Bahan Ajar Hukum Acara Pidana
Bahan Ajar Hukum Acara Pidana
monang
monang
monang
monang
monang
monang
monang
OLEH :
HAMONANGAN ALBARIANSYAH, SH., MH
Materi perkuliahan Hukum Acara Pidana,
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRWIJAYA 2010/2011
Disarikan dari Buku Hukum Acara Pidana karya Bpk. Syarifuddin Pattanasse, SH.,M.Hum
Pertemuan ke-1
Silabus dan Tujuan Pembelajaran
File
monang
Silabus :
Penyelenggaraan Peradilan Pidana (PP)
Model Penyelenggaraan PP
Perihal Penuntutan
Perihal Pembuktian
Pengertian dan Teori Pembuktian
Putusan Pengadilan
Upaya Hukum
Pengertian, upaya hukum biasa dan luar biasa
Tujuan Pembelajaran
Memahami mekanisme bekerja nya aparat penegak
hukum dalam sistem peradilan pidana
Pertemuan ke-2
Penyelenggaran Peradilan Pidana
Tujuan Pembelajaran :
Memahami mekanisme umum bekerja nya aparat
penegak hukum (polisi,jaksa, hakim dan LP)
mulai dari proses penyelidikan & penyidikan ;
Penangkapan & penahanan ;
Penuntutan & pemeriksaan di sidang ;
serta pelaksanaan putusan hakim ;
hingga Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
KEPOLISIAN
KEJAKSAAN
HAKIM
LP
Tujuan :
Indikator Keberhasilan :
Jumlah kasus yang terungkap oleh polisi yang tinggi,
masyarakat tidak takut melaporkan setiap kejahatan
prestasi aparat yang bagus
Keberhasilan pengadilan dalam penyelesaian perkara
kualitas kerja polisi-jaksa-hakim
Tingkat Penundaan Penuntutan, jaksa dapat melakukan
diskresi (wewenang untuk tidak meneruskan perkara).
Syarat diskresi :
Faktor pribadi dan motif si pelaku terkait umur, karakter, dll
Daya pencegah umum dari pidana, terkait berat-ringannya
kejahatan
Daya pencegah khusus dari pidana,pertimbangan tidak hanya
norma hukum, melainkan keseluruhan politik kriminal.
Pemidanaan (sentencing)
prinsip rehabilitasi pembinaan (recovery),
sehingga ancaman kejahatan di jepang sangat
rendah (< 6 tahun).
Berpedoman pada standar yang diminta jaksa
dalam penuntutan terhadap terdakwa
(Requesting Penalty).
Penuntutan oleh jaksa disertai dengan riwayat
sosial si pelaku.
-----*m*-----
Pertemuan ke-2
Sejarah Hukum Acara Pidana di Indonesia
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa mampu memahami dan
menganalisa berbagai perkembangan
aspek hukum Indonesia.
Mahasiswa memahami kaidah-kaidah
serta institusi hukum yang ada pada masa
lalu dan sekarang.
Pengadilan Perdata
Indonesia
Districtgerecht-Regentschapgerecht
Landraad
Raad Van Justitie
Hooggerechtshof
Eropa
Residentigerecht
Raad Van Justitie
Hooggerechtshof
2 Pengadilan Baru
Raad Van Justitie Kootoo Hooin (PT)
Hooggerechtshof Saikon Hooin (MA)
Jepang menghapus Dualisme pengadilan
Pertemuan ke-3
Pembentukan KUHAP
File
monang
Upaya-upaya Hukum
- Upaya hukum biasa (perlawanan (verzet), banding maupun kasasi)
- Upaya hukum luar biasa ( kasasi demi kepentingan hukum & Peninjauan
Kembali terhadap putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap
(Herzeining))
Koneksitas
- Tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
orang-orang yang termasuk Pengadilan umum dan
pengadilan militer.
