Anda di halaman 1dari 20

1

Uji Sensitifitas Antibiotik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antibiotik pada umumnya telah dikenal dikalangan masyarakat.
Penggunaan dari antibiotik ini pun terus meningkat, seiring dengan
bermunculannya berbagai jenis infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh jenis
bakteri baru ataupun virus baru. Kenyataannya adalah bahwa penggunaanya
dikalangan awam seringkali disalah artikan atau disalah gunakan, dalam artian
seringkali penatalaksanaan dalam menangani suatu jenis infeksi yang tidak tepat
yang berupa pemakaian antibiotik dengan dosis dan lama terapi atau penggunaan
yang tidak tepat. Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab utama dari
timbulnya resistensi dari obat-obat antibiotik maupun antimikroba terhadap jenis
bakteri tertentu.
Bakteri yang resisten terhadap antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat
tersebut pada dosis yang sama. Inilah sebabnya mengapa setiap orang harus
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter sebelum mengambil antibiotik.
Pada percobaan ini dilakukan uji sensitifitas pada beberapa antibiotik terhadap
bakteri Pseudomonas aureginosa dan Staphilococcus aureus untuk mengetahui
besar zona hambat dari setiap antibiotik.

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan tingkat sensitivitas
antibiotik yang ada di pasaran terhadap bakteri tertentu.
C. Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara
penentuan sensitivitas beberapa obat antibiotik terhadap mikroorganisme tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Uji resistensi bakteri terhadap antibiotik dengan menggunakan metode


difusi agar yaitu suspensi bakteri diambil dengan kapas lidi steril dan ditanam
pada media agar dengan cara mengoleskan secara merata pada permukaan. Disk
antibiotik diletakkan hati-hati di atas biakan bakteri tersebut dan ditekan perlahan
dengan pinset steril supaya benar-benar kontak dengan bakteri yang terdapat
pada media. Jarak disk dengan tepi cawan petri 15 mm dan jarak antar disk 24
mm. Biakan diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam. Karakterisasi dengan
mengukur dan membandingkan diameter daerah hambatnya terhadap tabel
standar. Sensitif (S) dan resisten (R) terhadap
berdasarkan diameter daerah bening

antibiotik disimpulkan

disekitar disk antibiotik (Nazhifah, 2013).

Penggunakan antibiotik untuk mengobati penyakit karena


bakteri dapat menimbulkan masalah. Masalah tersebut
toksik dari obat, residu obat, dan

infeksi

berkaitan dengan efek

pengembangan mikroba resisten. Informasi

mengenai tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik sangat penting untuk


menentukan kebijakan dan penanggulangan penyakit yang efektif dan efisien.
Pengobatan infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik baik yang bersifat bakteri
ostatik maupun bakteri osidal. Namun

penggunaan antibiotik

manusia dan

hewan yang kurang bijak menimbulkan munculnya mikroorganisme resisten,


tidak

hanya

mikroba

mikroorganisme

lain

sebagai

target

antibiotik

yang

memiliki

habitat

tersebut,
yang

tetapi

sama

juga

dengan

mikroorganisme target. Penggunaan antibiotik dalam jumlah besar kurang


NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

efisien, tidak ekonomis, dan mengakibatkan bertambahnya jenis bakteri yang


resisten, serta dapat mencemari lingkungan. Kejadian resisten antibotik
mengakibatkan obat tidak mampu menghambat atau membunuh bakteri yang
bersangkutan sehingga pengobatan akan sia-sia. Resistensi antimikroba telah
menjadi masalah global. Strategi untuk menghindari resistensi adalah
menemukan inovasi dan

antimikroba baru. Produksi antibiotika baru yang

berasal dari fitofarmaka (tanaman obat) merupakan alternatif yang perlu


dipertimbangkan (Monica 2013).
Pemberian antibakteri merupakan salah satu pilihan dalam menangani
penyakit infeksi. Namun penggunaan antibakteri yang

tidak terkontrol dapat

mendorong terjadinya perkembangan resistensi terhadap antibakteri yang


diberikan. Adanya resistensi ini dapat menimbulkan banyak masalah dalam
pengobatan penyakit infeksi, sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan
obat tradisional berbahan herbal yang dapat membunuh bakteri untuk
menghindari terjadinya resistensi tersebut (Ariyanti, 2012).
Penggunaan obat antibitoika dengan dosis yang kurang tepat
penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat

dan atau

menimbulkan kegagalan

pengobatan yakni berupa resistensi kuman terhadap antibiotik. Adanya resistensi


terhadap antibakteri merupakan persoalan utama dalam menangani kolibasilosis.
Di Amerika sebanyak 4668 isolat E. coli yang diambil dari berbagai peternakan
telah resistensi terhadap berbagai antibiotik seperti kanamisin,
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

kloramfenikol,

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

streptomisin, ampicilin, tetrasiklin, dan trimetropin. Terjadinya resistensi kuman


terhadap antibiotik, karena kuman sering terpapar oleh antibiotik yang nantinya
akan menyebabkan kuman akan mempunyai kemampuan untuk mencegah
pengaruh antibiotik dengan jalan membentuk selaput sel yang dapat menghambat
masuknya antibiotik ke dalam sel kuman. Oleh karena itu agar pengobatan dapat
berhasil perlu dilakukan pemilihan antibiotika yang tepat. Pemilihan antibiotika
yang tepat harus dilakukan pemeriksaan uji kepekaan kuman terhadap antibiotik
yang akan digunakan (Bhaskara, 2012).
Tingginya angka resistensi kuman terhadap antibiotik empiris (87,06%)
dimungkinkan karena pasien pernah menggunakan antibiotik secara tidak tepat.
Faktor lain adalah karena kuman-kuman yang umum ditemukan pada pasien
ulkus diabetik seperti Staphylococcus aureus dan P. Aureginosa cenderung cepat
mengalami resistensi, untuk itu tes kepekaan harus dilakukan sebagai standar
untuk pemilihan terapi anti mikroba. Staphylococcus aureus ditemukan paling
banyak resisten terhadap ampicillin (24,5%) clan cefotaxime. Hal ini disebabkan
oleh kemampuan Staphylococcus aureus untuk membentuk enzim penisilinase
yang resisten terhadap ampicillin clan cefotaxime. Ampicillin merupakan
golongan penisilin yang cenderung resisten

terhadap kuman Staphylococcus

aurous (Kahuripan, 2009).

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

B. Uraian Bahan
1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)
Nama resmi

: Agar

Nama lain

: Agar-agar

Pemerian

: Tidak berbau atau bau lemah, berasa


musilago pada lidah.

Kelarutan

: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam


air mendidih.

Kegunaan

: Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquadest (Dirjen POM, 1979: 96)


Nama resmi

: Aqua Destillata

Nama lain

: Air suling

RM / BM

: H2O / 18,02 gram/mol

Rumus struktur : H O - H
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,


tidak berasa.

Kegunaan

: Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut


medium.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

3. Alkohol (Dirjen POM, 1979 :65).


Nama resmi
: Aethanolum
RM
: C2H6O
Pemerian
: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
Kelarutan

berasap.
sangat mudag larut dalam air, dalam kloroform P

dan dalam eter P.


Kegunaan
: Antiseptikum
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
4.
Pepton (Dirjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1191)
Nama resmi
Pemerian

: Pepton
: Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas
tidak busuk

Kelarutan

: Larut

dalam

air;

memberikan

larutan

coklat

kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak


larut dalam etanol (95%) P dan dalam
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

eter P.

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Kegunaan

: Sumber protein untuk pertumbuhan


mikroorganisme.

Penyimpanan

: Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus


cahaya.

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

BAB III
METODE KERJA
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
a. Bunsen
b. Cawan petri
c. Electro mantle
d. Gelas ukur
e. Incubator
f. Kuvet
g. LAF
h. Lumpang dan alu
i. Ose
j. Pipet tetes
k. Rak tabung
l. Spektronik-20G
m. Timbangan analitik
n. Tabung reaksi
o. Vorteks
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a. Alkohol
b. Amoxilin
c. Chloramphenicol
d. Ciprofloxacin
e. Erytromisin
f. Nutrient agar
g. Ofloxacin
h. Papper dis
i. Sefadroxil
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

j. Tissu

B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
Cara kerja dari pembuatan media NA ini adalah disiapkan alat dan
bahan dan ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan
analitik sebanyak 1,4 gram. Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan
menggunakan gelas ukur. Kemudian dilarutkan bahan dalam aquadest
menggunakan gelas kimia. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan
bahan di atas electro mantel.
2. Pembuatan Suspensi Bakteri
a. Pseudomonas aeruginosa
Cara membuat suspensi bakteri ini yaitu pertama-tama disiapkan
alat dan bahan dan diambil NaCl fisiologis secukupnya. Kemudian
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

dimasukkan kultur bakteri P. aeruginosa ke dalam tabung reaksi lalu


dihomogenkan dengan vorteks. Setelah itu dimasukkan ke dalam kuvet
suspensi bakteri secukupnya. Diukur tingkat kekeruhannya dengan
Spektronik-20G dan dilihat absorbansinya.
b. Staphylococcus aureus
Cara membuat suspensi bakteri ini yaitu pertama-tama disiapkan
alat dan bahan dan diambil NaCl fisiologis secukupnya. Kemudian
dimasukkan kultur bakteri S. aureus ke dalam tabung reaksi lalu
dihomogenkan dengan vorteks. Setelah itu dimasukkan ke dalam kuvet
suspensi bakteri secukupnya. Diukur tingkat kekeruhannya dengan
Spektronik-20G dan dilihat absorbansinya.

