Anda di halaman 1dari 13

MODUL 4

TEORI KEYNES DAN


KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

Matsani A Rahman Rasib, SE, MM.


Keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik dengan jelas terlihat dari pandangan
Jean Baptiste Say (1767-1832), ahli ekonomi Klasik berkebangsaan
Perancis. Ia mengatakan: Penawaran menciptakan sendiri permintaan
terhadapnya (supply creates its own demand). Menurut pendapatnya dalam
setiap perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi.
Kalaupun terjadi hanya bersifat sementara. Mekanisme pasar akan membuat
penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di
sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor yang
mengalami permintaan terhadap produksi mereka sangat berlebihan. Karena
itu

ahli-ahli

ekonomi

Klasik

berkeyakinan

bahwa

di

dalam

suatu

perekonomian sering sekali keadaaan di mana jumlah keseluruhan


penawaran barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan
permintaan terhadap barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang
sama besamya. Karena itu kekurangan permintaan tidak akan berlaku.
1. Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten
Dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sektor di mana penerima
pendapatan tidak menabung dan para pengusaha tidak menanam modal,
maka nilai produksi yang diciptakan sektor perusahaan akan selalu sama
dengan nilai seluruh pengeluaran rumahtangga.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sektor perusahaan


harus menggunakan faktor-faktor produksi yang seluruhnya berasal dari
sektor rumahtangga. Oleh sebab itu seluruh pendapatan yang diterima
oleh faktor-faktor produksi, berupa gaji dan upah yang diterima tenaga
kerja, bunga dari modal yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari
tanah dan harta, dan keuntungan pengusaha merupakan pendapatan
sektor rumahtangga. Nilai seluruh produksi sektor perusahaan adalah
sama dengan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi. Dengan demikian nilai seluruh produksi dalam perekonomian
adalah sama dengan nilai seluruh pendapatan yang diterima sektor
rumahtangga.
Disamping sebagai penyedia faktor-faktor produksi, sektor rumahtangga
juga merupakan konsumen dari barang dan jasa yang diproduksi oleh
sektor perusahaan. Berarti sektor rumahtangga melakukan pengeluaran
terhadap barang dan jasa tersebut. Dalam perekonomian subsisten tidak
terdapat penabungan, berarti seluruh pendapatan sektor rumahtangga
dibelanjakan.
Dalam keadan seperti ini pengeluaran sektor rumahtangga akan selalu
sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian
itu pada waktu penggunaan tenaga kerja penuh tercapai, akan menjamin
berlakunya tingkat penggunaan tenaga kerja penuh di dalam jangka
panjang.

Di dalam perekonomian subsisten kegiatan perdagangan sangat terbatas


dan pada umumnya dilakukan secara barter (tidak menggunakan uang).
Para penerima pendapatan tidak melakukan penabungan. Mereka akan
selalu menggunakan seluruh pendapatan yang mereka terima untuk
memperoleh barang-barang kebutuhan mereka.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

2. Corak Kegiatan Perekonomian Modern


Dalam perekonomian yang Iebih maju para penerima pendapatan akan
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan
tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang modal.
Investasi akan menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia
dan meningkatkan kemampuan perekonomian dalam menghasilkan
barang-barang kebutuhan masyarakat. Sebagai balas jasa, pengusaha
akan membayar bunga atas seluruh tabungan yang disediakan oleh
sektor rumahtangga.

3. Fleksibilitas Tingkat Bunga


Para ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan-perubahan
dengan mudah berlaku atas tingkat bunga dan akan menjamin
terciptanya kesamaan antara jumlah tabungan yang akan disediakan
rumahtangga dengan jumlah investasi yang akan dilakukan oleh
pengusaha. Keadaan seperti itu terjadi karena tingkat bunga menentukan
besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakulan dalam
perekonomian.

Setiap

perubahan

dalam

tingkat

bunga

akan

menyebabkan perubahan dalam tabungan rumahtangga dan investasi


perusahaan. Ini akan terus terjadi hingga kesamaan antara jumlah
tabungan dan jumlah investasi tercapai.

