Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI ACETYLASI
PEMBUATAN ASPIRIN
OLEH:
KELOMPOK 9
KELAS C
ABDULLAH SYAFII
ALQARNI PUTRA
DEWI KUSUMA N
MUTIA SARI AMANDA

(1207113655)
(1207154411)
(1207136518)
(1207113631)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
ABSTRAK
Reaksi acetylasi adalah reaksi pemasukkan gugus acetyl kedalam substrat yang sesuai. Aspirin
memiliki banyak manfaat seperti dalam bidang kesehatan yaitu sebagai obat-obatan dan
kebesihan kulit. Oleh karena itu pembuat aspirin sangat penting. Tujuan dalam praktikum ini
adalah membuat aspirin dalam skala labor, memahami dan mempelajari proses reaksi yang
terjadi, dan menghitung presentase aspirin yang dihasilkan. Pada percobaan ini, 3 gram asam
salisilat kering, 9 ml asam asetat anhidrat dan 4 tetes asam sulfat pekat dimasukkan kedalam labu
didih dasar bulat. Kemudian labu dipanaskan pada suhu 50-60 oC lalu didinginkan. Endapan
yang ada disaring dengan pompa vakum. pada proses rekristalisasi endapan yang telah disaring
ditambahkan dengan 7 ml alkohol dan 40 ml aquades. Lalu labu dipanaskan pada suhu 50-60 oC
lalu didinginkan. Endapan yang ada disaring lagi dengan pompa vakum. Pada proses uji
kemurnian aspirin, aspirin yang telah direkristalisasi tambahkan 1 ml alcohol dan 3 tetes ferri
klorida didalam tabung reaksi begitu juga pada asam salisilat. Pada percobaan ini didapatkan
berat aspirin yang telah di rekristalisasi adalah 2,8g dengan rendemen 74,07 %. Jadi aspirin dapat
disintesis dari reaksi acetylasi.
Kata Kunci: acetylasi, aspirin, asam salisilat, asam asetat anhidrat, asam sulfat.
ABSTRACT
Acetylation reaction is the reaction of acetyl group entry into the appropriate substrate. Aspirin
has many benefits such as health sector, namely drugs and kebesihan skin. It is therefore very

important aspirin makers. The goal in this lab is to make aspirin in laboratory scale, to
understand and learn the process of the reaction, and calculate the percentage of aspirin
produced. In this experiment, 3 grams of dry salicylic acid, acetic acid anhydride 9ml and 4
drops of concentrated sulfuric acid is inserted into the boiling flask round basis. Then the flask is
heated at a temperature of 50-60 C and then cooled. The precipitate that was filtered with a
vacuum pump. the recrystallization process that has been filtered sediment added with 7 ml
alcohol and 40 ml of distilled water. Then the flask is heated at a temperature of 50-60 C and
then cooled. The precipitate that was filtered with a vacuum pump. In the process of testing the
purity of aspirin, aspirin has recrystallized add 1 ml of alcohol and 3 drops of ferric chloride in
a test tube as well as the salicylic acid. In these experiments have found that aspirin weight in
recrystallization is 2,8g to yield 74,07 %. So aspirin can be synthesized from the reaction of
acetylation.
Keywords: acetylation, acetyl, aspirin, salicylic acid, acetic anhydride, sulfuric acid.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat dan asam asetat anhidrat dengan dibantu dengan
asam sulfat pekat. Aspirin memilik keguanaan untuk meringankan rasa saki, terutama sakit
kepala, sakit gigi dan nyerti otot serta menurunkan demam. Aspirin yang sekarang sedang
dikembangkan ini memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dengan
waktu lama untuk mencegah serangan jantung.
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan
salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus
COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Asam salisilat dicampur dengan asam asetat
anhidrat, menyebabkan reaksi menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk
sampingan. Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis.
Pada praktikum ini akan di kemukakan laporan mengenai salah satu sintesis zat kimia yaitu
sintesis aspirin (asam asetil salisilat) sebagai hasil dari praktikum yang telah dilakukan.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Membuat aspirin dalam skala labor
2. Memahami dan mempelajari reaksi yang terjadi
3. Menghitung presentase aspirin yang dihasilkan

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat. Aspirin
dibuat dengan reaksi asetylasi. Reaksi asetylasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus
acetyl kedalm suatu substrat yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-COO - (dimana R merupakan
alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat dibuat
dengan cara asetilasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan anhidrida
asetat dengan bantuan sedikit katalis yaitu Asam Sulfat pekat. Pada pembuatan Aspirin, asam
salisilat (o-hydroxiy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada
gugus hidroksi.
Struktur Aspirin:

