Anda di halaman 1dari 2

Asilgliserol merupakan mayoritas lipid di dalam tubuh.

Triasil- gliserol adalah senyawa lipid yang utama pada deposit lemak
tubuh dan makanan. Selain itu, senyawa asilgliserol, khususnya fosfolipid, merupakan komponen yang penting pada membran
plasma dan membran lainnya. Fosfolipid juga mengambil bagian dalam proses metabolisme banyak senyawa lipid lainnya.
GlikosfmgoUpid, yang mengandung sfmgosin dan residu gula di samping asam lemak, membentuk 5-10% senyawa lipid pada
membran plasma.

KEPENTINGAN BiOMEDIS
Peranan triasiIgliserol dalam pengangkutan serta penyimpanan lipid dan pada berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes
serta hiperlipoproteinemia akan diuraikan secara rinci pada bab-bab berikutnya. Fosfogliserol, fosfosfingolipid dan
glikosfingolipid semuanya merupakan senyawa lipid amfipatik sehingga sangat ideal sebagai unsur lipid yang utama pada
membran biologik. Sebagian senyawa fosfolipid mempunyai fungsi khusus, misal, dipalmitoil lesitin yang merupakan komponen
utama surfaktan paru, sehingga kekurangan komponen ini pada bayi prematur akan menyebabkan sindrom distres pernapasan
pada bayi baru lahir. Senyawa fosfolipid inositol pada membran sel berfungsi sebagai prekursor messenger-kedua hormon,
sementara senyawa alkilfosfolipid merupakan faktor pengaktif-trombosit. Glikosfingolipid yang ditemukan di lipatan-luar
membran plasma dengan rantai oligosakaridanya yang menghadap ke luar, membentuk bagian glikokaliks pada permukaan sel
dan dianggap penting (1) dalam pelaksanaan komunikasi serta kontak antar-sel; (2) sebagai reseptor untuk toksin bakteri (misal,
toksin yang menyebabkan kolera); dan (3) sebagai zat untuk golongan darah ABO. Sekitar selusin bentuk penyakit penyimpanan
glikolipid telah dijelaskan (misal, penyakit Gaucher; penyakit Tay-Sachs). Masing-masing penyakit ini disebabkan oleh defisiensi
spesifik enzim hidrolase yang terdapat pada lintasan pemecahan glikolipid di lisosom.

KATABOLISME ASILGLISEROL BUKAN KEBALIKAN PROSES BIOSINTESIS


Hidrolisis Mengawali Katabolisme Triasiigliserol
sam lemak bebas tersebut ditemukan bergabung dengan albumin serum. Proses ini diikuti oleh ambilan asam lemak bebas ke dalam
i- jaringan dan oksidasi atau reesterifikasi selanjutnya. Banyak jaringan h (termasuk jaringan hati, jantung, ginjal, otot, paru, testis,
otak dan k adiposa) memiliki kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak n rantai-panjang, walaupun otak tidak dapat
mengekstraksinya s dengan mudah dari dalam darah. Penggunaan gliserol bergantung g pada apakah jaringan tersebut mempunyai
enzim pengaktif yang U diperlukan, yaitu gliserol kinase. Enzim ini ditemukan dengan jumlah yang berarti di hati, ginjal,
intestinum, jaringan adiposa coklat dan kelenjar mammae dalam keadaan laktasi.

TRIAS1LGLISER0L DAN FOSFOGLISEROL TERBENTUK MELALUI ASILASITRIOSA FOSFAT


Lintasan utama pada biosintesis triasilgliseroi dan fosfogli- serol diuraikan secara garis besar pada Gambar 26-1. Dari senyawa
gliserol 3-fosfat akan terbentuk banyak substansi yang signifikan lainnya dan masing-masing substansi tersebut mempunyai peranan
yang penting pada metabolisme sel. Substansi ini berkisar dari simpanart triasilgliserol yang utama hingga derivat fosfatidil kolin,
etanolamin, inositol dan kardiolipin yang merupakan unsur pembentuk membran mitokondria. Dua titik cabang yang penting dalam
lintasan tersebut terdapat pada tahap-antara fosfatidat dan diasitgliserol. Dari slnyawa dihidroksiaseton fosfat akan diturunkan
bentuk fosfogliskol yang mengandung ikatan eter (C OC)y yang paling dikenal, di antaranya yakni behtuk plas- malogen
dan faktor pengaktif trombosit (PAF; platelet-activating factor). Dapat terlihat bahwa gliserol 3-fosfat atau dihidroksi- aseton
fosfat merupakan turunan atau anggota dari lintasan glikolisis dan kenyataan ini menunjukkan sebuahhdbungan yang sangat penting
antara metabolisme karbohidrat dan lipid.
Fosfatidat Merupakan Prekursor Umum pada Biosintesis Triasilgiiseroi, Banyak Fosfogliserol dan Kardiolipin
Walaupun reaksi yang melibatkan hidrolisis triasilgiiseroi akil eazim Ispase dapat tibstik di dalam laboratorium, pembalik* m reaksi bukan
mekanisme bagi sintesis asilgiiserol di jaringan. Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan dahulu oleh ATP sebelum dapat disainkan ke
dalam asilgiiserol. Enzim gliserol ig kinase akan mengkatahsis proses pengaktifan gliserol menjadi sn- gliserol 3-fosfaL Jika enzim im tidak terdapat
atau dengan akti- es ntas yang rendah seperti pada jaringan otot atau adiposamaka
an
sebagian besar senyawa gliserol 3-fosfat harus berasal dari inter
nat mediat pada sistem glikolisis, yaitu dihidroksiaseton fosfat, yang
A.

Biosintesis Triasilgliserol: Asam lemak diaktifkan menjadi asil-KoA oleh enzim asil-KoA sintetase, melalui ATP dan KoA
(Bab 24). Dua molekul asil-KoA bergabung dengan gliserol 3- fosfat untuk membentuk senyawa fosfatidat (1,2diasilgliserol fosfat). Reaksi ini terjadi dalam 2 tahap lewat lisofosfatidat, yang mula-mula dikatalisis oleh enzim gliseroI3-fosfat asiltransferase dan kemudian oleh enzim 1 -asilgliserol-3-fosfat asiltransferase. Senyawa fosfatidat dikonversi
oleh enzim fosfatidat fosfohidroiase menjadi l,2-diasilg|iserol. Molekul asil-KoA yang berikutnya akanliesterifikasi dengan
diasijgliserol untuk membentuk triasif- glisetw, yang dikatalisis oleh diasilgliserolasil transferase. Di dalam mukosa usus
terdapat lintasan monoasilgliserol dan lewat i lintasan ini, senyawa monoasilgliserol dikonversi menjadi 1,2- i diitsilgl
serol sebagai akibat adanya enzim monoasilgliserol { asiltransferase. Sebagian besar aktivitas enzim ini terletak di
dalam r retikulu i n endoplasma sel, tetapisbagian lagi ditemukan di mito- p kondria, seperti misalnya enzim gliserol 3fosfat asiltransferase. n Fosfatidat fosfohidroiase terutama dijumpai di sitosol, kendati n bentuk aktiflenzim tersebut
terikat dengan membran plasmn