- Team tetap gabungan berupa :
Penyidik-Polisi Militer-penyidik militer
- Pada dasarnya perkara koneksitas diperiksa dan diadili di
Pengadilan Militer, namun dapat dilakukan oleh
peradilan umum dengan catatan hakim anggota
peradilan berasal dari militer dan umum secara
berimbang
Pengawasan Pelaksanaan Putusan pengadilan
- Sistem Peradilan Terpadu (Integrated Criminal Justice System)
- Pengawasan Perkembangan Prilaku Narapidana di LP
Pertemuan ke-4
Overview Hukum Acara Pidana
File
monang
Pengertian Umum
Hukum Pidana --- Hukum Acara Pidana
Hukum Pidana = Aturan mengenai Perbuatan
Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana (Hukum
Pidana Materill/substantive)
Hukum Acara Pidana = mengenai bagaimana
cara / prosedur untuk menuntut orang yang
disangka melakukan pelanggaran hukum pidana
(hukum Pidana formal)
Pendapat Ahli
De Bos Kamper :
Simon :
Norma yang mengatur bagaimana negara dengan alatalat perlengkapan nya ;
Mempergunakan hak nya untuk memidana
sebab-akibat, aksi-reaksi,hipotesis-antitesis
Bermanfaat dalam persangkaan,
menghubungkan beberapa fakta dan data
Orientasi Hipotesis verifikasi
Pertemuan ke-5
Tahapan Pemeriksaan
File
monang
Pemeriksaan :
Pemeriksaan Pendahuluan adalah pemeriksaan
yang pertama kali dilakukan oleh polisi, baik
sebagai penyelidik maupun penyidik, atas
adanya dugaan telah dilanggar nya hukum
pidana materill
Pemeriksaan di sidang Pengadilan adalah
pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan
apakah seseorang yang diduga melakukan
tindak pidana dapat dipidana atau tidak.
Penyidikan (osporing,
pengusutan) adalah serangkaian
(
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara tertentu
untuk mencari serta mengumpulkan keterangan, buktibukti, guna mengungkap tentang tindak pidana yang
terjadi dan menemukan tersangkanya.
(see Pasal.1 butir 2 KUHAP)
Keterangan meliputi :
Tindak apa yang telah dilakukan
Kapan dan dimana tindak tersebut dilakukan
Dengan apa dan bagaimana tindak tersebut dilakukan
Mengapa (motif) tindak tersebut dilakukan dan siapa
pembuat.
Penyelidikan dan penyidikan merupakan bagian integral
sistematis dari tindakan lain berupa penangkapan,
penahanan, penggeledahan, penyitaan dan penyerahan
berkas kepada penuntut umum
Penyidik
Pasal 6 KUHAP, Penyidik adalah:
Pejabat Polisi RI ( > Pembantu Letnan Dua atau
Komandan Sektor Kepolisian berpangkat Bintara
di bawah Pembantu Letnan Dua yang karena
jabatan nya adalah penyidik)
Pejabat PPNS yang diberi wewenang oleh UU
( Pengatur Muda tingkat I atau Gol.II/b)
Perbedaan
Laporan & Pengaduan
No
Laporan
Pengaduan
Pemberitahuan
Pemberitahuan +Permintaan
Delik Biasa
Laporan tidak
dapat dicabut
Tidak sertamerta
sebagai dasar
penangkapan
Syarat-syarat Penahan
Mr. W.A.FL. Winckel,
Gronden van Rechtmatigheid (pertimbangan hukum)
Gronden van Noodzakelijkeheid (pertimbangan
kepentingan)
Syarat Subjektif
Mencegah tersangka melarikan diri
Mencegah tersangka menghilangkan barang bukti
Mencegah tersangka mengulangi tindak pidana lanjutan
Aparat
Masa penahanan
Perpanjangan
Jumlah
40 hari
60 hari
20 hari
30 hari
50 hari
30 hari
60 hari
90 hari
Penyidik 20 hari
(Pasal 24
KUHAP)
Jaksa
(Pasal 25
KUHAP)
Hakim
(Pasal 26
KUHAP)
Pertemuan ke-6
Penggeledahan Badan dan Rumah
File
monang
Penyitaan (beslagneming)
Penyitaan adalah :
Serangkaian tindakan penyidik
Untuk mengambil alih dan/atau menyimpan
Dibawah penguasaan nya
Benda bergerak-tidak bergerak, berwujud-tidak berwujud
Untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,
penuntutan dan peradilan
Bersifat sementara, bila tidak digunakan lagi dikembalikan
kepada pemiliknya
Dengan izin ketua Pengadilan Negeri
Sitaan di simpan di kantor polisi,jaksa,pengadilan,bank
pemerintah, atau tempat semula barang tersebut disita
Perampasan (verbeurdverklaring)
Perampasan adalah :
Tindakan pengambialihan barang dari pemiliknya
Dengan tujuan mencabut hak milik atas barang
tersebut
Bersifat selama nya
Untuk dipergunakan bagi kepentingan negara
Untuk dimusnahkan atau dirusak sampai tidak
dapat dipergunakan lagi
Merupakan pidana tambahan
Pemeriksaan Surat
Pemeriksaan terhadap surat yang tidak langsung
mempunyai hubungan dengan tindak pidana yang
diperiksa, akan tetapi dicurigai dengan alasan kuat.
