1 Makalah Limbah Cair
1 Makalah Limbah Cair
Assalamualaikum Wr, Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang
diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Kesehatan
Lingkungan yang diberikan oleh Bapak Dosen Agust Arthur Laya, SKM,M.Kes
mengenai Limbah Cair. Tak lupa juga shalawat dan salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua.
Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat
Wassalamualaikum Wr, Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
........................................................................
Daftar Isi
........................................................................
BAB I. Pendahuluan
A. Ekskreta Manusia
B. Air Limbah
C. Limbah Industri
BAB III. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
4
17
24
31
31
31
32
............................................................
.
.
..
..
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zatzat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah
maupun sisa-sisa proses industri.
Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :
1. Human excreta (feses dan urine)
2. Sewage (air limbah)
3. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zatzat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah
maupun sisa-sisa proses industri.
Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :
A. EKSKRETA MANUSIA
Ekskreta manusia (human excreta yang terdiri atas feses dan urine) merupakan hasil
akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan
dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni (urine).
Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, kedua jenis kotoran manusia tersebut dapat
menjadi masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja secara layak merupakan
kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara layak merupakan
kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara tidak baik dan
sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber
infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong
waterborne disease akan mudah berjangkit.
Ekskreta manusia merupakan sumber infeksi dan juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya pencemaran lingkungan. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut agar tidak menjadi ancaman bagi kesehatan lingkungan.
Di negara berkembang, masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan
akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan
yang kurang, dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Kondisi tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan
dan di daerah kumuh perkotaan.
Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara
tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan
perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat
keadaan diatas, antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing,
hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit
lain. Penyakit tersebut bukan saja menjadi beban pada komunitas (dilihat dari angka
kesakitan, kematian dan harapan hidup), tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya
4
kemajuan di bidang sosial dan ekonomi. Pembuangan kotoran manusia yang baik
merupakan hal yang mendasar bagi keserasian lingkungan.
Kotoran dari manusia yang sakit atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat menjadi
sumber infeksi. Kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat ditularkan pada
pejamu baru dengan perantara lalat.
Komposisi tinja manusia terdiri dari atas :
Zat padat;
Zat organik;
Zat anorganik.
Keadaan setempat;
Faktor fisiologi;
Kebudayaan;
Kepercayaan.
Dalam sehari, orang Asia rata-rata mengeluarkan 200-400 gram tinja, sedangkan orang
Eropa mengeluarkan 100-150 gram tinja. Menurut McDonald, di daerah tropis
pengeluaran tinja berkisar antara 280-350 gram/orang/hari dan urine berkisar antara 6001.130 gram/orang/hari. Perkiraan pengeluaran tinja gram/orang/hari menurut M.B. Gotan
dapat dilihat dalam Tabel.
Tinja
Urine
Total
gram/orang/hari
135-270
1.000-1.200
1.135-1.470
35-70
50-70
85-140
Untuk mengurangi pencemaran karena tinja diperlukan suatu cara pembuangan tinja yang
memenuhi persyaratan sanitasi dan akan memberikan manfaat secara langsung maupun tidak
langsung. Manfaat secara langsung adalah penurunan insidensi penyakit tifoid abdominalis,
kolera, disentri basiler, dan sebagainya. Adapun manfaat tidak langsungnya adalah
peningkatan kondisi kebersihan lingkungan yang akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sehingga terjadi penurunan insidensi penyakit yang ditularkan melalui air
5
tercemar atau penyakit yang penyebabnya memiliki hubungan tidak langsung dengan air
tercemar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apabila salah satu faktor diatas tidak ada, penyebaran tidak akan terjadi. Pemutusan rantai
penularan juga dapat dilakukan dengan sanitation barrier.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran jarak yang aman antara lubang kakus
dengan sumber air minum :
1. Faktor hidrobiologi
a. Kedalaman air tanah.
b. Arah dan kecepatan aliran tanah.
c. Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir memerlukan jarak yang lebih jauh
dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya
terbentuk dari tanah liat.
