
KertasKayuWood.pdf [8 Juli 2011]
Setiawan Y. 2010. Peranan Polimer Selulosa sebagai Bahan Baku
dalam Pengembangan Produk Manufaktur Menuju Era
Globalisasi.
http://fit.uii.ac.id/media/TeknologiPolimer
Selulosa2. pdf [12 Juli 2011]
Soerinegara, I. and R.H.M.J. Lemmens (eds). 2001. Plant
resources of South-East Asia. Timber trees : Major
commercial timbers 5 (1): 102 108. Prosea. Bogor
Sixta, H. 2006. Handbook of Pulp, Volume I. WILEYVCH.Verlag GmbH & KGaA. Weinheim
Suhartati, A. Junaedi, E. Nurrohman & S. Iksan. 2009. Eksplorasi
dan inventarisasi jenis alternatif.Laporan Hasil Penelitian.
Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Bangkinang. Tidak
Dipublikasikan.
Syafii, W. & Siregar, Z. 2006. Sifat kimia dan dimensi serat kayu
mangium dari tiga provenans. Jurnal Tropical Wood and
Technology 4 (1): 28-32. Pusat Penelitian Biomaterial,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor.
Whitmore, T.C & I.G.M Tantra . 1986. Tree Flora of Indonesia:
Check list for Sumatera. Forest Research & Development
Agency. Bogor

Data dan statistika Pulp di Indonesia

37

Data dan statistika Pulp di Indonesia


38

LAMPIRAN
1. Jenis Tanaman Advanced
A. Acacia mangium

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Fabaceae (Mimosoideae)
Spesies : Acacia mangium Willd.
Nama Daerah :
Mangium, Tongke hutan, Mangge hutan,
Nak (Maluku)
Habitus
Pohon berukuran sedang hingga besar,
tinggi dapat mencapai 35 m, batang
bergaris tengah 90 cm, kulit batang
berwarna ciklat keabuan hingga coklat tua;
daun lurus di satu sisi dan melengkung di
sisi lain (seperti bulan sabit dengan
cekungan dangkal), panjang 25 cm dan
lebar 3.5-9 cm, memiliki 4 (atau 5) urat
daun utama yang memanjang; perbungaan
bulir, panjang bunga 1.2-1.5 mm, terdiri
dari 5 daun bunga; buah kering lurus atau
melingkar, panjang 10 cm dan lebar 0.3-0.5
cm, berkayu

Data dan statistika Pulp di Indonesia

39

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis
Kelas Kuat

: 0,49%
: III-IV

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 59,6%
Kandungan Lignin
: 22,9%
Kandungan Zat Ekstaktif : 3%
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

:
:
:
:

910
21,16
4,39
12,38

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 0,71%
Perbandingan Runkell
: 43,01%
Perbandingan Muhlsteph : 65,77%
Perbandingan Flexibilitas : 0,59%
Koefisien Kekakuan
: 0,21%
Rendeman
Pulp reject
Konsumsi kayu
Konsumsi Alkali Aktif
Bilangan Kappa

Sifat Pulp

Kelas untuk Pulp

: Klasifikasi IAWA : M

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

:
:
:
:
:

51,8
0,33
4
120
20

Nak tersebar di Kepulauan Sula, Seram,


Kepulauan Aru, Irian Jaya, Propinsi Barat
Papua New Guinea dan di bagian timur
laut Queensland. Nak telah ditanam di
berbagai tempat di kawasan Malesia,
terutama
Sabah
dan
Semenanjung
Malaysia.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


40

B. Acacia crassicarpa

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Leguminoceae
Spesies : Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex
Benth
Nama Daerah
Akasia crassicarpa
Habitus
Tinggi pohon
Diameter
Density kayu
Tipologi

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis

:
:
:
:

25-30 cm
50 cm
531 kg/km3
tropik & subtropik, ketinggian 0-450 mdpl.

: 0,53%

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 55,4
Kandungan Lignin
: 24,9
Kandungan Zat Ekstaktif : 2,17

Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

: 1,175

Data dan statistika Pulp di Indonesia

41

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami


- Penyebaran Alami

: Queensland,
Papua New
Guinea, Irian
Jaya
- Region Ekologi Mayor : Sumatera,
Kalimantan,
Jawa
- Region Penyebaran
: Tesso, Lenggam
(Riau)

Data dan statistika Pulp di Indonesia


42

C. Gmelina arborea

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Lamiaceae
Genus : gmelina
Spesies : G. arboreae
Nama Daerah
Gamhar
Habitus
- Tinggi pohon
- Diameter

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis

: 30 m
: 1,2 4 m

: 0,40%

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 55,5
Kandungan Lignin
: 29,2
Kandungan Zat Ekstaktif : 2,51
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

Ekologi dan Distibusi

: 950

: Daerah Sebaran Alami


India, Malaysia, vietnam , Thailand, Cina

Data dan statistika Pulp di Indonesia

43

D. Eucalyptus pellita

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Myrtaceae
Spesies : Eucalyptus pellita . F.Muell
Habitus
- Tinggi pohon
- Diameter

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis

: 40 m
: 6m

: 0,52%

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 54,2
Kandungan Lignin
: 28
Kandungan Zat Ekstaktif : 0,79
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

Data dan statistika Pulp di Indonesia


44

: 1060

2. Jenis Tanaman Alternatif di Lahan Gambut


A. Cratoxylon arborescens BL (Gerunggang)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Gutiferae/Hypericeae
Genus : Cratoxylon
Spesies : Cratoxylon arborescens BL
Nama Daerah
Dori, madang baro, mampat, mentemu,
mennel, liu-liu, silung-silung,
simarunggang, temau, adat, dat, erat, orat,
mepa, tenok.
Habitus
Jenis pohon menengah sampai besar
dengan Tinggi pohon dapat mencapai 40 m
dengan panjang bebas cabang sampai 27
m, Diameter dapat mencapai 100 cm.

Wood properties

Sifat Fisik
Jenis
: Hard wood
Berat Jenis : 0,47 (0,36 - 0,71)
Warna Kayu : kayu teras berwarna merah
jambu - coklat,
gubal
berwarna kuning
Kelas Kuat : IV
Kelas Awet : III - IV
Arah serat
: lurus, atau bergelombang,
kadang agak berpadu

Data dan statistika Pulp di Indonesia

45

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 53,1%
Kandungan Lignin
: 22,2%
Kandungan Pentosan
: 18,4 %
Kandungan Zat Ekstaktif : 4,10 %
Kandungan Abu
: 1,0%
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
: 855 1,180m
Diameter Serat
:19,00 22,30m
Tebal Dinding Sel : 2,40 2,60 m
Diameter Lumen :14,20m-17,10m

Sifat Pulp

Ekologi dan Distibusi

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 45 - 53
Perbandingan Runkell
: 0,3 0,4
Perbandingan Muhlsteph :41,245,7
Perbandingan Flexibilitas:0,750,77
Koefisien Kekakuan
:0,12 -0,13
Kelas Kualitas
: II
Rendeman
: 44,97 %
Konsumsi Alkali Aktif : 16,39
Bilangan Kappa
: 15,35
Daerah Sebaran Alami
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Syarat Tumbuh
Tumbuh pada hutan rawa gambut dan
juga lahan mineral sampai pada
keringgian tempat 1700 m dpl.
Iklim A- C
Tanah kering atau tanah lembab,
pinggir sungai, tanah liat atau tanah
berpasir (alluvial), rawa gambut dengan
ketebalan sedang (40 cm 200 cm)
Termasuk jenis cepat tumbuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia


46

B. Lophopetalum javanicum Zoll. (Perupuk)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Celastraceae
Genus : Lophopetalum
Spesies : Lophopetalum javanicum Zoll.
Nama Daerah
Perupuk, medang, kerupuk, medang-gambi
(Sumatera), kayu untut (Sulawesi), pupu,
punti, dolakra (Jawa), prana, kelilawa pute,
momei.
Habitus
Tinggi pohon bisa mencapai 45 m
dengan panjang batang bebas cabang
15 30 cm, diameter mencapai 100
cm, berbanir sampai tinggi 5 m. Di
Kalimantan tinggi dan diameter
perupuk umur 4 tahun adalah 2,21 m
dan 6,40 cm
Kulit kayu berwarna kelabu atau coklat
muda,
beralur
dalam,
tidak
mengelupas, tebal 10 mm.

