Anda di halaman 1dari 14

Tugas Tata Kelola Perusahaan

Kasus Satyam

Arindha Purwandari - 1106075143


Firda Amalia - 1106011594
Nayaka Cyantika - 1106001896
Siti Nabila Yusianti - 1106060942

Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil
pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas lain kecuali kami
menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata ajaran

: Tata Kelola Perusahaan

Judul Makalah

: Kasus Satyam

Dosen

: Cut Saskia Rachman, M.Ak.

Nama

: Arindha Purwandari

Nama

: Nayaka Cyantika

NPM

: 1106075143

NPM

: 1106001896

Tanda Tangan :

Tanda Tangan :

Nama

: Firda Amalia

Nama

: Siti Nabila Yusianti

NPM

: 1106011594

NPM

: 1106060942

Tanda Tangan :

Tanda Tangan

Daftar Isi

Statementof Authorship

Daftar Isi

Bab 1 : Penjelasan mengenai Transaksi Pihak Berelasi

Bab 2 : Ringkasan Kasus

Bab 3 : Related Party Transaction dan Satyam

Bab 4 : Pelaporan Keuangan yang salah dan Satyam

Bab 5 :Pembahasan dengan kaitan terhadap OECD

11

Daftar Pustaka

Penjelasan mengenai transaksi pihak berelasi yang merugikan


Transaksi pihak berelasi merupakan kesepakatan bisnis yang dibuat oleh dua pihak
yang memiliki hubungan istimewa dari sebelum terbentuknya kesepakatan tersebut.
Adapun, menurut IAS, sebuah pihak berelasi dengan entitas, jika:
a. Secara langsung maupun tidak langsung, pihak tersebut :
i.

Mengendalikan, dikendalikan, atau dibawah pengendalian bersama,


entitas (termasuk orang tua dan anak perusahaan)

ii.

Memiliki kepentingan dalam entitas sehingga dapat mempengaruhi


entitas secara signifikan

iii.

Memiliki joint venture atas entitas

b. Pihak merupakan asosiasi dari entitas


c. Pihak merupakan joint venture dimana entitas adalah venturer
d. Pihak merupakan salah satu anggota dari manajemen entitas atau induk
perusahaannya
e. Pihak merupakan keluarga dekat dari (a) atau (d)
f. Pihak merupakan sebuah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama,
atau dipengaruhi secara signifikan oleh atau untuk dengan hak suara yang
signifikan dalam entitas yang didalamnya, secara langsung maupun tidak
langsung, terdapat (d) atau (e)
g. Pihak merupakan suatu program imbalan pasca bekerja untuk imbalan kerja
entitas, atau entitas apapun yang merupakan pihak berelasi dengan entitas.
Dari penjelasan diatas, jelas terlihat tidak ada yang salah dengan adanya transaksi
pihak yang berelasi. Namun transaksi pihak berelasi ini adalah salah satu hal yang
menjadi topik hangat Corporate Governance di dunia bisnis Asia. Asia menjadi fokus
kekhawatiran atas terjadinya transaski pihak berelasi dikarenakan adanya
kecenderungan perusahaan-perusahaan di Asia dimiliki oleh sekelompok atau
keluarga yang menjadi pemegang saham mayoritas sehingga sangat memungkinkan
adanya transaksi yang dilakukan demi kepentingan pribadi. Hal ini membuat transaksi
pihak berelasi merugikan para pihak yang berkepentingan selain dari pihak yang
melakukan transaksi tersebut. Oleh karena itu, OECD mengeluarkan Guide on
4

