Anda di halaman 1dari 31

ETIKA KEDOKTERAN

ULFA ELFIAH

DEFINISI ETIK
ETIK adalah cabang ilmu filsafat yg
mempelajari moralitas
Yunani : Ethos
Kebiasaan, Adat, Watak, Perasaan, Sikap Cara
berpikir
Latin : Moral = Adat kebiasaan
Mos (tunggal) = Kebiasaan
Mores (jamak) = Adat kebiasaan,
Kesusilaan

DEFINISI ETIK
Dep Dik Nas (1 diantara 3) : Nilai benar dan
salah yang dianut oleh suatu golongan
Bertens (1 diantara 3) : Kumpulan azas atau
nilai moral/kode etik
Dan lain-lain (1 diantara 4) : A theory of value, A
conduct of life, Moral philosophy (Oxford)

ETIKA
MENURUT NORMA MASYARAKAT
Etika Agama : Kewajiban moral menurut agama
yang dianut
Etika Peraturan : Taat untuk mentaati
Etika Moral
Etika Nominal

Etika Situasi : Melawan etika peraturan yang


tidak sesuai dengan hati nurani

ETHICS & ETHIQUETTE


Etika (ethics) : Moral (absolut)
misal : jangan membunuh, hormati aturan
dan jangan melanggarnya
Etiket (Ethiquette) :
Sopan santun (non absolut)
misal : Berperilaku baik pada orang tua/orang
lain, berpakaian pantas.
Kalau di dalam kamar seorang diri ?

KLASIFIKASI ETIKA
1.Etika Descriptif (Jean Piaget, Swiss 1860-1980)
Mendiskripsikan tingkah laku manusia :
Adat kebiasaan
Baik dan buruk
Boleh dan terlarang

KLASIFIKASI ETIKA
2.Etika Normatif :
Menilai perilaku moral atas norma benar dan
tidak atau apa yang seharusnya.
misal: Menolak adat KKN
Menolak Prostitusi
Menolak Narkoba

KLASIFIKASI ETIKA
Etika Normatif Umum
Mengkaji tentang yang seharusnya
misal : Norma etis, syarat etika, mengapa
etika mengikat kita
Etika Normatif Khusus (Applied ethitcs)
misal: melanggar sanksi hukum. Membunuh
orang tak bersalah dihukum seumur hidup

KLASIFIKASI ETIKA
3. Meta Etika (Filsafat analisis, Geroge More)
Bagian etika yang paling tinggi, dianalisis dan
dikritik karena menyangkut nilai dan keadilan.
misal:
Transplantasi : dinilai baik atau buruk
Jual organ transplantasi : dinilai baik atau buruk
Donor transplantasi : dinilai baik atau buruk

TEORI ETIKA
Dalam menilai baik-buruk atau benarsalah dari sisi moral digunakan
pendekatan teori etika
2 teori yang sering dipakai adalah:
1.Deontologi
2.Teleologi

TEORI ETIKA
1.Teori Deontologi
- Baik buruknya perbuatan dilihat dr
perbuatannya itu sendiri ( I KANT)
- Lebih mendasarkan pd agama, budaya
dan tradisi

TEORI ETIKA
2. Teori Teleologi
- Mengajarkan baik-buruk tindakan dilihat dr
hasilnya atau akibatnya
(D Hume, J Bentham, JS Mills)
- Lbh kearah penalaran, pembenaran
kepada azas manfaat

ETIKA DLM KEDOKTERAN


Etika sangat diperlukan dlm praktek
kedokteran dan dalam penelitian
kedokteran khususnya biomedis
BIOETIK
Bioetika adalah perluasan dari etika
kedokteran yang tradisional

ETIKA DLM KEDOKTERAN


Dlm bioetik muncul pertanyaan etik yg
berkaitan dgn keputusan dlm suatu tindakan
sehingga keputusan klinis yg diambil
merupakan suatu keputusan yang etis atau
Bioetika merupakan etika mengenai kehidupan
hingga mencegah pengambilan keputusan
yang dapat menimbulkan dilema negatif.

ETIKA DLM KEDOKTERAN


Pertimbangan dlm mengambil keputusan
klinis meliputi:
- Pertimbangan ke-4 kebutuhan dasar
manusia (fisiologis, psikologis, sosial dan
kreatif,spiritual)
- Hak-hak asasi pasien

KEPUTUSAN ETIK
Beucham & Childress (1994) utk
mencapai keputusan etik diperlukan 4
kaidah dasar moral yaitu:
1.Otonomi melahirkan doktrin informed
consent
2.Beneficencekebaikan pasien

KEPUTUSAN ETIK
3. Non Maleficencedo no harm/primum
non nocere
4.Justice fairness dan adil (distibutive
justice)

KEPUTUSAN ETIK

Pada situasi klinik pembuatan keputusan


etik dpt juga menggunakan pendekatan
Jonsen, Siegler & winslade (2002) Yaitu:

1. Medical indicationprosedur DXtic &TX


sesuai utk pasienbeneficence & non
maleficence

KEPUTUSAN ETIK
2.Patient Preferrencevalue & penilaian
pasien thd manfaat & beban yg
diterimacerminan KDB otonomi
3.Quality of lifemenjaga, memperbaiki &
meningkatkan kualitas hidup
insaniprognosis penyakitBeneficence,
non maleficence & otonomi

