TEKNOLOGI PENYIMPANAN
Golongan
: P4
DAN PENGGUDANGAN
Dosen
Asisten
F34100094
F34130123
Rahmatunnisa
F34130126
Dwitiyo Derajat
F34130128
BAB 1
PENDAHULUAN
akan turun sehingga menurunkan harga jual. Maka dari itu penyimpanan perlu
dipelajari oleh mahasiswa teknologi pertanian agar tahu cara cara untuk menjaga
mutu komoditas dan produk sehingga dapat bernilai jual tinggi. Menurut Setyawan
(2009), penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan penanganan pascapanen
yang selalu terkait dengan faktor waktu, tujuan menjaga dan mempertahankan nilai
komoditas yang disimpan. Peranan penyimpanan antara lain dalam hal penyelamatan
dan pengamanan hasil panen, juga memperpanjang waktu simpan, terutama untuk
komoditas hortikultura. Umur pemasaran buah-buahan dapat diperpanjang dengan
metode penyimpanan yang tepat.
Mejio (2008) menjelaskan, pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap dikonsumsi. Penanganan
pascapanen bertujuan untuk menekan kehilangan hasil, meningkatkan kualitas, daya
simpan, daya guna komoditas pertanian, memperluaskesempatan kerja, dan
meningkatkan nilai tambah. Penanganan pascapanen yang baik akan berdampak
positif terhadap kualitas komoditas hasil pertanian. Oleh karena itu, penanganan
pascapanen perlu mengikuti persyaratan Good Agricultural Practices (GAP) dan
Standard Operational Procedure (SOP)
Menurut Setyono et al. (2008a), pada prinsipnya suhu tinggi bersifat merusak
mutu simpan Buah-buahan dan komoditas pertanian, akan tetapi kenaikan suhu ini
tidak dapat dihindarkan terutama apabila panen dilakukan pada hari yang panas. Laju
respirasi dan kegiatan lainnya akan meningkat dengan semakin tinggi suhu sehingga
akan mempercepat turunnya mutu produk pasca panen. Pada suhu diantara 0 - 35 o C
kecepatan respirasi buah-buahan akan meningkat dua sampai tiga kali lebih besar
untuk kenaikan suhu 10o C
1.2 TUJUAN
BAB II
METODOLOGI
BAB III
Beberapa produk dan komoditas pertanian tidak tahan lama jika di simpan di
bawah sinar matahari langsung. Karena produk dan komoditas tersebut dapat
mengalami penguapan dan terbawa zat yang tidak tahan panas dari kemasan produk
tersebut ke dalam produk. Tetapi tidak untuk kentang ,bawang merah, dan bawang
putih. Ketiga komoditas di atas harus dipanen saat udara cerah dan ada sinar
matahari, karena kentang dan bawang setelah dikeluarkan dari dalam tanah perlu
pengeringan / perawatan kulit (curing), dengan dijemur sebentar, agar terbentuk
penebalan kulit dan penyembuhan luka . Selain itu juga agar tanah yang menempel
dikulit dapat segera kering, mudah terlepas dan umbi menjadi bersih. Pembersihan
tanah dari umbi ini tidak boleh dilakukan dengan cara dicuci.