Wood properties

Sifat Fisik
Jenis
: Hard wood
Berat Jenis : 0,56 (0,40 -0,69)
Warna Kayu: Kayu teras berwarna kuning,
kayu
gubal
berwarna
kuning merata
Kelas Kuat : II - III
Kelas Awet : IV-V

Data dan statistika Pulp di Indonesia

47

Arah serat

: Umumnya berpadu

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
Kandungan Lignin
Kandungan Pentosan
Kandungan Abu
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Ekologi dan Distibusi

: 47%
: 25,8%
: 19%
: 1,4%

: 1.125 m

: Daerah Sebaran Alami


Seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa
Tengah, seluruh Kalimantan, Sulawesi
Selatan, Maluku.
Syarat Tumbuh
Tipologi lahan pada lahan rawa, rawa
gambut (ketebalan sedang sampai
dalam 40 cm > 200 cm), mineral
Pada ketinggian 0 1500 m dpl
Tipe iklim A, B
Temperatur 29C - 33C
Testur tanah sedang-berat, pH asamnetral
Drainase agak terhambat sangat
terhambat
Jenis bersifat semitoleran namum akan
cenderung tumbuh lebih baik pada areal
terbuka.
Pembungaan dan Pembuahan
Berbunga dan berbuah setiap tahun. Buah
berbentuk bulat panjang berukuran 8 11
cm

Data dan statistika Pulp di Indonesia


48

C. Macarangan pruinosa (Mahang Kriting)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Euphorbiceae
Genus : Macaranga
Spesies : Macaranga pruinosa
Nama Daerah
Mahang keriting, sedaman, mahag kelep
Habitus
Tinggi mencapai diatas 25 m dengan
diameter diatas 30 cm
Termasuk jenis cepat tumbuh

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis

: 0,38

Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 1.607 m
: 33,81m
: 3,071 m
: 27,67 m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 48
Perbandingan Runkell
: 0,22
Perbandingan Muhlsteph : 23
Perbandingan Flexibilitas : 0,82
Koefisien Kekakuan
: 0,09

Data dan statistika Pulp di Indonesia

49

Rendeman
Konsumsi Alkali Aktif
Bilangan Kappa
Indeks Tarik
Indeks Retak
Indeks Sobek

: 42,05 %
: 17 %
: 39,32
: 61,99 Nm/g
: 4,56 KPa.m2/g
: 3,57 Nm2/kg

Sifat Pulp

Kelas untuk Pulp

: Klasifikasi Vandemicum Kehutanan : I

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

Sumatera dan Kalimantan


Syarat Tumbuh
Tipologi lahan : daerah tergenang,
hutan rawa gambut, rawa musiman.
Pada ketinggian 0 100 m dpl

Data dan statistika Pulp di Indonesia


50

D. Artocarpus elasticus Reinw. (Terap)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Moraceae
Genus : Antocarpus
Spesies : Artocarpus elasticus Reinw.
Nama Daerah
Terap, kelulun (Aceh), sampang
(Sumatera), penangkeoam
Habitus
Tinggi pohon mencapai 45 m , diameter 70
cm dan bergetah putih, termasuk jenis fast
growing.

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis
Kelas Kuat
Kelas Awet

: 0,44 (0,21 0,64)


: III - V
: III - V

Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 1.293 m
: 17,80 m
: 1.90 m
: 74,00 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

51

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 45
Perbandingan Runkell
: 0,22
Perbandingan Muhlsteph : 33,00
Perbandingan Flexibilitas : 0,82
Koefisien Kekakuan
: 0,09
Kelas Kualitas
: II
Kelas untuk Pulp

: Klasifikasi IAWA : II

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa


Tenggara
Syarat Tumbuh
Tipologi lahan gambut dan mineral
Tumbuh sampai ketinggian 1200 m dpl
Pada tanah gambut, tergenang,
Jenis bersifat cepat tumbuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia


52

E. Alstonia pneumatophora Backer


(Pulai puteh)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia pneumatophora
Nama Daerah
pulai puteh, pulai basong, basung,Pulai,
gabus, goti, tuturan, baritihung, jelentik,
kebita, pelantan, larme, lingorei, loi,
mantoli, rita, angar, hounge.
Habitus
Tinggi pohon 40 - 45 m, tinggi bebas
cabang 6 - 30 m, diameter 40 - 60 cm
bahkan hingga 100 cm,

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis
: 0,3 (0,21 - 0,48)
Warna Kayu : Kayu teras putih krem,
kayu gubal putih
Kelas Awet : IV - V
Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 54,1%
Kandungan Lignin
: 24,6%
Kandungan Pentosan
: 14,9 %
Kandungan Zat Ekstaktif : 2,30 %

Data dan statistika Pulp di Indonesia

53

Kandungan Abu
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

: 0,9 %

: 1.171m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 31
Perbandingan Runkell
: 0,30
Perbandingan Muhlsteph : 41,8
Perbandingan Flexibilitas : 0,77
Koefisien Kekakuan
: 0,2
Rendeman
Konsumsi Alkali Aktif
Bilangan Kappa
Panjang Putus
Faktor Jebol
Faktor Sobek
Ketahanan Lipat
Daya Renggang

Sifat Pulp

Kelas untuk Pulp

: Klasifikasi IAWA : II

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

: 45,0 %
: 15,15 %
: 19,15
: 4,95m
: 29,99m /kg
: 68,81 N/kg
: 19,4
: 1,16

Kalimantan , Sumatera dan Sulawesi


Syarat Tumbuh
Tipologi Lahan Hutan hujan tropis,
Gambut dangkal sampai dalam (0cm > 200cm), dry land, wet land.
Elevasi 0 - 100 m dpl
Tipe iklim A-C
Dapat tumbuh juga pada tanah Tanah
liat, berpasir
Drainase kering atau tergenang
Jenis bersifat cepat tumbuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia


54

F. Campnosperma auriculata Hook f


(Terentang)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Anacardiaceae
Genus : Campnosperma
Spesies : Campnosperma auriculata Hook f
Nama Daerah
Terentang, antubis pofiri, lemayerari, dalipo,
erwan, kemendo, tapam, tetang
Habitus
Tinggi pohon mencapai 38 m, diameter
mencapi kisaran 80 - 135 cm, batang lurus

Wood properties

Sifat Fisik
Jenis
Berat Jenis
Warna Kayu
Kelas Kuat
Kelas Awet
Arah serat

: hardwood
: 0,4 (0,32 - 0,52)
: Kayu teras putih kelabu,
kayu gubal merah muda
: III - IV
: IV (V)
: lurus atau berpadu

Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
: 1363 m
Diameter Serat
: 24,4 m
Tebal Dinding Sel : 2,7 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

55

Diameter Lumen

: 19 m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 51
Perbandingan Runkell
: 0,25
Perbandingan Muhlsteph : 38,3
Perbandingan Flexibilitas : 0,8
Koefisien Kekakuan
: 0,1
Kelas Kualitas
:I
Kelas untuk Pulp

: Klasifikasi IAWA : I

Ekologi dan Distibusi

: Syarat Tumbuh
Tipologi lahan gambut dan lahan kering :
hutan rawa gambut (ketebalan gambut
sedang sampai dalam/40 cm -200 cm) dan
tergenang terutama pada hutan skunder
Dataran rendah - 1.500 m dpl
Jenis bersifat cepat tembuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia


56

G. Endospermum malaccense Muell (Sesendok)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Euphorbiaceae
Genus : Endispermum
Spesies : Endispermum malaccense Muell
Nama Daerah
Sesendok, kayu labu,famo, sendok, lokhao,
madang tapak kudu, thapong, membulan,
garung, kayu labuh, sendok-sendok, terbulan
Habitus
Tinggi pohon mencapai 40 m m, diameter
mencapai 150 cm, batang lurus, tanaman
muda bersifat cepat tumbuh.