Untuk hal itu penyidik dengan izin tertulis dari
Ketua Pengadilan Negeri berhak membuka,
memeriksa, dan menyita surat yang dikirimkan
melalui kantor pos, pengangkutan dengan tanda
terima
Apabila setelah diperiksa tidak terdapat hubungan
dengan tindak pidana, maka surat tersebut
dikembalikan rapi dengan catatan telah dibuka
penyidik tanggal dan tanda tangan penyidik,
dicatat dalam berita acara.
Pemeriksaan Tersangka
Penyidik wajib memberitahukan kepada tersangka tentang
hak nya untuk mendapatkan bantuan hukum atau wajib
didampingi pensehat hukum (Pasal 144 KUHAP)
Wajib didamping penasehat hukum :
Perkara yang ancaman > 15 tahun
Perkara yang ancaman hukuman mati
Tersangka tidak mampu, perkara yang ancaman > 5 tahun, < 15
tahun
Pemeriksaan Saksi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan
tentang suatu perkara pidana yang dia dengar sendiri, lihat
sendiri, dan ia alami sendiri (see Pasal 184 KUHAP tentang
alat bukti yang sah)
Dipanggil untuk datang sebagai saksi (dipanggil penyidik
(Pasal 216 KUHAP) dan/atau hadir di pengadilan (Pasal 224
KUHAP)) adalah kewajiban, bila ditolak dikenakan pidana.
Kemajuan teknologi menghadirkan silent witness yang dpat
lebih dipercaya kebenaran nya
Kelemahan saksi hidup :
Kecakapan pancaindera
Kemampuan mengingat suatu peristiwa
Kemampuan menceritakan kembali mind record
Pertemuan ke-7
Penuntutan
File
monang
Lembaga Penuntutan
Berasal dari negara Prancis Belanda Indonesia
(Asas Konkordansi)
Belanda Wetbook van Strafvoerdering (KUHAP
Hindia Belanda 1838)
Tugas & wewenang Penuntut Umum :
Dasar hukum nya UU Pokok Kejaksaan No.15 tahun
1961
Kejaksaan adalah alat negara penegak hukum yang
mempunyai wewenang, antara lain :
Menerima & memeriksa berkas perkara penyidikan dari
penyidik
Membuat surat dakwaan, melimpahkan perkara ke
pengadilan
Melakukan penuntutan, menutup perkara demi
kepentingan hukum, melaksanakan penetapan hakim
Surat Dakwaan
PU yakin hasil penyidikan telah dapat diajukan di
sidang pengadilan membuat surat dakwaan
Surat Dakwaan adalah :
2.
Pertemuan ke-8
Penyusunan Teknis Surat Dakwaan
File
monang
Dakwaan Tunggal
Terdakwa didakwa satu delik pidana
Perkara pidana yang sifatnya sederhana
Konsekuensi nya bila tidak terbukti, terdakwa dibebaskan
Hakim menolak tuntutan jaksa berdasarkan asas nebis in idem
(Pasal 76 KUHAP)
Dakwaan Alternatif
Terdakwa didakwa lebih dari satu delik pidana, tetapi hakekatnya
terdakwa hanya didakwa satu tindak pidana saja
Biasanya penuntut umum masih meragukan jenis tindak pidana nya
(misal.pencurian-penggelapan, pembelian-penadahan)
Note :
Lepas = tidak terdapat cukup alat bukti untuk dimajukan ke
pengadilan
Bebas = putusan hakim menyatakan bahwa tuntutan jaksa tidak daat
dibuktikan.
Pertemuan ke-9
Penghentian Penuntutan, Penyampingan dan
Penutupan Perkara
Dasar Hukumnya :
Wewenang penuntut umum adalah perbuatan untuk
menutup perkara demi kepentin
gan hukum (Pasal 14 h KUHAP)Penghentian Penuntutan
(Pasal 140 (2) a KUHAP
Mengenyampingkan perkara untuk kepentingan umum
(Pasal 46 (1) c KUHAP)
UU /KUHAP tidak mendefinisikan secara tegas maksud
pengertian tersebut, sehingga digunakan interpretasi.