Fighting Abusive Related Party Transaction in Asia pada September 2009 untuk
mengatur hal ini.
Mengenai transaksi pihak berelasi yang merugikan ini telah disinggung juga
sebelumnya pada prinsip ketiga Corporate Governance OECD. Pada prinsip ketiga,
poin terakhir, menyatakan bahwa adanya kewajiban dari komisaris, direksi dan
manajemen kunci untuk mengungkapkan kepentingannya kepada dewan komisaris
jika baik langsung maupun tidak langsung atau atas nama pihak ketiga mempunyai
kepentingan yang material dalam suatu transaksi atau suatu hal yang mempengaruhi
perusahaan. Pengungkapan kepentingan para pihak di atas kepada dewan komisaris
juga harus diikuti dengan ketidak-ikut sertaan para pihak didalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan transaksi yang memuat kepentingan mereka
tersebut.
Tidak hanya OECD, Indonesia pun telah mengadopsi prinsip tersebut untuk
melindungi pemegang saham minoritas atas transaksi-transaksi dengan pihak berelasi
yang mungkin merugikan dengan dikeluarkannya berbagai peraturan. Contohnya
adalah peraturan Bapepam No. IX.E.1 yang mengatur mengenai benturan kepentingan
transaksi tertentu. Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan
ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,
pemegang saham utama perusahaan atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau
pemegang saham utama. Selain itu, peraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang
pedoman penyajian laporan keuangan juga menjelaskan bahwa transaksi hubungan
istimewa harus dirinci pada bagian Catatan Laporan Keuangan.
Dari penuturan diatas, dapat terlihat betapa pentingnya menjaga hak pemegang saham
dengan tidak melakukan transaksi pihak berelasi yang merugikan agar dapat
mencerminkan good corporate governance. Tidak hanya itu, pengungkapan mengenai
transaksi dengan pihak berelasi merupakan juga harus dilakukan agar bisa terhindar
dari transaksi merugikan tersebut.


Ringkasan kasus

Satyam merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang informasi
teknologi. Perusahaan ini didirikan oleh B. Ramalinga Raju atau disebut Raju
pada tahun 1987 di India. Spesialisasi jasa Satyam meliputi teknologi informasi,
business service, peranti lunak komputer, dan menjadikan Satyam perusahaan
outsourcing yang terdepan di India. Satyam melakukan penawaran pertamanya
(IPO) di Bombay Stock Exchange pada tahun 1991 dan sejak itu perusahaan
berkembang pesat selama tahun 1990 hingga 2000an. Perusahaan-perusahaan
di seluruh dunia-pun mulai melirik India untuk mencari solusi teknologi
informasi. Hal tersebut menjadikan Satyam perusahaan outsourcing ke-4
terbesar di India. Satyam memperkerjakan 50,000 karyawan dan beroperasi di
67 negara.

Satyam mungkin dikenal karena kasusnya pada tahun 2009 mengenai
pengakuan Raju atas tindakan manipulasi laporan keuangan yang ia lakukan
yaitu dengan menggelembungkan laporan posisi keuangan dan laba rugi. Pada
keseempatan kali ini, kami mengangkat kasus lain dari Satyam yaitu indikasi
adanya transaksi hubungan istimewa yang dianggap merugikan beberapa pihak
tertentu dan mengarah ke pengakuan Raju yang terjadi pada awal 2009.

Pada 16 Desember 2008, Satyam mengumumkan rencananya untuk
mengakuisisi controlling interest di Maytas Infrastucture dan Maytas Properties
senilai $1,6juta. Keluarga dari Ramalinga Raju, yaitu pemilik Satyam, menguasai
saham yang besar di dua perusahaan Maytas tersebut.. Kekhawatiran terhadap
valuasi dari dua entitas tersebut, timing, metode pembayaran dari para direktur
independen menimbulkan penyelidikan yang lebih mendalam oleh investor
Satyam dan akhirnya terjadi pembatalan rencana akuisisi tersebut. Kejadian
tersebut kemudian diikuti dengan empat direktur independen mengundurkan
diri dan Raju mengakui atas tindakan manipulasi laporan keuangan sebesar
$1juta selama beberapa tahun terakhir.

