PENDAHULUAN
Didalam keanekaragaman / kemajemukan bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, adat
istiadat, bahasa, antar golongan, maka terpeliharanya
persatuan
dan
diperlukan
kesatuan
dalam
keanekaragaman
integritas
nasional
membangun
bangsa
kemajemukan
berarti
dan
sangat
negara.
mengandung
baik
akan
berpotensi
menimbulkan
konflik,
integritas
nasional
dewasa
ini
tampak
memprihatinkan.
Pelbagai peristiwa seperti kerusuhan di Maluku, Poso,
Cikesik, Temanggung dan lain-lainnya yang menggunakan
simbol
agama,
kerusuhan
etnis
di
Sampit
(Kaltim),
yang
bernuansa
adat
di
Bali,
dan
lain
sebagainya.
Kondisi tersebut di atas akan semakin mempersulit posisi
kebangsaan
kita,
mempersulit
proses
pemulihan
dalam
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara.
Selama ini yang sering dilaksanakan adalah meredam
konflik, bukan mengendalikan konflik. Konflik ditekan dan
dihilangkan dengan pendekatan kekuasaan, pendekatan
keamanan dan pendekatan hukum.
Semua perbedaan baik yang bersifat horisontal maupun
vertikal yang sering merupakan akar permasalahan konflik
tampaknya dianggap tabu untuk dimunculkan, apalagi
memperdebatkan
perbedaan
dengan
alasan
stabilitas,
pada
umumnya
memandang
konflik
anarkis
lainnya.
Konflik
pada
hakekatnya
dapat
budaya,
serta
kemajemukan
vertikal
seperti
mengembangkan
dialog
dan
mewujudkan
Dengan
dukungan
kemajuan
teknologi
berbagai
kelompok,
terbuka
kepentingan
bagi
individu
interaksi
maupun
informasi
dan
tersebut
di
atas
menjadikan
tingkat
wilayah
Ubung
kepada
RM..
tidak
disikapi
secara
arif
dan
bijaksana
Dengan
memperhatikan
proses
adat
yang
berakhir
dengan
aksi
dan
perilaku
masyarakat,
atau
cerminan
Bali
pada dasarnya
merupakan
pendatang.
Berbagai krisis yang melanda bangsa kita
terutama krisis ekonomi, Bali masih dianggap
daerah
yang
berusaha
menjanjikan
atau
sebagai
memperbaiki
tempat
kehidupan
bahwa
yang
Bali
paling
sebagai
aman
salah
di
satu
Indonesia
bukan
tidak
mungkin
dapat
dengan
kehidupan
perekonomian,
jumlahnya
semakin
lama
semakin
banyak.
Jika masalah ini tidak ditangani secara
mendasar
b.
Konflik Agama
Seiring
dengan
kedatangan
warga
mayoritas
Perkembangan
beragama
Bali yang
Hindu.
sedemikian
besar
pernyataan
AM.
Saefuddin
yang
( Gereja
Barat
Maranatha
Padangsambian
Denpasar.
Protestan
di Indonesia bagian
di
Banjar
Selebaran
Bali
Dalam
Teges,
Barat,
Gengaman,
antar
warga
Dusun
Kauman
Ras / Etnis
Ras / Etnis di Bali pada umumnya adalah
warga keturunan Tionghoa, Arab, India dan
Pakistan.
Keberadaan warga keturunan tersebut pada
umumnya lebih berorientasi ekonomi, karena
mereka adalah para pedagang yang ulet. Secara
umum keberadaan warga keturunan di Bali
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
dinamika
keturunan
Tionghoa
merupakan
warga
keturunan
memiliki
di
tingkat
Bali
pada
kehidupan
warga
kemungkinan
dapat
keturunan
terjadi
tersebut
dengan
dalih
kepariwisataan
Bali
tidak
menutup
kedua
dapat
menjadi
obyek
kejahatan.
d.
Antar Golongan
Bali sebagai daerah terbuka menjadikan
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan
aspirasi
menjadikan
kehidupan
masyarakat Bali menjadi lebih dinamis. Lebihlebih dalam era kebebasan dan keterbukaan
dewasa
ini
keberanian
individu
maupun
kelompok
kelompok
partisan
cenderung
membentuk
sikap
10
terjadinya
kasus
permasalahan
bentrokan
perkembangan
sikap
individual,
dan
kontaminasi
pengaruh
budaya
mungkin
pula
kita
tidak
pernah
bersikap
lembaga
Adat
untuk
kepentingan
11
tertentu
sebagian
besar
diakibatkan
Konflik Pertanahan
Masalah pertanahan memiliki potensi konflik yang
lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena :
a.
b.
c.
12
Kasus Serangan, kasus Culik, Pecatu Graha, tanahtanah bukti yang dipergunakan sebagai fasilitas
umum, seperti Sekolah Dasar, Puskesmas, Kasus
Lemukih dan sebagainya merupakan konflik masalah
pertanahan yang dihadapi dewasa ini.
4.
5.
kita
adalah
dengan
peningkatan
dan
perluasan
memperlunak
dan
memperkecil
mengupayakan
titik-titik
persamaan,
titik-titik
perbedaan
merusak
nilai-nilai
yang
terkandung
didalam
keanekaragaman tersebut.
Bertitik
Pemerintah
tolak
dari
Propinsi
memberdayakan
hal
Bali
masyarakat
tersebut
telah
diatas,
berupaya
dengan
maka
untuk
peningkatan
13
heterogenitas
masyarakat
yang
mengandung
potensi
tidak
dipaksakan
untuk
dibuat
sama.
sehingga
masyarakat
diharapkan
yang
dinamis
akan
terwujud
ditengah-tengah
paradigma
dialog
dalam
rangka
persamaan
yang
diwujudkan
dalam
a.
b.
Menyelenggarakan
Musyawarah
Umat
14
c.
d.
e.
f.
negatif
akibat
era
global
dan
komunikasi
antar
komponen
tidak sesuai.
Bersikap terbuka dan akomodatif dalam
menyikapi permasalahan maupun aspirasi yang
berkembang di masyarakat.
3. Pembentukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat
(FKDM)
Prov.Bali
dalam
aeluruh
potensi
masyarakat
keamanan Bali.
rangka
mensinergikan
dalam
kegiatan
15
kegiatan
pemantauan
secara
intensif
koordinasi
dan
kegiatan
operasional
Intelijen.
7. Meningkatkan koordinasi aparat keamanan.
6.
2.
KESIMPULAN
Walaupun secara umum daerah Bali cukup stabil dan
kondusif,
potensi
konflik
masih
tetap
ada,
kekuatan
dalam
membangun
kehidupan
5.
6.
16
1.
PENUTUP