Endokrin
Endokrin
2013
1. Diffuse nontoxic (simple) goiter / Colloid goiter
Mikroskopik :
Acini atau folikel dilapisi epitel hiperplasi, kolumner tinggi, membentuk
tonjolan papil kecil-kecil tanpa fibrovasculer core kedalam lumen. Dalam
lumen berisi kolloid yang sering kali pucat, dengan tepi scalopping
membentuk struktur seperti renda. Pada jaringan intersitium diinfiltrasi
oleh sel limposit, sering kali membentuk sentrum germinativum.
3. Thyroiditis
Hashimoto
/Struma
lymphomatosa/Lymphadenoid goiter/ Chronic lymphositic
thyroiditis
Merupakan penyebab terbanyak hipotiroidisme pada daerah yang tidak
kekurangan yodium. Ditandai dengan kegagalan fungsi tiroid yang terjadi
secara berangsur karena destruksi folikel tiroid akibat proses autoimun,
dimana sistem imun bereaksi terhadap berbagai antigen thyroid. Sering
pada wanita, terutama yang berusia tua, tetapi dapat juga pada anakanak.
Tujuan :
Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologik
akibat peradangan yang disebabkan proses autoimun yang menyebabkan
hipothyroid.
Makroskopik:
Kelenjar membesar uniform, berkapsul intak, berbatas tegas dengan
jaringan sekitarnya., Pada potongan, tampak berwarna kuning-coklat ,
agak pucat
Mikroskopik:
Tampak parenkim kelenjar thyroid di infiltrasi oleh sel radang mononuklear
secara luas, terdiri dari sel limfosit, sel plasma dengan pembentukan
germinal center yang jelas. Sel folikel thyroid atrofik, atau epitel pelapis
mengalami perubahan menjadi sel Hurthle.
4. Struma
Goiter
adenomatosa/
Adenomatous
goiter/Multinoduar
Sebagai akibat dari diffuse nontoxic goiter yang telah berlangsung lama
dan dapat menyebabkan thyromegali. Sering pada wanita dan berusia
lebih tua. Walaupun dapat terjadi hipertiroid (Toxic multinodular goiter),
tetapi biasanya euthyroid.
Tujuan:
Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami gambaran mikroskopik
pada multinodular goiter
Makroskopik :
Kelenjar multinodular, tetapi nodularitas biasanya asimetris dan lebih
menonjol pada satu lobus
Mikroskopik:
Terdiri dari folikel hiperplasia berbagai ukuran berisi massa kolloid didala
lumennya. Dapat pula mengalami perdarahan fokal, kalsifikasi dan
membentuk microcyst
Mikroskopik :
1. Perikanalikuler : Tampak proliferasi kelenjar dan jaringan ikat.
Jaringan ikat baru mengelilingi duktus tanpa invaginasi ke
dalam duktus.
2. Intrakanalikuler : Tampak proliferasi hebat dari jaringan ikat
longgar yang menginvaginasi dinding duktus mendesak
kedalam lumen. Duktus menjadi dilatasi memanjang serata
dilapisi epitel.
8. Fibrocystic change (nonprolifeerative breast changes)
Tujuan :
Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan nonneoplastik
yang sering dijumpai pada payudara
Morfologi :
Terdapat 3 perubahan morfologi utama :
1. Perubahan kistik, sering disertai metaplasia apokrin
2. Fibrosis
3. Adenosis
Kista : terbentuk oleh dilatasi lobulus , kista yang tertutup mengandung
cairan kental, semitranslusen yang menyebabkannya berwarna coklat
atau kebiruan, kista dilapisi oleh epitel atrofik atau sela metaplasia
apokrin.
Fibrosis : Kista seringkali ruptur, melepaskan sejumlah material ke
stroma di sekitarnya, yang berakibat terjadinya radang dan diikuti dengan
fibrosis.
Adenosis : Adenosis adalah penambahan jumlah acini perlobulus. Acini
dilapisi oleh sel-sel kolumnar yang kadang tampak jinak atau
menunjukkan gambaran atipik.
Ductal carcinoma insitu terdiri dari populasi sel malignan yang terbatas
didalam ductus atau lobulus dengan mebran basalis yang masih intak. Sel
mioepitelial masih baik walaupun jumlahnya sedikit.
Tujuan :
Agar mahasiswa melihat dan memahami perubahan morfologi pada
karsinoma insitu dan membedakannya dengan karsinoma invasif
Mikroskopik :
DCIS terbagi menjadi 5 subtipe gambaran arsitektur : comedocarcinoma,
solid, cribiform, papilary dan micropapillary. Pada sediaan tampak ductus
yang dilapisi oleh sel-sel pleomorfik yang solid dengan inti mengalami
4
12. Gynecomastia
Neoplasma yang jarang terjadi, dapat terjadi pada berbagai usia termasuk
usia anak-anak. Lebih sering bersifat fungsional dibandingkan dengan
adrenocortical adenoma, dengan manifestasi klinik hiperadrenalisme
seperti hiperaldosteronisme, cushing syndrome, virilisme.
Tujuan :
Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologi
kelenjar adrenal, terutama bagian korteks yang mengalami keganasan.
Makroskopik :
Sediaan diambil dari anak perempuan, usia 6 tahun dengan manifestasi
klinik virilisme, hipertensi, usia tulang setara dengan anak usia 12 tahun.
Makroskopik tumor berukuran sangat besar, batas tidak jelas, telah
menginfiltrasi struktur di sekitarnya. Pada potongan berwarna kekuningan,
tampak area nekrosis dan hemorhagi
Mikroskopik :
Sediaan terdiri dari sel yang berdeferensiasi baik menyerupai sel pada
adrenocortical adenoma, berupa sel dengan sitoplasma vacuolated sampai
eosinofilik, inti kecil, sampai sel- sel bizare, giant cell berinti besar,
pleomorfik.