Anda di halaman 1dari 26

PERCOBAAN IV-A

KUAT TEKAN MORTAR BETON


A.

MAKSUD DAN TUJUAN


Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat menerangkan pengaruh
kekuatan semen terhadap kekuatan aduk. Kekuatan mekanis semen merupakan pemberian
gambaran mengenai kemampuan semen sebagai bahan perekat. Setelah praktikum mahasiswa
diharapkan dapat ;

a) Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kuat tekan mortar


b) Membuat benda uji kekuatan tekan aduk mortar
c) Menghitung uji kekuatan tekan aduk mortar
B. ALAT dan BAHAN
a) Timbangan 0.01 gram
b) Spatula
c) Pisau
d) Compression Apparatus
e) Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm
f) Alat pengukur Flow (Kaliper)
g) Stop Watch
h) Gelas ukur dan pipet
i) Curing Box
j) Container / cawan plastic

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan

: ASTM C-109

1. Persiapan pasta
a)

Masukkan pasir ke loyang atau wadah adonan

sebanyak 3 Liter
b) Masukkan 1 Liter semen yang telah ditimbang beratnya ke wadah adonan.
c) Aduk semen dan pasir sampai rata.
d) Siapkan air sebanyak 50% dari berat semen (FAS: 0,5)
e) Tuangkan air secara perlahan sambil terus diaduk.
f) Aduk adonan secara manual sampai homogen palstis.
2. Pencetakan benda uji
a) pencetakan benja uji dimulai paling lambat 2.5 menit setelah selesai pengadukan
b) 30 detik setelah selesai pengadukan, masukkan mortar kedalam cetakan kubus 5 x 5 x 5
cm. Cetakan diisi dalam dua lapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan alat
penumbuk sebanyak 32 kali dalam kurang waktu lebih 10 detik.
Keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari dua menit
c) Ratakan permukaan mortar kemudian simpan cetakan ditempat yang lembab selama 24
jam
d) Buka cetakan dan rendam mortar sampai mencapai usia tiga atau tujuh hari
Luas bidang tekan A = 5 x 5 = 25 cm2
Apabila gaya tekan mortar benda uji pertama adalah 1, benda uji kedua 2 dan benda uji
ke tiga 3 maka kuat tekan mortar dapat dihitung sebagai :
i=

Ti
2
A kg/cm

1+ 2 + 3
kg/ cm2
3

D.

HASIL PERCOBAAN

No

Campuran
Spesi

Luas
Penampang
(cm2)

Berat

Tanggal

Tanggal

(Gram)

Pembuatan

Pengujian

Kuat
Tekan
(ton)

Kokoh
tekan
(kg/cm2)

1.
2.

1:3

3.

5 x 5 = 25
cm2

260

11

14

120

270

November

November

120

270

2013

2013

160

Keterangan : Bentuk mortar kubus


Catatan :
PC

: Semen Tiga Roda 1 Liter (1000 gr)

Pasir

: 3 Liter

FAS

: 0,5

Air

: 500 gr (FAS x Berat Semen)

E. PEMBAHASAN
Perhitungan kuat tekan mortar:
1. Kuat tekan mortar = gaya tekan / luas penampang
a. 3000/25 = 120 kg/cm2
b. 3000/25 = 120 kg/cm2
c. 4000/25 = 160 kg/cm2
Rata-rata kuat tekan =

120+120+ 160
=133,33 kg/cm2
3

2. Berat isi mortar = berat mortar/volume


a. 260/125 = 2,08
b. 270/125 = 2,16
c. 270/125 = 2,16
Rata-rata berat isi mortar =

2,08+ 2,16+2,16
=2,13
3

gr/cm3

F. SYARAT DAN KETENTUAN


Berdasarkan PBI 1971 N.I-2 disebutkan bahwa:
1. Menggunakan semen Portland (PC) yang mempunyai waktu pengikatan awal 60-120
menit

2. Air yang digunakan adalah air bersih.


3. Suhu ruangan antara 20 sampai dengan 24C.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kuat

tekan mortar

adalah 133,33 kg/cm2. Hasil tersebut dapat dicapai karena umur mortar tersebut telah
mencapai 3 hari.
H. SARAN
1. Agar mutu semen dapat terjaga supaya diperhatikan penyimpanannya.
2. Dalam mencampur air dalam semen supaya memperhatikan perbandingannya.
3. Usahakan mortar yang dibuat sepadat mungkin sehingga memiliki kekuatan yang baik.
I. LAMPIRAN
1. Data analisa percobaan kuat tekan mortar.
2. Gambar Mortar & Beton
3. Gambar cetakan mortar
4. Compression Apparatus.

