Anda di halaman 1dari 51

Ruang Lingkup Ekologi Laut Tropis

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik yang terdapat
antara organisme berinteraksi dengan alam sekitarnya
Dalam proses interaksi, organisme saling mempengaruhi satu dengan
lainnya dan dengan lingkungan fisik-kimia di sekitarnya, begitu pula berbagai
faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan organisme.
Organisme dan lingkungannya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
tingkatan, semakin besar tingkatannya maka akan semakin kompleks.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos (rumah atau tempat untuk hidup)
dan
logos (ilmu/pengetahuan).
Istilah ekologi pertama kali diperkenankan oleh Ernst Haeckel (Biologist
Jerman) pada tahun 1869.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan


berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
Interaksi yang terjadi antara lingkungan dan biota dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup biota baik dari segi reproduksi, serta kemampuan
adaptasi (adaptasi morfologi, fisiologi, tingkah laku).
Komunitas adalah kumpulan spesies organisme yang mendiami suatu tempat
atau beberapa populasi yang cenderung untuk hidup bersama di suatu
lingkungan/tempat.
Interaksi pada populasi dalam komunitas dapat berupa interaksi positive
ataupun negative
Ekosistem adalah suatu komunitas beserta lingkungan abiotik membentuk
sistem ekologi.
Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai
(mikroorganisme).
Pada daerah pesisir, interaksi yang terjadi dapat berasal dari darat / laut

Tropis adalah daerah di bumi, yang secara


geografis berada di sekitar ekuator, yaitu
yang dibatasi oleh dua "
lintang, yaitu 23.50 LU dan 23.50 LS
(wikipedia, 2009)
Pengaruh posisi bumi terhadap
matahari sangat berpengaruh
terhadap iklim
Tumbuhan dan hewan tropikal
adalah spesies yang berada di
daerah tropis tersebut. Tropikal
juga kadangkala digunakan
sebagai tempat yang hangat dan
lembab sepanjang tahun.

Hibernasi/istirahat dilakukan biota tertentu pada saat iklim tidak


sesuai dengan keadaan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,

Klasifikasi Vegetasi Mangrove


Lugo dan Snedaker (1974) dalam Dahuri 2003 mengklasifikasikan hutan
mamgrove menjadi 6 tipe komunitas hutan mangrove berdasarkan
bentuk hutan dan kaitannya dengan proses geomorfologi serta hidrologi
1. Overwash mangrove forest (hutan delta)
Mangrove merah merupakan jenis yang dominan yang sering dibanjiri
pasang, menghasilkan ekspor bahan organik
dengan tingkat yang tinggi. Tinggi pohon sekitar 7 m.

2. Fringe mangrove forest (hutan tepi pantai)


Mangrove fringe ini ditemukan sepanjang terusan air,
digambarkan sepanjang garis pantai yang tinggi
ya lebih dari rata-rata pasang naik. Ketinggian
mangrove maksimum adalah sekitar 10 m.

3. Riverine mangrove forest (Hutan tepi sungai)


Kelompok ini adalah hutan yang letaknya sepanjang daerah pasang
surut sungai dan teluk. Ketiga jenis bakau, yaitu putih (Laguncularia
racemosa), hitam (Avicennia germinans) dan mangrove merah
(Rhizophora mangle) terdapat di dalamnya. Tingginya rata- rata dapat
mencapai 18-20 m.

4. Basin mangrove forest (hutan dataran)


Kelompok ini terletak di bagian dalam rawa, karena tekanan runoff
terestrial yang menyebabkan terbentuknya
cekungan atau terusan ke arah pantai.
Pohon
dapat mencapai tinggi 15 m.

5. Hammock forest
Biasanya serupa dengan tipe (4) di atas tetapi mereka ditemukan
pada lokasi sedikit lebih tinggi dari area yang melingkupi. Semua
jenis ada tetapi tingginya jarang lebih dari 5 m.

6. Scrub or dwarf forest (hutan semak)


Jenis komunitas ini secara khas ditemukan di pinggiran yang
rendah. Semua jenis hampir ada
ditemukan.