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,44 (0,3 0,61)
Kelas Kuat : II - III
Kelas Awet : V
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 2.012 m
: 37,3 m
: 3,92 m
: 29,4 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

57

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 54
Perbandingan Runkell
: 0,27
Perbandingan Muhlsteph : 37,7
Perbandingan Flexibilitas : 0,79
Koefisien Kekakuan
: 0,11
Kelas Kualitas
: II
Kelas untuk Pulp

: Klasifikasi IAWA : II

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

Sumatera, Kalimantan, maluku dan Papua.


Syarat Tumbuh
Tipologi mineral dan gambut
Dataran rendah sampai pegunungan (0
2000 m dpl)
Tipe iklim A
Jenis bersifat cepat tumbuh
Pembungaan dan Pembuahan
Dua kali setahun

Data dan statistika Pulp di Indonesia


58

H. Dactylocladus stenostachys Oliv (Mentibu)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Melastomataceae
Genus : Dactylocaldos
Spesies : Dactyloclados stenostachys Oliv
Nama Daerah
Embuawan, entibu, madang, mentibu,
marabung, pardu, sangkalikit,medang tabak,
medang miang
Habitus
Tinggi pohon 40 - 45 m, tinggi bebas cabang
6 - 30 m, diameter setinggi dada 40 - 100
cm.dan bisa menacapai 120 150 cm

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis
: 0,53 (0,41 -0,61)
Warna Kayu : Kayu teras coklat muda
putih, Kayu gubal : coklat
muda - putih
Kelas Kuat
: III
Kelas Awet : IV - V
Arah serat
: Berpadu
Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
Kandungan Lignin
Kandungan Pentosan
Kandungan Zat Ekstaktif

: 56,2%
: 24,1%
: 14,4%
: 3,71%

Data dan statistika Pulp di Indonesia

59

Kandungan Abu
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

: 0,2 %

: 1.494 m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 51,2
Perbandingan Runkell
: 0,2
Perbandingan Muhlsteph : 30,30
Perbandingan Flexibilitas : 0.83
Koefisien Kekakuan
: 0,08
Konsumsi Alkali Aktif : 15,53 %
Bilangan Kappa
: 15.56

Sifat Pulp

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

Tumbuh di seluruh Kalimantan dan


kemungkinan di Papua
Syarat Tumbuh
Tumbuh pada hutan berawa dan dapat
bertumbuh di huatan rawa gambut dan
tanah podsul
Tumbuh pada ketinggian 0 800 mdpl
Tipe iklim A- B
Drainase kurang baik (terhambat) dengan
pH asam
Jenis bersifat

Data dan statistika Pulp di Indonesia


60

3. Jenis Tanaman Alternatif di Lahan Mineral


A. Anthocephalus cadamba Miq. (Jabon)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Rubiaceae
Genus : Anthocephalus
Spesies : Anthocephalus cadamba Roxb.
Nama Daerah
Jabon, kelampian, gelumpai, hara pean, johan,
taloh, tuak toneh, tuek, bance, pute, laran
(Kalimantan), emajang (Sumatera), sure
bundik (Sulawesi Utara).
Habitus
Tinggi pohon dapat mencapai 45 m dengan
panjang bebas cabang 30 m; diameter dapat
mencapai 160 cm
Jenis
fast
growing
dengan
laju
pertumbuhan diameter 7 cm/tahun dan laju
pertumbuhan volume 10-26 m3/tahun
Batang lurus dan silindris, bertajuk tinggi
dengan cabang mendatar, berbanir sampai
ketinggian 1,5 m.
Kulit luar berwarna kelabu coklat sampai
coklat sedikit beralur dangkal

Data dan statistika Pulp di Indonesia

61

Wood properties

Sifat Fisik
Jenis
: Hard wood
Berat Jenis
: 0,42 (0,29-0,56);
Warna Kayu : Kuning - putih semu, kuning
muda
Kelas Kuat
: III IV
Kelas Awet
:V
Arah serat
: Lurus atau berpadu
Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 52,4 %,
Kandungan Lignin
: 25,4 %,
Kandungan Pentosan
: 16,2 %
Kandungan Zat Ekstaktif : 1.36 %
Kandungan Abu
: 0,6 %
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
: 1,245 1,979 m
Diameter Serat : 29,3 47,90 m
Tebal Dinding Sel : 2,50 3,30 m
Diameter Lumen : 24.30 41,30 m
Nilai Turunan
Daya Tenun
: 30 45
Perbandingan Runkell : 0,16 0,21
Perbandingan Muhlsteph: 24,6 25,70
Perbandingan Flexibilitas: 0,83-0,86
Koefisien Kekakuan
: 0,07 0,09

Sifat Pulp

: Rendeman

: 44,14 %
: 0,13 % (5 thn)
:6,4 m3 kayu/ton pulp
(5 thn)
Konsumsi Alkali Aktif : 17
Bilangan Kappa
: 20,.09
Indeks Tarik
: 48,55 Nm/g
Indeks Retak
: 2,94 KPa..m2/g
Indeks Sobek
: 3,70 Nm2/kg

Pulp reject
Konsumsi kayu

Data dan statistika Pulp di Indonesia


62

Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami


Sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Timur,
Seluruh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
Nusa Tengara Barat dan Irian Jaya.
Daerah Pengembangan
Pernah dikembangkan di Sumatera Utara oleh
PT. ITCI
Syarat Tumbuh
Tumbuh pada ketinggian 0 1000 m dpl,
curah hujan < 1920 mm/tahun.mbuh di
lahan gambut dengan pertumbuhan yang
secara umum tertekan.
1
Tipologi lahan mineral tapi dapat t
Tumbuh pada tanah ringan, berdrainase
baik
Toleran terhadap tanah asam dan
berdrainase jelek
Pembungaan dan Pembuahan
Buah masak pada bulan Maret April

Data dan statistika Pulp di Indonesia

63

B. Octomeles sumatrana Miq. (Binuang)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Datiscaceae
Genus :Octomeles
Spesies : Octomeles sumaterana Miq.
Nama Daerah
Benuang bini, Benuwang, binuang
(Sumatera); banuang, benuang, benuang bini,
bunuang (Kalimantan); benua, benua motutu,
wenuang, winuang (Sulawesi) afu, faara, fada,
ngafi, palaka, senao, tina, walada, (Maluku);
buwar, kijare, (Papua)
Habitus
Tinggi pohon dapat mencapai 45 m atau
lebih dengan panjang bebas cabang
sampai 30 m. Diameter dapat mencapai
90 cm atau lebih.
Batang tegak berbanir yang tingginya
dapat mencapai 3 m, kulit luar tebal
sampai 5 mm berwarna kelabu, berakar
dangkal dan mengelupas kecil-kecil tipis

Wood properties

Sifat Fisik
Jenis
Berat Jenis
Warna Kayu
Kelas Kuat
Kelas Awet
Arah serat

: Hard wood
: 0,33 (0,16 - 0,48)
: Kuning-kelabu, kuning-pucat
: IV - V
:V
: Berpadu

Data dan statistika Pulp di Indonesia


64

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 49,1%
Kandungan Lignin
: 23,2%
Kandungan Pentosan
: 24,2 %
Kandungan Zat Ekstaktif : 9,9%
Kandungan Abu
: 1,1%
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