Gambar Mortar & Beton

Gambar Cetakan Mortar

Compression Apparatus

PERCOBAAN IV-B
FAKTOR AIR SEMEN DAN NILAI SLUMP
A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menentukan Besarnya Faktor Air Semen
2. Mengukur dan menentukan besarnya nilai Slump
3. Menentukan hubungan FAS dengan nilai Slump
B. ALAT DAN BAHAN
1. Kerucut Abrahms dan perlengkapannya
2. Timbangan
3. Stopwatch
4. Bak pencampur / loyang.
5. Cetok, cangkul / sekop
6. Penggaris
7. Semen
8. Pasir, kerikil dan air
C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
Berdasarkan : SKSNI M-12-1989-F
a. Menyiapkan semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR.
b. Menentukan faktor air semen dan kita ambil nilai 0,5. Selanjutnya menghitung air untuk
campuran beton dengan perhitungan x berat PC (gram) dikali FAS dengan hasil volume
air (ml).
c. Bahan-bahan campuran tersebut dimasukkan ke dalam bak pencampur. Lalu aduk secara
manual dengan menuangkan Air dan semen terlebih dahulu barulah pasir dan kerikil
dimasukkan sedikit demi sedikit secara berselang-seling sampai homogen.
d. Kemudian bagian dalam kerucut abrams diolesi oli barulah campuran tersebut
dimasukkan ke dalam kerucut abrams secara bertahap sebanyak 3 lapisan. Setiap lapisan
ditusuk dengan batang baja 16mm setinggi 50 cm sebanyak 25 kali setiap lapisan.

e. Setelah bidang atas dari kerucut abrams diratakan, adukan dibiarkan selama 30 detik lalu
kerucut diangkat perlahan-lahan secara vertikal. segera dihitung penurunan tinggi
puncak, pengukuran dilakukan di 3 tempat lalu diukur nilai rata-ratanya.
f. Dari hasil percobaan itu dapat dihitung nilai slumpnya yang menunjukkan kekentalan
campuran beton tersebut.
D. HASIL PERCOBAAN
Data percobaan :
a. Perbandingan campuran pada benda uji
PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3
FAS = 0,5 dan Berat Semen = 4.880 gram
Maka jumlah air yang dipakai untuk campuran beton adalah
= FAS berat semen = 0,54.880
= 2440 gr
b. Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat
Nilai pengukuran = 13 cm ; 13,5 cm ; 13 cm untuk 30 detik pertama.
Maka nilai rata-rata penurunan slump-nya

13 13,5 13
3

= 13,17 cm

E. SYARAT DAN KETENTUAN


a. Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, pemadatan, jenis
konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulang.
b. Kekentalan tergantung dari beberapa faktor, antara lain : jumlah dan jenis semen, nilai
FAS, jenis dan susunan butiran dari agregat dan penggunaan bahan adiktif.

Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I-2 mengenai jumlah semen
minimum dari nilai FAS maksimum
Jumlah semen

Jumlah nilai

min / m3 beton

FAS maksimal

* Beton di dalam ruang bangunan


a. Keadaan keliling non korosif
275 kg
b. Keadaan
keliling
korosif
disebabkan oleh kondensasi / 325 kg
uap korosif
* Beton diluar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan

0,6
0,52

325 kg

0,60

275 kg

0,60

302 kg

0,55

375 kg

0,52

dengan air
a. Air tawar
275 kg
b. Air laut
375 kg
Tabel IV-B. 2. Jumlah semen dan nilai FAS.

0,57
0,52

terik matahari langsung


b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
* Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh

suffat

alkali dari tanah atau air tanah


* Beton yang kontinu berhubungan

Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan slump
beton, yang dijelaskan di bawah ini sesuai PBI 1971.
Posisi penempatan beton dalam

Slump

Slump

konstruksi
a. Dinding, plat pondasi, pondasi

maksimum (cm)
12,5

minimum (cm)
5,0

telapak bertulang
b. Pondasi telapak tidak bertulang
kaison, konstruksi bawah tanah
c. Plat, balok kolom, dinding
d. Pengerasan jalan
e. Pembetonan massal
Tabel IV-B. 3. Slump beton.

9,0

2,5

15,0
7,5
7,5

7,5
5,0
2,5

Untuk maksud tertentu dengan persetujuan pengawas ahli dapat dipakai nilai slump
yang menyimpang tetapi harus terpenuhi syarat yaitu beton dapat dikerjakan dengan baik,
tidak terjadi pemisahan adukan dan mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.
F. PEMBAHASAN
Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
Semen

= 4,88 Kg

Nilai FAS = 0,5


1. Perbandingan campuran beton
PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3
Volume beton

= 3 x (15 x 15 x 15) cm
= 10125 cm
= 0,010125 m

2. Penggunaan semen/m3 beton

= 4,88 kg / 0,010125 m
= 481,98 kg/m3 beton

Maka penggunaaan semen telah memenuhi syarat minimum /m3 beton.


3. Penurunan nilai slump rata-rata

Dari data pada percobaan diketahui penurunannya sebesar 13,17 cm, sehingga memenuhi
syarat slump maksimum untuk pembuatan plat, balok kolom, dinding menurut PBI 1971 .

G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka diperoleh bahwa nilai dari FAS dan Slump test dari campuran
beton dapat mempengaruhi seberapa besar kekentalan dari campuran beton. Dengan ratarata penurunan slump 9,63 cm, dengan nilai tersebut beton dapat digunakan untuk :

a. Plat, balok kolom, dinding


H. SARAN
Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik, harus melakukan pencampuran
dengan perbandingan ukuran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Karena perbandingan
bahan yang berbeda, akan menghasilkan kekuatan beton yang berbeda pula. Selain itu, perlu
dipilih juga bahan-bahan yang memenuhi persyaratan agar menghasilkan beton dengan
kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Dalam proses pengadukan manual sebaiknya memperhatikan teknik pengadukkan agar
campuran beton tercampur homogen. Buatlah adukan berbentuk seperti kawah untuk tempat
penuangan air. Pada saat penuangan air pun sebaiknya sedikit demi sedikit tepat ditengahtengah adukan.
I. LAMPIRAN
1. Data analisa faktor air semen dan slump test.
2. Gambar kerucut Abrams
3. Gambar Hasil uji slump test.

Gambar Kerucut Abrams


Gambar Hasil Uji Slump Test

PERCOBAAN IV-C
KUAT TEKAN BETON
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menentukan:
a). Menerangkan prosedur penentuan kuat tekan beton
b). Membuat dan menguji benda uji beton
c). Menghitung kuat tekan beton
B. ALAT DAN BAHAN
1. Timbangan
2. Bak pecampur/loyang
3. Cetok, cangkul/sekop
4. Penggaris
5. Compression apparatus
6. Mixer beton/ molen
7. Cetakan kubus 3 buah (15 cm x 15 cm x 15 cm)
8. Semen
9. Pasir, split, dan air
10. Vaselin/oli
C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
Berdasarkan : SKSNI M-12-1989-F
a) Siapkan cetakan beton kubus yang bagian dalamnya telah diolesi vaselin / oli
b) Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan pengisian dlakukan dalam tiga
lapis, tiap lapis kurang lebih 1/3 volume
c) Tusuk setiap lapisan sebanyak 25 kali (menurut ASTM), cara penusukan seperti pada
percobaan slump test hingga lapisan terakhir
d) Ratakan bagian atas cetakan dengan adukan beton tadi dan beri kode kelompok dan
tanggal pembuatan
e) Biarkan selama 24 jam setelah itu buka cetakan lalu rendam sampel beton tersebut
kedalam air sampai dengan umur beton yang dikehendaki atau sampai saat akan
dilakukan pengujian kuat tekannya
f) Pengujian kuat tekan pada beton bisa dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21 atau 28 hari,
atau sesuai petunjuk dari pihak laboratorium..
D. HASIL PERCOBAAN

Uji Kuat Tekan Beton Dengan Perbandingan Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3


Berat

Ukuran

Luas

(gram)

Contoh

Penampan

(cm)

g (cm2 )

15 x 15 x
80200

Tanggal
Cor

225

15

Uji

11-11-

14-11-

2013

2013

Gaya

Kokoh

Kokoh

tekan

tekan

tekan 28

(ton)

(kg/cm2)

hari

19

84,4

(kg/cm2)
211,1

20

88,9

222,225

20,5

91,11

227,775

8130
8150

Tabel Perbandingan Kekuatan beton pada bermacam-macam variabel ditunjukkan


dibawah ini:
Umur Beton (hari)

14

21

28

90

365

PC biasa

0,4

0,525

0,65

0,88

0,95

1,2

1,33

0,55

0,6

0,75

0,9

0,95

1,15

1,2

PC kekuatan awal
tinggi

Tabel di atas dapat menunjukkan perbandiangan kuat tekan sesuai variabel umur beton
(hari) sehiangga kita dapat menentukan kuat tekan beton pada variabel umur beton
tertentu.

E. PEMBAHASAN
bi

bi - bm

( bi bm)

211,1
-9,267

85,877

Standar Deviasi

222,225
1,858

3,452

7,408

54,878

227,775

S=

bibm

bm = 220,367

144,207

Kuat tekan karakteristik (bk)

S = 8,492

= bm 1,64 S
= 220,367 (1,64 X 8,492)
= 206,44012 kg/cm2

a) Percobaan Beton Kubus 1


Kuat Tekan
=

=
19000
225

GayaTekan
Luas Penampang
= 84,44 kg/cm2

b) Percobaan Beton Kubus 2


Kuat Tekan

GayaTekan
Luas Penampang

20000
225

= 88,89 kg/cm2

c) Percobaan Beton Kubus 3


Kuat Tekon

GayaTekan
Luas Penampang

20500
225

= 91,11kg/cm2

Konversi Kuat Tekan Beton dari Hari ke 5 menjadi Hari ke 28

Kuat tekan beton 1 :

84,44
2
=211,1 kg /cm
0,4

Kuat tekan beton 2 :

88,89
=222,225 kg/cm 2
0,4

Kuat tekan beton 3 :

91,11
=227,775 kg /cm2
0,4

Rata rata = 220,366 kg/cm2

F. SYARAT DAN KETENTUAN


Beton memiliki sifat yang khas, yaitu apabila diperiksa nilainya akan menyebar disuatu
nilai rata- rata tertentu. Penyebaran nilainya ditentukan dengan standard deviasi dengan
rumus :
bibm

S=

Keterangan:
S

= Standard deviasi
bi

= Kekuatan tekan beton masing-masing benda uji (kg/cm2)

bm

= Kekuatan beton rata-rata (kg/cm2)


= Jumlah benda uji yang diperiksa

Nilai standard deviasi terhadap isi pekerjaan beton


Isi pekerjaan
Sebuta
Volume beton
n
Kecil
Sedang
Besar

(m3)
<1000
1000-3000
>3000

Deviasi standard (kg/cm2)


Baik
Dapat
Baik
sekali
diterima
45-55
55-65
65-85
35-45
45-55
35-75
25-35
35-45
45-65

Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji menyebar normal atau
mengikuti lengkup gauss, maka kekuatan tekan karakteristik ( bk ) ditentukan dengan
bk
= bm
rumus :
G. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diketahui :

Isi volume pekerjaan kecil (<1000 m3 volume beton)


Nilai Standar Deviasi sangat baik
Kekuatan tekan karakteristik kubus 206,44012 kg/cm2
Termasuk pada kelas beton II mutu K-175 dan cocok untuk beton struktural

H. SARAN
Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik kita harus memerhatikan
perbandingan setiap bahan agar sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan karena
perbandingan bahan akan memengaruhi kualitas beton. Selain itu kita juga harus
menggunakan bahan yang sesuai persyaratan agar hasil memuaskan.