Gambar 2.1 Rumus Kimia Aspirin(Pinna,2012)

2.2 Sejarah Perkembangan Aspirin


Awal mula penggunaan Aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang
menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian
senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang
dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya,
obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di
Jerman, replika tablet Aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka
Deutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide")

Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada sejak awal mula
peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah menggunakan
suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada era yang sama,
bangsa Sumeria juga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis
penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada
tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian
segera tersebar luas.
Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang pertama yang
mempublikasikan penggunaan medis dari Aspirin. Pada tahun 1763, ia telah berhasil melakukan
pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa tersebut. Pada tahun
1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji coba terhadap
penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis. Dua tahun berselang, pada
tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa tersebut dan
diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini memiliki
aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam. Penelitian mengenai senyawa ini
berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang ilmuwan Perancis bernama Leroux berhasil
mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman bernama
Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal senyawa
salicin dalam kondisi yang sangat murni. Senyawa asam salisilat sendiri baru ditemukan pada
tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C7H6O3.
Bayer meupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa Aspirin (asam
asetilsalisilat). Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh banyaknya
efek negatif dari senyawa ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer
mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk
mengurangi efek negatif sekaligus meningkatkan efisiensi dan toleransinya. Pada tahun 1897,
Felix Hoffmann berhasil melanjutkan gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam
asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal dengan istilah Aspirin. Aspirin merupakan akronim
dari:
A
: Gugus asetil
spir
: nama bunga tersebut dalam bahasa Latin
spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan
in
: untuk zat pada masa tersebut.

Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri
farmateutikal. Bayer mendaftarkan Aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix
Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa Aspirin ini.
Sebelumnya pada tahun 1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah
mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium
salisilat. Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899 setelah Felix Hoffmann berhasil
memodifikasi asam salisilat, senyawa yang ditemukan dalam kulit kayu dedalu.
Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset
luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak
penggunaan nama Aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun
masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari peniruan
rumus kimia dan menggunakan nama Aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk menghalangi
"Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada, "Aspirin" masih
dianggap merek dagang yang dilindungi.
2.3 Pembuatan Aspirin

Reaksi
yang terjadi adalah reaksi Esterifikasi yang merupakan prinsip dari pembuatan
Aspirin. Reaksi Esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Reaksi Pembuatan Aspirin(Habib,2012)

Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
dengan menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat kondensasi
dua molekul asam karboksilat. Berikut ini beberapa cara atau metode yang ditemukan oleh
beberapa tokoh :
a)

Sintesa Aspirin menurut Kolbe


Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli
kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan
bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat.
Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan Asetat Anhidrat dengan bantuan
Asam Sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.

b)

Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt


Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki
tekanan vakum dan panas (130oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang
kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100oC
sehingga membentuk sodium salisilat. Sodium salisilat dilarutkan keluar dari mill lalu
dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan Asam Sulfat
untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Untuk membentuk Aspirin, asam salisilat di reflux bersama Asetat Anhidrat di dalam pelarut
toluen selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin
aluminium, asam asetil salisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara
filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Berdasarkan proses ini, untuk
menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO 2 500 kg, Seng
10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg. (George Austin, 1984 )

2.4 Rekristalisasi

Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat zat organik dalam
bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasil
sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan
instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah yang panjang seperti
distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah
metoda yang paling penting untuk pemurnian sebab kemudahannya ( tidak perlu alat khusus )
dan karena keefektifannya. Kedepannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk
memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu
tinggi ( pada atau dekat titik didih pelarutnya ) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau
dekat jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena
kelarutan padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak
akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.
(Ilham,2011)
2.5 Manfaat Aspirin
Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai penyebab (sakit kepala,
nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout, dan sebagainya), dan untuk kondisi demam,
Aspirin juga berguna dalam mengobati penyakit rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk
mengencerkan darah dan mencegah pembekuan darah) dalam arteri koroner (jantung) dan di
dalam vena pada kaki dan panggul. Ada juga artikel yang ditulis dalam literatur medis
mendalilkan penurunan kejadian kanker usus besar di antara mereka yang secara teratur
mengonsumsi Aspirin pada dosis tertentu. Saat ini banyak dokter dan pasien yang menggunakan
Aspirin dosis rendah (baby Aspirin atau Aspirin berdosis 81 mg) setiap hari untuk mengurangi
kemungkinan mendapatkan serangan jantung dan stroke melalui aksi anti-plateletnya (pengencer
darah dan mencegah pembekuan darah).
Aspirin juga telah digunakan untuk mengatasi anak-anak yang mengalami Sindrom
Bartter, dan juga dalam meningkatkan penutupan Patent Ductus Arteriosus (PDA), hubungan
abnormal antara aorta (arteri utama terhubung ke jantung) dan arteri pulmonalis (untuk paru-

