Pola Perkembangan Pemukiman Di Kota Merauke: The Settlement Developing Pattern of Merauke City
Pola Perkembangan Pemukiman Di Kota Merauke: The Settlement Developing Pattern of Merauke City
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pola perkembangan
pemukiman di Kota Merauke, 2) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pola perkembangan pemukiman dan 3) merumuskan arahan
pengembangan pemukiman di Kota Merauke. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan analisis peta, analisis tetangga terdekat
(nearest-neighbour analysis), dan teknik statistik inferensial, sedangkan
metode kualitatif menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis
preferensi lokasi pemukiman. Perkembangan pemukiman di Kota Merauke
dari tahun 1997 hingga 2007 mengalami peningkatan yang pesat.
Pertumbuhan pemukiman dalam kurun waktu 10 tahun mencapai 134%.
Meskipun pemukiman berkembang yang pesat namun sebarannya tidak
merata. Hal ini dapat dibuktikan dengan pola perkembangan pemukiman
yang masih mengelompok pada bagian poros tengah Kota Merauke. Pola
pemukiman mengelompok cenderung acak berada di Kelurahan Mandala,
Maro, Karang Indah, Seringgu Jaya dan Bambu Pemali, sedangkan pola
pemukiman yang cenderung mengelompok terdapat di Kelurahan Samkai,
Rimba Jaya dan Kelapa Lima.
Keyword
spatial
connection,
Pendahuluan
Kota Merauke adalah salah satu kota di ujung timur Indonesia
yang berdiri dengan ditandai hadirnya pendatang pertama dari pemerintah
Belanda
juga
disertai
fungsi-fungsi
perdagangan,
jasa
dan
sosial
merata.
Ketidakmerataan
perkembangan
pemukiman
ini
sehingga
memunculkan
permasalahan-permasalahan
lingkungan
Kota
merupakan
pusat
kegiatan
sosial,
kegiatan
batas
adminiatratif
yang
berdasarkan
kepada
peraturam
fisikal
kota
kot,
ditinjaudari
bentuk-bentuk
aspek
morfologis
maujud,
tangible,
adalah
yang
dan
teratur
sehingga
memungkinkan
pelayanan
dan
Bintarto
membincangkan
(1979),
pola
menulis
pemukiman
bahwa
ketidakpuasan
(settlements)
secara
orang
deskriptif
sebagainya
dapat
diberikan
ukuran
yang
berifat
kuantitatif.
relative
dekat
tetapi
dipisahkan
oleh
suatu
jurang.
Pola
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang gunakan adalah metode kuantitatif
dilakukan dengan analisis peta, analisis tetangga terdekat (nearestneighbour analysis), dan teknik statistik inferensial, sedangkan metode
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif untuk membahas dan
menganalisis preferensi lokasi pemukiman.
2. Hasil dan Pembahasan
Perkembangan pemukiman di Kota Merauke dari tahun 1997
hingga 2007 mengalami peningkatan yang pesat, dimana pertumbuhan
pemukiman dalam 10 tahun tersebut mencapai 134% dari tahun awal.
Perkembangan pemukiman Kota Merauke yang pesat dan sebarannya
tidak merata, hal ini dapat dibuktikan dengan
pola perkembangan
bermukim di kawasan pusat kota. Alasan lainnya seperti harga lahan yang
murah juga membuat pemukiman di beberapa kawasan pinggiran kota.
Sementara itu alasan karena dekat dengan lingkungan keluarga dan
arahan
yang
diterapkan
dalam
mengantisipasi
potensial
genangan
air
dapat
dikembangkan
untuk
pemukiman
akses ke tempat
kerja.
dan
kerabat
akan
cenderung
membentuk
pemukiman
menunjukan
bahwa
dengan
hanya
faktor-faktor
fasilitas
hirarki
pelayanan
kekotaan
atau
pusat
arahan
yang
diterapkan
dalam
mengantisipasi
12
agar
pendidikan,
kesehatan
dan
ekonomi
agar
perkotaan
seperti
persampahan,
drainase dan saluran limbah kota, keamanan dan akses jalan pada
kawasan tertentu perlu dicarikan solusi dan perbaikannya dengan
pembangunan dan penataan drainase dan saluran limbah kota,
penyediaan penerangan jalan dan menghidupkan kembali sistem
13
keamanan lingkungan swakarsa masyarakat serta memperbaiki jalanjalan lingkungan yang rusak. Hal ini diperlukan agar kenyamanan
masyarakat Kota Merauke dapat terasakan dan mendukung eksistensi
pemukiman kota.
3. Perlunya pembangunan pemukiman yang terpadu dapat dilakukan
oleh pemerintah atau swasta, perbaikan dan peningkatan aksesibilitas
wilayah ke pinggiran kota
Merauke
dapat
lebih
komprehensif
untuk
mendukung
14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Nurmandi, Drs., M.Sc., 1999, Manajemen Perkotaan : Aktor,
Organisasi dan Pengelolaan Daerah Perkotaan di
Indonesia, Yogyakarta : Lingkaran Bangsa
Agus Warsono, 2006, Perkembangan Permukiman Pinggiran Kota Pada
Koridor Jalan Kaliurang Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman, Tesis,
Program Pascasarjana Magister
Pembangunan Wilayah
dan Kota,
Universitas
Diponegoro, Semarang
Bintarto, R.,Prof, Surastopo Hadisumarno, 1979. Metode Analisa Geografi.
Jakarta: LP3ES
Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia
Daldjoeni, N., 1998, Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan
Praktek, Bandung, Penerbit Alumni
Eny
Endang
H.S.
Perspektif
Spasial,
15
16