Praktikum ini menggunakan empat tempat pengamatan yang berbeda untuk
mengetahui bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi mutu komoditi dan produk
pertanian, diantaranya adalah tempat yang terpapar sinar matahari langsung, kamar
mandi, tempat bagian belakang kulkas, dan di dalam kulkas. Tempat-tempat ini
dipilih berdasarkan pertimbangan akan tinggi-rendahnya kelembaban, tinggirendahnya suhu, dan pengaruh dari sinar matahari. Pengamatan terhadap pengaruh
lingkungan yang di bawah sinar matahari pada kelengkeng, susu kemasan, segar sari,
mentega, bedak, dan bawang putih menunjukkan hasil atau tampilan yang berbeda
tidak seperti awal (blangko), pada umumnya hasil pengamatan menunjukkan
penurunan kualitas dan mutu yang telah berubah antara satu dengan yang lainnya
karena masa waktu penyimpanan antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya
berbeda, apalagi kadar air menunjukkan hasil yang signifikan perubahannya dari
blangko yang sebagai titik acuan pembuktian hasil. Untuk bau ada yang semakin
kuat aromanya, ada yang semakin tidak berbau. Untuk warna ada yang perubahannya
signifikan dari yang awal, yaitu terjadinya kenaikan dan penurunan persen kadar air,
ada pula yang masih terlihat sama secara kasat mata. Untuk penampakan tampilan
ada yang rusak, kental, mengencer, jernih cair, mengeras, makin lembut, dan ada pula
yang telah terkontaminasi mikroorganisme. Untuk kekeruhan sendiri ada yang makin
keruh dan adapula yang makin jernih dari keadaan awal. Untuk hasil pengamatan
berupa bobot masing-masing pengamatan, bau, penampakan dan kekeruhan dapat
dilihat pada lampiran sebagai acuan hasil pengamatan.
Pada pengamatan di dalam kamar mandi menunjukkan bahwa kelengkeng,
susu kemasan, segar sari, mentega, bedak, dan bawang putih menunjukkan hasil atau
tampilan yang berbeda tidak seperti awal (blangko), seperti pada umumnya hasil
pengamatan menunjukkan penurunan kualitas dan mutu yang telah berubah dan
berbeda karena antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya tidak sama,
apalagi kadar air menunjukkan hasil yang signifikan perubahannya dari blangko
yang sebagai titik acuan pembuktian hasil, yaitu terjadinya penurunan persen kadar
air dari yang semula tinggi menjadi rendah dan begitu pula sebaliknya. Untuk bau
ada yang semakin kuat aromanya, ada yang semakin tidak berbau. Untuk warna ada
yang perubahannya signifikan dari yang awal, ada pula yang masih terlihat sama
secara kasat mata. Untuk penampakan tampilan ada yang rusak, kental, mengencer,
jernih cair, mengeras, makin lembut,dan ada pula yang telah terkontaminasi
mikroorganisme. Untuk kekeruhan sendiri ada yang makin keruh dan adapula yang
makin jernih dari keadaan awal. Untuk hasil pengamatan berupa bobot masingmasing pengamatan, bau, penampakan dan kekeruhan dapat dilihat pada lampiran
sebagai acuan hasil pengamatan.
Pada pengamatan di dalam kulkas menunjukkan bahwa kelengkeng, susu
kemasan, segar sari, mentega, bedak, dan bawang putih menunjukkan hasil atau
tampilan yang tidak berbeda jauh atau perubahannya hanya sedikit seperti pada yang
awal (blangko), adanya penurunan kualitas dan mutu yang telah berubah karena
perbedaan waktu simpan, apalagi kadar air menunjukkan hasil yang signifikan
perubahannya dari blangko yang sebagai titik acuan pembuktian hasil, yaitu
terjadinya penurunan persen kadar air dari yang semula tinggi menjadi rendah dan
sebaliknya pun terjadi. Untuk bau ada yang semakin kuat aromanya, ada yang
semakin tidak berbau. Untuk warna ada yang perubahannya signifikan dari yang
awal, ada pula yang masih terlihat sama secara kasat mata. Untuk penampakan
tampilan ada yang rusak, kental, mengencer, jernih cair, mengeras, makin lembut,
dan ada pula yang telah terkontaminasi mikroorganisme. Untuk kekeruhan sendiri
ada yang makin keruh dan ada pula yang makin jernih dari keadaan awal.. secara
umum penyimpanan yang berbeda waktunya di dalam kulkas kualitas dan mutu
produk tidak bebeda dari keadaan awal karena bisa dilihat dari kenaikan dan
penurunan persen kadar air yang tidak terlampau signifikan. Untuk hasil pengamatan
berupa bobot masing-masing pengamatan, bau, penampakan dan kekeruhan dapat
dilihat pada lampiran sebagai acuan hasil pengamatan.
Pada pengamatan di belakang kulkas menunjukkan bahwa kelengkeng, susu
kemasan, segar sari, mentega, bedak, dan bawang putih menunjukkan hasil atau
tampilan yang tidak berbeda jauh atau perubahannya hanya sedikit seperti hasil
pengamatan di dalam kulkas dan pada yang awal (blangko), adanya penurunan
kualitas dan mutu yang telah berubah karena perbedaan waktu simpan semata,
apalagi kadar air menunjukkan hasil yang signifikan perubahannya dari blangko
yang sebagai titik acuan pembuktian hasil, yaitu terjadinya penurunan persen kadar
air dari yang semula tinggi menjadi rendah dan sebaliknya pun terjadi. Untuk bau
ada yang semakin kuat aromanya, ada yang semakin tidak berbau bahkan ada yang
sampai berbau tidak sedap. Untuk warna ada yang perubahannya signifikan dari yang
awal, ada pula yang masih terlihat sama secara kasat mata. Untuk penampakan
tampilan ada yang rusak, kental, mengkerut, mengencer, jernih cair, mengeras, makin
lembut, dan ada pula yang telah terkontaminasi mikroorganisme. Untuk kekeruhan
sendiri ada yang makin keruh dan ada pula yang makin jernih dari keadaan awal..
secara umum penyimpanan yang berbeda waktunya di dalam kulkas kualitas dan
mutu produk terlihat dari adanya yang terjadi penurunan persen kadar air dan ada
pula yang mengalami kenaikan. Untuk hasil pengamatan berupa bobot masing-
masing pengamatan, bau, penampakan dan kekeruhan dapat dilihat pada lampiran
sebagai acuan hasil pengamatan.
pengenceran. Untuk produk minuman seperti susu kemasan dan segar sari jelas
diketahui dalam kardus pengepakan dari pabrik apabila harus ditempatkan atau
disimpan pada ruangan yang sejuk, dingin, dan kering, jadi kulkas merupakan tempat
yang cocok untuk penyimpanannya agar rasa dan komposisi terjaga.
BAB IV
PENUTUP
1.1.
SIMPULAN
Penyimpanan
komoditas dan produk pertanian dibawah sinar
matahari memiliki beberapa efek. Untuk sebagian produk ada yang hars
disimpan dibawah sinar matahari. Tetapi ada juga yang tidak boleh, karena
dengan berada dibawah disinar matahari akan membuat terjadinya kekeringan
pada produk atau komoditas pertanian. Sedang untuk suhu sebaiknya
disimpan pada suhu dingn tetapi tidak terlalu dingin agar menghindari
chilling injury. Suhu tinggi pada produk atau komoditas dapat merusak
mutunya. Sedang kelembapan sebaiknya pada semua produk dipertahankan
90-95 persennya. Jika terlalu lembab, maka akan memicu terjadinya
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diingingkan yang dapat merusak
mutu buah. Sedang jika dibawah 90 persen, maka dikhawatirkan produk atau
komoditas pertanian akan mengalami kekurangan air dan kekeringan. Untuk
setiap produk jika ingin menjaga mutu komoditas dan produknya, sebaiknya
disimpan di tempat yang kering, suhu kamar, tidak terlalu lembab, dan jauh
dari sinar matahari. Tetapi ada bebebrapa produk yang harus disimpan di
bawah suhu kamar agar dapat mempertahankan mutunya.
1.2.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Mejio D.J. 2008. An overview of rice postharvest technology: Use of small metallic
for minimizing losses. Agricultural Industries Officer, Agricultural and Food
Engineering Technologies Service, FAO, Rome. FAO Corporate. Document
Repository. page 1-16.
Purwanti M, Sudarwanto M, Rahayu WP, Sanjaya AW.2009.Pengaruh berbagai
kondisi preparasi dan penyimpanan susu formula pada pertumbuhann spora
Bacillus cereus dan Clostridium perfringens. Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan 20(1): 1-8.
Santoso. 2011. Penyimpanan Komoditas Hortikultura. Mataram (ID): Universitas
Mataram.
Setyawan BH, Doddy F.2009. Pengaruh penyimpanan terhadap kualitas beras :
perubahan sifat fisik selama penyimpanan.Makalah. Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
Setyono A, S. Nugraha, Sutrisno.2008a. Prinsip penanganan pascapanen padi.Buku I.
Dalam : Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi, Sukamandi. hlm. 439-46.
Sinaga RM , Darkam M. 1994. Pengaruh suhu dan kelembaban terhadap mutu
bawang putih (Allium sativum. L) kultivar lumbu hijau di penyimpanan.
Buletin Penel Hortikultura. 26(3):153-163.
Soedomo RP.2006. Pengaruh kemasan terhadap daya simpan umbi bibit,
pertumbuhan, dan hasil bawang putih. Jurnal Hortikultura 16(4):283-289.
Yanti D.2013.Cara Benar Menyimpan Mentega [internet].[Diunduh pada 14 Maret
2015]. Tersedia pada : http://okezone.com
LAMPIRAN
Tabel 1 Hasil Pengamatan
JENIS BAHAN :
K.1
Lengkeng
K.3
Segar Sari
K.5
Bedak
K.2
SusuKemasan
K.4
Mentega
K.6
BawangPutih
1.
Keadaan
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Pengamatan 4
KELOMPOK 1
Bobot
5.9
5.72
5.64
4.9
Warna
kuning
++
++
Bau
++
++
Penampakan
bagus
bagus
Bagus
Kering
Kering
Kekeruhan
++
++
KELOMPOK 2
Bobot
82
82.3
82.2
82.2
81.8
Warna
PutihPucat
++
Bau
+++
++
Penampakan
Kental
Kental
kental
mengencer
Mengencer
Kekeruhan
+++
++
++
KELOMPOK 3
Bobot
127.27
128.93
128.94
124.41
124.39
Warna
Jingga
Jingga
Jingga
Jinggamuda
Jinggamuda
Bau
+++
Berkurang
Berkurang
Menghilang
Menghilang
Penampakan
Endapan
Endapan
Endapan
Mikroorganisme
Mikroorganisme
Endapan
Kekeruhan
Keruh
Jernih
Jernih
Sedikitkeruh
Keruh
KELOMPOK 4
Bobot
46.6
46.6
46.6
46.8
46.6
Warna
Kurangcerah
Kuning
Kuningmuda
Kuningpudar
Putihkekuningan
Bau
++
++
+++
+++
Penampakan
Lembut
Padat
Agaklembek
lembek
Cair
Kekeruhan
Normal
++
KELOMPOK 5
Bobot
3.6
1.8
1.76
1.64
Warna
+++
+++
++
++
Bau
++
++
++
++
++
Penampakan
Lembut
Keras
Agakkeras
halus
Halus
Kekeruhan
KELOMPOK 6
Bobot
6.2
10.25
10.12
9.9
Warna
Coklat
++
++
Bau
++
+++
++
Penampakan
Mengkerut
Bagus
Bagus
Kering
Kering
Kekeruhan
++
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Pengamatan 4
2.