paru) pada bayi baru lahir. Jika PDA tidak menutup secara normal, operasi mungkin diperlukan
untuk menutupnya (menutup dengan cara menjahit) sebelum anak memasuki usia sekolah.
2.6 Aspirin
Rumus molekul
Massa molekul
Berat jenis
Titik didih
Titik lebur
Kelarutan dalam air

: C9H8O4
: 180,2 gr/mol
: 1.40 g/cm
: 140oC
: 138-140oC
: 3 mg/mL

2.7 Asam Salisilat


Rumus molekul

: C7H6O3

Massa molekul

: 138,12 gr/mol

Berat jenis

: 1,443 g/ml

Titik didih

: 211 oC

Titik lebur

: 159 oC

2.8 Asetat Anhidrida


Rumus molekul

: (CH3CO)2O

Berat molekul

: 102,09 gr/mol

Titik didih

: 139,060C

Titik beku

: -730C

Panas pembakaran

: 431,9 kkal/mol

Tekanan kritis

: 46.81 atm

Densitas

: 1.08 g/ml

2.9 Asam Asetat


Rumus Molekul

: H2SO4

Massa Molar

: 98,08 g/mol

Densitas

: 1,84 g/cm3

Titik didih

: 340 oC

Viskositas

: 26,7 cP

2.10 Besi(III)Klorida
Rumus molekul

: FeCl3

Berat Molekul

: 162,22 gr/mol

Densitas

: 2,898 g/cm3

Titik didih

: 315OC

Titik lebur

: 282OC

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat-alat yang digunakan :
1. Labu Didih Dasar Bulat 1 buah 500 ml
2. Erlenmeyer 1 buah 250 ml
3. Gelas Piala 2 buah 25 & 50 ml
4. Corong 1 buah
5. Kaca Arloji 1 buah
6. Pipet Tetes 7 buah
7. Termometer 1 buah
8. Batang Pengaduk 1 buah
9. Gelas Ukur 1 buah
10. Tabung Reaksi 2 buah
3.2 Bahan-bahan yang digunakan :
1. Asam Salisilat 3 gram
2. Asetat Anhidrat 9 ml
3. Asam Sulfat Pekat 4 tetes
4. Alkohol
5. Ferri Klorida 3 tetes
6. Aquadest 40 ml

3.3 Prosedur Percobaan :


1. Pembuatan Aspirin

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Masukkan asam salisilat sebanyak 3 gram kedalam labu didih dasar bulat (reactor) dan
tambahkan 9 ml asetat anhidrat sedikit demi sedikit serta 3-4 tetes asam sulfat pekat.
Goyang-goyangkan labu agar zat tercampur baik (lakukan dalam lemari asam).
Panaskan diatas penangas air pada temperatur 50-60 oC sambil diaduk selama 15 menit.
Biarkan campuran menjadi dingin pada suhu kamar, aduk sekali-sekali.
Tambahkan 40 ml aquadest, aduk dengan sempurna.
Didinginkan selama 1 jam menggunakan batu es.
Selanjutnya saring endapan dengam pompa penghisap/vakum.

2. Rekristalisasi Aspirin (Pemurnian Aspirin)


a. Larutkan aspirin dalam 7 ml alkohol hangat.
b. Tuangkan kedalam larutan aspirin-alkohol 40 ml aquadest hangat.
c. Panaskan sampai larut (dalam penangas air) bila terjadi endapan, saring larutan dalam keadaan
panas dengan cepat.
d. Dinginkan larutan jernih dengan menggunakan batu es selama 1 jam.
e. Amati larutan tersebut sampai kristal yang terbentuk cukup banyak.
f. Saring larutan dan endapan menggunakan kertas saring dengan corong Buchner, sebelumnya
timbang dulu kertas saring yang digunakan (penyaringan vakum).
g. Keringkan pada suhu kamar.
h. Timbang berat aspirin yang terbentuk bila telah kering.
i. Hitung rendemennya.
3. Uji Kemurnian Aspirin
a.
b.
c.
d.

