Anda di halaman 1dari 6

Turbidity

Turbidity
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya
kotoran oleh bahan asing atau campuran minyak.
Titik kekeruhan ditentukan saat terbentuk kristal
halus pada minyak dan minyak menjadi keruh. Pada
praktikum pada larutan sampel ditambahkan 5ml
alkohol 96%. Alkohol 96% ditambahkan karena
alkohol sebagai pelarut. Alkohol memiliki kepolaran
yang sama dengan minyak yaitu non polar sehingga
minyak dapat larut sempura dalam alkohol dan
larutan mejadi jernih sehingga memudahkan
pengamatan terbentuknya kristal

Lanjutan
Turbidity point dipengaruhi beberapa faktor:
Kandungan asam lemak
Pelarut yang digunakan
Kadar garam pada minyak/lemak
Praktikan(subyektif)

Hasil pengamatan
No

Bahan

Turbidity point (C)


1

30

41

71

32

63

M.kelapa sawit
murni
M.Jagung

Lemak Babi

28

51

76

Lemak Sapi

63

58

74

M.Kacang

32

40

40

M.Kedelai
Lemak
Dehidrogenasi

30

43

43

47

40

Pembahasan
Pengamatan yang menunjukkan hasil yang
berbeda:
Minyak kelapa sawit
Minyak Jagung
LemakBabi
Pengamatan ayng menunjukkan turbidity tertinggi:
Lemak Sapi
Pengamatan yang menunjukkan turbidity terendah:
Minyak Kedelai

Lanjutan
Perbedaan hasil pengamatan disetiap meja
dikarenakan Pada saat pengukuran turbidity point
dilakukan secara subyektif dikarenakan praktikan
yang melihat suhu dan saat terbentuknya kristal.
lemak sapi memiliki turbidity point tertinggi
dikarenakan kandungan asam lemak jenuh yang
tinggi pada sapi sehingga mudah membentuk
kristal.
Minyak kedelai memiliki turbidity point yang
terendah dikarenakan kandungan asam lemak
jenuh yang rendah sehingga susah sulit
membentuk kristal

Anda mungkin juga menyukai