Rencana awalnya adalah mentransfer uang kas sebesar 60 juta rupee dari pemegang
saham Satyam ke keluarga Raju (yang merupakan pemegang saham defacto dengan
kepemilikan sebeasr 8%) dan kedua perusahaan Maytas. Hal tersebut mengagetkan
reksa dana dan investor institusi di India dan mereka mengancam adanya tindakan
hukum. Rencana akuisisi tersebut diumumkan oleh Satyam setelah pasar India telah
ditutup pada 16 Desember, tetapi harga saham Satyam di Amerika turun 50% pada
pembukaan. Kesepakatan tersebut-pun dibatalkan keesokan harinya. Meskipun telah
dibatalkan, harga sahamnya tetap turun 30% dan terus turun. Kejadian tersebut diikuti
dengan pengakuan dari Raju.
Dalam suratnya, Raju mengaku telah menggelembungkan dana yang sebenarnya tidak
terjadi di akun kas sebesar 3juta rupee, piutang bunga 3,7juta rupee, dan menurunkan
hutang sebesar 12juta upee.

Related Party Transaction dan Satyam
Akuisisi yang dilakukan Satyam adalah transaksi berelasi yang salah. Transaksi
berelasi ini memiliki dugaan adanya scenario di baliknya.
Keputusan untuk mengakuisisi dua perusahaan yang jelas berbeda core
bisnisnya dengan Satyam adalah keanehan pertama. Maytas Infra bergerak di
bidang konstruksi, sedangkan Maytas Properties bergerak di bidang property.
Dengan nilai akuisisi senilai 1,6 billion rupee, di mana Satyam akan mengakuisi
MAytas Infra sebanyak 100% dan Maytas Properties sebanyak 51%, transaksi ini
terlihat seperti transaksi yang merugikan, karena banyaknya uang yang
diinvestasikan kepada core bisnis yang tidak berhubungan, atau keputusan
melakukan unrelated diversification yang cukup aneh.
Maytas Infra dan Maytas Properties diketahui adalah milik keluarga Ramalangga
Raju, selaku CEO dari Satyam. Dengan begitu, controlling shareholders Satyam
dan Maytas adalah orang yang sama. Dengan transaksi ini, keluarga Raju akan
mendapatkan uang sebanyak 570 juta dollar. Karena mereka memiliki 35%
saham mereka di Maytas Infra, dan 36% saham mereka di Maytas Properties.

Keputusan pengakuisisian ini dengan anehnya dapat melewati persetujuan dari
board Satyam. Keputusan ini juga diambil tanpa mengambil suara dari pemilik
7

saham minoritas, dengan alasan karena hal ini tidak terdapat dalam peraturan.
Hal ini dapat mengindikasi adanya transaksi berelasi yang disalah gunakan. Hal
ini dapat disimpulkan dari sifat-sifat transaksi berikut ini :
a. Tidak memberikan pemberitahuan kepada pemilik saham minoritas
b. Transaksi berjumlah material
c. Transaksi beresiko tinggi karena mengakuisisi perusahaan yang berbeda
core bisnsisnya dengan Satyam
Pemberitahuan kepada pemilik saham minoritas merupakan suatu kewajiban,
agar pemilik saham dapat mengetahui apakah transaksi berelasi ini sudah benar
atau belum. Transaksi berelasi ini pada kenyataanya memiliki nilai yang sangat
tinggi, valuasi terhadap saham Maytas jauh lebih tinggi dibandingkan nilai saham
Maytas yang sebenarnya.

Pengumuman akan pengakusisian saham oleh Satyam ini mengakibatkan nilai
saham Satyam turun 55% dari nilai yang sebelumnya. Hal ini yang
mengakibatkan pembatalan pengakusisian sehari berikutnya.

Pengakuisisian ini ternyata adalah satu kejadian di balik kecurangan yang
dilakukan Satyam. Dugaan ini dapat dibilang benar, mengingat bahwa setelah
pengakuan, ternyata Satyam memiliki gap besar yaitu 1,6 billion rupee, antara
laporan keuangan dan kondisi keuangan Satyam yang sebenarnya.
Penyalahgunaan transaksi berelasi ini ternyata untuk menutupi dan
mengalihkan kas sebanyak 1,6 billion rupee dari buku Satyam ke Maytas,
sehingga perbedaan nilai buku yang telah ditutupi selama bertahun-tahun dapat
ditutupi sekali lagi.
Satyam mengakui bahwa aksi pengakuisisian ini adalah aksinya yang terakhir
untuk menutupi fraud yang sudah ia lakukan selama hampir 6 tahun.