KEPUTUSAN ETIK
4.Contextual Feature
- etik seputar aspek non medisyg
mempengaruhi keputusan
- Faktor keluarga, ekonomi, budaya,
agama,alokasi sumber daya dan hukum

CONTOH KASUS
Perawat dan Dokter yang Lamban

Seorang pasien perempuan, 21 tahun, masuk ke unit gawat darurat


di sebuah rumah sakit. Kondisi pasien dalam keadaan darurat dan
membutuhkan perawatan segera yang intensif.1 Namun petugas
perawat yang menerima pasien terkesan biasa-biasa saja, lamban,
dan tidak mengacuhkan.2 Dokter pun baru datang memeriksa
pasien setelah tiga jam kemudian,3 dan menawarkan operasi
dengan biaya yang tidak sedikit. Pelaksanaan operasinya pun
menunggu giliran. Sementara menunggu giliran operasi, pasien
diminta untuk dirawat di ruang VIP dengan alasan agar mendapat
perhatian dan pelayanan yang lebih baik.4 Keluarga pasien
bertanya-tanya mengapa harus dirawat diruang VIP sementara
mereka bukanlah orang yang berada. Tarik ulurpun terjadi, tanpa
penyelesaian dimana pasien harus dirawat. Keadaan pasien
bertambah buruk dan jiwanya tidak tertolong lagi5. Akibat peristiwa
itu, keluarga pasien menuntut pihak rumah sakit dan ingin
mengetahui penyebab kematian si pasien.

CONTOH KASUS
Pasien pada kasus ini masuk dalam pendekatan kaidah
dasar bioetik non maleficence karena pasien tersebut
dalam keadaan gawat darurat. Kondisi pasien dalam
keadaan darurat dan membutuhkan perawatan segera
yang intensif. Unsur KDB non maleficence adalah
menolong pasien emergency.
Perawat telah bertentangan dengan KDB non
maleficence: terkesan biasa-biasa saja, lamban, dan
tidak mengacuhkan. Unsur KDB non maleficence
seharusnya adalah tidak mencegah pasien dari bahaya.
Dengan kelambanan tersebut tentu saja membahayakan
pasien.
.

CONTOH KASUS
Dokter juga telah bertentangan dengan KDB non
maleficence: datang memeriksa pasien setelah tiga jam
kemudian, Unsur KDB non maleficence seharusnya
adalah menolong pasien emergency
Pasien menjadi objek dan dimanfaatkan oleh dokter,
bertentangan juga dengan KDB non maleficence. Pasien
diminta untuk dirawat di ruang VIP dengan alasan agar
mendapat perhatian dan pelayanan yang lebih baik.
Disini dapat terjadi unsur misrepresentasi (pengelabuan)
terhadap pasien, karena pasien dalam keadaan
emergency. KDB non maleficence seharusnya adalah
menolong pasien emergency dan menghindari
misrepresentasi pasien.

CONTOH KASUS
Dokter, perawat dan RS telah bertindak tidak
sesuai dengan KDB non maleficence. Keadaan
pasien bertambah buruk dan jiwanya tidak
tertolong lagi. Disini telah terjadi perilaku tidak
profesional dari dokter dan perawat. KDB non
maleficence
seharusnya
adalah
tidak
membahayakan
kehidupan
pasien
karena
kelalaian (tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan)
Kesimpulan: Perilaku dokter dan perawat pada
kasus diatas bertentangan dengan KDB non
maleficence

KEPUTUSAN ETIK
Dlm kondisi tertentu kedah moral dapat
berubah dan tdk melanggar etis
ROSS (1877-1971) Kebenaran adalah
kewajiban prima facie yang berlaku
sampai ada kewajiban yang lebih penting
Ross menyusun daftar yang berisi 7
kewajiban prima facie

KEPUTUSAN ETIK
SETIA
GANTI RUGI
TERIMA KASIH

: TEPAT JANJI
: BAYAR UTANG
: KEPADA YANG BERBUAT
BAIK
KEADILAN
: SESUAI JASA
BERBUAT BAIK
: BANTU YANG BUTUH
KEMBANGKAN BAKAT DAN INTELEGENSIA
DIRI
TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN

KEPUTUSAN ETIK
CONTOH:
- Pasien koma diabetikum harusamputasi
kalo tdk kondisi bertmbah parah
- Princip otonomi bergeser ke non
maleficence pd situai emergency

ETIKA PROFESI KEDOKTERAN


Etika dlm kedokteran tdk hanya diperlukan
dlm membuat keputusan tp diperlukan juga
dlm memandu sikap & perilaku dokter yg
mengemban kewajiban pd pasien
Panduan dlm bersikap & berperilaku
tertuang dlm etika profesi

ETIKA PROFESI KEDOKTERAN


Etika profesi tercermin pd:
1. Sumpah dokter
- Mengandung kewajiban moral antara
dokter dan tuhannya
2. Kode etik kedokteran
- Kontrak kewajiban moral antara dokter dgn
peer-groupnya

KODE ETIK KEDOKTERAN


INDONESIA

Disusun dgn mengikuti etika kedokteran


internasional

Terdpt 4 kewajiban:
Kewajiban Umum
Kewajiban terhadap pasien
Kewajiban terhadap teman sejawat
Kewajiban terhadap diri sendiri

1.
2.
3.
4.

KODE ETIK KEDOKTERAN


INDONESIA
Terdapat 17 pasal
Pasal dlm KODEKI mencerminkan ke-4
kaedah dasar moral

Anda mungkin juga menyukai