Enam tipe
komunitas
mangrove

Namun Soemodiharjo et al., 1986, mengklasifikasikan hutan


mangrove Indonesia menjadi 4 kelas yaitu:
1.Delta, terbentuk di muara sungai yang berkisar pasang surut
rendah
2.Dataran lumpur, terletak dipinggir pantai
3.Dataran pulau, berbentuk sebuah pulau kecil yang pada waktu
surut rendah muncul di atas permukaan air
4.Dataran pantai, habitat mangrove yang merupakan jalur sempit
memanjang sejajar garis pantai

Dampak Kegiatan Manusia Pada Ekosistem Mangrove

1.Tebang habis :
- berubah komposisi tumbuhan mangrove
- tidak berfungsinya daerah nursery dan feeding ground
2.

Pengalihan aliran air tawar :


- peningkatan salinitas ekosistem mangrove, menurunnya tingkat
kesuburan tanah
3.

Konversi menjadi lahan pertanian, perikanan, pemukiman:


- mengancam regenerasi stok SD ikan
- terjadinya pencemaran
- erosi pantai
- pendangkalan perairan pantai

4. Pembuangan sampah cair :


- penurunan kadar oksigen terlarut
5.Pembuangan sampah padat:
matinya vegetasi mangrove

Faktor-faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove:
1.Fisiografi pantai (topografi)
2.Pasang (lama, durasi, rentang)
3.Gelombang dan arus
4.Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin)
5.Salinitas
6.Oksigen terlarut
7.Tanah
A.Fisiografi pantai

Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan


lebar hutan mangrove.

Pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika


dibandingkan dengan pantai yang terjal.
B.Pasang

Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi


tumbuhan ekosistem mangrove.

pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai


berikut:

1. Lama pasang :
Lamanya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi
perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat
pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut.
Perubahan salinitas yang terjadi akibat lamanya pasang merupakan
faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara
horizontal.
Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut
mempengaruhi distribusi vertikal organisme
2. Durasi pasang :
Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki
jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda.
Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda
menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya :
penggenangan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah
Rhizophora mucronata
3. Rentang pasang (tinggi pasang):
Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi
pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya
Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada
lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.

C. Gelombang dan Arus


Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem
mangrove.
Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup
besar biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi
pengurangan luasan hutan.
Gelombang dan arus berpengaruh langsung terhadap distribusi
spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang
dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap
dan akhirnya tumbuh.
Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap
sedimentasi pantai dan pembentukan padatan-padatan pasir di
muara sungai.
Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik
melalui transportasi nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut.
Nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun berasal
dari runoff daratan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh
arus dan gelombang ke laut pada saat surut.

D. Iklim
Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor
fisik
Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan mangrove melalui cahaya,
curah hujan,
suhu, dan angin. Penjelasan mengenai
faktor-faktor
tersebut adalah:
1. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi,
fisiologi, dan struktur fisik mangrove
mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan
intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah
tropis
Laju pertumbuhan tahunan mangrove besar jika cahaya cukup
Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana
tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan
menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari
lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.

2. Curah hujan
Curah hujan mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas dan
tanah.
Curah hujan optimum yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove
1500-3000 mm/year
3. Suhu

Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis


dan
respirasi)

Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20


C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang.

Rhizophora stylosa, Ceriops, tumbuh optimal pada suhu 26-28


C.

Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27 C, dan Xylocarpus


tumbuh optimal pada suhu 21-26 C

4. Angin

Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus.

Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga


membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan
mangrove
E. Salinitas

Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh


berkisar antara 10- 30 ppt .

Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju


pertumbuhan dan zonasi
mangrove, hal ini terkait dengan
frekuensi
penggenangan.

Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca


panas dan
dalam keadaan pasang .
F. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi


serasah
karena bakteri yang bertindak sebagai dekomposer
membutuhkan oksigen untuk kehidupannya.

Oksigen terlarut penting dalam proses respirasi dan


fotosintesis.

Oksigen terlarut tinggi pada siang hari dan kondisi terendah


pada
malam hari

G. Substrat
Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap
pertumbuhan mangrove
Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang
dalam/tebal dan berlumpur
Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir
Tekstur dan konsentrasi ion mempengaruhi susunan jenis dan
kerapatan tegakan, Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat
(clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat

Interaksi Fauna Pada Ekosistem mangrove

Secara umum di perairan terdapat dua tipe rantai makanan yaitu


1.rantai makanan langsung
2.rantai makanan detritus
Detritus diperoleh dari guguran
daun mangrove yang jatuh ke
perairan, kemudian
mengalami penguraian dan
berubah menjadi partikel
kecil yang
dilakukan oleh
mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur.