Para pengusaha akan mengurangi permintaan terhadap tabungan


rumahtangga apabila tingkat bunga tinggi, sebaliknya akan menambah
permintaan apabila tingkat bunga rendah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Menurut ahli-ahli ekonomi Kiasik, keseimbangan antara tabungan dan


investasi yang seperti ini adalah keadaan yang selalu terjadi dalam
perekonomian. Karena jumlah tabungan rumahtangga pada waktu
perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu
sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan penawaran
agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.
4. Fleksibilitas Tingkat Upah
Dalam hal ini ahli-ahli ekonomi Kiasik mengemukakan bahwa apabila
terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaianpenyesuaian dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran
dapat dihapuskan. Oleh karenanya pengangguran bukanlah suatu
keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian.
Apabila dalarn perekonomian terdapat pengaagguran, para penganggur
akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dan yang
berlaku di pasar. Keadaan ini menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan
menurunkan tingkat upah dan akan memperluas tingkat kegiatan
ekonomi. Dalam analisisnya ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa
:
i.

Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum

ii.

Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah


adalah sama dengan produksi fisikal marginal.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

5. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian


Mengacu kepada kedua keyakina diatas, yaitu (i) fleksibilitas tingkat
bunga menyebabkan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu sama dengan permintaan agregat, dan (ii) fleksibilitas
tingkat upah akan menyebabkan keuntungan maksimum akan dicapai
apabila semua tenaga kerja digunakan, maka ahli-ahI ekonomi Kiasik
berpendapat perekonomian akan beroperasi pada kesanggupannya yang
paling maksimum yaitu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh.
Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa
sangat tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang
tersedia dalam perekonomian tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan
ekonomi negara akan ditentukan oleh :
i.

Jumlah barang-barang modal yang tersedia dan digunakan dalam


perekonomian (K).

ii.

Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam


perekonomian (L).

iii.

Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (Q).

iv.

Tingkat teknologi yang digunakan (T).

Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional


dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
Y = f (K, L, Q, T)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK


Seperti yang telah disinggung pada Modul.1 bahwa teori makroekonomi
berkembang setelah Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan dari
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan tingkat kegiatan
perekonomian negara. Sebagai alternatif Keynes mengemukakan suatu
pandangan lain mengenai proses penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam
suatu negara.
Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori
Klasik, yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta
dalam perekonomian. Keynes berpendapat bahwa penggunaan tenaga kerja
penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena
kekurangan permintaan agregat yang nyata dalam perekonomian.
Perbedaan pendapat ini bersumber dari perbedaan antara mereka daIa
dua persoalan berikut :
i.

Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi


dalam perekonomian.

ii.

Sifat-sifat hubungan antara tingkat upah dengan pengguna tenaga


kerja oleh para pengusaha.

PERKEMBANGAN ANALISIS MAKROEKONOMI


Pandangan-pandangan Keynes menjadi terkenal bukan karena kritiknya
terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan tingkat
kegiatan ekonomi negara. Ia dianggap sebagai salah seorang ahli ekonomi
yang terkemuka dalam abad ini karena Keynes menciptakan suatu
pendekatan baru dalam analisis ekonomi. Ia menganalisis kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam perekonomian sebagai suatu keseluruhan, dan bukan
menganalisis bagian-bagian kecil. Dan yang lebih penting lagi, Keynes
mengemukakan suatu teori yang menggambarkan tentang bagaimana tingkat
kegiatan ekonomi dalam suatu negara ditentukan, dan faktor-faktor yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

menentukan tingkat kegiatan ekonomi tersebut. Pandangannya tersebut


adalah sangat berbeda dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Kiasik.
Analisis Keynes lebih banyak memperhatikan aspek permintaan, yaitu
menganalisis mengenai

peranan

dari

permintaan

berbagai

golongan

masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan


dicapai oleh sesuatu perekonomian. Pada hakikatnya analisis itu berpendapat
bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan
efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar
barang dan jasa yang diminta tersebut, yang nyata dalam perekonomian.
Dalam hal permintaan agregat dalam analisisnya Keynes membaginya
menjadi

dua

jenis

pengeluaran,

yaitu

pengeluaran

konsumsi

oleh

rumahtangga dan penanaman modal oleh para pengusaha.