I. LAMPIRAN
a. Data analisa faktor air semen, Slump Test, dan kuat kokoh beton.
b. Gambar Compression Apparatus.
c. Gambar beton dalam cetakan.

d. Gambar beton yang sudah jadi.

Compression Apparatus
Gambar beton dalam cetakan.

Gambar Beton yang sudah jadi

PERCOBAAN IV-D
KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Setelah akhir pelajaran yang didukung dasar teori serta praktik di laboratorium, mahasiswa
meimliki pengetahuan tentang pemeriksaan kuat tekan di lapangan dengan menggunakan
Hammer serta dapat :
1. Mengetahui kuat tekan beton pada elemen konstruksi yang sudah jadi.
2. Dapat memanfaatkan hasil uji dengan hammer beton, apabila tidak tersedia benda uji atau
hasil pengujian benda uji tidak memenuhi syarat.
3. Dapat melakukan pengujian dengan menggunakan Hammer.
4. Menguasai penentuan kuat tekan beton bedasarkan spesifikasi alat Hammer.

B.

ALAT DAN BAHAN


1. Benda uji beton, atau elemen beton dengan usia minimum 28 hari
2. Hammer beton tipe N atau C
3. Penggaris
4. Alat Tulis, kapur

C.

PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN


a. Siapkan beton yang akan diuji
b. Tentukan daerah pada beton yang diamati, dan bagilah daerah tersebut menjadi bidang
berukuran 10 x 10 cm
c. Tandai 9 titik untuk pengujian Hammer
d. Tembakkan hammer pada bidang seluas 10 x 10 cm pada beton sebanyak 9 kali
penembakan pada 9 titik yang telah ditandai. Tembak beton dengan jalur seperti
mengular, tidak boleh sembarangan.
e. Tembak beton secara horizontal sebanyak 5 kali dan secara vertikal sebanyak 5 kali.
f. Setelah alat ditembakkan bacalah nilai rebound R yang ditunjukkan oleh jarum pada
hammer untuk setiap pengujian dan catat hasilnya.

g. Setelah data dicatat maka lihat tabel konversi untuk menentukan besarnya kuat tekan
beton.

D.

HASIL PERCOBAAN.
Tabel 1 (Sudut Hammer 0o)
N

Nilai

Fakto

Nilai

Ekivalensi nilai Rebound

Rata -

Rebound

f'c (Mpa)

rata
f'c

Rebou

r
Korek

1
2
3
4
5
6
7
8
9

nd
54
51
53
51
51
52
55
55
51

si
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
2
3
4
5
6
7
8
9

51
41
45
43
45
55
52
41
42

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1

Terkoreksi

Aktua

54
51
53
51
51
52
55
55
51

l
67.00
61.10
65.00
61.10
61.10
63.10
68.90
68.90
61.10

0
0
0
0
0
0
0
0
0

51
41
45
43
45
55
52
41
42

61.10
42.40
49.70
46.00
49.70
68.90
63.10
42.40
44.10

53
42
43
39
37
39
48
49
52

0
0
0
0
0
0
0
0
0

53
42
43
39
37
39
48
49
52

65.00
44.10
46.00
38.70
35.30
38.70
55.40
57.30
63.10

59

59

Rata-rata 1 titik

(Mpa)

64.14

51.93

57.04
49.29

60.58571429

2
3
4
5
6
7
8
9

57
51
53
49
53
51
47
51

0
0
0
0
0
0
0
0

57
51
53
49
53
51
47
51

1
2
3
4
5
6
7
8
9

52
57
53
53
49
49
47
47
57

0
0
0
0
0
0
0
0
0

52
57
53
53
49
49
47
47
57

Rata rata :

61.10
65.00
57.30
65.00
61.10
53.50
61.10
63.10
65.00
65.00
57.30
57.30
53.50
53.50

59.24

64,14 +51,93+49,29+ 60,59+59,24


= 57,04 Mpa
5

Tabel 2 (Sudut Hammer 90o)


Fakto

Nilai

Ekivalensi nilai Rebound

Rata -

Rebound

f'c (Mpa)

