Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI BLOK 24

8 Maret 2018

Materi Praktikum:
1. Low Grade Squamous Intraepitelial Lesion (Infeksi HPV)
2. Keratinizing squamous cell carcinoma cervix
3. Leiomyoma
4. Kista endometriosis ovarium
5. Low Grade Serous Carcinoma ovarium
6. Adult Granulosa cell tumor
7. Teratoma immatur
8. Fibroadenoma mamma
9. Fibrocystic changes
10. Invasive carcinoma mamma no special type (ductal)

Tujuan instruksional
1. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik Low grade Squamous
Intraepithelial Lesion (LSIL)
2. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik Keratinizing squamous cell
carcinoma cervix
3. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik leiomyoma uteri.
4. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik kista endometriosis ovarium
5. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik low grade serous carcinoma
ovarii.
6. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik adult granulosa cell tumour
ovarium
7. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik teratoma immatur
8. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik fibroadenoma mamma
(FAM).
9. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik fibrocystic changes (FCC).
10. Peserta didik memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian,
gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik invasive carcinoma mamma
of no special type (ductal).

1
1. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL)

Pengertian
Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion atau CIN 1 (Cervical Intraepithelial
neoplasia) adalah lesi prakanker derajat rendah dari karsinoma sel skuamus. LSIL
sebagian besar disebabkan oleh adanya infeksi HPV. Terdapat 2 jenis HPV yaitu HPV
tipe low risk (tipe 6 dan 11) dan HPV tipe high risk (tipe 16 dan 18). HPV low risk
menyebabkan LSIL seperti veruka dan kondiloma sedangkan HPV high risk
menyebabkan High grade SIL, karsinoma dan adenokarsinoma. LSIL hampir 90%
regresi, namun sebagian kecil dapat berlanjut menjadi lesi prakanker derajat tinggi
yaitu High Grade SIL (HSIL) dan kanker serviks.

Makroskopik:
Secara inspeksi inspekulo terdapat bercak keputihan pada serviks dapat disertai
perdarahan sentuh.

Keterangan: Lesi prakanker serviks.

Mikroskopik:

- Lapisan mukosa serviks tersusun atas sel epitel skuamus kompleks non keratin terdiri
dari lapisan basalis, parabasalis, intermediate dan superfisialis.
- Terdapat proliferasi sel basal/ parabasal displasia hingga 1/3 tebal lapisan epitel
mukosa serviks ( CIN 1)
- Terdapat fokus sel-sel koilositosis yang merupakan efek sitopatik infeksi virus HPV
dengan ciri sel dengan rasio N/C meningkat, membran inti ireguler, hiperkromatik
(inti raisinoid) dan sitoplasma terdapat vacuola yang mengelilingi inti (halo-like
vacuola).
- Dapat ditemukan parakeratosis atau hiperkeratosis pada permukaan epitel.
- Stroma berupa jaringan fibrous, terdapat kelenjar endoservik, sel radang limfosit dan
sel plasma, serta vaskuler kecil-kecil.

2
A B

Keterangan: A. LSIL dimana sel displasia mencapai 1/3 ketebalan epitel.


B. Sel koilosit.

2. Karsinoma sel skuamosa (Squamous Cell Carcinoma= SCC)


Adalah neoplasia ganas dari sel epitel skuamus kompleks. Faktor resiko diantaranya
adalah berganti-ganti pasangan seksual, multipara, menikah muda, imunodefisiensi,
infeksi kronis terutama oleh chlamidia. Sedangkan infeksi HPV terutama HPV tipe 16
dan 18 merupakan penyebab dari SCC

Makroskopik

Secara inspeksi visual lesi kemerahan, rapuh, eksofitik, polipoid, papiler atau ulseratif.
Pada palpasi teraba indurasi atau noduler. Dapat juga lesi infiltratif yang tidak terlihat
secara visual.

Keterangan : massa tumor pada serviks

Mikroskopik
Sel epitel skuamus neoplasia membentuk struktur pulau-pulau yang padat/ solid,
dipisahkan stroma desmoplasia kadang dengan sebukan sel radang limfoplasmasitik. Sel
bentuk bulat/ poligonal, besar, N/C ratio tinggi, inti besar dan pleomorfik, vesikuler,
hiperkromatik, nukleoli jelas, mitosis abnormal banyak, sitoplasma eosinofilik, terdapat
mutiara keratin/ keratin pearl ( tipe keratinizing), sel diskeratotik (tipe
nonkeratinizing).