DESKRIPSI PEREKONOMIAN DUA SEKTOR


Pendekatan Keynesian sederhana merupakan bentuk analisis Keynes
yang paling sederhana mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi suatu
negara. Dalam modul ini akan dibahas penentuan kegiatan ekonomi dalam
perekonomian dua sektor.
Yang

dimaksudkan

dengan

perekonomian

dua

sektor

adalah

perekonomian yang terdiri dari sektor rumahtangga dan perusahaan. Dalam


hal ini dianggap tidak terjadi kegiatan pemerintah dan perdagangan luar
negeri. Dimana aliran-aliran pendapatan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
i.

Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang


dimiliki sektor rumahtangga oleh sektor perusahaan, sektor
rumahtangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan
upah, sewa, bunga dan untung.

ii.

Sebahagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima


oleh sektor rumahtangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu
untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor
perusahaan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

iii. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumahtangga yang tidak


digunakan untuk pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam
institusi-institusi keuangan.
iv. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan
investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusiinstitusi keuangan dari sektor rumahtangga.

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN


Pengeluaran konsumsi dari semua rumahtangga dalam perekonomian
dinamakan

konsumsi

agregat

dan

tabungan

semua

rumahtangga

dinamakan tabungan agregat. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang


menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumahtangga dalam
perekonomian

dengan

pendapatan

nasional

(pendapatan

disposebel)

perekonomian tersebut. Sedangkan fungsi tabungan adalah suatu kurva yang


menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumahtangga dalam
perekonomian

dengan

pendapatan

nasional

(pendapatan

disposebel)

perekonomian tersebut.
Kedua fungsi tersebut dapat dirumuskan dengan bentuk aljabar sebagai
berikut :
Fungsi konsumsi ialah :

a + bY

Fungsi tabungan ialah :

-a + (1-b)Y

Dimana a adalah konsumsi rumahtangga saat pendapatan nasional adalah 0,


b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y
adalah tingkat pendapatan nasional. Adakalanya fungsi konsumsi dan
tabungan menunjukkan hubungan antara konsumsi atau tabungan dengan
pendapatan disposebel Yd . Maka persamaan diatas berubah menjadi :
Fungsi konsumsi ialah :

a + bYd

Fungsi tabungan ialah :

-a + (1-b)Yd

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Selain pendapatan rumahtangga, ada beberapa faktor lain yang


mempenga-ruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumahtangga, yaitu :
1. Kekayaan yang telah terkumpul. Sebagai akibat dari mendapat harta
warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha dimasa lalu,
maka seorang yang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi.
Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung
Iebih banyak, sebagian besar pendapatannya digunakan untuk konsumsi
di masa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh
warisan atau kekayaan, mereka akan lebih bertekad untuk menabung
untuk memperoleh kekayaan yang Iebih banyak di masa yang akan
datang, atau untuk memenuhi kebutuhan masa depan keluarganya
seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak atau membuat
tabungan untuk persiapan di hari tua.
2. Tingkat bunga. Dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh
dari tabungan. Rumahtangga akan membuat Iebih banyak tabungan
apabila tingkat bunga tinggi karena Iebih banyak bunga yang akan
diperoleh. Pada tingkat bunga rendah orang tidak begitu suka menabung
karena mereka merasa Iebih baik berbelanja konsumsi dari menabung.
Dengan demikian pada tingkat bunga yang

rendah masyarakat

cenderung menambah pengeluaran konsumsinya.