Sifat Pulp

Kelas untuk Pulp


Ekologi dan Distibusi

: 1,536m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 61,7
Perbandingan Runkell
: 0,30
Perbandingan Muhlsteph : 40,70
Perbandingan Flexibilitas : 0,77
Koefisien Kekakuan
: 0,13
Rendeman
: 44,97 %
Konsumsi Alkali Aktif : 17
Bilangan Kappa
: 24,07
Indeks Tarik
: 41,1 8Nm/g
Indeks Retak
: 2,22 KPa.m2/g
Indeks Sobek
: 3,70 Nm2/kg
Klasifikasi IAWA : kelas I
Daerah Sebaran Alami
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Irian, Riau, P. Halmahera, P. Seram
Syarat Tumbuh
Tipologi lahan mineral dengan topografi
datar-berbukit, sepanjang aliran air.
Curah hujan A - C (2000 5000 mm/th)
Pada ketinggian 0 - 900 m dpl.
Temperatur 18C - 34C
Tekstur tanah ringan-sedang, pH asam
Drainase baik, lembab
Jenis bersifat intoleran
Pembungaan dan Pembuahan
Desember Januari, Mei Juni

Data dan statistika Pulp di Indonesia

65

C. Hibiscus macrophyllus Roxb (Tisuk)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus macrophyllus Roxb
Nama Daerah
Tisuk, anuk-anuk (Batak), waru gunung,
barukasi, barusebsa
Habitus
Tinggi pohon mencapai 30 m, panjang
batang bebas cabang mencapai 12 m,
diameter mencapai 80 cm, kadangkadang berbanir kecil
Termasuk jenis fast growing

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis

: 0,37 0,72; 0,35 (umurv,5


4,5 tahun)
Warna Kayu : Kayu teras berwarna putih
kelabu,
kayu
gubal
berwarna putih
Kelas Kuat : III - IV
Kelas Awet : III - IV
Sifat Kimia pada umur 2,5 4,5 tahun
Kandungan Sellulosa
: 50,82 %
Kandungan Lignin
: 29,96%
Kandungan Zat Ekstaktif : 1,75 %

Data dan statistika Pulp di Indonesia


66

Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

: 1.003 1.453 m;
1,22 m (umur
2,5 4,5 thn)
Diameter Serat
: 22,60 24,20 m
Tebal Dinding Sel : 2,18 2,24 m
Diameter Lumen : 18,20 19,70 m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 44 - 60
Perbandingan Runkell
: 0,23 0,24
Perbandingan Muhlsteph : 33,7 34,9
Perbandingan Flexibilitas : 0,81
Koefisien Kekakuan
: 0,09 0,10
Sifat Pulp

Rendeman
: 48,2 %
Pulp reject
: 0,02 %
Konsumsi kayu
: 5,8 m3kayu/ton pulp
Konsumsi Alkali Aktif : 20%
Klasifikasi IAWA : I - II

Kelas untuk Pulp


Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

Sumatera, jawa, Kalimantan


Syarat Tumbuh
Tipologi lahan mineral
Pada ketinggian 0 1500 m dpl
Tipe iklim A - C
Pembungaan dan Pembuahan
Musim buah September-Oktober

Data dan statistika Pulp di Indonesia

67

D. Macarangan hypoleuca (Mahang Putih)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Euphorbiceae
Genus : Macaranga
Spesies : Macaranga hypoleuca
Nama Daerah
Mahang putih
Habitus
Tinggi pohon mencapai lebih dari 40 m
dengan diameter mencapai lebih dari 50
cm
Termasuk jenis fast growing

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,34 (0,21-0,47)
Kelas Kuat : III - IV
Kelas Awet : I
Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
Kandungan Lignin
Kandungan Pentosan
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

Data dan statistika Pulp di Indonesia


68

: 52,23 %
:26,99 %
: 15,45 %

: 1.455m
: 36,82 m
: 2,28 m
: 32,27m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 40
Perbandingan Runkell
: 0,14
Perbandingan Muhlsteph : 23
Perbandingan Flexibilitas : 0,88
Koefisien Kekakuan
: 0,06
Kelas Kualitas
:I
Sifat Pulp

Rendeman
Konsumsi Alkali Aktif
Bilangan Kappa
Indeks Tarik
Indeks Retak
Indeks Sobek

: 40,56 %
: 17 %
: 15,34
: 42,53 Nm/g
: 2,83 KPa.m2/g
: 4,05 Nm2/kg

Klasifikasi IAWA : I
Klasifikasi Vandemicum Kehutanan

Kelas untuk Pulp

Ekologi dan Distibusi

:I

: Daerah Sebaran Alami


Sumatera dan Kalimantan
Syarat Tumbuh
Tipologi lahan pada lahan mineral dari
jenis tanah berpasir, tufa dan liat
Pada dataran rendah sampai ketinggian
3000 m dpl
Tipe iklim A C
Pembungaan dan Pembuahan
Berbuh dan berbunga secara teratur tipa tahun
dengan biji berwarna hitam dan memiliki
daging buah yang berwarna jingga atau merah

Data dan statistika Pulp di Indonesia

69

E. Macarangan gigantea (Skubung)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Euphorbiceae
Genus : Macaranga
Spesies : Macaranga gigantea
Nama Daerah
Biruwak, serkubung (Sumatera); dahan
kagurangen (Sulawesi);
Habitus
Pohon tinggi hingga kurang lebih bisa
mencapai 30 m dengan diameter mencapai
40 cm
Termasuk jenis fast growing

Wood properties

Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 1.598 m
: 26,34m
: 2,36m
: 18,04m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 61
Perbandingan Runkell
: 0,26
Perbandingan Muhlsteph : 53
Perbandingan Flexibilitas : 0,68
Koefisien Kekakuan
: 0,09

Data dan statistika Pulp di Indonesia


70

Sifat Pulp

Rendeman
Konsumsi Alkali Aktif
Bilangan Kappa
Indeks Tarik
Indeks Retak
Indeks Sobek

: 48,72 %
: 17 %
: 38,87
: 39,26 Nm/g
: 2,52 KPa.m2/g
: 4,34 Nm2/kg

Sifat Pengolahan
Rendeman Sisa

: 0,35 %

Klasifikasi Vandemicum Kehutanan : II

Kelas untuk Pulp


Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami

Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi


Syarat Tumbuh
Tipologi lahan mineral pada tanah liat,
berpasir, PMK
Pada ketinggian 0 1000 m dpl
Tipe iklim A - C
Jenis bersifat semi toleran
Pembungaan dan Pembuahan
Musim pembungaan dan berbuah adalah pad
bulan Oktober - Desember

Data dan statistika Pulp di Indonesia

71

F. Manglieta glauca (Manglid)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Magnoliaceae
Genus : Manglieta
Spesies : Manglieta glauca Blume
Nama Daerah
Manglid, baros (Sumatera), cempaka bulus
(Jawa)
Habitus
Pohon berdimensi kecil sampai sedang, tinggi
dapat mencapai 40m dengan diameter 150
cm/

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis

: 0,32 - 0,58

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
: 48,87 %
Kandungan Lignin
: 21,96 %
Kandungan Zat Ekstaktif : 2,35 %
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

Data dan statistika Pulp di Indonesia


72

: 1666 m
: 28,5 m
: 4,15 m
: 20,2 m

Nilai Turunan
Perbandingan Runkell
: 58,76
Perbandingan Muhlsteph : 49,84
Perbandingan Flexibilitas : 0,71
Koefisien Kekakuan
: 0,15
Kelas Kualitas
: II
Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami


Sumatera, Jawa dan Kalimantan
Syarat Tumbuh
Tipologi lahan. mineral
Ketinggian tempat 450 2400 m dpl
Jenis bersifat cepat tumbuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia

73

G. Khaya anthotecha (Khaya)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Meliaceae
Genus : Khaya
Spesies : Khaya anthotecha
Nama Daerah
Khaya, Mahoni Afrika
Habitus
Termasuk pohon dengan berukuran kecil
sampai besar dengan tinggi dan diameter bisa
mencapai 60 m dan diameter 150-400 cm

