Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS

EPILEPSI

Disuun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti


Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Anak
RS JOGJA

Diajukan Kepada :
dr. Fita Wirastuti, M. Sc, Sp. A

Disusun oleh
Adi Indra Wijaya
NIM : 20070310168

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012

A. Kasus
Seorang pasien , An 3 tahun 11 bulan, kejang tanpa demam 10
menit setelah bangun tidur dan langsung dibawa ke rumah sakit. Tidur jam
12:00 bangun jam 13:55 dan langsung kejang. Kejang di tangan sebelah kiri,
mata membalik ke atas, tipe kejang focal tonik. Demam (-), batuk (+), pilek
(-), mual (-), muntah 1x sebelum dibawa ke rumah sakit. Selama kejang anak
tidak sadar.
Pasien memiliki riwayat kejang tanpa demam 3 x, apnea waktu usia 2
hari, dan meningoensefalitis pada umur 2 tahun 3 bulan. Pasien disarankan
untuk dilakukan EEG tahun lalu tetapi belum dilakukan. Pasien lahir dari ibu
G3P2AO, dengan usia waktu hamil 40 tahun, BBLR, CB, SMK, Gemelli
Spontan, memiki keterlambatan motorik kasar dan halus, gizi cukup kurus dan
pendek.
KU : pucat, lemas, tertidur, tampak kurus. N : 88x/m RR: 28x/m t:
38,70 C TD: 100/50 mmHg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rambut ikal
agak kemerahan, air mata (+), faring hiperemis (+), kelenjar limfonodi tidak
teraba, retraksi dada (-), ketinggalan gerak (-), tampak tulang costa, cor pulmo
dalam batas normal. Abdomen supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba,
turgor elastis kembali cepat. Akral hangat, nadi kuat, perfusi baik, reflek
fisiologis normal, reflek patologis (-), clonus (-), dan meningeal sign (-).
Saat pasien masuk oleh dokter UGD didiagnosis sebagai KDK dd
epilepsi.
B. Masalah yang dikaji
Apakah diagnois masuk pada anak ini sudah benar? Jika belum
bagaimana yang seharusnya?
C. Analisa Masalah
Menurut saya diagnosis pada saat pasien masuk RS belum tepat
seharusnya adalah epilepsi karena berdasarkan anamnesis (alloanmnesis) dari
orang tua pasien, saat anak kejang tidak ada demam, kejang di tangan sebelah

kiri, mata membalik ke atas, tipe kejang focal tonik, dan memiliki riwayat
kejang tanpa demam 3x. Meskipun pada saat dibangsal pasien demam karena
pasien juga ada batuk (ISPA). Jadi diagnosis pada pasien ini seharusnya
epilepsi yang disertai dengan demam oleh karena ISPA.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal diatas 38o C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Biasanya terjadi anak umur 6 bulan 5 tahun. Anak yang
pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan
atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam. Untuk kriteria kejang demam kompleks diantaranya yaitu
kejang lebih dari 15 menit, kejang focal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial, berulah atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Epilepsi adalah sebuah gangguan saraf kronik yang ditandai oleh
kejadian kejang berulang akibat gangguan aktivitas listrik di otak. Setiap
kondisi yang menyebabkan gangguan pola normal aktivitas saraf dapat
menyebabkan kejang. Epilepsi dapat timbul dari perkembangan abnormal sel
saraf, ketidakseimbangan neurotransmitter, atau kombinasi keduanya. Namun
tidak semua kejang dapat dikatakan sebagai epilepsi. Diagnosis epilepsi baru
ditegakkan setelah dilakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan EEG, akan
tetapi pada pemeriksaan EEG dapat juga menimbulkan positif palsu karena
pada pasien sehat bisa juga ditemukan gelombang abnormal dan pasien yang
sakit bisa juga ditemukan gelombang normal. Oleh karena itu anamnesis
lengkap dapat menjadi petunjuk untuk menegakkan diagnosis epilepsi.
Adapun beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan pada pasien yang
diduga epilepsi, yaitu :

1. Kapan pasien mengalami serangan kejang yang pertama kali? Usia serangan
dapat memberi gambaran klasifikasi dan penyebab kejang. Serangan kejang
yang dimulai pada neonatus biasanya penyebab sekunder gangguan pada masa
perinatal, kelainan metabolik dan malformasi kongenital. Serangan kejang
umum cenderung muncul pada usia anak-anak dan remaja. Pada usia sekitar
70 tahunan muncul serangan kejang biasanya ada kemungkinan mempunyai
kelainan patologis di otak seperti stroke atau tumor otak.
2. Apakah pasien mengalami semacam peringatan atau perasaan tidak enak pada
waktu serangan atau sebelum serangan kejang terjadi? Gejala peringatan yang
dirasakan pasien menjelang serangan kejang muncul disebut dengan aura
dimana suatu aura itu bila muncul sebelum