(misal.otentik, gramatikal, logis, sistematis,historical, dst)
Kompetensi Pengadilan
2 macam kekuasaan mengadili, yaitu :
Kompetensi absolut, kewenangan mengadili hanya pada
pengadilan tertentu
Kompetensi relatif, kewenangan pembagian kekuasaan
pengadilan yang sama.
Pertemuan ke-10
Ganti Kerugian, Rehabilitasi dan Penggabungan
Gugatan Ganti Kerugian
Ganti kerugian seperti apa dalam KUHAP (Pasal
95 KUHAP) ?
Ganti Kerugian karena tindakan lain
Tanpa alasan yang berdasarkan hukum atau karena
kekeliruan orang/hukum yang menerapkannya
Tindakan lain,..?
Tindakan upaya paksa (dwangmiddel) berupa
pemasukan rumah, penggeledahan, penyitaan barang
bukti maupun surat
Yang dilakukan secara melawan hukum
Oleh aparat pelaksana hukum
Sehingga menimbulkan kerugian material
Ganti Kerugian/
rehabilitasi
Perkara nya tidak
diajukan ke Pengadilan
Pertimbangan Hakim
- Tidak terdapat cukup bukti
Persyaratan :
Yang berhak adalah orang atau ahli warisnya Yang oleh
pengadilan dikabulkan permohonannya untuk memperoleh ganti
kerugian
Dengan melampirkan penetapan pengadilan+ ketua PN
setempat mengajukat permohonan penyediaan dana kepada
menteri kehakiman c/q sekjen dep.kehakiman.
Rehabilitasi
Pasal 1 butir 23 KUHAP :
Rehabilitasi adalah :
Hak seseorang untuk mendapatkan pemulihan
haknya dalam kemampuan, kedudukan, dan
harkat martabatnya
Yang diberikan pada tingkat penyidikan,
penuntutan atau peradilan
karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun
diadili tanpa alasan berdasarkan undangundang atau karena kekeliruan mengenai orang
atau hukum yang diterapkan menurut cara-cara
yang diatur dalam UU ini
SKEMA
Ketua PN
Surat penetapan PN dan
Permohonan penyediaan dana
Pertemuan ke-11
Pemeriksaan di Sidang Pengadilan
4 macam sikap para pihak dalam persidangan
Pidana :
1. Terdakwa sikapnya , bebas mengambil sikap
untuk membela kepentingan nya dalam sidang.
2. Pembela, bersandarkan pada kepentingan si
terdakwa, akan tetapi ia harus objektif mencari
kebenaran.
3. Penuntut Umum, bersandarkan kepada
kepentingan negara dan masyarakat secara
objektif
4. Hakim, segala sudut kepentingan terdakwa,
korban, negara harus diperhatikan oleh hakim
Persidangan
Ketua PN menunjuk hakim yang akan memeriksa
perkara
Majelis hakim (min.3 org) yang ditunjuk
menetapkan hari sidang, memanggil terdakwa &
saksi
Sidang lengkap (majelis hakim, PU, panitera, juru
sumpah) dipimpin hakim ketua sidang dengan
menyatakan ..sidang terbuka untuk umum..
Pengecualian bila terdakwa nya anak-anak atau
perkara kesusilaan,..sidang dilakukan tertutup..
Hadir
Sidang dilanjutkan
hakim
Tdk Hadir
Hakim meneliti Dipanggil sah
alasannya
Dipanggil tdk sah
hakim
Datang
Tidak
Datang
Memeriksa identitas
Meminta trdakwa fokus
Meminta PU mbacakan
Surat dakwaan
Dipanggil
lagi 2x
Sidang ditunda
Meminta trdakwa
dihadirkan
- Terdakwa memahami
Dakwaan
- PU menjelaskan
kembali dakwaan
Sudag dipahami
Tanpa pemeriksaan
sidang
Kehadiran terdakwa pada perkaranya bukan suatu hak, melainkan kewajiban
Terdakwa dihadirkan
secara paksa
Eksepsi
Pertemuan ke-12
Lanjutan,
File
monang
Eksepsi
Pertimbangan &
keputusan hakim
Menerima eksepsi
Perlawanan JPU
Penunjukan PN yg berwenang
Pertemuan ke-13
Pemeriksaan Saksi
- Saksi yang hadir dicegah jangan ada pertemuan
Saksi ..??