Wood properties

Ekologi dan Distibusi

Sifat Fisik
Berat Jenis

: 0,46 0,8

: Syarat Tumbuh
Dataran rendah sampai 500 m dpl
Tipe iklim A C , CH 1200 1800
mm/thn
Pada tanah subur dan dalam
Jenis bersifat cepat tumbuh

Pembungaan dan Pembuahan


Januari Februari; September-Oktober (di
Afrika Barat)

Data dan statistika Pulp di Indonesia


74

H. Xanthophyllum flavescens Roxb (ki endog)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Polygalaceae
Genus : Xanthophyllum
Spesies : Xanthophyllum flavescens Roxb
Nama Daerah
seng dong, dugi, ki endog, bok-bok, banig, hu
yuan, jerukan, endog-endogan, medang batu
Habitus
Tinggi pohon dapat mencapai 50m dengan
diameter setinggi dada 120 cm

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,68 (0,43 - 0,87)
Warna Kayu : Kayu teras kuning
Kelas Awet : II - III
Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
Kandungan Lignin
Kandungan Pentosan
Kandungan Abu
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat

: 46,80 %
: 25,81 %
: 16,18%
: 1,91%

: 1.660 37 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

75

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 38
Perbandingan Runkell
: 0,22
Perbandingan Muhlsteph : 33,1
Perbandingan Flexibilitas : 0,82
Koefisien Kekakuan
: 0,09
Ekologi dan Distibusi

: Daerah Sebaran Alami


Sumatera, Jawa dan Kalimantan

Data dan statistika Pulp di Indonesia


76

I. Dyera costulata Hk.f.et Th (Jelutung)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Apocynaceae
Genus : Dyera
Spesies : Dyera costulata
Nama Daerah
jelutung, letung, lebuai, melobuai, pidoron,
pantung, jorenang, pule.
Habitus
Tinggi pohon 25 - 45 m, diameter 100 cm
namun tinggi dan diameter bisa mencapai 60
m dan 260 cm.

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis
Warna Kayu
Kelas Kuat
Kelas Awet
Arah serat

: 0,43 (0,22 - 0,56)


: putih krem
:V
: III - V
: Hampir lurus

Sifat Kimia
Kandungan Sellulosa
Kandungan Pentosan
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat

: 57,2 %
: 13,0 %

: 1.470 m
: 35 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

77

Tebal Dinding Sel : 3,2 m


Diameter Lumen : 28 m
Nilai Turunan
Daya Tenun
: 36
Perbandingan Runkell
: 0,33
Perbandingan Muhlsteph : 41,6
Perbandingan Flexibilitas : 0,75
Koefisien Kekakuan
: 0,13
Kelas Kualitas
: II
Kelas untuk Pulp
Ekologi dan Distibusi

Klasifikasi IAWA : II

: Daerah Sebaran Alami

Aceh, Sumbar, Sumut, Sumsel, Jambi, Riau,


Kalbar, kalteng, Kaltim.
Syarat Tumbuh
Tipologi lahan mineral
Elevasi 70 - 800 m dpl
Tipe iklim A - B
Pada tanah tanah berpasir, tanah liat,
daratan bergelombang, tanah alluvial dan
terkadang di daerah rawa.

Data dan statistika Pulp di Indonesia


78

J. Hibiscus tilliaceus L. (Waru Laut)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tilliaceus L.
Nama Daerah
Waru laut
Habitus
Tinggi pohon dan diameter pada umur 11
tahun ada pada kisaran 20 28 m dan 24 31
cm.

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,46 & 0.52
Kelas Kuat : II - III
Kelas Awet : III
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
: 1.103 & 1.432 m
Diameter Serat
: 31,4 & 20 m
Tebal Dinding Sel : 2,32 & 2,28 m
Diameter Lumen : 26,8 &15,4 m
Nilai Turunan
Daya Tenun
: 35 & 72
Perbandingan Runkell
: 0,17 & 0,3
Perbandingan Muhlsteph : 27,4 &40,7

Data dan statistika Pulp di Indonesia

79

Ekologi dan Distibusi

Perbandingan Flexibilitas: 0,85 & 0,77


Koefisien Kekakuan
: 0,1 & 0,09
Kelas Kualitas
:I

Syarat Tumbuh
Dataran rendah sepanjang pantai berpasir
Dapat tumbuh pada tanah miskin hara

Data dan statistika Pulp di Indonesia


80

K. Cananga odorata Hook. F. et. Th (Kenanga)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Annonaceae
Genus : Cananga
Spesies : Cananga odorata
Nama Daerah
kenanga
Habitus
Tinggi pohon bisa mencapai 30 m

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,33 (0,20 0,44)
Kelas Kuat : IV - V
Kelas Awet : V
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 961 m
: 30,8 m
: 2,22 m
: 26,4 m

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 31
Perbandingan Runkell
: 0,17
Perbandingan Muhlsteph : 26,8
Perbandingan Flexibilitas : 0,86
Koefisien Kekakuan
: 0,07

Data dan statistika Pulp di Indonesia

81

Kelas Kualitas

:I

Kelas untuk Pulp

Klasifikasi IAWA : I

Ekologi dan Distibusi

Syarat Tumbuh
Tumbuh pada hutan skunder dataran
rendah
Jenis bersifat cepat tumbuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia


82

L. Endospermum malaccense Muell (Senduk)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Euphorbiaceae
Genus : Endispermum
Spesies : Endispermum malaccense Muell
Nama Daerah
Sesendok, kayu labu,famo, sendok, lokhao,
madang tapak kudu, thapong, membulan,
garung, kayu labuh, sendok-sendok, terbulan
Habitus
Tinggi pohon mencapai 40 m m, diameter
mencapai 150 cm, batang lurus, tanaman
muda bersifat cepat tumbuh.

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,44 (0,3 0,61)
Kelas Kuat : II - III
Kelas Awet : V
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 2.012 m
: 37,3 m
: 3,92 m
: 29,4 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

83

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 54
Perbandingan Runkell
: 0,27
Perbandingan Muhlsteph : 37,7
Perbandingan Flexibilitas : 0,79
Koefisien Kekakuan
: 0,11
Kelas Kualitas
: II
Kelas untuk Pulp

Klasifikasi IAWA : II

Ekologi dan Distibusi

Daerah Sebaran Alami


Sumatera, Kalimantan, maluku dan Papua.
Syarat Tumbuh
Tipologi mineral dan gambut
Dataran rendah sampai pegunungan (0
2000 m dpl)
Tipe iklim A
Jenis bersifat cepat tumbuh
Pembungaan dan Pembuahan
Dua kali setahun

Data dan statistika Pulp di Indonesia


84

M. Duabanga moluccana (Benuang Laki)

Identitas Jenis

Taksonomi
Familiy : Sonneratiaceae
Genus : Duabanga
Spesies : Duabanga moluccana
Nama Daerah
Benuang laki (Kalimantan), gayawas hutan
(Maluku), kalanggo (Sumbawa)
Habitus
Merupakan pohon berukuran sedang sampai
besar dengan tinggi dan diameter bisa
mencapai 45 m dan 100cm.