Ambil sedikit kristal aspirin hasil rekristalisasi, masukkan dalam tabung reaksi.
Ambil sedikit asam salisilat, masukkan dalam tabung reaksi yang berbeda.
Larutkan kristal aspirin dan asam salisilat menggunakan alkohol masing-masing 1 ml.
Tambahkan 3 tetes larutan ferri klorida pada setiap tabung reaksi dan amati, bila larutan aspirin
berubah menjadi ungu berarti aspirin yang dibuat belum murni (lihat warna ungu yang dihasilkan
dari tabung reaksi yang berisi asam salisilat). Jika larutan aspirin tetap bening berarti aspirin

e.

yang terbentuk telah murni.


Jika belum murni, ulangi rekristalisasi terhadap aspirin beberapa kali dengan cara diatas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Perhitungan
4.1.1 Hasil Praktikum
1. Pembuatan Aspirin

Pencampuran 3 gram asam salisilat, 9 ml asetat anhidrat, dan 3-4 tetes asam sulfat pekat di

dalam labu didih dasar bulat menghasilkan campuran berwarna bening.


Campuran diatas ditambah 40 ml aquadest membentuk 2 lapisan.
Campuran diatas setelah didinginkan menggunakan batu es membentuk endapan berwarna

putih.
Setelah endapan disaring mrnggunakan pompa vakum, maka didapatlah aspirin.
2. Rekristalisasi Aspirin (Pemurnian Aspirin)

Aspirin yang didapat ditambah 7 ml alkohol hangat menghasilkan warna campuran bening.
Campuran diatas ditambah 40 ml aquadest hangat menghasilkan warna campuran putih keruh.
Setelah campuran diatas didinginkan menggunakan batu es, maka didapatkan kristal yang cukup

banyak.
Berat aspirin secara praktikum = 2.8 gram.
Rendemen hasil 74.07%

3. Uji Kemurnian Aspirin

Pencampuran sedikit asam salisilat, 1 ml alkohol, dan 3 tetes ferri klorida menghasilkan warna

campuran berwarna ungu pekat.


Pencampuran sedikit aspirin, 1 ml alkohol, dan 3 tetes ferri klorida menghasilkan campuran
berwarna kuning bening yang menandakan bahwa aspirin telah murni.
4.1.2 Perhitungan ,
Berat aspirin secara praktikum = 3.86 1.06 = 2.8 gram

As.salisilat
+
BJ : 1,44 gr/ml
Mr :138 gr/mol

asetat anhidrat
BJ :1,08 gr/ml

aspirin

asam asetat

Mr : 102 gr/mol

Mr : 180 gr/mol

Mol asam salisilat

Massa asam asetat anhidrat = 1.08 x 9 = 9.72 gram

Mol asam asetat anhidrat

mol

mol

As.salisilat + asetat anhidrat


M = 0.021
0.095

aspirin
-

asam asetat
B = 0.021

0.021

0.021
T= -

Berat aspirin secara teori


= 0.021 x 180
= 3.78 gram

Rendemen =

0.021
0.074

0.021

0.021

= n x MR

x 100%

=
= 74.07 %
4.2 Pembahasan
Aspirin dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dan asetat anhidrat yang
juga menghasilkan hasil sampingan berupa asam asetat. Pembuatan aspirin biasanya disebut
dengan reaksi Acetylasi. Reaksi Acetylasi dapat terjadi cepat dengan bantuan katalis berupa
Asam Sulfat pekat. Selain ditambah katalis, reaksi ini juga dilakukan pada air yang dipanaskan
agar mempercepat tercapainya energi aktifasi. Sedangkan pendinginan dimaksudkan untuk
membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan akan
bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan.
Pembuatan aspirin ini dilakukan dengan 3 tahap, yaitu : pembentukan aspirin,
rekristalisasi aspirin (pemurnian aspirin), dan uji kemurnian aspirin. Pada proses pembentukan
aspirin, pertama-tama dicampurkan 3 gram asam salisilat, 9 ml asetat anhidrat, dan 3-4 tetes
asam sulfat pekat didalam labu didih dasar bulat. Setelah itu, labu digoyang-goyangkan di dalam