Semua orang dapat menjadi saksi
Saksi adalah orang yang memberikan keterangan tentang
suatu perkara pidana berdasarkan apa yang ia lihat, yang ia
dengar & ia alami.(Pasal 1 butir 26 KUHAP)
KUHAP tidak mengakui ket.testimoni de audito
Menjadi saksi adalah kewajiban setiap orang menolak
akan mendapatkan sanksi hukum
3 kelompok orang yang dikecualikan dari kewajiban menjadi
saksi, yaitu :
Mereka yang mempunyai hubungan keluarga dengan terdakwa
(Pasal 168 KUHAP)
Mereka yang karena jabatan/pekerjaan yang mewajibkan
menyimpan rahasia.hakim yang menilainya.
Mereka yang mutlak tidak dapat menjadi saksi, anak dibawah umur
dan belum menikah serta sakit jiwa/ingatan.
Pertemuan ke-14
Pemeriksaan Terdakwa & Ahli
Terdakwa ?
Terdakwa & saksi tidak dapat berbahasa indonesia ..?
Pengadilan menunjuk seorang juru bahasa sebagai
penghubung antara jaksa, hakim dan terdakwa
Juru bahasa harus disumpah
Pasal 77 KUHAP, seorang tidak dapat menjadi saksi tidak
dapat pula menjadi juru bahasa
Terdakwa / saksi bisu, tuli, tidak dapat menulis ?
pengadilan mengangkat seseorang yang dapat
berkomunikasi dengan mereka
Namun apabila saksi / terdakwa ybs dapat menulis, maka
pemeriksaan akan dilakukan secara tertulis. Semua nya
harus dibacakan di depan sidang (Pasal 178 KUHAP)
Pemeriksaan Ahli
Ahli ..?
Pasal 179 ayat 1 KUHAP ; seorang wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan
Yang dimaksud dengan ahli adalah ahli
forensik, dokter, ahli lain nya
Keterangan ahli adalah
informasi oleh seorang yang mewakili keahlian
khusus
tentang yang diperlukan untuk membuat terang
suatu perkara pidana
guna kepentingan pemeriksaan
Barang Bukti
Barang Bukti adalah :
Barang yang dipergunakan oleh terdakwa untuk
melakukan tindak pidana atau
Barang sebagai hasil dari suatu tindak pidana
Barang-barang yang disita oleh penyidik
Untuk dijadikan sebagai bukti di persidangan
JPU membacakan
tuntutan pidana
Pembelaan
(Pledoi)
JPU memberikan
jawaban atas Pledoi
(Replik)
Tersangka menjawab
Replik (Duplik)
Salinan nya
diberikan kepada
para pihak
Musyawarah Hakim
Dilakukan tanpa kehadiran JPU,terdakwa/penasehat hukum
serta hadirin
Musyawarah untuk mengambil keputusan (Pasal 183
KUHAP ayat 2)
Musyawarah didasarkan pada :
surat dakwaan, dan
segala sesuatu yang terbukti dalam sidang
Pertemuan ke-15
Pembuktian
Dakwaan Pembuktian
> Tujuan nya :
untuk memperoleh kepastian bahwa apa
yang didakwakan JPU dalam Surat Dakwaan
kepada terdakwa adalah benar.
> Dengan cara memeriksa :
# mengenai apakah peristiwa/perbuatan
tertentu sungguh pernah terjadi Mengenai
# mengapa peristiwa tsb tejadi (motif)
Negative-Wettelijk Theorie
Positive wettelijk theory + keyakinan hakim yang
didapat dari alat bukti
Terdapat dalam Pasal 183 KUHAP
hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya
duat alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan
bahwa suau tindakan pidana benar-benar terjadi dan
bawha terdakwalah yang bersalah melakukannya
Pertemuan ke-16
Alat Pembuktian (Pasal 184 KUHAP)
Keterangan Saksi
Syarat formil :
Ket.seorang saksi dianggap sah bila diberikan dibawah sumpah (Pasal 160 ayat
3). Ket.saksi yang tidak disumpah tidak merupakan alat bukti, hanya sebagai
tambahan ket.biasa (Pasal 185 ayat 7).