Wood properties

Sifat Fisik
Berat Jenis : 0,39 (0,27 0,51)
Warna Kayu : putih samapai
kecoklatan
Dimensi Serat
Ukuran Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Tebal Dinding Sel
Diameter Lumen

: 1.264 m
: 31,70 m
: 4,90 m
: 21,9 m

Data dan statistika Pulp di Indonesia

85

merah

Nilai Turunan
Daya Tenun
: 40
Perbandingan Runkell
: 0,45
Perbandingan Muhlsteph : 53,30
Perbandingan Flexibilitas : 0,69
Koefisien Kekakuan
: 0,16
Kelas Kualitas
: II
Kelas untuk Pulp

Klasifikasi IAWA : II

Ekologi dan Distibusi

Daerah Sebaran Alami


Kalimantan, Sulawesi, Maluku
Syarat Tumbuh
Tipologi mineral
Dataran rendah sampai ketinggian 1200
mdpl
Tipe iklim A-C
Jenis bersifat cepat tumbuh

Data dan statistika Pulp di Indonesia


86

4. Rekapitulasi Perkembangan IUPHHK-HTI


sampai dengan Februari 2010
TOTAL

TOTAL
SK
SEMENTARA
Luas
Unit
(Ha)

TOTAL JUMLAH

NO

PROPINSI

NAD

233.870

7.300

241.170

SumUt

298.485

298.485

SumBar

50.649

22.555

73.204

Riau

51

1.669.551

51

1.669.551

Jambi

18

663.809

59.960

20

723.769

SumSel

19

1.375.632

21.000

5.485

21

1.402.117

Bengkulu

Lampung

155.654

155.654

Bangka

67.935

146.739

214.674

10

Kalbar

26

1.291.101

250.080

12

687.233

43

2.228.414

11

Kalteng

15

478.160,43

44.700

107.796

22

630.656,43

12

Kalsel

12

488.420

56.500

12.195

16

557.115

13

Kaltim

29

1.376.486

33.200

11

312.058

45

1.721.744

14

SulUtara

7.500

7.500

15

Sul Teng

13.400

5.300

33.980

52.680

16

SulTenggara

17

SulSel

29.000

59.900

88.900

18

Gorontalo

88.680

88.680

19

Sulbar

13.300

76.980

90.280

20

NTB

64.780

6.140

70.920

21

NTT

6.880

77.350

84.230

22

Maluku

71.720

90.050

161.770

23

Maluku
Utara

37.873

37.873

24

Papua
Total

SK DEFINITIF
Luas
Unit
(Ha)

TOTAL
PENCADANGAN
Luas
Unit
(Ha)

Unit

Luas
(Ha)

376.200

911.667

1.287.867

207

8.763.525

25

484.860

48

2.638.868

280

11.887.253,20

Ket :
Status SK Definitif :

Status HTI yang telah diberikan IUPHHK-HTI melalui Keputusan Menteri Kehutanan. Atas IUPHHK-HTI
tersebut dikenakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kehutanan tersebut
Status SK Sementara : Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri yang diberikan melalui Keputusan Menteri Kehutanan yang proses
definitifnya dilanjutkan pemenuhan kelengkapan persyaratan sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Menteri Kehutanan tentang Pemberian HPHT/IUPHHK pada hutan tanaman yang (Keputusan yang belum
definitif karena terdapat kekurangan pemenuhan kelengkapan persyaratan)
Status Pencadangan :
HTI yang telah memperoleh persetujuan prinsip pembangunan hutan tanaman
Sumber :
Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman Direktorat Jenderal Bina
Produksi
Kehutanan

Data dan statistika Pulp di Indonesia

87

88
88

5. Perkembangan Perusahaan HTI-Pulp Pemegang Ijin Usaha di Indonesia hingga tahun 2009
Data dan statistika Pulp di Indonesia

No

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Luas
(Ha)

Lokasi

Jenis Tanaman
Dominan

Provinsi Nangroe Aceh Darussalam


1

PT. Aceh Nusa Indrapuri

95/Kpts-II/1992

05/08/92

111.000

PT. Tusam Hutani Lestari

556/Kpts-II/1997

09/01/1997

97.300

SUB TOTAL

208.300

Provinsi Sumatera Utara


1

PT. Sumatera Sylva Lestari

82/Kpts-II/2001

15/03/2001

42.530

PT. PIR Hutani Lestari

360/Kpts-II/1989

19/07/1989

30.000

PT. Sumatera Riang Lestari

262/Menhut-II/2004

21/07/2004

65.000

PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

351/Menhut-II/2004

28/09/2004

269.060

Tapanuli Utara; Dairi

SUB TOTAL

Tapanuli Selatan
Tapanuli Utara;
Tapanuli Selatan
Labuhan Batu;
Tapanuli Selatan

406.590

Provinsi Sumatera Barat


1

PT. Bukit Raya Mudisa

257/Kpts-II/2000

23/08/2000

28.617

Dharmasraya

Acacia

PT. Rimba Swasembada Semesta

129/Kpts-II/1998

18/02/1998

6.675

Pasaman Barat

Sengon

SUB TOTAL

35.292

No

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Lokasi

Luas
(Ha)

Jenis Tanaman
Dominan

Provinsi Riau

Data dan statistika Pulp di Indonesia

PT. Arara Abadi

743/Kpts-II/1996

25/11/1996

299.975

Kampar, Bengkalis,
Pelalalawan

PT. Artelindo Wiratama

122/Menhut-II/2007

22/04/2007

10.740

Indragiri Hulu

PT. Balai Kayang Mandiri

20/Menhut-II/2007

05/01/2007

22.250

Siak

PT. Bina Daya Bentala

555/Menhut-II/2006

22/12/2006

19.870

Rokan Hulu

PT. Bina Daya Bintara

64/Menhut-II/2007

23/02/2007

7.550

Siak

PT. Bina Duta Laksana

207/Menhut-II/2006

08/06/2006

28.890

Indragiri Hilir

K.Meranti,R.Campuran,
K.Indah

PT. Bukit Batu Hutani Alam

365/Kpts-II/2003

30/10/2003

33.605

Bengkalis

Acacia

PT. Bukit Batubuh Sei Indah

67/Menhut-II/2007

23/02/2007

13.420

Indragiri Hulu

Acacia

PT. Bukit Raya Pelalawan

70/Menhut-II/2007

23/02/2007

4.010

Pelalawan

10

PT. Citra Sumber Sejahtera

68/Menhut-II/2007

23/02/2007

15.360

Indragiri Hulu

11

PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia

88/Menhut-VI/2007

22/03/2007

21.880

Rokan Hilir

12

PT. Ekawana Lestari Darma

733/Kpts-II/1997

01/12/1997

9.300

Siak Sri Indrapura

13

PT. Lestari Unggul Makmur

217/Menhut-II/2007

31/05/2007

10.390

Bengkalis

14

PT. Merbau Pelelawan Lestari

69/Menhut-II/2007

23/02/2007

5.970

Pelalawan

15

PT. Mitra Hutani Jaya

101/Menhut-II/2006

11/04/2006

9.240

Pelalawan

Acacia, Eucalyptus

Acacia

89

90
88
No

Data dan statistika Pulp di Indonesia

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Lokasi

Luas
(Ha)

Jenis Tanaman
Dominan

16

PT. Mitra Kembang Selaras

71/Menhut-II/2007

23/02/2007

14.800

Indragiri Hulu

17

PT. Mitra Tani Nusa Sejati

66/Menhut-II/2007

23/02/2007

7.480

Pelalawan

18

PT. National Timber and Forest


Product

21/Menhut-II/2007

19/07/2007

9.300

Siak

19

PT. Nusa Wana Raya

241/Menhut-II/2007

12/11/2002

26.880

Kampar Pelalawan

20

PT. Perkasa Baru

75/Menhut-II/2007

23/02/2007

13.170

Bengkalis

21

PT. Putra Riau Perkasa

104/Menhut-II/2006

11/04/2006

15.640

Pelalawan

22

PT. Prima Bangun Sukses

553/Menhut-II/2006

22/12/2006

8.670

Indragiri Hulu

23

PT. Riau Abadi Lestari

542/Kpts-II/1997

25/08/1997

12.000

Bengkalis, Siak,
Kampar

Acacia

24

PT. Riau Andalan Pulp & Paper

327/Menhut-II/2009

12/06/2009

350.165

Kuantan Sengingi,
Pelalawan

Acacia, Eucalyptus,
Maesopsis eminii, Kayu
indah

25

PT. Riau Indo Agropalma

61/Menhut-II/2006

22/03/2006

9.570

Indragiri Hilir

26

PT. Rimba Roka Perkasa

554/Menhut-II/2006

22/12/2006

22.930

Siak

27

PT. Rimba Lazuardi

79/Menhut-II/2007

23/02/2007

23.340

Indragiri Hulu

28

PT. Rimba Mandau Lestari

552/Menhut-II/2006

22/12/2006

5.630

Siak

Acacia

29

PT. Rimba Mutiara Permai

65/Menhut-II/2007

23/02/2007

8.030

Pelalawan

Acacia

44.330

Rokan Hilir, Kota


Dumai

30

PT. Ruas Utama Jaya

18/Menhut-II/2007

05/01/2007

Acacia

No

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Lokasi

Luas
(Ha)

