Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Berbagai pH Terhadap

Perkecambahan Lamtoro (Leucaena


leucephala)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biji merupakan salah satu alat perkembangbiakan bagi tumbuhan
secara generatif. perkembangbiakan dengan biji banyak dilakukan sebagai
riset percobaan maupun penelitian untuk mengetahui proses yang terjadi
selama perkecambahan. Sebelum berkembang menjadi dewasa, biji terlebih
dahulu melalui fase perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal dari
tumbuhan

memasuki

pertumbuhannya.

Perkecambahan

dimulai

dari

perombakan atau penggunaan cadangan makanan yang terdapat dalam biji


tersebut untuk pembentukan awal organ-organ tumbuhan, yaitu dengan
perombakan kotiledon pada biji tersebut. Prrombaan perombakan kotiledon ini
menghasilkan 2 buah organ awal yang menjadi cikal bakal tanaman, yakni
radikula sebagai bakal akar dan plumula sebagai bakal batang. perkecambahan
biji terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji dalam kondisi baku suatu uji
perkecambahan, atau biasa dikatakan perkecambahan terjadi ketika bibit
munul dari media. Dalam memasuki fase perkecambahan biji banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam biji tersebut juga
factor luar seperti ; kelembaban, pH, cahaya, suhu, dan lain-lain.
Perkecambahan memiliki pH optimum yang berbeda-beda tergantung
kepada jenis biji tanaman, setiap tanaman mempunyai kesesuaian pH yang
berbeda-beda. pH dapat menunjukan mudah tidaknya unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap pada pH netral, karena
pada pH netral unsur hara mudah larut dalam air. Dengan pH yang optimum
proses perkecambahan biji dapat berlangsung lebih cepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumuskan masalah
sebagai berikut :
1). Bagaimana pengaruh berbagai pH terhadap Perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)?
Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
2). Pada pH berapakah Lamtoro (Leucaena leucocephala) berkecambah
secara optimal?
3). Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)?
1.3 Tujuan Percobaan
Pada praktikum ini bertujuan untuk :
1). Mengetahui pengaruh berbagai pH terhadap perkecambahan
2). Mengetahui pH optimal untuk perkecambahn biji Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
3). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
1.4 Hipotesis
1) Adanya berbagai pH dapat mempengaruhi perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala.
2) Seperti perkecambahan pada tanaman lainnya, pada Lamtoro (Leucaena
leucocephala), pH optimal untuk perkecambahan adalah pH netral yakni
7.
3) Faktor-faktor yang mempegarui perkecambahan biji terdiri dari faktor
biotik dan abiotik.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
Lamtoro (Leucaena leucocephala), petai cina, atau petai selong adalah
sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang
kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari
Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk
kepentingan pertanian dan kehutanan dan kemudian menyebar pula ke pulaupulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di
Malaysia dinamai petai jawa. Berikut taksonomi ilmiah dari Lamtoro
(Leucaena leucocephala).
Taksonomi Ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Mimosoideae
Genus: Leucaena
Spesies: L. leucocephala
Nama Lokal: Petai cina, Lamtoro, Peuteuy selong, Kalandingan.
Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 C);
ketinggian di atas 1000 m dpl. dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman
ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik di wilayah dengan kisaran curah
hujan antara 6503.000 mm (optimal 8001.500 mm) pertahun; akan tetapi
termasuk tidak tahan penggenangan.
Tanaman Lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan
pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat Lamtoro
seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus; setelah
dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam
jumlah banyak.
Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi Lamtoro
teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana).
Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan
habisnya jenis Lamtoro lokal di banyak tempat.
Sejak lama Lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh,
pencegah erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang
cukup subur, Lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran
dewasanya (tinggi 1318 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang
Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
padat (lebih dari 5000 pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20
hingga 60 m perhektare pertahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat
tumbuh mencapai gemang 50 cm.
Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang
paling banyak ditanam dalam pola pertanaman campuran (wanatani). Pohon
ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 310 m, di antara larikan-larikan
tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat api,
penahan angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit
seperti lada, panili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di perkebunan
kopi dan kakao. Di hutan-hutan tanaman jati yang dikelola Perhutani di Jawa,
Lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan
tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran Lamtoro memiliki
nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen.
Menanam Lamtoro ini cukup mudah. Suku polong-polongan ini dapat
tumbuh subur di daerah ketinggian 1-1500 m dpl. Tanaman ini juga tidak
terkait dengan musim karena dapat tumbuh pada segala musim asalkan masih
berkisar pada suhu 25-30 o C. Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan
biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak
tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah
trubus, setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh
kembali dalam jumlah banyak.
Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro
teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana).
Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan
habisnya jenis lamtoro lokal di banyak tempat. Secara biologis, ada 2 cara
tanaman lamtoro atau petai cina dikembangbiakkan yaitu secara generatif dan
vegetatif. Akan tetapi, apabila dikembangkan melalui cara vegetatif yaitu
dengan cangkok dan stek, akan banyak mengalami berbagai kegagalan.
Cara generatif yaitu dengan menumbuhkan biji yang merupakan salah
satiu cara paling umum untuk mengembangkan tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri dan silang. Bijinya disebarkan di salah satu medium, lalu
disiram dengan air secukupnya, kemudian dijaga kelembaban tanahnya, dan
terakhir dipupuk dengan pupuk organik.

Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
Perkembangbiakan ini merupakan salah satu metode yang paling
praktis dan mudah untuk mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah yang
cukup besar.
Pengembangan dengan biji tersebut mempunyai keuntungan, antara
lain :
a. Pohonnya kuat karena mempunyai susunan akar yang baik.
b. Tidak mudah mengalami stagnasi akibat kekeringan karena memiliki akar
yang dalam.
2.2 Perkecambahan
Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah
munculnya radikel menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan
bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting
embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk
menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum.
Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi
dengan cadangan makanan.

Pada tanaman dikotil misalnya kacang

mempunyai dua kotiledon yang membesar. Sumbu embrio bagian bawah


kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminalnya (ujung) disebut radikula.
Sumbu embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil. Dan ujungnya disebut
plumula

(pucuk

embrio)

yaitu

ujung

batang

bersama

calon-calon

(primordium) daun.
Embrio yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum
dapat membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan
embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki
endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki
endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya
sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus. Sedangkan
biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus.
Tumbuhan monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada
Grminineae (Poaceae), misalnya Lamtoro,kotiledonnya disebut skutelum.
Skutelum menyerap nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian
embrio selama proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil

Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
diselubungi oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio
diselubungi koleoptil (sarung pucuk lembaga).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti
"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah
maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik.
Kehadiran

air

di

dalam

sel

mengaktifkan

sejumlah

enzim

perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara


giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model
Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang
mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3
(ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun
perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong
perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC
ACID 1 (GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui pula
bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor
transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs)
diredam oleh miRNA.
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian
yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya
ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam,
yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa
cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
2.3 Morfologi Perkecambahan
Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan,
perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan
epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan

Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
oleh

benih

dari

golongan

kacang-kacangan

dan

pinus,

sedangkan

perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan,


dan rerumputan.
2.3.1 Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan

epigeal

adalah

perkecambahan

yang

menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan


tanah (Gambar 1). Dalam proses perkecambahan, setelah radikel
menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke
atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah,
kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian
kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga.
Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya
kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara.
Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah.
Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai,
kacang tanah, Lamtoro, dan lamtoro.

Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
Gambar 1. Proses perkecambahan benih epigeal dari benih buncis
(Phaseolus vulgaris) (dari Johnson, 1985)
2.3.2 Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan

hipogeal

adalah

perecambahan

yang

menghasilkan kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah


permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula dan radikel
masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah
dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh
koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah
mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan
koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri
berhenti tumbuh (Gambar 2). Beberapa contoh benh dengan
perkecambahan epigeal adalah padi, Lamtoro, dan sorgum.

Pendidikan Biologi A / 2010

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)

Gambar 2. Proses perkecambahan benih hipogeal dari benih Lamtoro


(Zea mays L (dari Johnson, 1985)
2.4 Pengaruh Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.
Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.
Kebanyakan tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah
atau tinggi, asalkan pada media tanam tersedia unsur hara yang cukup.
sayangnya tersedianya unsur hara yang cukup itu dipengaruhi oleh pH.
Beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH yang ekstrim dan beberapa
unsur yang lainnya berada pada tingkat meracun (Hakim,dkk 1987).
pH akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitar perakaran.
PH dekat perakaran akan berlainan dari pH dalam bagian terbesar suatu
tanah Perubahan-perubahan tersebut dapat dikaitkan dngan perbedaan
dalam banyaknya (miliekuivalen) kation dan anion yang diambil oleh
akar. (Nye, 1981). .
pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar pada pH
netral, serta pH menunjukan adanya unsur-unsur yang bersifat
racun(Hardjowigeno, 1989).
Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi
tanaman. Pada reaksi media( tanah) yang netral, yaitu 6,0-7,5, unsur hara
yang tersedia dalam jumlah yang optimal. Pada pH kurang dari 6
ketersediaan

unsur-unsur

fosfor,

kalium,

belerang,

Pendidikan Biologi A / 2010

kalsium,

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
magnesium,dan molibdenum menurun dengan cepat. Sedangkan pada
pH yang lebih tinggi dari 8, akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen,
besi , mangan, boruim, tembaga,dan seng ketersediaannya jadi
sedikit(Sarief, S 1986).