2. Topografi tanah
Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan
tanah.
3. Metereologi
Di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus.
4. Jenis mikroorganisme
Bakteri patogen lebih tahan pada tanah basa dan lembab. Cacing dapat bertahan pada
tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering
hanya dapat bertahan selama 1 bulan.
5. Kebudayaan
Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan
dinding sumur.
6. Frekuensi pemompaan
Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju
aliran air tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan.
METODE PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA
Metode pembuangan kotoran manusia secara umum dapat dibagi menjadi dua, unsewered
area dan sewered area.
a. Unsewered Areas
Metode unsewered area merupakan suatu cara pembuangan tinja yang tidak
menggunakan saluran air dan tempat pengolahan air kotor. Di dalam metode ini,
terdapat beberapa pilihan cara, antara lain :
1. Service type (conservacy system)
2. Non-service type (sanitary latrines)
a. Bore hole latrine
b. Dug well or pit latrine
c. Water seal type of latrines
1. PRAI type
2. RCA type
d. Septic tank
e. Aqua privy
f. Chemical closet
3. latrines suitable for camps and temporary use
a.
b.
c.
d.
Bore hole latrine terdiri dari lubang dengan diameter 30-40 cm yang digali
secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman 4-8 k, paling sering 6 m.
Alat khusus yang disebut auger dibutuhkan untuk menggali lubangnya. Pada
tanah yang lunak dan berpasir, lubang dilapisi dengan bambu untuk mencegah
agar tanahnya tidak runtuh. Plat dengan lubang di tengah dan lubang untuk
berpijak diletakkan di atas lubang hasil pengeboran tersebut. Sistem ini
ditujukan bagi keluarga yang beranggotakan 5-6 jiwa dan dapat dipakai
selama 1 tahun. Cara ini juga sesuai untuk keluarga tetapi tidak sesuai untuk
umum karena kapasitasnya kecil. Jika isinya sudah mencapai 50 cm dari
permukaan tanah, plat dapat diangkat dan lubang ditutup dengan tanah.
Lubang baru dapat dibuat kembali dengan cara yang sama. Kotoran dalam
lubang akan dipurifikasi oleh bakteri anaerobik yang akan mengubahnya
menjadi massa yang tidak berbahaya.
Keuntungan dari kakus bore hole ini antara lain :
Tidak memerlukan pembersihan setiap hari untuk memindahkan tinja.
Lubangnya gelap dan tidak cocok bagi lalat untuk berkembang biak.
Bila lokasinya 15 m dari sumber air, tidak akan menimbulkan
pencemaran pada air.
Sistem ini sekarang tidak cocok lagi karena beberapa alasan berikut :
tersedia.
Banyak tempat yang lapisan tanahnya lunak sehingga sulit menggali
lubang lebih dalam dari 3 meter. Selain itu, banyak juga daerah yang
berair dan memiliki lapisan permukaan yang lebih tinggi sehingga
pembangunan sistem semacam ini justru dapat mencemari permukaan
tanah.
2. Dug well latrine
Dug well latrine merupakan pengembangan dari bore hole latrine. Metode ini
dilakukan dengan cara membuat lubang berdiameter sekitar 75 cm dengan
kedalaman 3-3,5 m. Di daerah dengan tanah berpasir, kedalamannya 1,5-2 m.
Lubang dapat dilapisi dengan bambu untuk mencegah runtuhnya tanah.
Setelah plat dipasang di atas lubang, lubang ditutup dengan super structure
(rumah-rumahan).
Manfaat tipe ini, antara lain :
8
Adapun persyaratan di dalam penerapan sistem water seal latrine, antara lain :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
disukai.
Memiliki dug well latrine yang biasanya berdiameter sekitar 75 cm
dengan kedalaman 3-3,5 cm. Pada tanah yang lembut dan memiliki
kandunga air yang tinggi, bamabu dapat digunakan untuk mencegah
vii.
runtuhnya tanah.