serangan kejang parsial

sederhana berarti ada fokus di otak. Pada serangan kejang umum bisa tidak
didahului dengan aura hal ini disebabkan terdapat gangguan pada kedua
hemisfer , tetapi jika aura dilaporkan oleh pasien sebelum serangan kejang
umum, sebaiknya dicari sumber fokus yang patologis.
3. Apa yang terjadi selama serangan kejang berlangsung? Bila pasien bukan
dengan serangan kejang sederhana yang kesadaran masih baik tentu pasien
tidak dapat menjawab pertanyaan ini, oleh karena itu wawancara dilakukan
dengan saksi mata (orang tua) yang mengetahui serangan kejang berlangsung.
Apakah ada deviasi mata dan kepala kesatu sisi? Apakah pada awal serangan
kejang terdapat gejala aktivitas motorik yang dimulai dari satu sisi tubuh?
Apakah pasien dapat berbicara selama serangan kejang berlangsung? Apakah
mata berkedip berlebihan pada serangan kejang terjadi? Apakah ada gerakan
automatism pada satu sisi ? Apakah ada sikap tertentu pada anggota gerak
tubuh? Apakah lidah tergigit, mengompol ? Serangan kejang yang berasal dari
lobus frontalis mungkin dapat menyebabkan kepala dan mata deviasi kearah

kontralateral lesi. Serangan kejang yang berasal dari lobus temporalis sering
tampak gerakan mengecapkan bibir dan atau gerakan mengunyah. Pada
serangan kejang dari lobus oksipitalis dapat menimbulkan gerakan mata
berkedip yang berlebihan dan gangguan penglihatan. Lidah tergigit dan
inkontinens urin kebanyakan dijumpai dengan serangan kejang umum
meskipun dapat dijumpai pada serangan kejang parsial kompleks.
4. Apakah yang terjadi segera sesudah serangan kejang berlangsung? Periode
sesudah serangan kejang berlangsung adalah dikenal dengan istilah post ictal
period . Sesudah mengalami serangan kejang umum tonik klonik pasien lalu
tertidur. Periode disorientasi dan kesadaran yang menurun terhadap
sekelilingnya biasanya sesudah mengalami serangan kejang parsial kompleks.
5. Kapan kejang berlangsung selama siklus 24 jam sehari? Serangan kejang tonik
klonik dan mioklonik banyak dijumpai biasanya pada waktu terjaga dan pagi
hari. Serangan kejang lobus temporalis dapat terjadi setiap waktu, sedangkan
serangan kejang lobus frontalis biasanya muncul pada waktu malam hari.
6. Apakah ada faktor pencetus ? Serangan kejang dapat dicetuskan oleh karena
kurang tidur, cahaya yang berkedip, menstruasi, faktor makan dan minum
yang tidak teratur,

konsumsi alkohol, ketidakpatuhan minum obat, stress

emosional, panas, kelelahan fisik dan mental, suara suara tertentu, drug
abuse, reading & eating epilepsy. Dengan mengetahui faktor pencetus ini
dalam konseling dengan pasien maupun keluarganya dapat membantu dalam
mencegah serangan kejang.
7. Bagaimana frekwensi serangan kejang ? Informasi ini untuk mengetahui
bagaimana respon pengobatan bila sudah mendapat obat obat anti kejang.
8. Apakah ada periode bebas kejang sejak awal serangan kejang ? Pertanyaan ini
mencoba untuk mencari apakah sebelumnya pasien sudah mendapat obat anti
kejang atau belum dan dapat menentukan apakah obat tersebut yang sedang
digunakan spesifik bermanfaat?

9. Apakah ada jenis serangan kejang lebih dari satu macam? Dengan
menanyakan tentang berbagai jenis serangan kejang dan menggambarkan
setiap jenis serangan kejang secara lengkap.
10. Apakah pasien mengalami luka ditubuh sehubungan dengan serangan kejang?
11. Bagaimana riwayat kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan?
12. Apakah tumbuh kembangnya normal sesuai usia?
13. Apakah ada riwayat kejang demam? Risiko terjadinya epilepsi sesudah
serangan kejang demam sederhana sekitar 2 % dan serangan kejang demam
kompleks 13 %.
14. Apakah ada riwayat infeksi susunan saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis?
atau penyakit infeksi lainnya seperti sepsis, pneumonia yang disertai serangan
kejang.
15. Apakah ada riwayat trauma kepala seperti fraktur depresi kepala, perdarahan
intra serebral, kesadaran menurun dan amnesia yang lama?
16. Apakah ada riwayat tumor otak atau stroke?

Anda mungkin juga menyukai