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1

Tabel

Hasil

Pengamatan

Pengaruh

Berbagai

pH

Terhadap

Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Pendidikan Biologi A / 2010

10

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
Pengaruh pH 5 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
Pengamatan
ke1
2
3
4
5

leucocephala)
Kecambah (cm)
1
2
3
4
2,5 2,5 2,5 2,5
3,3
3
3
3,4
4,2
4
4,1 4,1
5,6 5,5 5,8 5,4
6,5 6,3 6,7 6,2

3.2

Rata-rata
5
2,5
3,2
3,9
5,3
6,1

2,5
3,18
4,06
5,52
6,36

Pengaruh pH 6 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena


Pengamatan
ke1
2
3
4
5

leucocephala)
Kecambah (cm)
1
2
3
4
2,5 2,5 2,5 2,5
3,8 3,6 3,5 3,7
5,1 5,3
5
5
6,5 6,1 6,3
6
8,3 8,7 8,6 8,4

Rata-rata
5
2,5
3,9
5,3
6,2
8,5

2,5
3,7
5,14
6,22
8,5

Pengaruh pH 7 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena


Pengamatan
ke1
2
3
4
5

leucocephala)
Kecambah (cm)
1
2
3
4
2,5 2,5 2,5 2,5
2,9 2,6 2,9 2,7
4,4
4
3,9 3,8
5,7 6,2 5,9 5,7
7,3 7,3 7,2
7

Rata-rata
5
2,5
2,7
4,2
5,3
7,1

2,5
2,76
4,06
5,76
7,18

Grafik dan Analisa Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan


Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Pendidikan Biologi A / 2010

11

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)

Grafik pengaruh pH 5 terhadp pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)


7
6
5
4
panjang kecambah (cm) 3

Linear ()

2
1
0
1 2 3 4 5
hari ke-

9
8
7
6
5
Panjang kecambah (cm) 4
Linear ()

3
2
1
0
1

hari ke-

Pendidikan Biologi A / 2010

12

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)

Grafik pengaruh pH 7 terhadp pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)


8
7
6
5
panjang kecambah (cm)

Linear ()

3
2
1
0
1 2 3 4 5
hari ke-

9
8
7
6
5
Panjang kecambah (cm) 4
Linear ()

3
2
1
0
5

pH

3.3 Analisa Grafik :


Pada percobaan yang telah kami lakukan, kami melakukan
pengamatan perkecambahan lamtoro pada berbagai pH. Pada pH 5,
pengamatan pertama menunjukkan rata-rata tinggi kecambah mencapai
2,5 cm, pada pH 6 tinggi kecambah 2,5 cm, begitu pula dengan tinggi
Pendidikan Biologi A / 2010

13

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
kecambah pada pH 7. Pada pengamatan pertama rata-rata tinggi
kecambah adalah sama. Pengamatan kedua, pada pH 5 menunjukkan
rata-rata tinggi kecambah terjadi kenaikan menjadi 3,18 cm, pada pH 6
sebesar 3,7 cm, sedangkan pada pH 7 yaitu 2,76 cm. Pada pengamatan
kedua ini dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah unggul pada
pH 6. Selanjutnya pada pengamatan ketiga, pH 5 diketahui rata-rata
tinggi kecambah 4,06 cm, pH 6 sebesar 5,14 cm, dan pada pH 7 sebesar
4,06 cm. dari hasil pengamatan ketiga menunjukkan bahwa pH 6 ratarata tinggi kecambah kembali unggul.
Selanjutnya pada pengamatan keempat, pH 5 menunjukkan ratarata tinggi kecambah mencapai 5,52 cm, pH 6 menunjukkan rata-rata
tinggi kecambah yang lebih unggul yaitu sebesar 6,22 cm, sedangkan pH
7 sebesar 5,76 cm. pada pengamatan ini, pH 6 rata-rata tinggi kecambah
kembali unggul. Dan yang terakhir pada pengamatan kelima, pH 5 ratarata tinggi kecambah mencapai angka 6,36 cm, pada pH 6 kembali paling
tinngi yaitu 8,5 cm, sedangkan pada pH 7 rata-rata tinggi kecambah
mencapai 8,5 cm. Dari semua pengamatan, mulai dari pengamatan
pertama sampai pengamatan terakhir, juga dapat dilihat pada grafik,
dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah paling unggul terjadi
pada pH 6.
3.4 Pembahasan
3.4.1 Pengaruh pH terhadap Perkecambahan Biji Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
Dilihat dari segala segi, media yang mempunyai pH 6-7
merupakan pH yang paling baik, karena pada pH 6-7 keadaan biologis
dan penyediaan unsur hara umumnya berada pada tingkat terbanyak.
Keadaan biologis dan penyediaan unsur hara yang banyak ini
mengakibatkan perkecambahan Lamtoro berlangsung optimal, setelah
pada Lamtoro ini mengalami pembongkaran cadangan makanan dalam
bijinya