Jenis Tanaman
Dominan

31

PT. Sakato Pratama Makmur

366/Kpts-II/2003

30/10/2003

46.230

Bengkalis

32

PT. Sari Hijau Mutiara

378/Menhut-II/2008

28/10/2008

20.000

Indragiri Hilir

33

PT. Satria Perkasa Agung

244/Kpts-II/2000

22/08/2000

76.017

Indragiri Hulu

Acacia

19/Menhut-II/2007

05/01/2007

9.300

Merawang

Acacia

102/Menhut-II/2006

11/04/2006

11.830

Pelalawan

Acacia

34

Data dan statistika Pulp di Indonesia

35

PT. Satria Perkasa Agung (KTH Sinar


Merawang)
PT. Satria Perkasa Agung Unit
Serapung

36

PT. Seraya Sumber Lestari

22/Menhut-II/2007

05/01/2007

18.767

Siak

37

PT. Siak Raya Timber

202/Menhut-II/2007

16/05/2007

23.030

Pelalawan, Kampar

38

PT. Suntara Gajapati

71/Kpts-II/2001

15/03/2001

34.972

Kota Dumai

39

PT. Tuah Negeri

215/Menhut-II/2007

28/05/2007

1.480

Pelalawan

40

PT. Uniseraya

214/Menhut-II/2007

28/05/2007

33.360

Pelalawan

41

PT. Wananugraha Bina Lestari

362/Menhut-II/2007

25/10/2007

7.465

Kampar

SUB TOTAL

1.366.836

Provinsi Jambi
1

PT. Agronusa Alam Sejahtera

464/Menhut-II/2009

05/08/2009

10.785

Sarolangun

PT. Bukit Kausar

436/Menhut-II/2009

23/07/2009

8.000

Sarolangun

PT. Jebus Maju

342/Menhut-II/2004

09/09/2004

15.012

Merangin

Acacia

Acacia

91

92
88
No

Data dan statistika Pulp di Indonesia

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Lokasi

Luas
(Ha)

PT. Mugi Triman International

419/Menhut-II/2009

13/07/2009

37.500

Bungo

PT. Rimba Hutani Mas

68/Menhut-II/2004

09/03/2004

51.260

Tanjung Jabung Barat

PT. Tebo Multi Agro

401/Menhut-II/2006

19/07/2006

19.770

Tebo

SUB TOTAL

142.327

Provinsi Sumatera Selatan


1

PT. Bumi Andalas Permai

339/Menhut-II/2004

07/11/2004

192.700

Ogan Komering Ilir

PT. Bumi Mekar Hijau

338/Menhut-II/2004

07/11/2004

127.870

Ogan Komering Ilir

PT. Bumi Persada Permai

337/Menhut-II/2004

07/11/2004

59.345

Musi Banyuasin

PT. Musi Hutan Persada

38/Kpts-II/1996

29/01/1996

296.400

PT. Pakerin

226/Kpts-II/1998

27/02/1998

43.700

PT. SBA Wood Industries

347/Menhut-II/2004

10/11/2004

142.355

Ogan Komering Ilir

PT. Sumber Hijau Permai

29/Menhut-II/2006

13/02/2006

30.040

Musi Banyuasin

PT. Cipta Mas Bumi Subur

207/Menhut-II/2006

29/05/2005

7.550

PT. Rimba Hutani Mas

90/Menhut-II/2007

22/03/2007

67.100

SUB TOTAL

967.060

Jenis Tanaman
Dominan

No

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Lokasi

Luas
(Ha)

Provinsi Kalimantan Barat


1

PT. Finnantara Intiga

750/Kpts-II/1996

02/12/1996

299.700

Sanggau; Sintang

PT. Nityasa Idola

329/Kpts-II/1998

27/02/1998

113.196

Ketapang

PT. Bumi Mekar Hijau

80/Menhut-VI/2006

04/03/2006

25.580

PT. Wanakerta Ekalestari

210/Menhut-II/2007

28/05/2007

27.250

Data dan statistika Pulp di Indonesia

SUB TOTAL

Ketapang

465.726

Provins Kalimantan Tengah


1

PT. Ceria Karya Pranawa

908/Kpts-II/1999

14/10/1999

74.730

PT. Korintiga Hutani

219/Kpts-II/1998

27/02/1998

92.150

SUB TOTAL

166.880

Provinsi Kalimantan Timur


1

PT. Adindo Hutani Lestari

88/Kpts-II/1996

12/03/1996

201.821

PT. Fajar Surya Swadaya

383/Kpts-II/1997

22/07/1997

65.659

PT. ITCI Hutani Manunggal

184/Kpts-II/1996

23/04/1996

161.127

Pasir; Kutai

PT. Surya Hutani Jaya

156/Kpts-II/1996

08/04/1996

183.300

Kutai

PT. Tanjung Redeb Hutani

641/Kpts-II/1996

08/10/1996

180.330

SUB TOTAL

792.237

Bulungan

Jenis Tanaman
Dominan

93

94
88

Data dan statistika Pulp di Indonesia

No

Nama Perusahaan Pemegang


IUPHHK

PERIJINAN
Nomor SK

Tanggal
SK

Luas
(Ha)

Lokasi

Provinsi Irian Jaya


1

PT. Maharani Rayon Jaya

SUB TOTAL
G R A N D

5/Kpts-II/1998

05/01/1998

206.800

206.800
T O T A L

4.758.048

Source : BP2HP Wil.III Pekanbaru dan Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman Departemen Kehutanan Indonesia, 2009

Jenis Tanaman
Dominan

6. Profil Perusahaan Pulp di Indonesia


1.

PT. KERTAS BEKASI TEGUH

Status

Lokasi Pabrik

Alamat Perusahaan

Mulai Produksi
Kapasitas
Terpasang
Jenis Produk
Tenaga Kerja

:
:

2.

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi domestik
Bekasi, Jawa Barat
Telp. (021) 8841461, Fax (021) 8841226
Bekasi, Jawa Barat
Telp. (021) 8841461, Fax (021) 8841226
Email : dasecta@cbn.net.id
1976
Pulp 90.000 ton/tahun, Kertas 150.000
ton/ha
Corrugating medium, Kraft liner, Kardus
Indonesia : 812

:
:

PT. EUREKA ABA PAPER FACTORY

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang

:
:

Jenis Produk

Tenaga Kerja

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi domestik
Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur
Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur
Telp (0321) 91453 Fax (0321) 91451
1978
Pulp 30.500 ton/tahun. Kertas 40.00
ton/tahun
Pulp, corrugating medium, kraft liner,
joss paper
Indonesia 850

Data dan statistika Pulp di Indonesia

95

3.

PT. INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk

Status

Lokasi Pabrik

Alamat Perusahaan

:
-

Mulai Produksi

Kapasitas Terpasang

Jenis Produk

Tenaga Kerja

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi asing
- Serpong, Tangerang, Banten
- Perawang, Siak, Riau
- Kragilan, Serang, Banten
- Serpong, Tangerang, Banten TELP. (021)
53120001, Fax. (021) 53120363
Perawang, Siak, Riau Telp. (0761) 91373,
Fax. (0761)91373
- Kragilan, Serang, Banten Telp. (0254)
280088, Fax (0254) 282430-3
Kantor Pusat :
Jl. M.H. Thamrin Jakarta no. 51 Telp. (021)
3929001-3, fax. (021) 3927685
- Serpong 1979
- Perawang 1984
- serang
1991
- Serpong kertas 106.000 ton/tahun
- Perawang pulp 1.980.000 ton/tahun dan
kertas 750 ton/tahun
- Serang kertas 1.305.000 ton/tahun
Pulp. Kertas tulis dan kertas cetak, kardus,
corrugating medium, kraft liner.
Indonesia Serpong (1.021), Perawang (8.756),
Serang (5.132)
Asing Serpong (15), Perawang (145), Serang
(40)

Data dan statistika Pulp di Indonesia


96

4.