Memiliki super structure (rumah-rumahan) yang sengaja dibangun
viii.
Mekanisme Kerja Septic Tank. Pertama, benda padat yang ada diuraikan
oleh bakteri anaerob dan jamur menjadi senyawa kimia yang sederhana. Tahap
pertama dalam proses purifikasi tersebut dinamakan anaerobic digestion.
Cairan yang keluar melalui pipa pengeluaran disebut affluent. Cairan tersebut
mengandung bakteri, kista, telur cacing dan bahan-bahan organik dalam
bentuk cair maupun suspensi. Bahan-bahan organik kemudian dioksidasi
menjadi hasil akhir yang stabil seperti nitrat dan air. Tahap tersebut dinamakan
tahap oksidasi anaerobik. Kedua tahapan tersebut berlansung dalam septic
tank. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya
dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank.
Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank
sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun.
Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran
pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain
untuk memudahkan proses dekomposisi oleh bakteri.
5. Aqua Privy (Cubluk Berair)
Fungsi aqua privy sama dengan septic tank dan telah banyak digunakan di
berbagai negara. Kakus ini memiliki bak yang kedap air. Bentuk tangkinya
sirkuler atau rektanguler. Pembuatan kakus ini dilakukan dengan cara
membuat lubang pada tanah dengan diameter 80-120 cm dan dalam 2,5-8 m.
Dindingnya diperkuat dengan batu atau bata dan dapat ditembok agar tidak
mudah runtuh. Lama pemakaian dapat mencapai 5-15 tahun. Jika tinja sudah
mencapai 50 cm dari permukaan tanah, cubluk dipandang sudah penuh.
Cubluk yang sudah pernuh ditimbun dengan tanah dan dibiarkan selama 9-12
bulan. Setelah itu, isi cubluk dapat diambil untuk digunakan sebagai pupuk,
sedangkan lubangnya dapat dipergunakan kembali. Jika cubluk yang satu
sudah penuh dan ditimbun, cubluk yang baru dapat dibuat.
Tinja mengalami proses perifikasi berupa anaerobik digestion yang akan
menghasillkan gas kotor. Dengan demikian perlu dibuat ventilasi untuk
mengeluarkannya. Air yang keluar dari saluran pengeluaran berbahaya karena
mengandung bahan-bahan tinja berbentuk suspensi yang dapat berisi agens
parasit atau infeksi. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
kakus semacam ini :
11
penuh.
Setiap minggu, kakus sebaiknya diberi minyak tanah untuk mencegah
12
Pada sistem pembuangan limbah cair yang menerapkan water carriage system atau
sewerage system, pengumpulan dan pengangkutan ekskreta dan air limbah dari
rumah, kawasan industri dan perdagangan dilakukan melalui jaringan pipa dibawah
tanah yang disebut sewers ke tempat pembuangan akhir yang biasanya dibangun di
ujung kota. Sistem tersebut merupakan metode di dalam pengumpulan dan
pengangkutan kotoran manusia dari kota-kota yang berpenduduk padat.
Terdapat 2 tipe sistem sewered areas antara lain :
a) Sistem kombinasi (combined sewer)
Pada sistem kombinasi, sewer membawa air permukaan dan air limbah dari
rumah tangga dan lainnya dalam satu saluran.
b) Sistem terpisah (separated sewer)
Pada sistem sewer terpisah, air permukaan tidak masuk ke dalam sewer.
Sistem terpisah dianjurkan dan dewasa ini menjadi pilihan. Hambatan di
dalam penerapannya adalah mahalnya biaya pembuatan sistem ini.
Cara pembuangan tinja mempergunakan sistem saluran air (water carriage system)
dan pengolahan limbah (sewage treatment) merupakan perwujudan persyaratan
sanitasi yang harus dipenuhi dalam pembuangan tinja. Persyaratan sanitasi tersebut
antara lain :
a) Tinja tidak mengotori permukaan tanah.
b) Tinja tidak mencemari air tanah.
c) Tinja tidak mengotori air permukaan.
d) Kotoran tidak boleh terbuka agar tidak dapat dicapai lalat atau binatang.
e) Tinja tidak menyebarkan bau busuk dan mengganggu estetika.
f) Penerapan teknologi tepat guna :
Penggunaan mudah
Konstruksi murah
Pemeliharaan mudah
Water Carriage System
Water carriage system memiliki elemen-elemen sebagai berikut :
1. Sistem pipa bangunan (household sanitary fittings)
Sistem ini terdiri atas :
a. water closet
b. urinal
c. wash basin
2. Saluran pipa pembuangan dari rumah (house sewers)
Pembilasan toilet, saluran pembuangan dan air kotor memasuki saluran rumah
melalui intermediate connection yang dikenal sebagai pipa tanah (soil pipe).
Pipa tanah ini menghubungkan saluran pembuangan dari house fitting ke
house drain (saluran rumah). Pipa itu juga berfungsi sebagai ventilasi luar
(outlet ventilator) untuk gas-gas kotor. House drain biasanya berdiameter 10
13
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga
memudahkan di dalam pengolahannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit
pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik
yang bersifat toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
a. Kebiasaan manusia
Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.
b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah
Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih
per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume limbah mencapai rata-rata 2550 galon per kapita.
c. Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung
pada waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung
menggunakan air yang menyebabkan air limbah semakin banyak, sedangkan di
tengah hari volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi.
2. Karakteristik Air Limbah
Ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah seperti berikut ini :
a) Karakter fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1 % dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang
volumenya bervariasi antara 100-500 mg/L. Apabila volume suspensi padat
kurang dari 100 mg/L, air limbah disebut lemah. Sedangkan bila lebih dari 500
mg/L disebut kuat.
b) Karakter kimia
Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari
air bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, air
limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk
akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya
telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap.
Komposisi campuran dari zat-zat itu berupa :
Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein atau asam amino.
Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau
karbohidrat.
3. Parameter Air Limbah
Berikut beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah :
1) Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, disolved solid)
2) Kandungan zat organik
15
3)
4)
5)
6)
7)
16
Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut :
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air
didalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vector atau serangga yang menyebabkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus ditutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola air limbah, di
antaranya :
a. Pengenceran ( disposal by dilution)
Air limbah di buang ke sungai, danau atau laut agar mengalami pengenceran.
Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara
semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva
dan telur cacing., serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu.
Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus
dipenuhi :
1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari
30-40 kali.
3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
mengalir ( tidak boleh stagman) agar tidak menimbulkan bau.
b. Cesspool
Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan
air limbah. Dibuat pada tanah yang porous (berpasir) agar air buangan mudah
meresap ke dalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tenbus air. Apabila
cesspool sudah penuh (kurang lebih 6 bulan), lumpur didalamnya dapat diisap
keluaratau dari semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang
satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan
sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
c. Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah
mengalami pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari aqua privy atau septic
tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan kedalam tanah.
Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang porous, dengan diameter 1-2,5 m
dan kedalaman 2.5 m. lama pemakaian dapat mencapai sekitar 6-10 tahun.
d. Septic tank
Septic tank menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolaq air
limbah walu biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas.
17
Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalam suatu instalasi khusus
yang dibangun di ujung kota.
Cara Lain Pengelolaan Air Limbah
Pengolahan air limbah juga dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
1. Dilution (pengenceran)
2. Irrigation
3. Self purification (kolam oksidasi), yang terdiri dari pengendapan, dekomposisi,
recovery, dan clean water.
4. Pengolahan air limbah secara primer dan sekunder.
Pengolahan secara primer terdiri atas :
a. Screen (saringan). Kotoran yang besar disaring.
b. Grit Chamber. Detritus berupa lapisan air, kerikil dan pasir, aliran air diperlambat
dengan grit channel.
c. Primary sedimentation tank. Endapan crudge sludge dialirkan ke sludge
digestion tank dan menghasilkan gas metana.
d. Cairan yang tertinggal dialirkan sebagai primary effluent ke pengolahan sekunder.