untuk pertumbuhan

, maka Lamtoro

memasuki

fase

perkembangan vegetatif. Untuk fase ini perkecambahannya diperlukan


unsur hara yang lebih banyak, sehingga pertumbuhan tanaman

Pendidikan Biologi A / 2010

14

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
berlangsung baik. pH 6-7 termasuk pH netral, pH ini lebih baik dari pH
lain (masam dan alkalis), karena pada pH masam unsur seperti Posfor
tidak dapat diserap tanaman karena diikat (fiksasi) oleh Al, padahal
unsur P sangat penting bagi perkecambahan. Sedangkan pada pH
alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena diikat oleh Ca.
Pada praktikum ini, perkecambahan Lamtoro yang paling tinggi
adalah pada pH 6. Hal ini sesuai dengan kisaran kajian teori, dimana
berdasarkan informasi yang kami dapatkan, pH optimum dari
perkecambahan Lamtoro, berkisar antara pH 6 sampai pH 7. Pada
praktikum ini, tinggi kecambah antara pH 6 dan pH 7 tidak terlalu
berbeda jauh atau tidak terlalu signifikan. Hanya berbeda beberapa
millimeter saja. Sebagaimana yang kita ketahui, pada pH 6, dimana
kondisi air masih terdapat unsur keasaman, sehingga unsur-unsur dan
mineral yang

dibutuhkan oleh biji dalam melakukan

proses

perkecambahan dapat terserap secara optimal, dan hal ini menyebabkan


biji Lamtoro dapat berkecambah.
Perkecambahan biji Lamtoro antara kelompok satu dengan yang
lain tidak seragam. Ketidakseragaman ini terjadi karena adanya
perbedaan pH. Molekul-molekul air dipecah menjadi ion hidrogen (H + )
dan ion hidroksil (OH-). Selain itu kualitas biji Lamtoro dan kebersihan
dari alat serta media tanam juga mempengaruhi perkecambahan biji.
Tanaman Lamtoro toleran terhadap kadar garam tinggi yang memiliki
kadar dekstrosa, gula total, dan pati lebih tinggi dari pada biji Lamtoro
yang peka (Bintoro, 1988). Garam yang larut dalam air akan
meningkatkan tekanan osmotik larutan. Makin tinggi tekanan osmotik
larutan makin kuat air terikat oleh partikel larutan. Hal ini berakibat
pada benih yang berada pada tanaman yang mengandung garam tinggi
sehingga sulit untuk menyerap air, dan perkecambahan bijinya akan
terhambat (Pramono, 1993).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji yaitu
hama dan penyakit. Syarat utama pada proses perkecambahan biji

Pendidikan Biologi A / 2010

15

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
adalah tersedianya air yang cukup. Oleh karena itu air merupakan faktor
yang paling mendukung proses perkecambahan biji.
Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam
biji yang dapat menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringanjaringan plumule dan radicle yaitu calon batang dan calon akar, hingga
menembus kulit biji. Akhirnya calon tersebut tumbuh menjadi tanaman
baru.
Proses perkecambahan biji Lamtoro berlangsung melalui tiga
tahap, yaitu :
1.

Masuknya air yang berdampak melunakkan kulit biji

2.

Di dalam biji terjadi perubahan atau metabolisme secara kimia


dan biologis (biokimia)

3.

