Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI HCl DAN H2SO4

disusun oleh kelompok 11:


Rachma Meilasani
12/334667/PA/14900
Rizri Addinul Falah
12/33677/PA/14910
Linda Ekawati
12/334689/PA/14922
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2013

Industri HCl dan H2SO4

Industri HCl
Konsumsi dan Aplikasinya
Hidrogen klorida (HCl)

merupakan molekul yang terdiri dari sebuah atom

hidrogen (H) yang berikatan dengan sebuah atom. Molekul HCl tersebut dapat
stabil dalam fasa gas (dikenal dengan gas hidrogen klorida) atau dalam larutan
( dikenal dengan asam klorida atau asam muriatik).

Konsumsi dan Aplikasinya


HCl sangat bermanfaat dalam dunia industri. Industri logam menggunakan
HCl untuk membersihkan logam oksida pickling steel. Kebanyakan baja juga
dibersihkan dalam asam sebelum diberi pelapis. HCl dalam industri petroleum dan
gas alam berguna untuk melarutkan batuan induk kalsium karbonat dan
magnesium karbonat sehingga minyak dan gas alam dapat diambil. Dalam
industri plastik, HCl digunakan untuk membuat monomer vinil klorida untuk poli
vinil klorida.
Industri farmasi menggunakan HCl untuk katalis, pengatur pH, treatmen air
dan

agen pereduksi. Dalam sintesis senyawa organik, HCl digunakan untuk

mengatur pH atau untuk memberntuk senyawa klorida. HCl digunakan dalam


pengolahan air dan limbah untuk mengatur pH.
Industri makanan menggunakan HCl untuk memproduksi sirup jagung tinggi
fruktosa, suplemen vitamin dan proses pengolahan makanan lain. HCl banyak

Industri HCl dan H2SO4

digunakan dalam pengolahan dan produksi bijih emas, molibdium, tungsten,


kalium, zirconium dan uranium.

Grafik di atas menunjukkan distribusi permintaan dan penggunaan HCl


secara umum. Dari grafik tersebut terlihat bahwa kebutuhan HCl dalam bidang
kimia organik mencapai 78% lebih tinggi daripada kebutuhan HCl dalam bidang
kimia anorganik.
Grafik di atas menunjukkan distribusi permintaan dan produksi HCl pada
tahun 2011. Lingkaran luar pada grafik tersebut menunjukkan distribusi proses
pada produksi HCl dimana produksi HCl terbesar disumbangkan oleh reaksi
samping senyawa organik yang terdiri dari 35% reaksi isosianat dan 29% reaksi
fluoro karbon. Selain itu, pada lingkaran yang sama, produksi HCl melalui
pembakaran klorin hanya menyumbangkan 30% dari produksi HCl keseluruhan.
Lingkaran dalam pada grafik tersebut menunjukkan permintaan pasar terhadap
HCl. Dari grafik tersebut terlihat bahwa kebutuhan HCl dalam industri petroleum
dan gas alam mencapai 29% dari keseluruhan permintaan diikuti dengan steel
pickling dan industri makanan.
Industri HCl dan H2SO4

Grafik di atas menunjukkan distribusi konsumsi HCl suatu negara atau


gabungan beberapa negara. China, Amerika Serikat dan Eropa Barat merupakan
negara industri yang membutuhkan HCl dalam jumlah yang relatif besar.
Sedangkan konsumsi HCl untuk Indonesia, Thailand dan Afrika relatif kecil dan
sama yang menunjukkan konsumsi HCl yang relatif sedikit.

Manufaktur
Manufaktur HCl dapat berasal dari beberapa proses yang dipengaruhi oleh
ketersediaan reagen, permintaan produk samping, dan kemurniannya. Beberapa
proses yang sering digunakan adalah:
1. Produk samping reaksi organik. Kekurangan dari proses ini adalah HCl yang
dihasilkan dapat terkontaminasi oleh klorin yang tidak bereaksi, senyawa
organik yang mengandung klorida dan residu katalis sehingga diperoleh HCl
dengan kemurnian rendah.
2. Pembakaran Klorin. Proses ini membutuhkan reagen gas hidrogen (H2) dan
gas klorida (Cl2) yang mahal dengan raksi eksotermik dan dapat meledak
sehingga membutuhkan adsorben panas efisien. Kelebihan dari proses ini
adalah kemurnian HCl yang diperoleh tinggi.

Industri HCl dan H2SO4

Produk samping reaksi organik atau insinerasi dapat menghasilkan HCl


dalam bentuk gas. HCl yang diperoleh dalam bentuk gas diabsorbsi oleh air
secara isothermal untuk kadar HCl tinggi dan adsorbsi adiabatis untuk kadar HCl
rendah. Larutan HCl yang diperoleh melalui proses ini dapat mencapai kadar 38%.
Contoh reaksi organik yang menghasilkan HCl adalah produksi isosianat dan
produksi fluorokarbon.
Produksi HCl melalui pembakaran klorin dimulai dengan pengumpanan gas
klorin dan gas hidrogen ke dalam burner dengan laju reaksi tertentu. Dimana laju
alir gas hidrogen 5% lebih banyak secara stoikiometri agar reaksi berlangsung
sempurna. Dalam burner, kedua gas tersebut dibakar untuk menghasilkan gas
HCl. Gas HCl yang terbentuk memiliki temperatur 2000 sampai 2500C dialirkan
menuju adsorben air sehingga diperoleh larutan HCl.
Perusahaan besar yang memproduksi HCl dalam jumlah besar adalah DOW.
Kapasitas produksi global perusahaan tersebut mencapai 3,6 juta ton pada tahun
2005. Akan tetapi produksi pasar (termasuk dari perusahaan DOW) hanya
mencapai 20-40% dari total produksi seluruh HCl karena sebagian perusahaan
mendaur ulang HCl yang digunakannya.