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

A. Pembahasan
Mikroorganisme atau mikroba adalah mikroorganisme yang berukuran
sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler)
meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multiseluler tidak dapat terlihat oleh mata telanjang. Ilmu
yang mempelajari organisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja dibidang
ini disebut mikrobiolog.
Salah satu cara yang dilakukan untuk menghambat pertumbuhan suatu
mikroorganisme, yaitu menjaga kebersihan lingkungan kita agar tidak ada
tempat yang cocok bagi suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang.
Selain itu dapat digunakan bahan-bahan yang dapat menghambat ataupun
membunuh mikroorganisme seperti penggunaan antimikroba.
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Antimikroba adalah suatu zat, bahan, ataupun obat yang dapat digunakan
untuk menghambat pertumbuhan suatu mikroorganisme. Antimikroba dapat
diperoleh dari tanaman ataupun mikroba yang telah diberikan perlakuan tertentu
sehingga dapat menghasilkan metabolit sekunder yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme itu sendiri ataupun mikroorganisme yang lain.
Pada percobaan ini dilakukan uji aktivitas antimikroba dari bahan alam.
Berdasarkan uji tersebut kita akan mengetahui apakah bahan alam yang kita
gunakan dapat menghambat aktivitas suatu mikroba. Sampel yang digunakan
pada

percobaan

ini adalah antibiotic Erythromycin, Chloramphenicol,

Ofloxacin, Cefadroxil, Ciprofloxacin,serta Amoxilin.Bakteri yang digunakan


adalah Staphylococcus aureus dengan menggunakan uji difusi agar.
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang
menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora
dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan
diameter sekitar 0,8-1,0 m. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC
dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal
manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit.
Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu
jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai
karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya
perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid
atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Percobaan Uji Sensitivitas Antibiotik dilakukan untuk menentukan


tingkat

sensitivitas

antibiotik

yang

ada

di

pasaran

terhadap

bakteri

tertentu.Prinsip percobaan Uji Sensitivitas Antibiotik adalah mengetahui


tingkat sensitivitas suatu antibiotik yang beredar di pasaran terhadap bakteri
tertentu berdasarkan pengukuran luas daerah zona hambatnya.
Sensitivitas adalah kemampuan organisme untuk merespon obat atau
agen lain. Pada statistik, sensitivitas adalah ukuran keakuratan tes yaitu seberapa
besar kemungkinan tes untuk mendeteksi positif orang-orang yang memiliki
penyakit atau kondisi.Kontras dengan spesifisitas.Sebuah tes dengan sensitivitas
yang tinggi akan hampir selalu positif bagi orang yang memiliki kondisi itu (tes
memiliki hasil negatif palsu yang rendah). Sensitivitas juga dikenal sebagai
tingkat benar positif.Kontras dengan spesifisitas. Intermediet merupakan subtansi
yang terbentuk dalam suatu proses kimiawi yang penting untuk pembentukan
hasil akhir proses tersebut. Intermediet juga dapat diartikan sebagai keadaan
dimana antibiotik tidak terlalu sensitif tetapi sudah mendekati resisten.Resisten
merupakan suatu kemampuan alami suatu organisme untuk bertahan terhadap
mikroorganisme atau toksin yang dihasilkan dalam penyakit.
Percobaan Uji Sensitivitas Antibiotik dilakukan dengan metode difusi
agar dengan cara dipipet 1 ml suspensi biakan bakteri PA (Pseudomonas
aeruginosa) dan SA (Staphylococcus aureus) pada cawan petri yang telah
disterilkan, ditambahkan 15 ml medium NA pada masing-masing cawan petri
yang telah berisi suspensi bakteri, dihomogenkan dan dipadatkan, kemudian
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