Pengolahan sekunder terdiri dari:
a. Cairan yang berasal dari primary treatment dialirkan ke bak biological treatment
kemudian dialirkan ke tangki pengendapan terakhir (final sedimentation tank).
Dari total volume endapan lumpur aktif (activated sludge) yang dihasilkan, 25%nya akan digunakan kembali sehingga dimasukkan lagi ke dalam tangki aerasi,
sedangkan yang 75%-nya akan dibuang ke laut, ditimbun rawa-rawa, atau
dijadikan pupuk.
b. Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke badanbadan air setelah mengalami proses klorinasi.
c. Crudge sludge dialrkan ke sludge digestion tank untuk diubah menjadi gas
metana yang akan digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
d. Endapan lumpur dalam sludge digestion tank dikeringkan dengan alat pengering
lumpur.
Purifikasi Air Limbah
Tujuan purifikasi air limbah, antara lain :
1. Untuk menstabilkan bahan-bahan organic melalui proses stabilisasi. Materi akan
diurai oleh bakteri menjadi bahan-bahan sederhana yang tidak akan
didekomposisi.
2. Untuk menghasilkan effluent yang bebas dari keadaan patogen.
19
b. Proses anaerob
Proses ini sangat efektif untuk air limbah yang mengandung banyak benda padat.
Reaksi dekomposisi anaerob berlangsung lebih lambat dan sangant kompleks.
Produk akhir dari dekomposisi tersebut adalah metana, ammonia, CO2, dan H2.
Dalam melakukan purifikasi air limbah, terdapat 3 cara berikut yang dapat dipilih :
1. Modern sewage treatment, terdiri dari :
a. Pengolahan primer, yang meliputi screening, grift chamber, dan primary
sedimentation.
b. Pengolahan sekunder, yang meliputi biological treatment, secondary
sedimentation, dan klorinasi.
2. Traditional sewage treatment (oxidation pond)
3. Land treatment atau sewage farming. Metode ini memanfaatkan sebidang tanah
yang dikelinlingi parit berisi air limbah yang mengalir secara intermiten. Tanah
tersebut ditanami tumbuhan semacam kentang dan pohon buah-buahan.
Air Limbah Rumah Tangga
Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak mengandung ekskreta
manusia yang dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian, dan
lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen. Volume air limbah
rumah tangga bergantung pada pemakaian air penduduk setempat. Penggunaan air
untuk keperluan sehari-hari mungkin kurang dari 10 liter per orang didaerah yang
sumber airnya berasal dari keran umum, sedangkan di daerah yang sumber airnya
berasal dari sumur pompa atau sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat
20
mencapai 200 liter per orang. Implikasi dan dampak kesehatan akibat pembuangan air
limbah rumah tangga bergantung pada :
1.
2.
3.
4.
5.
1) Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah yang terletak di
2)
3)
4)
5)
halaman.
Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.
Dibuang ke lapangan peresapan.
Dialirkan ke saluran terbuka
Dialirkan ke saluran tertutup atau selokan.
Setiap cara tersebut memiliki implikasi kesehatan yang berbeda-beda. Pembuangan
melalui tempat-tempat penampungan air limbah di halaman akan memberikan tempat
bagi perkembangbiakkan serangga seperti Culex pipiens selain menghasilkan lumpur
dan kondisi yang tidak saniter karena dekat dengan sumur air bersih. Halaman juga
sering dijadikan arena bermain anak-anak, bahkan tidak jarang digunakan untuk
tempat buang air besar yang memungkinkan telur cacing untuk tidak cepat matang
sehingga potensi untuk menularkan penyakit tetap besar.
Air limbah yang mengandung mikroorganisme patogen dan berasal dari pembersihan
kamar mandi mungkin dapat menginfeksi anak-anak yang sedang bermain di
halaman. Di daerah yang volume air limbah dan angka kepadatan rumahnya masih
rendah, pembunagan air limbah di luar rumah dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan manusia.jika kondisi tanah kurang dapat ditembus air, sementara
penggunaan air atau kepadatan rumah tinggi, metode pembuangan air limbah yang
memenuhi syarat mutlak diperlukan.