3. Sikap berhemat. Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda dalam
menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja
benlebihan dan lebih mementingkan tabungan. Tetapi ada pula
masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi.
4. Keadaan perekonomian. Dalam perekonomian yang tumbuh dengan
teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat cenderung lebih aktif
berbelanja dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan kegiatan
perekonomian yang lambat perkembangannya, tingkat pengangguran
menunjukkan tendensi dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang
dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

5. Distribusi

pendapatan.

Dalam

masyarakat

yang

distribusi

pendapatannya tidak merata, Iebih banyak diperoleh tabungan. Dalam


masyarakat seperti ini terjadi (i) sebahagian besar pendapatan nasional
dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya, dan (II)
golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan menabung yang
tinggi. Maka mereka boleh membuat tabungan yang banyak. Sedangkan
sebagian besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup
membiayai konsumsinya dan tabungannya kecil. Dalam masyarakat yang
distribusi pendapatannya Iebih seimbang tingkat tabungannya relatif
sedikit karena mereka mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang
tinggi.
6. Tersedia atau tidaknya dana pensiun yang mencukupi. Ada negara
yang

rnemberikan pensiun yang

cukup tinggi

kepada

golongan

penduduknya yang telah tua. Apabila pendapatan dari pensiun besar


jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang
banyak pada masa kerja dan ini akan menaikkan tingkat konsumsi.
Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun sebagai jaminan hidup di hari
tua sangat tidak mencukupi, maka masyarakat akan cenderung
menabung lebih banyak pada ketika mereka bekerja.

INVESTASI (PEMBENTUKAN MODAL DOMESTIK BRUTO)


Investasi atau yang lazim juga disebut dengan istilah penanaman
modal atau pembentukan modal dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan para penanam modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang
modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Dalam prakteknya, usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang


dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi
(pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran /
pembelanjaan sebagai berikut :
i.

Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan


peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri
dan perusahaan.

ii.

Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan


kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

iii.

Pertambahan nilai stok barang yang belum terjual, bahan mentah


dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan

investasi bruto. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi akan
didapat investasi neto.

PENENTUAN PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN


Untuk

menunjukan

proses

penentuan

tingkat

keseimbangan

pererkonomian negara, dapat digunakan tiga cara berikut :


i.

Dengan menggunakan contoh angka pendapatan nasional dan


perbelanjaan agregat.

ii.

Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaan


perbelanjaan

agregat

dengan

penawaran

agregat,

dan

(b)

kesamaan di antara investasi dan tabungan.


iii. Dengan menggunakan pembuktian secara aijabar

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Dalam ketiga cara tersebut, baik sistem angka (tabel), grafik maupun
pembuktian aljabar, sama-sama mempergunakan data Pendapatan Nasional
(Y), Konsumsi (C), Tabungan (S) dan Investasi (I). Maka dalam perekonomian
dua sektor, keseimbangan perekonomian negara dikatakan tercapai apabila :
i.

Y = C + I

ii. S = I

PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER INVESTASI


Dari satu periode ke periode Iainnya keseimbangan pendapatan
nasional selalu mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua sektor
perubahan

tersebut

disebabkan

oleh

perubahan

dalam

investasi.

Perkembangan teknologi misalnya, akan menambah investasi dan akan


memindahkan pengeluaran agregat C + I

ke atas. Maka keseimbangan

pendapatan nasional yang baru akan dicapai dan pendapatan nasional akan
bentambah. Pengurangan investasi juga dapat terjadi dan pengeluaran
agregat C + I akan mengalami perubahan, tapi akan turun ke bawah dan
keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada titik.
Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh
dari kenaikan atau penurunan pengeluaran agregat terhadap tingkat
keseimbangan dan terutama pada tingkat pendapatan nasional. Misalkan
pendapatan nasional mengalami pertambahan sebesar 4 kali lipat dari
pertambahan pengeluaran yang pada mulanya berlaku, maka nilai multiplier
ada 4.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib


PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Anda mungkin juga menyukai