Jaring makanan di
ekosistem mangrove

Ekosistem Mangrove Sebagai Sarana Penelitian yang


Menarik
Vegetasi Mangrove
1.Penentuan stasiun/daerah pengamatan
- tegak lurus garis pantai
- sejajar garis pantai
- perbedaan kharakteristik
2.

Penetuan plot
a. Pohon (10m x 10m)
b. Anakan (5m x 5m)
c. Semai (1m x 1m)

3. Pengukuran Pohon
- Diameter setiap individu,
setinggi dada (1,3 m)
- memperhatikan percabangan
pohon

4. Analisa

no.of individuals of a species


x 100
total of no. individuals (all species)

frequency of a species
x 100
frequency individuals all species

total basal area of species


x 100
basal area of all species

(Relative density)

(Relative frequency)

(Relative dominance)

DBH 2
BA
(cm 2 )
4
Where:
= 3.14
DBH = diameter at breast height
BA
= Basal area
IVI
= Important Value Index
IVI = Relative density + Relative frequency + Relative
dominance

Perlakuan Terhadap Daun Mangrove


a. Pengukuran meristik
b. Pengukuran morfometrik
- Pengukuran Panjang (P)
- Lebar (L)
- Tebal daun

Pengukuran laju
dekomposisi
- Menggunakan litter
bag
-Pengukuran penyusutan
berat serasah

Pengukuran Produksi serasah


mangrove

- Menggunakan perangkap serasah


- Pengukuran berat kering serasah

REHABILITASI MANGROVE
Sebagian besar kawasan hutan mangrove telah mengalami
kerusakan
Faktor utama penyebab kerusakan:
1. konversi/alih fungsi lahan
2. penebangan kayu
3. kesalahan manajemen
4. bencana alam
Diperlukan campur tangan manusia sebagai solusi penghijauan
kembali pada area yang rusak
Rehabilitasi mangrove merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengadakan penanaman kembali pada
bekas areal atau kawasan tegakan yang telah hilang atau
mengalami kerusakan sehingga dapat mengembalikan fungsi
ekologisnya
Beberapa faktor penyebab kegagalan rehabilitasi:
1. rendahnya kualitas bibit
2. tidak sesuai lokasi penanaman

3. Kesalahan pemilihan jenis


4. hama dan penyakit
5. pelaksana yang kurang berpengalaman
Kondisi pantai yang baik untuk ditumbuhi mangrove adalah:
1.Air tenang/ombak tidak besar
2.Air payau
3.Mengandung endapan lumpur
4.Perairan tertutup atau semitertutup
Lokasi Penanaman mangrove:
-Pinggir laut
-Pinggir pantai
-Di pinggir tambak
-Tengah tambak
-Saluran2 air

Persyaratan persemaian jenis mangrove dan tanaman pantai


Kriteria

Persemaian mangrove

Pemilihan lokasi dan


kondisi persemaian

Persemaian tanaman
pantai

tempat yang rendah


topografi datar
bebas dari angin kencang
dekat dengan lokasi penanaman
lokasi mudah dijangkau
dekat dengan tenaga kerja

terkena pasang surut air


laut
bebas dari gelombang

tidak terkena pasang


surut laut
bebas dari banjir

Sumber air

Air pasang surut


salinitas > 30 permil

Air tawar
berasal dari sungai atau
sumur

Media yang dipakai

Lumpur, lumpur
berpasir, pasir
berlumpur

tanah, pasir, kompos

1. Pengumpulan buah
- Dilakukan pada musim puncak
- Buah sudah tua, dan diperoleh dari pohon induk yg cukup umur
dan sehat
- Buah tidak terserang hama
- Buah dapat dipetik , dipungut dari lantai mangrove (buah yang
dipungut dari yang jatuh biasanya banyak terkena
serangan hama)
Jenis

Ciri-ciri buah masak

Musim
berbuah
buah
> 10

Pohon Rhizophora yang baik sebagai sumber


Bakau
(Rhizophora
Bakau merah R. mucronata: Kotiledon berwarna kuning,
Sept des
tahun
sp)
panjang min hipokotil:50 cm

Pohon Avicennia dan Sonneratia yang baik sebagai


Des - Mar
R. apiculata: Kotiledon berwarna merah
sumber buahBakau
= >minyak
5 tahun
kekunungan, panjang minimal hipokotil: 20 cm

Tengal (Ceriops)

Kotiledon sepanjang 1-1,5 cm, panjang minimal hipokotil


20 cm

Agus

Tanjang (Bruguiera)

Kotiledon berwarna coklat kemerahan, panjang hipokotil


20 cm

Jul - Agus

Pedada/Bogem
(Sonneratia)

Diameter buah: 40 mm, terapung di air

Sept - Des

Api-api (Avicennia)

Warna buah hijau kekuningan, berat 1,5 gr

Jan

Teknik Penyimpanan Benih Mangrove


No

Jenis

Teknik Penyimpanan buah

Bakau

Direndam dalam air payau dan


disimpan di tempat teduh selama 5-10
hari

Tengal

Direndam dalam air payau dan


disimpan di tempat teduh selama 10
hari

Tanjang

Direndam dalam air payau dan


disimpan di tempat teduh selama 5 hari

Pedada/Bogem

Direndam dalam air payau selama 5


hari dan disimpan di tempat teduh

5
Api-api
Direndam dalam air payau selama 5
Tujuan :
hari dan disimpan di tempat teduh
Mempercepat proses perkecambahan
Meningkatkan prosentase hidup tanaman
Buah akan terhindar dari serangan hama ketam/ kepiting

2. Pembibitan
Penanaman secara langsung di pinggir laut, pantai
kurang
efektif dan sulit, sehingga di butuhkan
persemaian bibit
Penanaman dengan melakukan pembibitan akan
menghasilkan
persentase tumbuh yang tinggi.
a.

Pemilihan lokasi persemaian


- dekat dengan lokasi penanaman
- terendam air pasang 20 kali/bulan
- jauh dari hempasan ombak

b. Pembuatan tempat persemaian/bedengan

terdapat dua jenis bedengan


1. bedeng tabur
berfungsi untuk mengecambahkan benih
2. bedeng sapih
Menampung polibag yang berisi semai
berfungsi untuk menampung bibit sapihan dan bibit dipelihara
hingga siap tanam

Tempat persemaian/bedengan
Bahan tempat
persemaian:
- Bambu (1-2 m)
- Atap naungan = daun
kelapa, alang2

Ukuran tempat persemaian


bervariasi:
5 x 1 m = 1200 polybag
Daun mulai tumbuh = 20
hari

Tipe dari tempat penyemaian:

Bedeng persemaian: (a) tanah yang didalami, (b) tanah yang


diberi batas bambu

- Bibit Rhizophora berumur 3-4 bulan siap untuk ditanam di


lapangan
- Bibit Avicennia dan Sonneratia berumur 5-6 bulan

3. Penanaman Mangrove
Pada saat air surut
Faktor fisika dan kimia dari lahan diperhatikan
Hindari musin ombak besar
Kesesuaian jenis mangrove dengan faktor-faktor lingkungan
Jenis

Salinita Toleransi
s
terhadap
ombak dan
angin

Toleransi
terhadap
kandungan
pasir

Toleransi
terhadap
lumpur

Frekuensi
Penggenan
ga

Rhizophora
mucronata

10 - 30

sesuai

sedang

sesuai

20 hari/bulan

Bruguiera
parviflora

10 - 30

tidak sesuai

sedang

sesuai

10-19
hari/bln

Sonneratia
alba

10 - 30

sedang

sesuai

sesuai

20 hari/bulan

Avicennia
spp.

10 - 30

sedang

sesuai

sesuai

20 hari/bulan

4. Penentuan Jarak Tanam


1.Penanaman di pinggir laut dengan tujuan melindungi
pantai dari abrasi atau jalur hijau = 1 x 1 m
2.Untuk tujuan konservasi lahan = 1m x 1m
3.Untuk tujuan produksi = 2m x 2m
Persiapan peralatan
1.Tali pengatur jarak tanaman
2.Ajir
3.Tugal
4.Ember dan parang

(a) tali pengatur jarak


tanaman, (b) ajir, (c) tugal

Penanaman dapat dilakukan dengan 2 cara:


1.Benih/ buah (tanpa naungan/ langsung)
- penanaman langsung propagule
- Sukses level = 20-30%
- gampang diserang hama
2.Bibit
- dengan naungan atau tanpa naungan
- sukses level = 60 80%
- bibit yang siap untuk ditanam = tinggi 25 m, 6-8
jumlah
daun, 3- 4
bulan
No

Kelebihan dan
kekurangan

Penanaman
dengan
naungan

Penanaman
tanpa
naungan

Persen tumbuh

Tinggi

rendah

Bahan naungan

Sulit untuk
diperoleh

Tidak
diperlukan

Keuntungan memakai ajir


1.Penandaan tumbuhan baru
2.Melindungi bibit yang baru
ditanam
dari arus dan
pasang surut

Perbedaan penanaman mangrove dengan bibit dan


benih
N0

Faktor penentu

Kelebihan dan keurangan


bibit

Buah/benih

1.

Persiapan
pendahuluan

lama

pendek

2.

Hasil penanaman

Segera dilihat

Lama dapat
dilihat

3.

% tumbuh

tinggi

rendah

4.

Waktu penanaman

lama

Singkat

5. Pemeliharaan dan Perawatan Mangrove


1.Penyiangan dan penyulaman
- 3 bulan setelah penanaman dilaksanakan
pemeriksaan lahan
- penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang
mati
2.Penjarangan
- untuk memberi ruang tumbuh sehingga dapat
tumbuh dengan optimal
- hasil penjarangan dimanfaatkan untuk bahan baku
arang, industri
chip/kertas, kayu bakar, daunnya untuk
makanan kambing
3. Perlindungan Tanaman
- Ketam/kepiting,
umumnya 60-70% mangrove mati sebelum usia 1
tahun

Perlindungan tanaman dari ketam/kepiting:


penanaman yang rapat
penanaman dua benih dalam satu lubang
bibit/benih yang dibungkus dengan bambu

b. Kambing
- cara mengatasinya:
- penanaman dilakukan pada daerah yang selalu
tergenang
- selalu berlumpur
c. Hama, (ex kutu lompat)
- daun menjadi kuning, kemudian rontok, tanaman mati
- cara untuk mengatasi hama:
Buah yang akan digunakan sebagai bibit, dipilih yang sudah
matang
Buah disimpan pada tempat yang teduh, dan ditutupi
karung goni setengah basah selama 5-7 hari untuk
menghilangkan aroma/bau buah yang segar
Pemusnahan tanaman yang yang terkena hama
d. Manusia
- dampak yang ditimbulkan manusia bisa lebih besar
contoh: menjala ikan, mencari kepiting, sebagai tempat
rekreasi

Penyebab kerusakan bibit dan cara penanggulangannya


Penyebab
kerusakan

Kerusakan yang
ditimbulkan

Pencegahan dan
Penanggulangannya

Kepiting/ketam

Memakan buah bakau


terutama yang masih muda
secara melingkar hingga putus

Menyimpan buah selama 57 hari agar buah mengkerut


dan aroma buah hilang
Menutup sekeliling bedeng
dengan jaring plastik agar
ketam tidak bisa masuk

Teritip/ limpet

Menempel kuat pada batang,


menyerang bibit dan dpt
menyebabkan kematian bibit

Pemberantasan secara
manual, tritip dikerik dari
batang, dan buang yang
jauh dari lokasi penanaman

Ulat

Memakan daun, dapat


menyebabkan kematian

Menyiram daun dengan air


payau
Sebaiknya ditanam pada
lokasi yang selalu terkena
pasang

Ternak

Memakan daun

Membuat pagar disekeliling


persemaian

Deskripsi Taksonomi
1. Rhizophora Apiculata, Family: Rhizophoraceae
a. Charakteristik pohon
Pada habitat yang baik dapat tumbuh hingga mencapai
30 meter, tetapi biasanya di atas 20 meter
b. Daun
Daun sebelah atas berwarna hijau sampai kuning kehijauan,
bagian tengah pada bagian yang menurun kadang-kadang
kemerahan. Panjang daun 10-20 cm, lebarnya 5-8 cm, berwarna
elips, tirus dan terdapat bintik-bintik hitam di bagian bawah daun
yang tua.
c. Kulit batang
Permukaan batangnya abu-abu, ketika masih
muda halus, ketika dewasa ramping dan
berlentisel

d. Bungan dan buah, bunga selalu kembar, panjang kelopak 12-14 mm,
lebarnya 9-10 mm, berwarna kekuningan. Panjang buah antara 25-30 cm,
diameter 15-17 mm berarna coklat pada pangkal buah.

e. Akar
Berakar tongkat yang berlentisel untuk pernafasan

2. Rhizophora Stylosa, Family: Rhizophoraceae


a. Kharakteristik pohon
Merupakan jenis mangrove yang sangat umum dijumpai karena memiliki
penyebaran yang sangat luas. Mangrove ini dapat tumbuh dengan mencapai
tinggi 20 meter
b. Daun
Panjang daun mencapai 10 cm, bagian sisi bawah dari permukaan daun
berwarna hijau muda (terang) dan terdapat bintik berwarna coklat. Daun
tersusun dalam rumpun sampai ujung dari cabang

c. Kulit batang
Permukaan batang kasar, berwarna coklat
sampai abu-abu gelap

d. Bunga dan Buah


Bunga berukuran kecil dan berwarna putih. Penyerbukan dilakukan
oleh angin atau serangga. Buahnya berbentuk memanjang dengan
ukuran mencapai 20-40 cm dan diameter 1-2 cm, meruncing pada
ujungnya

e. Akar
Berakar tongkat yang berlentisel untuk pernafasan

3. Rhizophora Mucronata, Family: Rhizophoraceae


a. Kharakteristik pohon
Merupakan jenis mangrove yang sering dijumpai karena penyebarannya yang
luas. Jenis ini dapat tumbuh sampai setinggi 25 m.
b. Daun
Berdaun lebar dengan panjang mencapai 10 cm, berwarna hijau
pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah. Daunnya
tersusun dalam rumpun sampai ujung tangkai

c. Kulit batang
Berwarna coklat sampai
keabu-abuan gelap
dengan permukaan yang
kasar

d. Bunga dan buah


Bunganya berukuran kecil, berwarna putih dan oranye
kuning. Buahnya berbentuk memanjang dengan ukuran
mencapai 60 cm dan meruncing pada bagian bawahnya

e. Akar
Berbentuk akar tongkat yang keluar dari batang, dan
memiliki lentisel untuk pernafasan

4. Bruguiera Gymnorrhiza, Family: Rhizophoraceae


a. Kharakteristik pohon
Pada kondisi yang baik, tancang dapat tumbuh sampai setinggi 35 m, tapi
biasanya mencapai 25 m
b. Daun
Panjangnya berkisar antara 10-20 cm, dan
lebarnya antara 5-8 cm dengan bentuk elips.
Daunnya mengumpul pada ujung tangkai batang,
dengan warna daun bagian atas hijau sampai kuning
kehijauan, sedangkan bagian bawahnya kuning muda

c. Kulit batang
Berwarna gelap, dengan
permukaan yang kasar

d. Bunga dan buah


Bunganya berwarna merah dan masih menempel pada buahnya
ketika jatuh. Buahnya berwarna hijau dan bentuknya memanjang
ramping dengan kisaran panjang antara 10-20 cm

e. Akar
Berbentuk akar lutut yang munculnya di
permukaan tanah

6. Sonneratia Alba, Family: Sonneratiaceae


a. Kharakteristik pohon
Disebut juga dengan istilah Gogem, dapat tumbuh samapai mencapai tinggi 15 m

b. Daun
berbentuk bulat dan berpasangan pada
cabangnya, dengan panjang sekitar 7
cm. Pada bagian ujung daun agak
melengkung ke bawah

c. Kulit batang
berwarna abu-abu sampai coklat
dan agak retak-retak

d. Bunga dan buah


Bunga berwarna putih dengan dasar kemerahan berbentuk jarum,
buahnya agak besar (lebarnya 4 cm) dan berwarna hijau dengan
bentuk seperti bintang keras

e. Akar
berbentuk akar cakar ayam
berpneumatofora untuk pernafasan

7. Avicennia marina/, Avicennia alba (Api-api) /, Family: Avicenniaceae


a. Karakteristik pohon
Dikenal juga dengan sebutan pohon api-api. Pohon dapat mencapai
tinggi 15 M
b. Daun
Pada sisi sebelah atas berwarna
hijau muda, sedangkan pada sisi
sebelah bawah berwarna abuabu keperakan. Daunnya
berbentuk elips dengan panjang
daun mencapai 10 cm

c. Kulit batang
Halus, berwarna putih keabu-abuan hingga hijau

d. Bunga dan buah


Bunganya kecil berwarna oranya dan
berdiameter 4-5 mm. Buahnya
berbentuk membulat agak berbulu
dengan panjang 2-3 cm dan berwarna
hijau keabu-abuan

e. Akar
berbentuk akar cakar ayam
berpneumatofora untuk pernafasan

Anda mungkin juga menyukai