Terjadi pembelahan sel pada jaringan titik tumbuh, baik calon akar
maupun calon batang yang diikuti dengan calon akar menembus
kulit biji.
Biji Lamtoro yang dikecambahkan, mula-mula secara imbibisi

menyerap air dan udara hingga menyebabkan terjadi pembengkakan


pada biji. Perpaduan antara air bersama aerasi (udara) yang bagus pada
temperatur 18oC sampai 21oC mengakibatkan terjadi proses perubahan
yang disebut proses biokhemis yaitu cadangan makanan larut.
Lamtoro tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena
tanaman ini dapat ditanam hampir di semua macam tanah. Dan dalam
praktikum ini, menggunkan media kapas, dan Lamtoro berhasil tumbuh
dan berkecambah dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa, Lamtoeo
bisa tumbuh di media lain selain tanah, dalam percoaan ini adalah
media kapas. Percobaan terhadap perkecambahan biji Lamtoro,
dilakukan dengan menggunakan larutan dengan berbagai macam pH.
Macam pH yang digunakan adalah:

pH 5, pH 6, dan pH 7.

Penambahan pH diberikan setiap 2 hari sekali agar tidak terjadi


kekeringan yang dapat menghambat proses perkecambahan.
Perkecambahan biji dipengaruhi oleh pH melalui dua cara yaitu
(1) pengaruh langsung ion hydrogen dan (2) pengaruh tidak langsung,
Pendidikan Biologi A / 2010

16

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
yaitu tidak tersedianya unsur tertentu. Sebagian besar tanaman toleran
terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi. pH yang terlalu ekstrim
akan menyebabkan kegiatan atau aktivitas dalam biji terganggu, karena
pH tersebut akan merusak enzim yang berperan pada proses
perkecambahan yang terdapat pada biji.
Proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman sangat
dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar dapat berupa
air, udara, sinar matahari, suhu serta pH. Semua faktor tersebut
berkaitan dengan ketersediaan cadangan makanan (endosperm) dalam
biji. Cadangan makanan dalam biji tersedia dalam bentuk karbohidrat
Cadangan makanan dalam biji harus cukup untuk persediaan makanan
selama proses perkecambahan. Sedangkan faktor dalam yang sangat
berpengaruh terhadap proses perkecambahan biji adalah faktor genetik
serta keadaan embrio dari biji tersebut. Embrio harus dalam keadaan
baik dan sehat, sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan
proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang akan
dicapai.
Penyimpangan yang terjadi pada praktikum dapat terjadi karena :
1.

Kurang sterilnya alat dan media yang digunakan

2.

Terjadinya pembusukan atau matinya biji Lamtoro

3. Kurangnya perhatian dan pengawasan kami terhadap objek


praktikum, dalam hal ini berupa perkecambahan Lamtoro.
3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro
meliputi faktor internal dan eksternal :
a. Faktor Internal berupa kemasakan benih. Makin tinggi tingkat
kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi.
b. Faktor Eksternal, yakni berupa :
Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)
Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk
perkecambahan

Pendidikan Biologi A / 2010

17

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)

Suhu lingkungan: berpengaruh pada proses metabolisme sel,

sehingga berpengaruh pada perkecambahan.


Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)
Cahaya: beberapa jenis perlu atau tidak perlu cahaya. Lamtoro
memerlukan

cahaya

untuk

melangsungkan

proses

perkecambahan.
Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel
(dapat berubah karena perubahan cahaya) Bertanggungjawab
pada proses perkecambahan dan pembungaan

BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat menarik kesimpulan
bahwasanya, adanya berbagai pH mempegaruhi tingkat perkecambahan Lamtoro
yakni dengan ditunjukkannya adanya variasi tinggi perkecambahan Lamtoro dari
pH 5, 6 dan pH 7. pH optimum dalam perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucocephala) adalah pH 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan ini
Pendidikan Biologi A / 2010

18

Pengaruh Berbagai pH Terhadap


Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucephala)
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kemasakan
benih atau biji. Faktor eksternal berupa suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan
air, udara dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
http://peri-kehidupan-lamtoro-leucaena.html
Bintoro, M.H. 1988. Toleransi Tanaman Jagung terhadap Salinitas.
Desertasi Doktor. IPB, Bogor.
Pramono Eko, dkk. 1993. Evaluasi Daya Tahan Kering Berbagai Genotip
Kedelai Melalui Uji Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif. Jurnal
Pengembangan Wilayah Lahan Kering No. 12, hal 31-35. Lampung.
Pramono, Perkecambahan Benih
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya : Padang
http://Lamtoro.Wikipedia.bahasaIndonesia,Ensiklopediabebas.

Pendidikan Biologi A / 2010

19

Anda mungkin juga menyukai