3
A B

C D
Keterangan: A. SCC massa membentuk struktur pulau-pulau. B. SCC berkeratin terdapat
keratin pearl.C. Keratin pearl D. Sel diskeratotik

3. Leiomyoma

Leiomyoma uteri adalah tumor jinak dari otot polos uterus. Merupakan tumor tersering
dari uterus dan terjadi pada wanita usia 40 - 50 tahun. Secara klinis biasanya tanpa gejala,
dapat terjadi menoragia dan nyeri pelvis. Sering multipel dapat terletak di submukosa,
intramural maupun subserosa.

Makroskopik
Tumor berbatas tegas, berkapsul, dengan ukuran bervariasi, pada potongan tampak
berstruktur kumparan, putih dan kenyal. Adanya fokus perdarahan dan nekrosis
merupakan hal penting untuk dilaporkan karena mengarah suatu keganasan.

Multipel leiomyoma pada uterus (submukosa, intramural dan sub serosa).

Mikroskopik
Leiomyoma tersusun dari sel-sel spindel proliferasi membentuk berkas-berkas/ fasikel
pendek yang saling menyilang (interlacing fasciles) membentuk struktur kumparan
(whorled pattern). Sel bentuk spindel dengan batas jelas, sitoplasma eosinofilik fibriler

4
inti bentuk cigar-shaped ( cerutu) dengan nukleoli kecil, sering terdapat deposit kolagen
dan stroma yang hialinisasi.

Massa berkapsul, struktur whorled/ kumparan, sel bentuk spindel.

4. Kista Endometriosis (Kista coklat)


Kista endometriosis ovarium merupakan kista yang dilapisi epitel pelapis kelenjar
endometrium yaitu epitel kolumner, stroma endometrium, jaringan granulasi dan
perdarahan lama. Gejala klinis berupa dismenorhea, kadang kista terpuntir sehingga
menimbulkan gejala klinis nyeri abdomen akut. Kista endometriosis dapat menimbulkan
infertilitas.

Makroskopik :
Kista ovarium dengan ukuran 1 sampai > 10 cm, permukaan mengkilap, terkadang
mengalami ruptur, berisi massa kecoklatan.

5
Keterangan : kista berbentuk kantung berisi massa coklat

Mikroskopik :
Kista dilapisi oleh sel epithel kubus hingga kolumner tinggi yang mencirikan epitel
kelenjar endometrium dan dikelilingi stroma endometrium diliputi jaringan granulasi luas
mengandung sel- sel hemosiderin laden macrophage (sel makrofag yang memakan
hemosiderin). Dinding berupa stroma ovarium terdiri dari jaringan ikat fibrous.

B
A

Keterangan: A. Hemosiderin laden macrophage dan perdarahan lama. B. Kista dilapisi sel
kelenjar dan stroma endometrium. B. Kelenjar dan stroma endometrium yang melapisi
kista.

5. Low Grade Serous Carcinoma ovarii


Serous Carcinoma ovarii merupakan tumor ganas epitelial jenis serous dari ovarium.
Berdasarkan derajat keganasan terdiri dari Low Grade Serous Carcinoma (LSC) dan
High Grade Serous Carcinoma (HSC). LSC berkembang lambat, berhubungan dengan
mutasi KRAS/ BRAF sedangkan HSC berkembang cepat, berhubungan dengan mutasi
p53. Usia rata-rata penderita 63 tahun, klinis bisa tanpa gejala hingga stadium tinggi
dapat dikeluhkan nyeri, pembesaran perut, konstipasi, metastasis ke paru menimbulkan
dispneu, titer Ca 125 meningkat hingga 500-1000u/ml.

6
Makroskopik
Tumor LSC sering bilateral menujukkan pertumbuhan papiler, terdapat kalsifikasi,
sedangkan HGS dapat disertai fokus nekrosis dan perdarahan.

Massa tumor kistik padat dan berpapil (sumber : Ehdaivand S, pathologyoutlines, 2012)

Mikroskopik
Tumor LGS umumnya terdiri dari struktur makropapil dengan tangkai fibrovaskuler,
struktur mikropapil dan tubuler. Sel bentuk kolumner, kuboid hingga poligonal dengan
silia, inti uniform dan kecil, ovoid, vesikuler, nukleoli prominent, sitoplasma eosinofilik,
terdapat psamoma bodies dan kalsifikasi, menginvasi stroma fibrosa.