lemari asam agar zat tercampur sempurna dan menghasilkan campuran berwarna bening. Labu
didih dipanaskan diatas penangas air pada temperatur 50-60 oC sambil diaduk selama 15 menit.
Campuran dibiarkan dingin pada suhu kamar tetapi tetap aduk sekali-sekali. Kemudian,
campuran ditambah dengan 40 ml aquadest dan diaduk sempurna yang membentuk 2 lapisan
pada campuran. Campuran didinginkan selama 1 jam menggunakan batu es dan
menghasilkan endapan berwarna putih. Selanjutnya, saring endapan dengan pompa vakum, maka
akan didapat aspirin.
Pada proses rekristalisasi aspirin (pemurnian aspirin), pertama-tama aspirin yang didapat
ditambah dengan 7 ml alkohol hangat yang menghasilkan larutan berwarna bening. Larutan
tersebut ditambah dengan 40 ml aquadest hangat dan menghasilkan larutan berwarna putih
keruh. Larutan dipanaskan sampai larut, dan bila terjadi endapan saring larutan dalam keadaan
panas dengan cepat. Dinginkan larutan jernih menggunakan batu es hingga kristal yang terbentuk
cukup banyak. Saring larutan dan endapan menggunakan kertas saring dengan corong bucher,
tetapi sebelumnya timbang dulu kertas saring yang digunakan. Setelah itu, keringkan pada suhu
kamar dan timbang berat aspirin yang terbentuk bila telah kering dan hitung rendemennya.
Berat aspirin yang didapat secara praktikum sebesar 2.8 gram dan berat aspirin secara
teori sebesar 3.78 gram. Rendemen yang didapat sebesar 74.07 %, Dan pada proses yang terakhir
yaitu uji kemurnian aspirin, pertama-tama ambil sedikit asam salisilat dan aspirin dan masukkan
kedalam 2 tabung reaksi yang berbeda. Kedua tabung reaksi tersebut dimasukkan alkohol
sebanyak 1 ml dan ditambahkan masing-masing 3 tetes ferri klorida sebagai indikator. Larutan
yang berisi asam salisilat menunjukkan warna ungu pekat, sedangkan larutan yang berisi aspirin
menunjukkan warna kuning bening yang menandakan bahwa aspirin yang didapat telah murni.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Pembuatan aspirin merupakan reaksi acetylasi yang merupakan reaksi memasukkan gugus
acetyl pada asam salisilat ke dalam substrat yang sesuai

Berat aspirin yang didapat secara praktikum sebesar 2.8 gram

Berat aspirin yang didapat secara teori sebesar 3.78 gram

Rendemen hasil yang didapat sebesar 74.07 %

5.2 Saran

Praktikan harus teliti menjaga suhu agar tetap 50-60 oC

Praktikan harus benar dalam melakukan setiap proses sesuai prosedur agar hasil yang didapat
sempurna dan aspirin yang dihasilkan murni

Seharusnya zat-zat yang sudah lama tidak perlu dimasukkan ke dalam lemari asam agar
praktikan tidak salah dalam pengambilan zat yang dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Asam Asetat, http://www.wikipedia.com/asam_asetat.html, 11 Maret 2013
Anonim, 2012, Asam Salisilat, http://www.wikipedia.com/asam_salisilat.html, 11 Maret 2013
Anonim, 2012, Aspirin, http://www.wikipedia.com/aspirin.html, 11 Maret 2013
Anonim, 2012, Besi(III)Klorida, http://www.wikipedia.com/besi(III)klorida.html, 11 Maret 2013
Clark, Jim. 2007. Reaksi Anhirida Asam dengan Air, Alkohol dan Fenol. http://www.chem-is-try.org. 11
Maret 2013
Fessenden, J Ralp, Joan S Fessenden, 1999, Kimia Organik Edisi 2, Jakarta, Erlangga
Habib, 2012, Reaksi Sintesis Aspirin, http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/esterifikasi-fenol-sintesisaspirin/, 11 Maret 2013
Ilham, 2011, Sintesis Aspirin, http://emozzh.blogspot.com/2011/04/sintesis-aspirin.html, 11 Maret 2013
Irdoni, Hs, Nirwana, Hz, 2013, Modul Kimia Organik (Praktikum), Pekanbaru, Universitas Riau
Pinna, dr, 2012, Rumus Aspirin, http://drpinna.com/is-aspirin-good-for-you-59809, 11 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai