Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nadia Ramadhani Putri Astuti

NIM : 24185582A

Teori :4

BIOKIMIA

1. Jelaskan biosintesis lengkap dengan reaksi kimianya pada pembentukan asam fosfat 3,
fosfatidil etanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilenositol, dan kardiolipin!
2. Jelaskan biosintesis dengan reaksi kimia pada pembentukan seramida, spingomielin,
glukosil serebrosida, glubosida, dan gangliosida!

JAWAB :

1. Jalur biosintesis :
a. Biosintesis asam fosfat 3 dimulai dari reduksi dihidroksi aseton fosfat
(senyawa antara glikolisis) menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P) (Gambar 9.12).
Dua molekul asil ACP mentransfer gugus asam lemak ke G3P menghasilkan
asam fosfatidat. Reaksi ini dikatalisis gliseraldehid 3-fosfat asil transferase. Asam
fosfatidat merupakan fosfolipid pertama yang dihasilkan. Asam fosfatidat
diproses lagi menjadi derivat fosfolipid lainnya, misalnya fosfatidil serin,
fosfatidiletanolamin, dan kardiolipin. Asam fosfatidat kemudian bereaksi dengan
sitidin trifosfat (CTP) menghasilkan citidin difosfat diasil gliserol dan pirofosfat.
Reaksi ini dikatalisis citidin difosfat digliseride sintase. Penambahan sistein pada
citidin difosfat diasil gliserol akan menghasilkan fosfatidil serin. Reaksi ini
dikatalisis fosfatidil serin sintase. Fosfatidil serin dekarboksilase melakukan
dekarboksilasi fosfatidil serin menghasilkan fosfatidil etanolamin. Secara
terpisah, citidin difosfat diasil gliserol bereaksi dengan gliserol fosfat
menghasilkan fosfatidil gliserol fosfat. Reaksi ini dikatalisis fosfatidil gliserol
fosfat sintase. Hidrolisis fosfatidil gliserol fosfat menghasilkan fosfatidil gliserol
(dan melepaskan fosfat). Reaksi ini dikatalisis fosfatidil gliserol fosfat fosfatase.
Dua molekul fosfatidil fosfat berekasi menghasilkan kardiolipin (difosfatidil
gliserol). Reaksi ini dikatalisis kardiolipin sintase.

b. Biosintesis fosfatidiletanolamin dimulai dengan proses fosforilasi


etanolamin oleh ATP menghasilkan fosfoetanolamin. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim etanolamin kinase. Selanjutnya fosfoetanolamin bereaksi dengan sitidin
trifosfat (CTP) mengahasilkan sitidin difosfoetanolamin (cp-ethanolamin),
dikatalisis oleh enzim fosfoetanolamin sitidil transferase. Pada akhir tahap
biosintesis fosfatidiletanolamin, bagian sitidin monofosfat (CMP) dari CDP-
ethanolamine dilepaskan, sedangkan bagian fosfoetanolaminnya dipindahkan ke
molekul diasilgliserol. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfoetanolamin
transferase yang terdapat di dalam membran retikulum endoplasma.

c. Biosintesis fosfatidilkolin
Pembentukan fosfatidilkolin di dalam jaringan hewan dapat berlangsung
dengan dua macam:
1) Proses metilasi gugus amino dari fosfatidiletanolamin dengan S-adenosil
metionin sebagai donor gugus metal yang dikatalisis oleh enzim
fosfatidiletanolamin metiltransferase.
2) Dimulai dengan kolin sebagai senyawa pemulanya dan jalur reaksi
pembentukan fosfatidilkolin berlangsung seperti untuk biosintesis
fosfatidiletanolamin. Dalam hal ini dilibatkan tiga macam enim, berturut-turut:
kolin kinase, untuk pembentukan fosfokolin dari kolin dan ATP ; fosfokolin
sitidiltransferase, untuk pembentukan CDP-kolin dari fosfokolin dan CTP ;dan
fosfokolin transferase, untuk pembentukn fosfatidilkolin dari CDP-kolin dan
diasilgliserol.

d. Biosintesis fosfatidilserin

Dalam jaringan hewan, fosfatidilserin terbentuk dari reaksi antara


fosfatidiletanolamin dengan serin: Fosfatidiletanolamin + serin bolak balik
fosfatidilserin + etanolamin.

Sebaliknya, fosfatidiletanolamin dapat terbentuk dari fosfatidilserin


dengan proses dekarboksilasi : Fosfatidilserinà fosfatidiletanolami + CO2

Dalam sel bakteri, seperti bakteri Escheria coli, pembentukan


fosfatidilserin berlangsung dengan jalur reaksi yang berbeda pada jarringan
hewan. Jalur reaksi dimulai dengan pengaktifan asam fosfatidat oleh CTP
menghasilkan sitidin difosfat diasilgliserol, dikatalisis oleh enzim
fosfatidatsitidintransferase. Pada tahap reaksi berikutnya, CDP-diasilgliserol
bereaksi dengan serin, dikatalisis oleh enzim CDP-diasilgliserol serin O-
fosfatidiltransferase, menghasilkan fosfatidilserin dan sitidin monofosfat (CMP).

