Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan Upr 01 Organisasi
Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan Upr 01 Organisasi
PETUNJUK PRAKTIS
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
UPR. 01
ORGANISASI
AGUSTUS 1992
POLA PENANGANAN
UMUM
Penanganan Pemeliharaan rutin dilakukan sepanjang
tahun secara terus menerus. Pemeliharaan rutin yang selama
ini dilaksanakan dengan cara dikontrakkan masih belum
memadai dan belum dapat memenuhi sasaran. Pemeliharaan
dengan cara dikontrakkan mengakibatkan keterbatasan
dalam melakukan kegiatan operasi di luar kontrak (khususnya pekerjaan yang sifatnya mendadak), pemanfaatan
tenaga-tenaga personil P.U. yang berpengalaman dan
pemanfaatan peralatan yang telah tersedia.
Dengan demikian pola penanganan yang lebih sesuai
adalah dengan cara swakelola, namun pada kondisi tertentu
yaitu jika UPR belum tersedia, masih dipertimbangkan pola
penanganan dengan dikontrakkan.
POLA PENANGANAN
a.
Swakelola
Pekerjaan Pemeliharaan Rutin secara swakelola
dilakukan jika UPR sudah tersedia. Untuk itu dibentuk
Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Tingkat I (UPTDI)
yang memiliki sekurang-kurangnya satu Unit
Pemeliharaan Rutin.
Satu UPR direncanakan melayani panjang jalan 100
sampai 200 Km.
Swakelola terdiri dari
1. Swakelola penuh, yaitu penanganan Pemeliharaan
rutin dimana regu pekerja adalah tenaga-tenaga
organik.
2. Swakelola Upah borongan, yaitu penanganan
Pemeliharaan Rutin dimana regu pekerja bukan
tenaga organik dan pembayaran upah dilakukan
secara upah borongan (taak werk).
b.
Dikontrakkan.
Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin dimungkinkan untuk
dikontrakkan apabila UPTD-I yang bersangkutan
belum mempunyai UPR atau peralatan yang dimiliki
kurang memadai, sehingga pekerjaan Pemeliharaan
Rutin dilaksanakan oleh Bagian Proyek Rehabilitasi
dan Pemeliharaan Jalan dan jembatan
ORGANISASI
UMUM
Organisasi Pemeliharaan Rutin mengacu pada
Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor : 39 tahun 1992
tentang Pedoman Organisasi Dinas. Daerah.
Mengingat lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang
pada kenyataannya dapat tersebar di ruas-ruas jalan (yang
sudah mantap), serta untuk dapat melaksanakan koordinasi
dengan baik, maka Organisasi Pemeliharaan Rutin dibentuk
di bawah tanggung jawab Kepala UPTD-I
UPTD-I merupakan organisasi dari Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi/Dinas PU Bina Marga Propinsi yang
mengelola Pekerjaan Pemeliharaan Rutin di Wilayah yang
dikuasainya.
Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin dapat dibedakan
secara swakelola atau dikontrakkan.
SWAKELOLA
Swakelola merupakan cara yang terbaik untuk
pelaksanaan Pemeliharaan Rutin, karena hal ini memudahkan dalam pemanfaatan peralatan, pengerahan tenaga
kerja, penyediaan bahan dan penjadwalan waktu.
Secara operasional, kegiatan Pemeliharaan Rutin
dilaksanakan sebagai berikut (lihat Struktur Organisasi
Pemeliharaan Rutin/Swakelola).
a.
b.
PIMBAGPRO
KEPALA UPDT-I
KA. URUSAN
TATA USAHA
KA. URUSAN
TATA USAHA
KA. URUSAN
TATA USAHA
KA. URUSAN
TATA USAHA
PENGAMAT
PENGAMAT
PENGAMAT
JURU
JALAN
PENGAMAT
PENGAMAT
KEPALA
KEPALA
KEPALA
UPR
UPR
UPR
JALAN
JALAN
JALAN
ASPAL
ASPAL
ASPAL
KEPALA
KEPALA
KEPALA
UPR
UPR
UPR
JALAN
JALAN
JALAN
TANPA
TANPA
TANPA
ASPAL
ASPAL
ASPAL
KEPALA
KEPALA
KEPALA
UPR
UPR
UPR
BAHU
BAHU
BAHU
ASPAL
ASPAL
ASPAL
KEPALA
KEPALA
KEPALA
UPR
UPR
UPR
JEMBA
JEMBA
JEMBA
TAN
TAN
TAN
DIKONTRAKKAN
Apabila suatu Cabang Dinas belum mempunyai Unit
Pemeliharaan Rutin atau Peralatan yang dimiliki kurang
memadai, maka dimungkinkan melalukan.
Pemeliharaan rutin dengan cara dikontrakkan, dengan
struktur organisasi sebagai berikut (lihat Struktur Organisasi
Pemeliharaan Rutin/Dikontrakkan):
a.
b.
c.
KEPALA DINAS
PIMPRO REHAB/PEMEL
JALAN & JEMBATAN
ASISTEN
KEPALAUPDT-I
UPDT-I
KEPALA
BENDAHARAWAN
PIMBAGPRO
PENGAMAT
PENGAMAT
PENGAMAT
PENGAMAT
PENGAMAT
JURU JALAN
PENGAMAT
PENGAMAT
PENGAMAT
KA. URUSAN
TATA USAHA
BENDAHARAWAN
SUPERVISI
KONTRAKTOR