IA3UUK. aum tu/Jinlerseoui lerncat oengan memuiaii puAilfa B. Biosintesis Fosfogliserol: Fosfo lipid ini di si n tes i sj fosfatidat,
misal fosfatidilinositol atau dari 1,2-diasilgliserol, misal ir |fosfatidilkoiin dan fosfatidiietanolamin. Pada sintesis fosfatidilinositol,
senyawa sitidin trifosfat (CTP), yaitu senyawa fosfat fa energi-tinggi yang terbentuk dari ATP (Bab 12), bereaksi dengan bt
fosfatidat untuk membentuk sitidin-difosfat-diasilgliserol (CDP- di DG). Akhirnya, senyawa ini bereaksi dengan inositol, yang di-

as katalisis oleh enzim fosfatidil inositol transferase, untuk membentuk fosfatidilinositol (Gambar 26-2). Melalui fosforilasi yang (d
berturutan, fosfatidilinositol mula-mula ditransformasikan men- fa jadi fosfatidilinositol 4-fosfat dan lalu menjadi fosfatidilinositol
gl 4,5-bisfosfat. Senyawa terakhir ini dipecah menjadi diasilgliserol
tej
dan inositol trifosfat oleh hormon yang meningkatkan fCa2+], mJ
misal vasopresin. Kedua produk ini bertindak sebagai messenger
sa
kedua dalam kerja hormon tersebut (Bab 44).

Pada biosintesis fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin (lesitin dan sefalin), senyawa kolin atau etanolamin pertama-tama harus
dikonversi menjadi kolin aktif atau etanolamin aktif. Proses perubahan ini merupakan proses dua-tahap yang meliputi, pertama,
reaksi dengan ATP untuk membentuk senyawa monofosfat yang bersesuaian; dan kemudian diikuti oleh reaksi lebih lanjut dengan
CTP untuk membentuk sitidin difosfokolin (CDP-kolin) atau sitidin difosfoetanolamin (CDP-etanolamin). Dalam bentuk ini, kolin
atau etanolamin bereaksi dengan 1,2-diasilgliserol sehingga basa terfosforilasi (yang bisa fosfokolin atau fosfoetanolamin)
dipindahkan kepada diasilgliserol untuk membentuk masing-masing fosfatidilkolin atau fosfatidiletanolamin. Sitidil transferase
tampaknya merupakan enzim pengatur pada lintasan fosfatidilkolin.
Fosfatidilserin d i bentuk langsung dari fosfatidiletanolamin melalui reaksi dengan serin' (Gambar 26-2). Fosfatidilserin dapat
membentuk kembali fosfatidiletanolamin melalui reaksi dekar- boksilasi. Lintasan alternatif di hati memungkinkan
fosfatidiletanolamin untuk menghasilkan langsung fosfatidilkolin melalui metilasi

min untuk menghasilkan langsung tostatidilkolin melalut metilasi to- progresif residu etanolamin dengan menggunakan 5-adenosil- se.
metionin sebagai donor metil. Selanjutnya, gugus metil dalam ati metionin dapat berasal dari metil-H 4 folat (Gambar 52-15). Walau
pun ada sumber-sumber kolin ini, fosfatidilkolin tetap dianggap ari sebagai nutrien esensial pada banyak spesies hewan, kendati hal sal ini
belum dipastikan pada manusia.
ati- Pengaturan biosintesis triasilgliserol, fosfatidilkolin dan fos- >fat
fatidiletanolamin dilaksanakan dengan tersedianya asam
lemak
gan bebas. Asam lemak bebas yang lolos dari oksidasi cenderung pP- dikonversi menjadi fosfolipid, dan jika persyaratan ini terpenuhi, diasam lemak yang berlebihan akan membentuk triasilgliserofc *
;m- Fosfolipid yang terdapat di mitokondria adalah kardiolipin ang (difosfatidilgliserol, Gambar 16-10). Senyawa ini dibentuk dari lenfosfatidilgfcserol yang sebelumnya di sintesis dari CDP-diasil- dtol gliserol (Gambar 26-2) dan gliserol 3-fosfat menurut skema yang erol
terlihat pada Gambar 26-3. Kardiolipin, yang ditemukan dalam a j, membran internal mitokondria, diperlukan khususnya bagi pelakger- sanaan fungsi pengangkut fosfat dan bagi aktivitas enzim sitokrom oksidase.
m

Anda mungkin juga menyukai