Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Foot drop, atau juga disebut drop foot, adalah ketidakmampuan untuk
mengangkat bagian depan kaki. Hal ini menyebabkan jari kaki menyeret di
tanah saat berjalan. Untuk menghindari menyeret jari-jari kaki, orang dengan
foot drop akan mengangkat lutut lebih tinggi. Atau mereka mungkin
mengayunkan kaki mereka dengan lebih lebar. Foot drop dapat terjadi pada
satu kaki atau kedua kaki pada waktu yang sama. Hal ini dapat menyerang
pada usia berapa pun. Secara umum, foot drop berasal dari kelemahan atau
kelumpuhan dari otot-otot untuk mengangkat kaki. Hal ini bisa disebabkan
oleh faktor yang berbeda-beda. Penatalaksanaan untuk foot drop bervariasi
sesuai dengan penyebabnya.1
Drop foot bukanlah penyakit, melainkan gejala dari masalah yang
mendasari. Tergantung pada penyebabnya, drop foot bisa bersifat sementara
atau permanen. Kebanyakan drop foot disebabkan oleh cedera pada saraf
peroneal dalam lumbal tulang belakang dan sakral. Saraf peroneal adalah
sebuah divisi dari saraf sciatic. Saraf peroneal berjalan di sepanjang bagian
luar kaki bagian bawah (di bawah lutut) dan bercabang ke masing-masing
pergelangan kaki, kaki, dan jari pertama dan kedua. Saraf ini berinervasi atau
mentransmisikan sinyal ke kelompok otot yang bertanggung jawab untuk
pergelangan kaki, kaki, dan gerakan jari kaki dan sensasi jari kaki.2
Drop foot merupakan gejala dari suatu masalah yang mendasari, bisa
disebabkan oleh banyak faktor yang berbeda-beda, penatalaksanaan untuk
drop foot juga bervariasi sesuai dengan penyebabnya. Dari uraian diatas
penulis tertarik untuk mengetahui penyebab, cara mendiagnosis serta
penatalaksanaan pada drop foot.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi

a) Nervus Ischiadicus

Gambar 2.1. Nerves of the thigh (posterior view)


N. Ischiadicus (L4 dan 5, S1, 2, dan 3) melengkung ke lateral dan
turun kebawah melalui regio glutea, mula-mula terletak di pertengahan
antara spina iliaca posterior superior dan tuber ischiadicum. Saraf ini
kemudian berjalan kebawah pada garis tengah di aspek posterior
tungkai atas dan terbagi menjadi n. peroneus communis dan tibialis
pada tempat yang bervariasi di atas fossa poplitea.4
b) Nervus Peroneus Communis
Nervus peroneus communis yang merupakan cabang terminal n.
ischiadicus yang lebih kecil, mulai di sepertiga bagian bawah tungkai
atas. Saraf ini berjalan turun melalui fossa poplitea, dekat dengan
pinggir medial m. biceps. Nervus peroneus communis meninggalkan
fossa dengan menyilang secara superfisial terhadap caput laterale dari
m. gastrocnemius. Kemudian saraf berjalan posterior terhadap caput
fibulae, melengkung ke lateral di sekeliling collum, menembus m.
peroneus longus, dan bercabang menjadi 2 cabang terminal, yaitu (1)
n. peroneus superficialis dan (2) n. peroneus profundus. Pada saat saraf

terletak pada aspek lateral dari collum fibulae, saraf ini terletak
subkutan dan dapat dengan mudah bergerak terhadap tulang.4

Gambar 2.2. Common and superficial peroneal nerves, branches,


and cutaneous innervation.
c) Nervus Peroneus Superficialis
N. peroneus superficialis adalah salah satu cabang terminal n. peroneus
communis. Saraf ini dipercabangkan di dalam massa m. peroneus
longus pada sisi lateral pada sisi lateral collum fibulae. Saraf ini turun
kebawah diantara m. peroneus longus dan brevis, serta di bagian distal
saraf ini menembus fascia profunda dan menjadi saraf kulit4.
Cabang-cabang untuk m. peroneus superficialis mempunyai cabangcabang4 :
1. Rami musculares untuk m. proneus longus dan m. proneus
brevis.
2. Rami cutanei.

Ramus

cutaneus

medialis

dan

lateral

didistribusikan ke kulit bagian bawah depan tungkai bawah dan


dorsum pedis. Disamping itu, mempersarafi facies dorsalis dan
kulit semua jari-jari kaki, kecuali sisi-sisi yang berdampingan
antara jari pertama dan kedua dan sisi lateral jari kelingking.
d) Nervus Peroneus Profunda

N. peroneus profunda adalah salah satu cabang terminal n. peroneus


communis. Saraf ini dipercabangkan di dalam massa m. peroneus
longus pada sisi lateral pada sisi lateral collum fibulae. Saraf ini masuk
ke ruang anterior dengan menembus septum facialis anterior,
kemudian berjalan ke bawah profunda dari m. ekstensor digitorum
longus, mula-mula terletak lateral, kemudian anterior, dan akhirnya
lateral terhadap a. tibialis anterior. Saraf berjalan dibelakang
retinaculum ekstensorum4.

Gambar 2.3. Deep peroneal nerve, branches, and cutaneous


innervation.
Cabang-cabang untuk m. peroneus superficialis mempunyai cabangcabang :
1. Rami musculares untuk m. tibialis anterior, m. extensor
digitorum longus, m. peroneus tertius, dan m. extensor hallucis
longus.
2. Rami articulare untuk sendi pergelangan kaki.
2.2. Definisi Drop Foot
Drop foot adalah keterbatasan atau ketidakmampuan untuk mengangkat
bagian depan kaki yang mengacu kepada kelemahan otot-otot yang

memungkinkan seseorang untuk melenturkan pergelangan kaki dan jari


kaki.3
2.2. Gejala dari Drop Foot
Gejala cedera saraf peroneal (foot drop) dapat meliputi5 :
Ketidakmampuan untuk menunjukkan jari-jari kaki ke arah tubuh

(dorsofleksi)
Nyeri
Kelemahan
Mati rasa (pada shin atau atas kaki)
Hilangnya fungsi kaki
High-stepping walk (disebut steppage gait atau footdrop gait)3.
Gejala yang paling umum dari penurunan kaki, gaya berjalan
steppage tinggi sering ditandai dengan menaikkan paha dalam mode
berlebihan sambil berjalan, seolah-olah menaiki tangga.

Gambar 2.4. Compensating step for foot drop.


Steppage gait tinggi dikaitkan dengan salah satu dari berikut :
Menyeret kaki dan jari kaki
Menyeret jari kaki di tanah
Jari kaki menapak dengan tidak terkontrol.
2.3. Etiologi

Drop Foot adalah gejala dari masalah yang mendasari, dari penyakit
itu sendiri. Hal ini dapat bersifat sementara atau permanen. Penyebab
drop foot meliputi6 :
Cedera saraf. Merupakan penyebab yang paling sering terjadi,
drop foot disebabkan oleh cedera pada saraf peroneal. Saraf
peroneal merupakan cabang dari saraf sciatic yang membungkus
dari belakang lutut ke depan tulang kering. Karena itu duduk
sangat dekat dengan permukaan, dapat menyebabkan cedera
dengan mudah.
Cedera pada saraf peroneal juga dapat dikaitkan dengan rasa
sakit atau mati rasa di sepanjang tulang kering atau bagian atas
kaki.
Beberapa cara umum saraf peroneal rusak atau dikompresi
meliputi :
Cedera olahraga
Diabtes Melitus
Hip or knee replacement surgery
Duduk bersila atau jongkok dalam waktu yang lama
Persalinan
Kehilangan sejumlah besar berat badan
Cedera pada akar saraf di tulang belakang juga dapat
menyebabkan drop foot.

Gangguan otak atau tulang belakang. Kondisi neurologis yang


dapat berkontribusi untuk drop foot :
Stroke
Multiple sclerosis ( MS )
Cerebral palsy
Charcot - Marie - Tooth disease

Gangguan otot. Kondisi yang menyebabkan otot-otot lemah


secara progresif atau memburuk yang dapat menyebabkan drop
foot.
Muscular dystrophy
Amyotrophic lateral sclerosis (penyakit Lou Gehrig)
Polio

2.4.

Anda mungkin juga menyukai