Keadaan
Pengamatan 1
KELOMPOK 1
Bobot
6.5
6.8
7.4
7.6
Warna
kuning
++
+++
++++
Bau
++
+++
+++
++++
Penampakan
Bagus
Bagus
Busuk
Busuk
Berlendir
Kekeruhan
++
++
+++
+++
KELOMPOK 2
Bobot
82
82
81.8
82.2
82
Warna
PutihPucat
+++
++
++
++
Bau
+++
+++
+++
+++
+++
Penampakan
Kental
Kental
Kurangkental
Kurangkental
Kurangkental
Kekeruhan
+++
+++
++
++
KELOMPOK 3
Bobot
127.27
126.67
129.73
129.23
130.83
Warna
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
Bau
+++
Berkurang
Berkurang
Berkurang
Berkurang
Penampakan
Endapan
Endapan
Endapan
Mikroorganisme
Mikroorganisme
Endapan
Endapan
Keruh + +
Keruh + + +
Kekeruhan
Keruh
Keruh
Keruh +
KELOMPOK 4
Bobot
46.6
46.2
46.4
46.2
47
Warna
Kurangcerah
Kuning
Kuningpudar
Kuningpucat
Kuningpadat
Bau
++
++
Penampakan
Lembut
Padat
padat
padat
Agaklembek
Kekeruhan
normal
++
++
KELOMPOK 5
Bobot
3.6
2.1
2.03
2.12
Warna
+++
+++
++
++
Bau
++
++
++
++
++
Penampakan
Lembut
Halus
halus
Mulaikeras
Keras
Kekeruhan
KELOMPOK 6
Bobot
6.2
11.2
10.52
9.86
9.5
Warna
Coklat
+++
+++
+++
+++
Bau
++
Penampakan
Mengkerut
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Kekeruhan
++
Pengamatan 3
Pengamatan 4
DI DALAM KULKAS
Keadaan
BLANKO
Pengamatan 1
Pengamatan 2
KELOMPOK 1
Bobot
6.6
6.7
6.4
6.2
6.2
Warna
Kuning
Bau
++
Penampakan
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Kehitaman
Kekeruhan
KELOMPOK 2
Bobot
82
81.8
82.6
82.2
81.8
Warna
PutihPucat
+++
+++
+++
+++
Bau
+++
++
++
++
++
Penampakan
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kekeruhan
+++
+++
+++
+++
+++
KELOMPOK 3
Bobot
127.27
129.4
129.53
128.09
127.63
Warna
Jingga
Jingga
Jinggamuda
Jinggamuda
Jinggamuda
Bau
+++
Tetap
Berkurang
Berkurang
Berkurang
Penampakan
Endapan
Tetap
Endapan
Mikroorganisme
Mikroorganisme
Endapan
Endapan
Keruh
Keruh +
Kekeruhan
Keruh
Jernih
Agakkeruh
KELOMPOK 4
Bobot
46.6
47
46.8
46.8
47.2
Warna
Kurangcerah
Kuning
Kuningagakpucat
Kuningagakpucat
Kuningpucat
Bau
++
Penampakan
Lembut
Lunak
mengeras
mengeras
Mengeras
Kekeruhan
normal
KELOMPOK 5
Bobot
3.6
1.97
1.8
1.75
Warna
+++
+++
++
++
Bau
++
++
++
++
++
Penampakan
Lembut
Keras
Agakkeras
Halus
Halus
Kekeruhan
KELOMPOK 6
Bobot
6.2
10.51
10.45
10.23
9.95
Warna
Coklat
+++
++
Bau
++
+++
++
Penampakan
Mengkerut
Bagus
Agak kering
Kering
Keriput
Kekeruhan
++
++
Pengamatan 3
Pengamatan 4
3.