Gambaran bervariasi dari serous carcinoma ovarii. (sumber : Am J Surg Pathol. 2009 Aug;
33(8): 1220–1224.)

6. Adult granulosa cell tumour

7
Pengertian
Neoplasia malignan yang berasal dari sel sex cord- stromal pada ovarium yang terdiri
dari sel granulosa disertai sel fibroblast dan sel teka dalam jumlah bervariasi. Tumor ini
mempunyai kemampuan mensekresikan hormon steroid seperti estrogen
(hiperestrinisme) dan berasosiasi dengan hiperplasia endometrium atau karsinoma
endometrium. Terjadi pada semua usia terutama akhir masa reprouktif atau awal post
menoupause. Gejala klinis berupa nyeri abdomen hebat, gangguan mestruasi,perdarahan
postmenopause.

Makroskopik

Massa berukuran besar ≥ 10 cm, sebagian besar solid dan sedikit kistik. Area solid
konsistensi lembut, warna kuning kecoklatan. Area kistik berisi beku darah, hemoragik
dan dapat ruptur.

Granulosa cell tumour (Human Pathology,2005)

Mikroskopik
Massa neoplasia membentuk struktur bervariasi seperti padat, difus, trabekular, organoid,
follicle like/ pseudorossete dengan call-exner bodies. Sel poligonal, inti ovoid, vesikuler
dengan sulcus groove (coffee-bean shaped), terdapat mitosis abnormal.

Mikroskopik AGCT ( sumber : Human Pathology, 2005)

7. Teratoma immatur

8
Pengertian
Teratoma merupakan tumor sel germinal yang mengandung komponen dua atau tiga
lapisan germinal yaitu ektodermal, mesodermala dan endoderml. Teratoma matur
mengandung komponen jaringan matur. Teratoma immatur adalah neoplasia ganas
mengandung berbagai macam komponen imatur yaitu jaringan primitif atau embryonal
neuroectodermal, kebanyakan adalah bentuk tubulus neuroektodermal atau rossete.

Makroskopik
Massa tumor biasanya unilateral dan besar, terdapat massa solid dan kistik, konsistensi
lembut, warna coklat kehijauan dengan perdarahan dan nekrosis.

Massa tumor solid kistik dengan nekrosis dan hemoragik (sumber: Ehdaivand S,
pathologyoutlines, 2017)

Mikroskopik

Terdapat gambaran dari 2 atau 3 lapisan germinal matur, dan ditemukan elemen immatur
yaitu tubulus neuroepithelial (neuroepithelial tube) atau rossete. Tubulus dilapisi oleh sel
yang tersusun overlapping dengan inti hiperkromatik dan banyak mitosis. Banyaknya
struktur rosette menentukan derajat dari teratoma immatur.

Neuroepithelial tube (sumber: Modern Pathology volume20, pages742–748 (2007).

9
8. Fibroadenoma mamma (FAM)
Merupakan tumor fibroepitelial jinak. Definisi WHO 2012 adalah tumor jinak bifasik
berbatas tegas, yang berasal dari unit terminal duktal-lobuler (terminal duct lobular unit
= TDLU) dengan gambaran proliferasi elemen epitel kelenjar dan stroma. Tumor ini
merupakan tumor jinak tersering pada usia reproduktif terutama usia < 30 tahun. Gejala
klinis tumor tidak terasa nyeri, soliter, batas tegas, pertumbuhan lambat, mudah
digerakkan. Tumor dapat multinodul, unilateral atau bilateral. Tumor yang berukuran > 5
cm disebut Giant Fibroadenoma mamma. Tumor ini tidak berpotensi ganas,
Berhubungan dengan hormon estrogen, namun penyebab pasti belum diketahui.

Makroskopik.
Tumor bentuk ovoid dan berkapsul. Pada potongan warna abu-abu atau putih, solid,
kenyal, berlobus dan bersekat-sekat.