H2SO4
1.

Proses Kontak
Pembuatan asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya yang

berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal


Industri HCl dan H2SO4

dengan proses kontak. Secara garis besar tahapan proses kontak yang terjadi
diuraikan sebagai berikut :
1. Pencairan belerang padat di melt tank
2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3. Pengeringan udara proses
4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur
dioksida (SO2)
5. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed konverter
dengan menggunakan katalis V2O5
6. Pendinginan gas
7. Penyerapan SO3 dengan asam sulfat 93%-98,5%
(Fairlie, 1951) :

Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:


Pertama, belerang dibakar menjadi belerang dioksida.
S(s) + O2(g) ----> SO2(g)

Belerang dioksida kemudian dioksidasi lbh lanjut jd belerang trioksida.


2SO2(g) + O2(g) <====> 2SO3(g)....... H= -98 kJ

Industri HCl dan H2SO4

Reaksi ini berlangsung pd suhu sekitar 500 oC, tekanan 1 atm dgn katalisator
V2O5. Kemudian gas SO2 dilarutkan dalam asam sulfat pekat hingga menjadi
asam sulfat pekat berasap (dsb oleum, H2SO4.SO3 atau H2S2O7).
SO3(g) + H2SO4(l) -------> H2S2O7(l)

H2S2O7(l) + H2O(l) ------> 2H2SO4(l)

Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam sulfat pekat dengan kadar 98%
Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi
kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini
hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru
kesetimbangan bergeser ke kiri.
Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan katalisator V2O5.
sebenarnya

tekanan

besar

akan

menguntungkan

produksi

SO3,

tetapi

penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai.


Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan
tekanan normal, 1 atm.

Industri HCl dan H2SO4

Industri HCl dan H2SO4

2. Proses Chamber
Sulfur dioksida dihasilkan dengan membakar unsur belerang atau pemanggangan
bijih piritik dalam udara:
S8 + 8 O2 8 SO2
3 FeS2 + 8 O2 Fe3O4 + 6 SO2
Nitrogen oksida dihasilkan oleh dekomposisi niter yang mengandung asam sulfat
atau hidrolisis asam nitrosylsulfuric:
2 NaNO3 + H2SO4 Na2SO4 + H2O + NO + NO2 + O2
2 NOHSO4 + H2O 2 H2SO4 + NO + NO2
Dalam ruang reaksi, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida larut dalam reaksi
liquor. Nitrogen dioksida hidrat untuk menghasilkan asam nitrit yang kemudian
Industri HCl dan H2SO4

mengoksidasi belerang dioksida menjadi asam sulfat dan oksida nitrat. Reaksi ini
tidak dikategorikan baik tetapi diketahui bahwa asam nitrosylsulfuric merupakan
produk intermediate. Reaksi keseluruhan utama adalah:
2 NO2 + H2O HNO2 + HNO3
SO2 (aq) + HNO3 NOHSO4
NOHSO4 + HNO2 H2SO4 + NO2 + NO
SO2 (aq) + 2 HNO2 H2SO4 + 2 NO
Nitrat oksida keluar dari reaksi liquor dan kemudian reoxidized oleh oksigen
molekuler menjadi nitrogen dioksida. Ini menentukan langkah dalam proses [3]:
2 NO + O2 2 NO2
Nitrogen oksida diserap dan regenerasi dalam proses, dan dengan demikian
berfungsi sebagai katalis untuk reaksi keseluruhan:
2 SO2 + 2 H2O + O2 2 H2SO4

Industri HCl dan H2SO4

3. Proses Wet Sulfuric Acid (WSA)


Proses WSA merupakan salah satu kunci proses desulfurisasi gas di pasaran saat
ini. Sejak Perusahaan Danish catalyst mematenkan teknologi ini pada akhir 1980.
Proses ini telah dikenal sebagai proses yang efisien dalam recovery sulfur dari
bermacam macam pemrosesan gas dan menghasilkan kualitas asam sulfat yang
komersil. Proses ini juga dapat menghasilkan banyak steam tekanan tinggi. WSA
proses diterapkan pada banyak industry dimana penghilangan sulfur dibutuhkan.
Proses katalis basah biasanya lebih tepat digunakan untuk memproses satu atau
lebih aliran yang mengandung sulfur seperti :
Gas H2S dari unit pengolahan gas amin (amine gas treating unit)
Off-gas from Sour Water Stripper (SWS gas)
Off-gas from Rectisol
Spent acid from e.g. Alkylation
Claus process tail gas
Heavy residue or petcoke-fired utility boiler off-gas
Boiler flue gases from various processes SNOX flue gas desulfurisation
Metallurgical process gas
Production of sulfuric acid
Reaksi Utama pembentukan Asam Sulfat dengan Wet Sulfuric Acid adalah :
Pembakaran: H2S + 1.5 O2 = H2O + SO2 + 518 kJ/mole
Oksidasi: SO2 + O2 = SO3 + 99 kJ/mole (in the presence of a vanadium (V)
oxide catalyst)
Industri HCl dan H2SO4

Hidras : SO3 + H2O = H2SO4 (g) + 101 kJ/mole


Kondensasi: H2SO4 (g) = H2SO4 (l) + 90 kJ/mole
Energi yang diproduksi dari reaksi diatas digunakan untuk produksi steam. Energi
nya mendekati 2-3 ton steam tekanan tinggi/ton asam yang di produksi.

TABEL PERBANDINGAN

Industri HCl dan H2SO4

Kesimpulan:
Proses kontak mempunyai banyak keunggulan di bandingkan dengan proses Lead
Chamber dan WSA.

Industri HCl dan H2SO4

Anda mungkin juga menyukai