Ket.seorang saksi tidak cukup menyatakan seseorang bersalah terhadap
perbuatan yang didakwa padanya (Pasal 185 ayat 2). (Unus Testis nullus
testis/een getuige is geen getuige)
Syarat Materill
Ket.saksi sebagai alat bukti apabila keterangan tsb dinyatakan di sidang
pengadilan, mengenai suatu peristiwa pidana, yang ia alami sendiri
Kesaksian testimonium de audito tidak diakui sebagai alat bukti yang sah
Keterangan Ahli
ahli, yang ditanya mengenai sesuatu soal, hanye mengemukakan
pendapatnya tanpa melakukan suatu pemeriksaan.
Saksi ahli (getuige deskundige), yang ditanya mengenai suatu perkara,
melakukan pemeriksaan saksi diam atau barang bukti dan mengemukakan
pendapatnya berdasarkan hasil pemeriksaan.
Untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan
Pertemuan ke-17
Putusan-Putusan Pengadilan
2 jenis Putusan pengadilan :
Putusan yang bersifat formil, Putusan pengadilan yang bukan
merupakan putusan akhir, yaitu :
Pasal 148 ayat 1 KUHAP. Pernyataan tidak berwenangnya pengadilan
untuk memeriksa suatu perkara (onbevoegde verklaring).
misalnya : salah mengajukan berkas perkara
Pasal 143 ayat 3 KUHAP. Pernyataan dakwaan PU batal (nietig
verklaring van de acte van verwijzing)
misalnya : locus delicti tidak dicantumkan di surat dakwaan
Pasal 156 ayat 1 KUHAP. Pernyataan dakwaan PU tidak dapat diterima
(niet ontvankelijk verklaard)
misalnya : perkara daluarsa, nebis in idem, persyaratan aduan (klacht
delict)
Putusan berisikan penundaan pemeriksaan perkara oleh adanya
perselisihan kewenangan (prejudisiel)
misalnya : perkara ybs menunggu putusan dari hakim perdata misal
dalam hal perzinahan (overspel).
3. Putusan Pemidanaan
Apabila kesalahan terdakwa terhadap perbuatan
yang didakwakan kepadanya terbukti dengan
sah dan meyakinkan. Pasal 193 (1) KUHAP,
apabila terdakwa terbukti bersalah, maka harus
dijatuhi pidana.kecuali apabila terdakwa pada
waktu melakukan tindak pidana itu belum
berumur 16 tahun.maka hakim dapat memilih
ketentuan didalam Pasal 45 KUHAP, yaitu :
a. Menyerahkan kembali kepada orang tua/wali
nya tanpa sanksi pidana
b. Diserahkan kepada pemerintah agar dipelihara
dalam suatu tempat pendidikan negara sampai
dengan usia 18 tahun (Pasal 46 KUHAP).
c. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa.
Pertemuan ke-18
EKSEKUSI & UPAYA HUKUM
Eksekusi = pelakasanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde).
In kracht van gewijsde adalah :
Apabila baik terdakwa maupun jaksa telah menerima putusan
Apabila tenggang waktu untuk mengajukan banding telah lewat batas waktu
tanpa dipergunakan oleh yang berhak.
Apabila permohonan banding telah diajukan, kemudian permohonan tersebut
dicabut kembali.
Apabila ada permohonan grasi yang diajukan disertai permohonan
penangguhan eksekusi.
UPAYA HUKUM
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut
umum untuk melawan putusan pengadilan (vonnis)
untuk tidak menerima putusan pengadilan.
Maksud dari upaya hukum adalah untuk
memperbaiki kesalahan yang diperbuat oleh
instansi hukum sebelumnya.
2 macam upaya hukum dalam KUHAP :
Upaya hukum biasa :
Verzet (perlawanan)
Banding
Kasasi
PT akan memutuskan :
Menguatkan putusan PN
Mengubah putusan PN
Membatalkan putusan PN, PT mengadakan putusan
sendiri.
Pemeriksaan Kasasi
Arti kasasi adalah pembatalan oleh raja
1790, diserahkan wewenang pada lembaga Tribunale
Cassation
Code d instruction criminelle (KUHAP Prancis)
KUHAP Belanda KUHAP Hindia Belanda
MA dalam hal ini kekuasaan nya hanya terbatas pada
apakah putusan pengadilan dibawahnya sudah sesuai
dengan hukum ataukah bertentangan.
Alasan-alasan nya :
Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan
atau diterapkan sebagaimana mestinya
Apakah benar cara megadili tidak dilaksanakan menurut
UU
Apakah benar pengadilan tidak melampaui
wewenangnya.
Hamonangan A, SH.,MH