Mikroskopik
- Gambaran mikroskopik berupa nodul neoplasia berkapsul tipis jaringan ikat
fibrous.
- Duktus-duktus proliferasi dilapisi epitel kuboid-kolumner selapis – berlapis,
lumen bercabang-cabang/ ireguler dan membulat.
- Komponen sel stroma hiperseluler fokal atau difus terutama pada usia < 20
tahun, dan sel stroma dengan perubahan miksoid atau hialinisasi, terutama pada
usia lebih tua.
- FAM perikanalikuler yaitu proliferasi sel stroma sirkumferensial mengelilingi
duktus.
- FAM intrakanalikuler yaitu proliferasi sel stroma yang menekan lumen duktus
menjadi celah-celah sempit.

h s
k
d d

10
Keterangan gambar. Duktus (d) dilapisi epitel kuboid dan kolumner selapis,
lumen menyempit (intrakanalikuler) pada panah merah dan lumen membulat
(perikanalikuler) panah hitam. Stroma miksoid (m) dan hialinisasi (h). Kapsul
tumor (k), komponen stroma (s) dan komponen epitelial (panah hitam).

9. Fibrocystic Change (FCC)

Fibrocystic changes atau perubahan fibrokistik merupakan lesi non neoplasia pada
payudara dimana terjadi sekumpulan perubahan pada struktur unit duktal lobular. FCC
berhubungan dengan status hormonal. Gejala klinis berupa teraba benjolan dengan batas
tidak tegas atau penebalan disertai nyeri.

Makroskopik
Berupa benjolan/ penebalan jaringan (lump) dengan batas tepi tidak tegas, tampak kista-
kista kecil berisi cairan jernih, dikelilingi jaringan fibrosa putih kenyal diinfiltrasi
jaringan lemak berwarna kekuningan.

Mikroskopik.
Gambaran FCC berupa duktus yang melebar kistik, asini proliferasi/ adenosis, dan
perubahan stroma fibrokolagen hialinisasi yang diinfiltrasi oleh sel adiposit, disertai oleh
metaplasia apokrin dari epitel pelapis duktus.

L
F
C

Keterangan gambar. FCC tampak duktus melebar kistik (C), lobuler adenosis (L), stroma
fibrokolagen dan fat matur (F), kista dilapisi epitel apokrin metaplasia (A).

11
10. Invasive carcinoma mamma NST

Invasive carcinoma mamma NST (No special type) lazimnya dulu disebut sebagai
invasive ductal carcinoma mamma. WHO 2012 menyebutkan terminologi ini sebagai
suatu kelompok heterogen dari karsinoma mamma yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam karsinoma jenis tertentu seperti lobular carcinoma atau tubular carcinoma dan
sebagainya. Karsinoma ini merupakan bentuk tersering dari karsinoma mamma.

Makroskopik.
Tidak ada gambaran spesifik , ukuran tumor bervariasi dari < 10 mm sampai > 100 mm.
Massa ireguler, stelata, atau noduler, keras dan berpasir atau rapuh, permukaan abu-abu
putih dengan garis (streak) kekuningan.

A B

Keterangan gambar. Jaringan mamma dilapisi jaringan kulit dengan gambaran nipple
dimpling (retraksi putting) dan peau d’ orange ( tekstur kulit jeruk). B. Massa batas tegas
permukaan ireguler putih, keras meyusupi jaringan lemak.

Mikroskopik
Tumor struktur tubuler, pita-pita, deretan, solid sampai difus infiltratif. Sel bentuk
poligonal, ukuran kecil- besar, inti oval sampai sangat pleomorfik, ukuran kecil-besar,
vesikuler, hiperkromatik, nucleoli mencolok, mitosis dapat ditemukan sitoplasma
eosinofilik. Massa dikelilingi stroma fibroseluler sampai desmoplasia dengan sebaran sel-
sel radang limfosit. Dapat ditemukan struktur ductal carcinoma in situ. Derajat keganasan
berdasarkan struktur tubularitas, atipia inti dan jumlah mitosis abnormal dibagi atas
derajat 1, 2 dan 3.

cd

A C

Keterangan gambar. A. Struktur tumor tubuler, stroma seluler. B struktur solid, sel
poligonal, N/C ratio tinggi, inti vesikuler, nukleoli mencolok, mitosis banyak ditemukan.
C. Ductal carcinoma in situ dengan central comedonecrosis (cd).

12
Referensi:
1. Robbins Pathologic Basis of Disease, 6th ed. P.1073-1074.
2. Kurman RJ, Carcangiu ML, Herrington CS et al(eds). WHO Classification of
Tumours of Female Reproductive Organs. International Agency for Research
on Cancer: Lyon, 2014;25­8:60–61 pp.
3. Lakhani SR, Ellis IO, Schnitt SJ, Tan PH, Vijver MJ. WHO Classification of
tumours of the Breast, 2 International Agency for Research on Cancer: Lyon, 
2012.

13

Anda mungkin juga menyukai