8

Skema pengakuisisian Maytas Infra dan Maytas Properties


Ramalingga Raju

Controlling
stakeholder

100%
1,3 billion
rupe

51%
300 million

SATYAM





Maytas Infra

Maytas
Properties


Total hasil akuisisi untuk keluarga Raju : USD 570 juta

Skema kepemilikan saham Maytas Infra dan Maytas Properties oleh Ramalingga
Raju

35%

Ramalingga Raju

36%

Maytas Infra


Pelaporan

Keuangan

Maytas
Properties

yang Salah dan Satyam


9

Satyam selama enam tahun terakhir melakukan pelaporan yang salah. Hal ini
bermula dari keinginan Ramalingga Raju untuk mendapatkan ijin perolehan
dana dari bank untuk melakukan ekspansi Satyam. Sehingga Raju melakukan
beberapa manipulasi, seperti dijelaskan di bawah ini :
a. Saldo kas dan bank sebesar 50,40 miliar adalah fiktif jika dibandingkan
dengan RS 53,61 milyar dalam pembukuan
b. Piutang bunga fiktif sebesar RS 3,67 miliar
c. Utang yang understated senilai RS 12,3 miliar
d. Piutang yang terlalu tinggi(overstated) senilai RS 4,90 miliar.
e. Untuk Q2 September, pendapatan lebih besar RS 5,88 milyar dan
operating margin yang dilaporkan senilai Rs 6,49 miliar seharusnya
bernilai Rs 610 juta. Hal ini mengakibatkan adanya saldo kas fiktif senilai
Rs 5,88 miliar
Sumber Reuters


gap antaralaporan public dan laporan perusahaan

10

Pelaporan keuangan yang salah ini sudah terjadi beberapa tahun, dan
seharusnya ketika prosespengauditan dijalankan dengan benar, hal ini tidak
seharusnya bisa terjadi.
Kejadian ini bisa terjadi sampai beberapa tahun karena auditor dan direktur
independen tidak menjalankan tugas sesuai fungsinya.

Auditor tidak melakukan pengujian, meneliti atas setiap verifikasi

Tidak pernah memverifikasi dengan benar cash and balance

Sengaja membiarkan faktur-faktur palsu

TIdak pernah melaporkan hasil pekerjaan audit kepada komite audit

Perencanaan audit didasarkan pada permintaan chairman

Bukti temuan serius sengaja dibiarkan oleh ketua audit


Proses kerjasama antara auditor dan Satyam bukan tanpa disengaja. Satyam
dan PWC sebagai auditor memiliki hubungan bisnis, di mana Satyam adalah
partner dari PWC dan hal ini tidak dapat dibenarkan dalam hubungan auditor
dank klien. DIketahui pula bahwa perbandingan pembayaran biaya audit dari
Satyam ke PWC, relative jauh lebih besar dibandingkan usaha sejenis Satyam
dalam pembayaran kepada auditornya ,






Pembahasan dengan kaitan terhadap OECD
Dengan terjadinya transaksi pihak berelasi yang merugikan Antara Satyam dengan
Matyas, maka, merujuk kepada peraturan OECD yang mengatur mengenai transaksi
berelasi yang berjudul Guide To Fighting Abusive Related Transaction in Asia ada
beberapa hal yang dapat dilakukan dalam meminimalisir terjadinya transaksi pihak
berelasi yang merugikan.


11

Pendekatan Legislatif dan Peraturan


Dalam pelaksanaan transaksi dengan pihak berelasi, ada dua hal yang menjadi
perhatian para investor, yaitu bagaimana investor dapat mengawasi transaksi
tersebut, dan pilihan apa yang dimiliki oleh investor apabila diasumsikan transaksi
tersebut merugikan.