Penggunaan air limbah dengan cara dimanfaatkan untuk penyiraman sayur-sayuran di
kebun dekat rumah memberikan dampak negatif yang lebih kecil terhadap kesehatan.
Namun, pemanfaatan tersebut jangan sampai membentuk genangan air karena dapat
menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk.
C. Limbah Industri
21
Limbah industry (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang
biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain itu limbah cair
juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga didalam proses
pengolahannya, air harus di buang. Jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah cair
antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit,
baju dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood,
tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging, dll.
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya
yang dikenal dengan sebutan B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini
dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai
potensi untuk mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila
ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia
dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis dan
karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat sifat,
karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa
yang akan datang, diperlukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan
pengelolaannya secara efektif.
Air dan pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun
mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari pabrik berwarna
keruh dan temperaturrnya tinggi.
Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat
tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi
secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual
dapat diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan
indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara laboratorium diatandai dengan
terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia yang
beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada hasil
produksi yang dihasilkan beserta jenis produknya. Sebagai gambaran, industri pulp
dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 meter kubik setiap ton pupl yang
22
diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan limbah air
berkisar antara 79-500 meter kubik per hari, sedankan industri pengolahan crumb
rubber menghasilkan antara 100-1000 meter kubik limbah per hari.
23
dalam satuan mg/l. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listrik dan
makin tinggi pula kepadatannya.
c. Bau
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat
organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi kimia
yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang ditimbulkan bergantung
pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.
d. Temperatur
Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat
perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi badan
penerima apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga
dapat memengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda padat
dan gas dalam air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan
tingkatan oksidasi zat organik.
e. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik,
yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat
pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik
bergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah
tersebut (senyawa organik > konduktor senyawa organik).
f. Warna
Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau suatu suspensi
dalam air, sehingga bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.
1) Karakteristik Kimia
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat baik air baik dalam
tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya. Secara umum sifat air
dipengaruhi oleh bahan kimia organik dan anorganik.
a. Bahan kimia organik
Karbohidrat dan protein
Minyak dan lemak
Pestisida
24
Fenol
Zat warna dan surfaktan
b. Bahan kimia anorganik
Klorida
Fosfor
Logam berat dan beracun
Nitrogen
Sulfur
2) Karakteristik Biologi
Virus
Pengolahan Limbah Cair Industri
Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan menurut tingkat
perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.
1. Pengolahan Berdasarkan Tingkat Perlakuan
Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi 5
tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan
tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil
pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis parameter dalam limbah,
dapat ditetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan. Beriktu beberapa tahap pengolahan
air limbah.
a) Prapengolahan (pretreatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran kurang
lebih 30 x 30 cm untuk debit air 100 m2/jam sudah cukup baik. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat dipasang secara seri sebanyak
dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat
dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut diperiksa
setiap hari untuk mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan yang
terjaring dapat berupa padatan terapung atau melayang yang ikut bersama air.
Bahan lainnya adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
b) Pengolahan primer (primary treatment)
Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna
terlarut maupun tersuspensivyang tidak terjaring pada penyaringan terdahulu. Ada
dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu pengolahan secara kimia dan fisika.
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan
melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis
bahan padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi dapat berlaku
untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik).
Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun pengapungan
yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air limbah.
25
setting)
Oksidasi dan reduksi
Klorinasi
Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau natrium
sulfat)
Pembuangan fenol
Pembuangan sulfur
c. Proses biologi, dapat dilakukan dengan :
Kolam oksidasi
Lumpur aktif (mixed liquid suspended solid, MLSS)
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zatzat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah
maupun sisa-sisa proses industri.
Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :
1) Human excreta (feses dan urine)
2) Sewage (air limbah)
27
DAFTAR PUSTAKA
28