Keadaan
DI BELAKANG KULKAS
BLANKO
Pengamatan 1
Pengamatan 2
KELOMPOK 1
Bobot
6.7
6.6
6.5
6.5
6.4
Warna
kuning
++
++
Bau
++
++
Penampakan
Bagus
Bagus
Kehitaman
Kehitaman
Kehitaman
Kekeruhan
++
++
++
KELOMPOK 2
Bobot
82
82
82
82.1
82
Warna
PutihPucat
PutihPucat
PutihPucat
PutihPucat
PutihPucat
Bau
+++
+++
+++
+++
+++
Penampakan
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kekeruhan
+++
+++
+++
+++
+++
KELOMPOK 3
Bobot
127.27
129.6
127.48
Warna
Jingga
Jingga
Jinggagelap
Jinggagelap +
Jinggagelap +
Bau
+++
Bertambah
Bertambah +
Bertambah +
Tidaksedap
Penampakan
Endapan
Endapan
Endapan +
Mikroorganisme
Mikroorganisme
Endapan
Endapan +
Keruh +
Keruh + +
Kekeruhan
Keruh
Jernih
Jernih
KELOMPOK 4
Bobot
46.6
46.8
47.3
46.8
46.6
Warna
Kurangcerah
Kuning
Kuningpucat
Kuningpucat
Kuningpucat
Bau
+++
+++
+++
+++
Penampakan
Lembut
Lembut
Sedikitlembut
lunak
Sangatlunak
Kekeruhan
normal
++
+++
+++
KELOMPOK 5
Bobot
3.6
1.61
1.07
1.47
Warna
+++
++
++
++
Bau
++
++
++
++
++
Penampakan
Lembut
Keras
Agakkeras
halus
Halus
Kekeruhan
KELOMPOK 6
Bobot
6.2
10.01
10.09
10.21
10.45
Warna
Coklat
+++
++
Bau
++
Penampakan
Mengkerut
+++
++
Kekeruhan
++
++
+++
KADAR AIR
Blanko
BobotBahanAwal
BobtBahanAkhir
Kadar air
KELOMPOK 1
4.7
6%
KELOMPOK 2
5.2
1.4
73.07
KELOMPOK 3
5.29
0.27
94.84 %
KELOMPOK 4
5.03
4.3
14.5 %
KELOMPOK 5
1.79
1.68
KELOMPOK 6
6.41
6.2
2.96
KeadaanSaatPerlakuan
BobotBahanTanpaCawan(1)
BobotBahanTanpaCawan(2)
Kadar Air
BobotAwal
BobotAkhir
Kadar Air
BobotAwal
BobotAkhir
KELOMPOK 1
DIBAWAH SINAR
MATAHARI
2.3
54%
2.8
44%
DI DALAM KEMAR
MANDI
3.5
30%
2.9
42%
DI DALAM KULKAS
4.5
10%
4.4
12%
DI BELAKANG
KULKAS
2.7
46%
2.9
42%
KELOMPOK 2
DIBAWAH SINAR
MATAHARI
0.8
84%%
5.1
1.1
78%
DI DALAM KEMAR
MANDI
0.9
82%
80%
DI DALAM KULKAS
5.6
80.36%
5.2
1.2
76.92%
DI BELAKANG
KULKAS
5.2
76.92%
5.3
1.2
77.35%
1.1
1.2
KELOMPOK 3
DIBAWAH SINAR
MATAHARI
4.95
0.39
92.12%
5.26
0.64
88.02%
DI DALAM KEMAR
MANDI
5.15
0.08
98.45%
4.98
0.14
97.18%
DI DALAM KULKAS
4.90
0.12
97.50%
5.30
0.20
96.23%
DI BELAKANG
KULKAS
5.01
0.26
94.80%
5.55
0.48
92.07%
KELOMPOK 4
DIBAWAH
SINAR MATAHARI
4.26
14.7%
4.17
16.6%
DI DALAM KEMAR
MANDI
5.2
4.36
16.1%
5.3
4.05
23.6%
DI DALAM KULKAS
4.25
15%
4.01
19.8%
DI BELAKANG
KULKAS
5.2
4.4
15.4%
5.2
4.5
15.1%
KELOMPOK 5
DIBAWAH SINAR
MATAHARI
1.8
1.6
11.1%
1.6
1.4
12.5%
DI DALAM KEMAR
MANDI
1.6
1.53
4.375%
1.53
1.45
5.23%
DI DALAM KULKAS
1.8
1.536
14.47%
1.536
1.5
2.34%
DI BELAKANG
KULKAS
1.6
1.4
12.5%
1.4
1.37
2.14%
KELOMPOK 6
DIBAWAH SINAR
MATAHARI
10.25
9.51
7.21%
10.33
10.06
2.61%
DI DALAM KEMAR
MANDI
11.2
9.5
19.78%
10.9
10.72
3.33%
DI DALAM KULKAS
10.51
9.95
5.33%
10.54
10.37
8%
DI BELAKANG
KULKAS
10.01
10.45
4.4%
9.8
9.62
6.7%