e. Biosintesis fosfatidilnositol

Dalam jaringan hewan, CDP-diasilgliserol (yang terbentuk dari asam


fosfatidat) berperan sebagai senyawa sumber untuk biosintesis fosfatidilinositol
dan fosfatidilgliserol. Fosfatidilinositol terbentuk dari reaksi antara CDP-
diasilgliserol dan inositol, yang dikatalisis oleh enzim CDP-diasilgliserol inositol
transferase. Di dalam jaringan otak fosfatidilinositol dapat difosforilasi oleh ATP
menghasilkan fosfatidilinositol-monofosfat, -difosfat dan seterusnya
mengahsilkan senyawa polifosfoinositida, yang peranannya di dalam otak belum
jelas.

f. Biosintesis kardiolipin

Fosfatidilgliserol terbentuk dari CDP-diasilgliserol. Jalur reaksi dimulai


dengan pembentukan 3-fosfatidil-1gliserol-3-fosfat dari CDP-diasilgliserol dan
gliserol-3-fosfat, dikatalisis oleh enim gliserolfosfat fosfatidiltransferase.
Fosfatidil gliserol yang terbentuk ini merupakan pra zat untuk biosintesis
difosfatidilgliserol, yang secara umum disebut kardiolipin. Dua puluh persen
lipida yang terdapat dalam membrane mitokondrion sel hewan merupakan
kardiolipin. Di dalam sel bakteria pembentukan kardiolipin tidak menggunakan
CDP-diasilgliserrol, melainkan langsung tertjadi dari reaksi kondensasi dua
molekul fosfatidilgliserol.
Reaksi Kimia
2.
a. Pembentukan seramida
Sfingolipid yang lainnya adalah spingomyelin, spingomyelin adalah
sfingolipid yang paling sederhana, paling banyak dijumpai, dan merupakan satu-
satunya sfingolipid yang mempunyai fosfat. Karena senyawa ini memiliki fosfat,
maka senyawa ini dapat juga digolongkan sebagai fosfolipid. Sfingomyelin terdapat
dalam otak dan jaringan saraf sebagai bagian dari selubung myelin. Di otak juga
terdapat sfingomyelin yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.
Singolipid (spingomyelin) berperan sebagai kerangka penyusun membran sel serta
banyak fungsi lain di dalam sel. Apabila masukan makanan berkurang seperti anak
malnutrisi, kandungan spingomielin dalam otaknya akan menjadi rendah. Namun,
keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan diet yang mengandung spingomielin.

b. Pembentukan sfingomielin
Kebutuhan tubuh akan spingomielin dipenuhi dari makanan yang dimakan
sehari-hari serta dari hasil sintesis spingomielin dalam tubuh. Berbeda dengan
spingolipid lainnya, spingomyelin hanya terdapat pada membran sel hewan,
sedangkan sayur dan buah-buahan lebih banyak mengandung glikolipid.
Sekitar 0,1-1,0 persen dari total lemak susu sapi mengandung fosfolipid dan
30 persen di antaranya terdiri dari spingomielin. Kandungan spingomielin dalam susu
sapi ini tidak menetap tergantung kepada musim dan masa laktasi dari sapi tersebut.
Kandungan spingomielin dalam ASI juga bervariasi. Selain spingomielin, ASI juga
mengandung fosfolipid, yang merupakan sumber fosforilkolin dalam sintesis
spingomielin.
Disamping kelompok seramida dan sfingomyelin ada golongan sfingolipid
yang mengandung karbohidrat. Kelompok ini dinamakan glikolipid. Contohnya
adalah serebrosida.Serebrosida berbeda dengan sfingomyelin dalam hal mengandung
fasfat, serebrosida juga tidak memiliki muatanm listrik karena gugus kepalanya
bersifat netral, serebrosida kebanyakan terdapat dalam jaringan saraf. Dengan
hidrolisis serebrosida akan menghasilkan molekul sfingosin, asam lemak, dan
heksosa. Kebanyakan galaktosa dan kadang-kadang glukosa.
Gangliosida adalah sfingolipid yang paling kompleks, satu rantai olisakarida
dengan paling sedikit satu gula yang bersifat asam yang terikat pada seramida. Gula
yang bersifat asam ialah N-asetilneuraminat atau N-glikolilneuraminat. Gula-gula
yang bersifat asam ini disebut asam asilat.
Konsentrasi gangliosida paling tinggi ditemukan pada system saraf, terutama
pada substansi grisea. Jumlahnya 60% dari jumlah lipid yang ditemukan di substansi
grisea. Pemecahan gangliosida di dalam lisosom adalah dengan pengeluaran secara
berurutan gula-gula terminalnya.
Gangguan pada pemecahan gangliosida ini dapat menyebabkan akibat klinis
yang serius; dapat menyebabkan penyakit Tay-sachs. Kandungan gangliosida dalam
jaringan otak bayi penderita penyakit Tay-sachs sangat meningkat. Kadar gangliosida
GM2 bebrapa kali lebih tinggi daripada normal, disebabkan karena pengeluaran
residu N-asetilgalaktosmin ujung terjadinya sangat lambat bahkan tidak berlangsung.
Enzim yang tidak ada atau mengalami defisiensi pada penyakit ini adalah enzim β-N-
asetilheksosaminidase yang spesifik. Penyakit Tay-sachs ini merupakan pennyakit.
menurun dan bersifat resesif otosomal.

Anda mungkin juga menyukai