Rebou

r
Kore

rata
f'c

nd

ksi

34

2.94

36.94

28

3.16

31.16

33

2.98

35.98

32

3.02

35.02

32

3.02

35.02

39

2.74

41.74

N
o

Nilai

Terkoreksi

Aktual

Rata-rata 1 titik

35.19

30.20

2
25.47
2
33.46
6
31.83
4
31.83
4
43.65
8

(Mpa)
42.86

28

3.16

31.16

32

3.02

35.02

31

3.06

34.06

39

2.74

41.74

33

2.98

35.98

42

2.6

44.60

34

2.94

36.94

33

2.98

35.98

34

2.94

36.94

33

2.98

35.98

35

2.9

37.90

37

2.82

39.82

32

3.02

35.02

30

3.1

33.10

36

2.86

38.86

33

2.98

35.98

36

2.86

38.86

32

3.02

35.02

25.47
2
31.83
4
30.20
2
43.65
8
33.46
6
48.98
0
35.19
2
33.46
6
35.19

37.83

2
33.46
6
36.83
0
40.17
6
31.83
4
28.66
0
58.86
0
33.46
6
58.86
0
31.83

40.33

29

3.13

32.13

33

2.98

35.98

36

2.86

38.86

31

3.06

34.06

38

2.78

40.78

36

2.86

38.86

41

2.65

43.65

40

2.7

42.70

43

2.55

45.55

39

2.74

41.74

43

2.55

45.55

44

2.5

46.50

47

2.35

49.35

45

2.45

47.45

42

2.6

44.60

45

2.45

47.45

47

2.35

49.35

4
27.10
8
33.46
6
58.86
0
30.20
2
60.68
2
58.86
0
47.23
5
45.43
0
50.74

48.901

5
43.65
8
50.74
5
52.55
0
57.96
5
54.35
5
48.98
0
54.35
5
57.96
5

57.024

48

2.3

50.30

51

2.15

53.15

52

2.1

54.10

46

2.44

48.44

Rata-rata :

50.87
0
65.30
0
67.19
0
56.23
6

30,20+ 37,83+ 40,33+ 48,901+57,024


= 42,86 Mpa.
5

E. PEMBAHASAN.
Pada data yang kami peroleh dalam percobaan, kami dapatkan :
Pada tabel 1, nilai rata-rata : 57,04 Mpa
Pada tabel 2, nilai rata-rata : 42,86 Mpa

F. SYARAT DAN KETENTUAN.


Menurut SNI 03-4269-1996 tentang Metode pengujian Kuat tekan elemen struktur beton
dengan alat hammer test tipe N dan NR:
Bahwa dalam pengetestan beton dilapangan membutuhkan hammer test ini karena tidak
mungkin membawa contoh beton di lapangan untuk kemudian dibawa ke laboratorium.

G. KESIMPULAN
Nilai dari pembacaan alat skala Hammer test dapat kita lihat dalam tabel di atas, sehingga
kita dapat mengetahui nilai kekuatan beton dengan satuan MPa.
Dari data yang kami dapat, beton ini memiliki kuat tekan rata-rata 57,04 MPa pada tabel
pertama dan 42,86 MPa pada tabel kedua.

H. SARAN
Sebelum melakukan pengetestan terhadap beton, kita harus membuat tanda pada setiap
titiknya dan juga menentukan jarak setiap titiknya, sehingga dalam pengetestan kita. Nilai
dari pembacaan skala hammer test dapat kita lihat dalam tabel, sehingga kita mengetahui
nilai kuat tekan dalam satuan Mpa.

Dalam pengetestan beton di dapat data yang bervariasi, itu dikarenakan beberapa faktor
yakni:
1. FAS
2. Sifat dari Agregat (gradasi, bentuk, ukuran maksimum agregat )
3. Cara pengujian ( pencampuran, pengangkutan, penuangan, pemadatan, perawatan)
4. Waktu / Umur Beton (menurut PBI 1971 N.I-2 waktu pengetestan beton yang baik 28
hari).
5. Jenis / kualitas dari semen.

I. LAMPIRAN
1. Data pengujian dengan Hammer Test.
2. Gambar alat Hammer Test
3. Tabel tabel konversi nilai Hammer Test

Alat Hammer Test

Anda mungkin juga menyukai