Stroke Iskemik Pasca Terapi Fibrinolitik
Stroke Iskemik Pasca Terapi Fibrinolitik
Kardiologi Indonesia
Laporan Kasus
Ilustrasi Kasus
Seorang wanita 66 tahun, masuk Unit Gawat Darurat
PJNHK dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan
Alamat korespondensi:
Dr. Zulkarnaini
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pusat Jantung Nasional- Harapan Kita, Jakarta
32
u/menit dititrasi hingga tercapai dosis optimal. Hiperglikemi diatasi dengan pemberian cairan (NaCl 0.9%)
dan Regular insulin drips. Tekanan darah dikontrol
dengan percardipin hingga turun mencapai 170/95
mmHg. Tiga jam kemudian diberikan streptokinase
1,5 juta unit dalam 1 jam. Saat fibrinolitik dilakukan,
tekanan darah turun berkisar 70-132/58-78 mmHg,
dan diatasi dengan pemberian cairan 50 cc dalam 10
menit sebanyak dua kali.
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol. 29, No. 1 Januari 2008
Pembahasan
Profile pasien wanita 66 tahun dengan faktor resiko
multipel: diabetes militus, hipertensi sudah tidak minum obat sejak 2 tahun, dan menoupause. Diagnosis
infark miokard anterior akut onset 4 jam merupakan
34
35
intravena pada stroke iskemik. Keamanan dari penggunaan rt-PA belum diketahui. Hingga saat ini trombolisis intra-arterial belum diakui oleh FDA (Food and
Drugs Administration), dan satu-satunya trombolitik
yang telah diakui adalah rt-PA intravena.8 Efisiensi
fibrinolitik pada stroke emboli juga menjadi perdebatan karena komposisi dari emboli yang dianggap tidak
sesuai untuk fibrinolitik. Sebagai contoh, pada emboli
yang berasal dari plak aorta yang sudah mengalami
kalsifikasi dan mengandung fibrin padat, sulit diatasi
dengan trombolisis.8-11
Pemberian antikoagulan diindikasikan pada
stroke iskemik akut yang disebabkan oleh emboli
otak, dengan tujuan untuk mencegah stroke iskemik
ulang. Namun efektivitas dan keamanan penggunaan
antikoagulan heparin IV untuk terapi stroke iskemik
akut belum cukup terbukti dan masih kontroversial,
sehingga tidak direkomendasikan sampai ada data
yang lebih sahih.12,13 Low molecular weight heparin
Stroke kardioembolik
CT-scan otak inisial
Ya
Ulangi CT-scan otak 48-72 jam lagi
36
Perdarahan (-)
Infark Hemoragik
Penilaian Ulang
6 minggu lagi
Antikoagulan
Heparin diteruskan Warfarin
Pertimbangkan lagi
antikoagulan
Dan seterusnya
Dan seterusnya
Dan seterusnya
Dan seterusnya
tidak diberikan)
Kontra indikasi :
o Hipersensitivitas terhadap piracetam
o Penderita dengan gangguan fungsi ginjal
yang berat (creatinine clearance<20 ml/
menit)
o Perlu perhatian khusus pada pasien dengan
stroke hemoragik dan gangguan immunitas.
Efek samping :
Gelisah, irritabilitas, insomnia, ansietas,
tremor, dan agitasi.
Dosis dan cara pemberian :
Pemberian pertama 12 gram perinfus habis
dalam 20 menit, dilanjutkan dengan 3 gram
bolus intravena per 6 jam atau 12 gram/24 jam
dengan drip kontinyu sampai dengan hari ke 4.
Mulai hari ke 5 sampai dengan akhir minggu
ke 4 diberikan 4,8 gram 3 kali per hari per
oral. Minggu ke 5-12 diberikan 2,4 gram 2
kali sehari peroral.13
Simpulan
1. Terapi fibrinolitik pada STEMI akut merupakan
salah satu terapi yang manfaatnya sudah jelas
terbukti, walaupun mempunyai beberapa risiko
yang cukup fatal; diantaranya stroke iskemik.
2. Pemberian antikoagulan pada stroke iskemik
sesudah fibrinolitik sebaiknya mempertimbangkan luasnya infark dan kemungkinan risiko infark
berdarah; sehingga pemberian antikoagulan jangan
terlalu dini dan diikuti CT-scan kepala serial,
untuk menentukan indikasi dan saat yang tepat
pemberiannya.
3. Terapi trombolitik bermanfaat pada pasien stroke,
namun selalu ada risiko pendarahan. Meskipun tak
ada indikasi kontra pemakaian trombolitik pada
pasien ini, tetapi stroke terjadi juga, beberapa faktor risiko terdapat pada kasus ini.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
39