disiapkan larutan antibiotik yang telah berisi paper disc, diambil kertas saring
yang telah dibasahi dengan larutan antibiotik ke dalam cawan petri yang berisi
suspensi biakan bakteri dan medium NA yang telah memadat, lalu diinkubasikan
pada suhu 37C selama 1 x 24 jam, selanjutnya diamati dan diukur zona
hambatannya.
Diameter zona hambatan yang terbentuk diukur dengan menggunakan
penggaris untuk menentukan aktivitas antibiotika yang digunakan.Diameter zona
hambatan adalah diameter yang tidak ditumbuhi bakteri di sekitar paper disc
dikurangi diameter paper disc.Hasil inkubasi dari uji difusi agar yang diamati
zona hambatan bakteri dapat dilihat dari adanya zona bening (daerah bening)
yang berada disekeliling paper disc.Zona bening menunjukkan daerah hambatan
dari pertumbuhan bakteri. Zona hambat pada diameter 5 mm maka respon
hambatannya lemah, jika diameter zonanya 5-10 mm maka respon hambatannya
sedang, jika diameter zonanya 10-20 mm maka respon hambatannya kuat
sedangkan jika memiliki diameter zonanya lebih dari 20 mm mm maka respon
hambatan pertumbuhan bakteri tersebut adalah sangat kuat.
Mekanisme kerja sebagian besar antibiotik dapat dibagi menjadi 5 cara
yaitu, perusakan dinding sel, perubahan permeabilitas sel, perubahan molekul
protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis
asam nukleat dan molekul protein. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
antimikroba yaitu pH lingkungan, komponen-komponen perbenihan, stabilitas

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

zat aktif (obat), besarnya inokulum bakteri, masa pengeraman, dan aktivitas
metabolik bakteri.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu untuk
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah Sebaiknya
waktu yang digunakan dalam laboratorium lebih dimaksimalkan agar
praktikum berjalan lebih lancer dan mahasiswa lebih dapat bekerja dengan
maksimal.

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Ni Kadek, Ida Bagus Gede Darmayasa, dan Sang Ketut Sudirga. 2012. Daya
Hambat Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis miller)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 25923 Dan
Escherichia Coli Atcc 25922. Jurnal Biologi. Vol. XVI No. 1: 1 4
Bhaskara, I Bagus Made, Ketut Budiasa, dan Ketut Tono PG. 2012. Uji Kepekaan
Escherichia coli sebagai Penyebab Kolibasilosis pada Babi Muda terhadap
Antibiotika Oksitetrasiklin,
Streptomisin, Kanamisin dan
Gentamisin. Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 1 No. 2: 186 201
Kahuripan, Ardiansyah, Retnosari Andrajati, dan Tetty Syafridani. 2009. Analisis
Pemberian Antibiotik Berdasarkan Hasil Uji Sensitivitas Terhadap
Pencapaian Clinical Outcome Pasien Infeksi Ulkus Diabetik Di Rsud Dr.
H. Abdul Moeloek Lampung. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. VI No. 2:
75 - 87
Monica, Waode Santa, Hapsari Mahatmi, dan Kerta Besung. 2013. Pola Resistensi
Salmonella typhi yang Diisolasi dari Ikan Serigala (Hoplias malabaricus)
terhadap Antibiotik. Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan. Vol. 1 No. 2: 6469
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Nazhifah, Rustini dan Deswinar Darwin. 2013. Uji Sensitivitas solat Bakteri Dari
Pasien Luka Bakar Di Bangsal Luka Bakar Rsup Dr. M. Djamil Padang.
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan
Klinik III .

LAMPIRAN

KOMPOSISI MEDIUM
Medium NA (Natrium Agar)
Peptone
Ekstrak beef
Agar
Aquadest

5,0
3,0
15
@ 1000 mL

PERHITUNGAN
1. Chloramphenicol

Zona hambat (PA) =

Zona hambat (SA) =

= 2.9 cm
= 29 mm

= 2.475 cm
= 24.75 mm

2. Ofloxacin
NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

Zona hambat (PA) =


=
= 2.45 cm
= 24.5 mm
3. Cefadroxil
Zona hambat (PA) =
=
= 1.625 cm
= 16.25 mm
4. Ciprofloxacin

Zona hambat (PA) =

Zona hambat (SA) =

= 3.1 cm
= 31 mm

= 2.775 cm
= 27.75 mm

5. Erythromycin

Zona hambat (PA) =


=

= 2.3 cm
= 23 mm

= 2.425 cm
= 24.25 mm

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

Zona hambat (SA) =

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Uji Sensitifitas Antibiotik

6. Amoxilin

Zona hambat (PA) =


=

= 2.025 cm
= 20.25 mm

= 1.9 cm
= 19 mm

NUR ALIF FATUH RAHMA

Apt.
O1A1 14 033

Zona hambat (SA) =

La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm,

Anda mungkin juga menyukai