Disclosure (Pengungkapan)

Dengan dilakukannya disclosure, investor dengan lebih leluasa akan dapat


mengawasi transaksi terkait pihak berelasi, namun transaksi yang akan di disclose
adalah hanya transaksi-transaksi yang melebihi suatu ambang batas tertentu,
dengan tujuan meminimalisir pengeluaran perusahaan dan mengurangi beban yang
berkenaan dengan peraturan

Shareholder Approval

Untuk transaksi terkait pihak berelasi yang melebihi suatu ambang batas tertentu,
harus dilakukan persetujuan oleh para shareholder, dengan tujuan agar shareholder
dapat mengawasi transaksi tersebut. Transaksi yang memerlukan shareholder
approval biasanya adalah transaksi yang jumlahnya lebih banyak daripada ambang
batas jumlah yang harus diungkapkan. Hal ini juga membantu shareholder untuk
meminta direktur independen untuk berpendapat mengenai transaksi tersebut.
Direktur yang memiliki benturan kepentingan atas transaksi tersebut akan memilih
untuk abstain dalam membuat rekomendasi untuk shareholder

Board Oversight and Approval
Dalam pengambilan keputusan perusahaan, board merupakan pihak yang memiliki
wewenang. Atas pengambilan keputusan oleh board ini, direktur independen,
komite audit, auditor internal dan eksternal memiliki peran yang signifikan dalam
mengawasi transaksi pihak berelasi.

Direktur Independen

Direktur independen merupakan pihak yang memainkan peran penting dalam


mengawasi transaksi relasi yang merugikan. Pendapat dari direktur independen
sangat penting untuk mengawasi transaksi pihak berelasi dan memastikan bahwa
transaksi tersebut merupakan kepentingan perusahaan dan semua shareholder.

12

Dalam Guide dikatakan bahwa hanya direktur independen berhak untuk


mendiskusikan dan memutuskan suatu transaksi pihak berelasi.

Auditor

Auditor adalah badan independen yang kompeten dan terkualifikasi yang


berfungsi untuk menyediakan jaminan yang bersifat eksternal dan objektif
kepada

board

dan

shareholder

bahwa

laporan

keuangan

telah

merepresentasikan dengan baik gambaran posisi keuangan dan kinerja


perusahaan. Dengan adanya auditor, diharapkan bahwa kemunculan transaksi
pihak berelasi yang merugikan dapat dideteksi dan dihindari. Tanggung jawab
utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran
pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan
hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga menilai apakah laporan
keuangan organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan
seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di
dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain untuk melihat seberapa
besar tingkat reliabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi
tersebut. Sedangkan, peran auditor internal bagi manajemen adalah membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya melalui pendekatan disiplin dan sistematis
untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,
pengendalian, dan tata kelola organisasi. Auditor internal dapat membantu
manajemen dalam mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi risiko dengan
menguji kecukupan dan keandalan yang dibuat manajemen. Apabila dari hasil
pengujian ternyata pengendalian tidak cukup dan tidak memadai, maka auditor
internal dapat memberikan rekomendasi perbaikan. Dengan rekomendasi dari
auditor internal, selanjutnya manajemen memperbaiki pengendalian yang telah
dibuat sehingga cukup dan memadai. Dengan pengendalian yang andal, maka
risiko yang akan mengganggu pencapaian tujuan organisasi berkurang, sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai secara lebih efektif.



13

Daftar Pustaka

http://www.nytimes.com/2009/01/27/business/worldbusiness/27accounting.html?page
wanted=all&_r=0
http://www.asialaw.com/Article/2097602/Channel/16709/The-great-deception.html
http://articles.economictimes.indiatimes.com/2009-01-17/news/27647068_1_maytasproperties-maytas-deal-board-meeting
http://www.rediff.com/money/2008/dec/22maytas-deal-impact-on-the-companies.htm
http://www.ingovern.com/2014/02/business-world-article-on-contentious-relatedparty-transactions/
http://articles.economictimes.indiatimes.com/2008-12-20/news/27735298_1_upaidsystems-simon-joyce-maytas-deal
Peraturan Bapepam IX.E.1
Peraturan Bapepam VIII.G.7
Guide on Fighting Abusive Related Party Transaction in Asia (September 2009)
OECD Principles of Corporate Governance
Studi penerapan OECD (Bapepam)
Related Party Transactions and Minority Shareholder Rights, OECD

14

Anda mungkin juga menyukai