PT. KIANI KERTAS

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang
Jenis Produk
Tenaga Kerja

:
:
:
:

5.

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi asing
Sambaliung, Berau, Kalimantan Timur
Kantor pusat :
Jakarta, Telp. (021) 83793211, Fax. (021)
83793215
Email : corporate@corp.kiani.com, web site
: http://www.kiani.com
1997
Pulp 525.000 ton/tahun
Pulp
Indonesia 1341
Asing 1

PT. KERTAS KRAFT ACEH (PERSERO)

Status
Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang

:
:

Jenis Produk
Tenaga Kerja

:
:

State Enterprises
Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darusalam
Kantor Pusat :
Lhokseumawe Telp. (0645) 41733 , Fax
(0645) 41482
Kantor Jakarta :
Jakarta Telp. (021) 65867286, Fax. (021)
65867288
1988
Pulp 165.000 ton/tahun; Kertas 135.000
ton/tahun
Pulp, kertas semen, Kraft liner
Indonesia 889
Asing -

Data dan statistika Pulp di Indonesia

97

6.

PT. KERTAS LECES (PERSERO)

Status
Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang

:
:

Jenis Produk

Tenaga Kerja

7.

State Enterprises
Leces, Probolinggo, Jawa Timur
Kantor Pusat :
Probolinnggo, Telp. (0335)680993, Fax.
(0335) 680954, Email : ptklnet@idola.net.id,
website :http://www.kertasleces.co.id
Kantor Jakarta :
Kebayoran Baru, Jakarta Telp.
(021)7202773,Fax(021) 7221416
1939
Pulp 72.000 ton/tahun ; kertas 195.000
ton/tahun
Pulp, kertas tulis dan cetak, kertas koran,
corrugating medium, kraft liner
Indonesia 3.017

PT. LONTAR PAPYRUS

Status

Lokasi Pabrik

Alamat Perusahaan

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang

:
:

Jenis Produk

Tenaga Kerja

Perusahaan swasta di bawah peraturan investasi


domestik
Rantau Selatan, Nangroe Aceh Darussalam
Tanjab Barat, Jambi
Tanjab Barat, Jambi, Telp. (0741) 62645, fax
(0741) 6262q
Kantor pusat :
Jl. MH. Thamrin 51, Jakarta, Telp. (021)
3929001-93, Fax. (021) 3927685, Email : LP3IADM_TTG@app.co.id
NAD : 1977, Jambi : 1994
NAD : Kertas 7.500 ton/tahun
Jambi : Pulp 701.000 ton/tahun, kertas 345.000
ton/tahun
NAD : kertas tulis dan cetak, corrugating
medium, kraft liner, wrapping paper
Jambi : Pulp, kertas tulis dan cetak, kardus, tisu
NAD : Indonesia 191, Asing Jambi : Indonesia 2.099, Asing 43

Data dan statistika Pulp di Indonesia


98

8.

PT. KERTAS PADALARANG

Status
Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang
Jenis Produk

:
:
:

Tenaga Kerja

9.

State Enterprises
Padalarang, bandung, Jawa Barat
Kantor Pusat :
Padalarang, bandung, Jawa Barat, Telp.
(022) 6809393, Fax. (022) 6809284, Email :
ptkp@indosat.net.id
Unit I : 1923 Unit II : 1976
Pulp 3000 ton/tahun Kertas 7900 ton/tahun
Pulp, kertas tulis dan cetak, security paper,
kertas rokok
Indonesia 473
Asing -

PT. PABRIK KERTAS INDONESIA (PT. PAPERKIN)

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang

:
:

Jenis Produk

Tenaga Kerja

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi domestik
Mojokerto, Jawa Timur
Mojokerto, Jawa Timur, telp. (0321)
591377, Fax (0321) 591376
Kantor Pusat :
Surabaya, Telp (031) 3716137, Fax (031)
3714345, Email ; contact@pakerin.co.id,
website : http://www.pakerin.co.id
Kantor Jakarta :
Jakarta, telp. (021) 6910974, Fax. (021)
6910973
1980
Pulp 145.000 ton/tahun paper 700.000
ton/tahun
Pulp, Corrugating medium, kraft liner,
kardus, wrapping paper
Indonesia 2.500
Asing 8

Data dan statistika Pulp di Indonesia

99

10.

PT. POLA PULPINDO MANTAP

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang
Jenis Produk

:
:
:

Tenaga Kerja

11.

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi domestik
Lampung utara, Lampung
Kantor Pusat :
Jl. Yos Sudarso 77, Bandar Lampung, Telp.
(0721) 484304, Fax (0721) 481275
Kantor Jakarta :
Pusat Niaga Roxy Mas, Jakarta Telp. (021)
3856523, fax . (021) 3856520
1996
Pulp 42.000 ton/tahun. Kertas 32.000 ton/tahun
Pulp, corrugating medium, duplex board, chip
board
Indonesia 225

PT. RIAU ANDALAN PULP & PAPER

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang
Jenis Produk
Tenaga Kerja

:
:
:
:

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi domestik
Pangkalan Kerinci, Riau.
Kantor Jakarta :
Tanah abang, Jakarta, Telp (021) 3190134,
Fax (021) 3923539
1995
Pulp 2.000.000 Ton/tahun
Bleached hardwood kraft pulp
Indonesia 1.450
Asing 42

Data dan statistika Pulp di Indonesia


100

12.

PT. TANJUNG ENIM LESTARI PULP & PAPER

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang
Jenis Produk
Tenaga Kerja

13.

:
:
:
:

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi asing
Muara Enim, Sumatera Selatan
Kantor Utama:
Muara Enim, Telp (0713) 324150, Fax
(0713) 324194
Email : marketing@telpp.com
Web site : http://www.telip.com
Kantor Jakarta :
Jl. Gatot subroto 38, Jakarta, telp. (021)
52902088, fax (021) 52902099, Email :
marketing@telpp.com
2000
Pulp 450.000 Ton/tahun
Pulp
Indonesia 1.034
Asing 18

PT. TOBA PULP LESTARI Tbk

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang

:
:

Jenis Produk
Tenaga Kerja

:
:

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi asing
Toba Samosir, Sumatera Utara
Kantor Utama:
Medan, Telp (061) 4532156, Fax. (061)
4573428
Kantor Jakarta :
Jl. Jenderal Sudirman kav.1, jakarta Telp
(021) 5706047, Fax (021) 5706047
1989
Pulp 240.000 Ton/tahun, Disolving pulp
180.000 ton/tahun
Bleached kraft pulp & Dissolving kraft pulp
Indonesia 800
Asing 5

Data dan statistika Pulp di Indonesia

101

14.

PT. WESTKALINDO PULP & PAPER MILL

Status

Lokasi Pabrik
Alamat Perusahaan

:
:

Mulai Produksi
Kapasitas Terpasang
Jenis Produk
Tenaga Kerja

:
:
:
:

Perusahaan swasta di bawah peraturan


investasi domestik
Pontianak, Kalimantan Barat
Kantor Utama:
Pontianak, Telp. (0561) 43806, Fax (0561)
43806
Kantor Jakarta :
Jl. Gatot Subroto Kav. 27, Telp. (021)
5270270, Fax (021) 5270121
1994
Pulp 39.600 Ton/tahun
Pulp
Indonesia 200
Asing 20

Data dan statistika Pulp di Indonesia


102

103

Data dan statistika Pulp di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai