PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya lulusan sarjana Teknik Pertanian tidak hanya ditentukan
oleh kemampuan intelektual yang memadai, tetapi juga membutuhkan
pengalaman kerja di lapangan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
selama proses pembelajaran. Hasil yang didapat antara kemampuan intelektual
yang diimbangi dengan ketrampilan akan menghasilkan lulusan sarjana Teknik
Pertanian yang siap kerja dengan potensi yang telah dimiliki.
Dalam usaha peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menyajikan hasil
studi lapangan diperlukan suatu upaya yang benar benar mendukung. Materi
kuliah yang telah didapat selama tiga tahun dirasakan belum cukup jika tidak
didukung dengan praktek langsung di lapangan. Kuliah yang berisi teori dan
praktek di laboratorium merupakan pendahuluan kemudian pengaplikasian ilmu
yang didapat di perkuliahan dapat direalisasikan melalui kerja praktek.
Kuliah Kerja Praktek memberikan gambaran nyata mengenai ilmu Teknik
Pertanian. Sehingga pengalaman di lapangan diharapkan mampu memperdalam
pemahaman ilmu Teknik Pertanian dibangku kuliah. Perkembangan dan kemajuan
teknologi paling banyak diterapkan di dunia industri, sehingga kuliah kerja
praktek akan memberikan informasi teknologi terkini yang dipakai oleh sebuah
instansi.
PT Graet Giant Pinneaple adalah sebuah perusahaan pengalengan nanas
terbesar di Indonesia yang terletak di kawasan Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Hasil produksinya berupa nanas kaleng seluruhnya diekspor ke luar negri. Untuk
memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, hampir semua areal perkebunan ditanami
dengan nanas sepanjang tahun. Sehingga dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan pasar tersebut dibutuhkan alat dan mesin pertanian yang akan
mendukung pemenuhan kebutuhan nanas tersebut.
Di PT Graet Giant Pinneaple sendiri terdapat berbagai macam alat dan
mesin produksi pertanian mulai dari bajak dengan segala jenisnya, garu dengan
segala jenisnya, traktor roda 4, traktor beroda karet, traktor beroda track,
excavator, sampai kendaraan special equipment seperti double wing boom sprayer
dan Cameco Harvester. Kelengkapan alat dan mesin tersebutlah yang menjadikan
alasan dipilihnya PT Great Giant Pinneaple sebagai tempat kerja praktek. Alat dan
mesin tersebut tentu saja dipelajari dalam kuliah, namun dengan kerja praktek
seperti inilah mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana bentuk serta cara
kerja dari alat dan mesin tersebut. Sehingga setelah melaksanakan kerja praktek
tersebut diharapkan mahasiswa bisa memperoleh ilmu dan pengalaman sebanyak
mungkin untuk bisa digunakan atau diterapkan nantinya setelah masuk dunia kerja
yang sebenarnya.
B. Tujuan
1. Mempelajari dan mengetahui gambaran sistem kerja di lapangan dan situasi
organisasi struktural serta interaksinya dalam PT. Great Giant Pinneaple.
2. Mengetahui tahapan budidaya tanaman nanas mulai dari penyiapan lahan
sampai panen.
3. Mempelajari dan mengamati alat dan mesin yang dipakai selama proses
produksi nanas di PT. Great Giant Pinneaple.
4. Mengetahui standar kelayakan implement pengolahan tanah yang dipakai
dalam proses penyiapan lahan siap tanam.
BAB II
DESKRIPSI NANAS DAN PERUSAHAAN
A. Identifikasi Tanaman Nanas
Nanas merupakan hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di
masyarakat, serta merupakan komoditas yang cukup laku di pasar internasional.
Buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan pakan ternak, dan
bahan baku industri. Buah nanas dapat dikonsumsi dalam keadaan segar atau
dijadikan produk olahan, dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat
seperti buah kalengan, manisan, selai, sari buah dan beberapa produk lain seperti
keripik nanas (makanan kering).
Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah sejenis
tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini
termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan
(habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang
panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang
tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya
yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk
buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik".
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi)
tumbuhan
nanas
diklasifikasikan menjadi:
Kindom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
Kelas
Ordo
: Farinosae (Bormeliales)
Familia
: Bromiliceae
Genus
: Ananas
Spesies
Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba
tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian
pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya
melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120
3
cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang
membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau
kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya
terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang,
berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nenas
rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Tanaman
buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek atau tunas
ketiak daunnya.
Tabel 2.1. Kandungan Gizi Buah Nanas Segar Tiap 100 gram Bahan
Kandungan gizi (nutrisi)
Kalori
Banyaknya
52,00 kal
Protein
0,40 gram
Lemak
0,20 gram
Karbohidrat
16,00 gram
Fosfor
11,00 mgram
Zat Besi
0,30 mgram
Vitamin A
130,000 S.I
Vitamin B1
0,08 mgram
Vitamin C
24,00 mgram
Air
85,30 gram
53,00 %
(hatinya) elatif kecil. Matanya pun tidk dalam (relatif rata). Karena ukuran dan
rasanya, nanas ini paling cocok dikalengkan. Selain kelebihan itu ada juga
kekurangannya. Perubahan warna kulitnya agak lambat sehingga kadang buah
sudah matang tetapi kulitnya masih hijau.
Bagian utama yang bernilai ekonomis penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa
buah manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas.
Disamping itu buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan lengkap. Kulit
buah nanas dapat diolah menjadi sirup untuk diekstraksi cairannya untuk pakan
ternak.
B. Profil dan Sejarah Singkat Perusahaan
Secara yuridis formal PT. Great Giant Pineapple Co. (sekarang PT. Great
Giant Pineapple) didirikan pada tanggal 14 Mei 1979 dengan akte notaris no.48,
yang merupakan usaha pertama berdirinya perseroan yang bergerak dibidang
perkebunan dan pengalengan nanas yang dipelopori oleh PT. Umas Jaya Farm
yang secara hukum telah berdiri sejak tahun 1973, dan sudah mulai merintis
usahanya di wilayah Terbanggi Besar sekitar tahun 1973. Dengan dipelopori oleh
20 orang sebagai perintis untuk mewujudkan suatu usaha yang sebelumnya sudah
direncanakan secara matang, dimana pada awalnya sekitar tahun 1975-an
budidaya nanas terpaksa harus ditunda karena pengaruh suatu hal yaitu rencana
semula pabrik nanas akan didirikan dilokasi Way Halim sedang perkebunannya di
Terbanggi Besar tidak dapat dilaksanakan.
Sebagai tindak lanjut dari tertundanya budidaya nanas tersebut,
perusahaan memanfaatkan lahan yang sebagian telah diolah dengan menanam
peppermint sebagai bahan baku utama pembuatan permen mentos dengan tujuan
ekspor, tetapi usaha tersebut tidak dapat berjalan lama karena dinilai tidak
menguntungkan. Sebagai langkah berikutnya lahan yang sudah tersedia dan diolah
ditanami dengan tanaman singkong yang hasilnya dipasarkan ke PT. Sungai Budi
di daerah Buyut Lampung Tengah yang merupakan pabrik singkong yang cukup
besar pada saat itu, baru kemudian muncul CV. Bumi Waras yang mulai
berkembang dan dapat bersaing di wilayah Lampung. PT. Umas Jaya Farm pun
kala itu mengalihkan penjualan singkongnya ke CV. Bumi Waras yang semula
kepada PT. Sungai Budi dengan pertimbangan jarak tempuh yang relatif dekat.
Namun sejak penjualan singkong dialihkan ke CV. Bumi Waras ternyata banyak
singkongnya yang diafkir. Melihat keadaan seperti itu lalu dibuat terobosan baru
dengan menanam semangka sekitar 100 Ha. Akan tetapi usaha ini belum juga
dapat berhasil, dan usaha penanaman semangka yang baru berjalan sekitar 2 tahun
tersebut akhirnya dihentikan karena dirasakan kalah bersaing di pasaran. Hingga
tanaman jagung pun pernah dicoba tetapi kembali dihentikan karena saat itu
sedang mewabah penyakit bule jagung yang kala itu masih sulit proses perawatan
dan penanamannya.
Sebenarnya lahan yang sudah diolah saat itu cukup luas sekitar 1000 Ha.
Dimana sebagian besar tetap ditanami singkong, dan sebagai terobosan terakhir
barangkali sebelum mencoba menanam nanas adalah pembangunan pabrik
pengolahan tepung singkong dimana singkong-singkong hasil PT. Umas Jaya
Farm diolah sendiri dengan nama yang masih eksis sampai sekarang yaitu Tepung
Tapioka Cap Kodok.
Rencana penanaman nanas yang tertunda cukup lama baru dimulai sekitar
awal tahun 1979 dengan jenis nanas yang ditanam adalah Smooth Cayenne (nanas
tanpa duri). Tahun 1983-1984 PT. Great Giant Pineapple memulai pembangunan
pabrik perdana, dan sekitar bulan Oktober 1984 memulai ekspor
perdana
sebanyak 4 kontainer dengan tujuan negara Eropa. PT. Great Giant Pineapple
memiliki lahan seluas 32.000 Ha dengan status Hak Guna Usaha dan yang efektif
ditanami nanas baru seluas 20.000 Ha.
Pada tahun 1990 didirikan PT. Great Giant Livestock Corp (PT. GGLC)
yang merupakan peternakan penggemukan sapi yang dimaksudkan untuk
memanfaatkan limbah pabrik kulit nanas sebagai pakan utama pengganti rumput,
sehingga selain menghindari adanya dampak negatif dari limbah terhadap
lingkungan juga meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut, dan juga untuk
Nanas kaleng
2.
Coacktail
3.
Concenrate
4.
Juice nanas
Tabel 2.2. Tabel Klasifikasi Produksi Nanas Kaleng
Klasifikasi
Bentuk
Kualitas
Media
Ukuran kaleng
Code
S (slice)
CK (chunk)
CR (crush)
PC (pieces)
F (fancy)
C (choice)
S (standard)
J (juice)
L (light syrup)
H (heavy syrup)
8 oz (A-1)
15 oz (A-1,5)
20 oz (A-2)
30 oz (A-2,5)
37 oz (A-10)
42 oz (A-3)
Keterangan
Irisan
Potongan tebal
Hancuran
Potongan tidak teratur
Paling baik
Baik
Cukup
Asam (brix 11-14)
Manis (brix 14-18)
Manis sekali (brix 18-22)
Nanas segar
Nanas Kaleng
Concenrate
Sapi potong
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
(ton)
196.330
241.502
272.040
285.298
232.019
371.408
440.413
297.620
428.092
398.242
386.567
486.673
(sc)
2.976.128
3.896.057
4.778.159
4.831.030
3.658.719
6.176.559
7.209272
4.304.868
5.979.246
5.735.263
5.457.657
6.697.539
(galon)
1.334.943
2.646.302
3.699.356
2.959.297
2.939.645
5.076.638
6.163.608
3.452.279
5.575.554
4.499.397
4.340.374
5.425.588
(ekor)
2.646
5.212
7.675
12.586
20.839
23.886
28.222
13.902
10.177
13.629
13.121
15.036
2003
383.123
5.871.948
4.412.312
10.729
perdagangan
atau
bisnis
Tujuan kedua dari PT. Great Giant Pineapple adalah untuk kepentingan
sosial yang diwujudkan melalui kebijaksanaan perusahaan yang selalu
berorientasi kepada masyarakat sekitar pabrik. Dengan mendirikan PT. Great
Giant Pineapple diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat.
Kegiatan-kegiatan sosial lain yang dilakukan PT. Great Giant Pineapple seperti
pemberian bantuan air masyarakat, bakti sosial, serta kegiatan-kegiatan sosial
yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat yang merupakan wujud dari
kepedulian perusahaan terhadap masalah sosial masyarakat.
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Kondisi Geografis Perusahaan
Lokasi perkebunan dan pabrik PT. Great Giant Pineapple berada di jalan
raya arah Menggala KM 77, Terbanggi Besar, Lampung Tengah Indonesia.
Sedangkan berdasarkan letak geografis PT. Great Giant Pineapple berada pada
40531 LS dan 1050131 BT. Secara administratif daerah-daerah yang berbatasan
dengan PT. Great Giant Pineapple adalah :
a. Sebelah Utara
b. Sebelah Selatan
c. Sebelah Timur
d. Sebelah Barat
10
11
udara rata-rata tahunan 27,4 oC, intensitas penyinaran matahari 54,1 %, dan
kecepatan angin rata-rata 3,9 km/jam.
Penentuan iklim dilokasi perkebunan PT. Great Giant Pineapple,
didasarkan pada klasifikasi iklim menurut Schmidt and Ferguson. Menurut
Schmidt and Ferguson, klasifikasi iklim ditentukan berdasarkan nilai nisbah Q.
Nilai nisbah Q diperoleh dengan menggunakan persamaan dibawah ini :
Q=
mm. Dikatakan bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujan lebih dari 100 mm.
Jika curah hujan diantara 60 mm dan 100 mm, bulan tersebut dikatakan bulan
lembab.
Nilai Q
Ikli
Keterangan
o
1
Q < 0,143
m
A
Sangat Basah
0,143 0,333
Basah
0,333 0,600
Agak Basah
0,600 1,000
Sedang
1,000 1,670
Agak Kering
1,670 3,000
Kering
3,000 7,000
Sangat Kering
Q > 7,000
LuarBiasa Kering
Berdasarkan data curah hujan di lokasi perkebunan nanas PT. Great Giant
Pineapple selama 10 tahun, lokasi perkebunan nanas PT. Great Giant Pineapple
mengalami rata-rata bulan basah tahunan 8,2 dan rata-rata bulan kering tahunan,
sehingga :
12
Q=
2,7
= 0,329
8,2
Jadi didapat data bahwa iklim di PT. Great Giant Pineapple termasuk ke
BAB IV
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Great Giant Pineapple termasuk struktur organisasi
garis yaitu dengan adanya garis wewenang serta tanggung jawab bercabang dari
kekuasaan tertinggi sampai terendah. Dewan komisaris merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi di PT. Great Giant Pineapple yang termasuk di dalam Gunung
Sewu Group. Dewan komisaris, presiden direktur dan managing direktur
dipegang oleh satu orang yang langsung membawahi 2 orang manajer yaitu
manajer pajak dan pengesahan serta manajer internal audit dan langsung
mengkoordinir 5 direktur yaitu direktur produksi, direktur pemasaran, direktur
pengembangan badan usaha, direktur keuangan dan direktur administrasi umum.
Dalam menjalankan tugas sehari-hari, direktur produksi dibantu oleh staff
PPC (Production Planning Control) plantation, mengkoordinir beberapa
13
panen.
Maintenance
Department
menangani
perawatan
dan
perbengkelan mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple Engineer Design
Department menangani pengembangan desain alat dan mesin yang diperlukan PT.
Great Giant Pineapple Engineer Department menangani persoalan dalam alat dan
mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple.
14
15
2. Ketenagakerjaan
a.
Pengaturan Kerja
Untuk sumber daya manusianya, PT. Great Giant Pineapple banyak
merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan dengan tujuan
untuk memberikan lapangan pekerjaan yang sekaligus dapat meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat sekitar. Adapun jumlah dan pengembangan tenaga
kerja PT. GGP dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Great Giant Pineapple
Tahun
Karyawan
Harian
Harian
Harian
Jumlah
1990
Tetap
1.082
Tetap
1.596
Lepas
3.045
Kontrak
-
Total
5.725
1991
1.246
2.149
3.507
6.902
1992
1.468
3.252
5.643
10.363
1993
1.565
3.260
5.650
10.475
1994
1.819
3.448
8.947
14.214
1995
1.926
3.704
9.012
14.642
1996
2.179
4.165
10.017
16.361
1997
2.278
3.900
9.081
15.259
1998
2.531
3.965
8.500
14.996
1999
2.538
3.551
7.960
14.049
2000
3.343
4.548
8.635
16.526
2001
3.691
5.496
8.925
18.112
2002
3.669
6.047
9.079
18.795
2003
3.640
5.604
10.446
19.690
2004
3581
6212
9507
18300
2005
3547
6273
9542
19362
2006
3470
5218
5784
263
14735
2007
3451
5136
5185
250
14022
b.
Upah kontrak
c.
d.
e.
Upah borongan
f.
Upah lembur
BAB V
SISTEM PEMBUDIDAYAAN TANAMAN NANAS
Kegiatan dalam proses pembudidayaan tanaman nanas dimulai dari
penyiapan
lahan
siap
tanam,
pembibitan,
penanaman,
perawatan
dan
2. Pengapuran
Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pH tanah dan meningkatkan
kandungan unsur hara dalam tanah dan dilakukan 1-2 bulan setelah aplikasi
chopper. Pengapuran dilakukan untuk menaikkan pH tanah agar sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman nanas, yaitu berkisar antara 4,5-6. Kapur yang digunakan
adalah dolomit. Sedangkan bahan organik yang ditambahkan dapat berupa kulit
singkong yang merupakan sisa pengolahan dari pabrik tapioka dan pupuk kandang
yang berasal dari peternakan cattle.
3. Pembajakan
Pembajakan adalah pengolahan tanah lanjutan dengan unit Buldozer atau
traktor dengan implemen berupa bajak (piringan/singkal). Pembajakan dilakukan
untuk memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara memotong dan membalik tanah
sehingga sisa tanaman atau gulma dapat tertimbun dan tercampur tanah. Selain
itu, pembajakan dilakukan untuk meningkatkan unsur hara lapisan tanah bagian
atas. Pembajakan sediri dibagi menjadi 3, yaitu bajak dangkal dengan kedalaman
20-25 cm, bajak sedang dengan kedalam 30-35 cm, dan yang terakhir adalah
bajak dalam dengan kedalaman 40-50 cm. Bajak dangkal biasanya menggunakan
bajak piringan/disk plow dengan ditarik oleh Traktor New Holland TS 90.
Piringan yang digunakan pada disk plow berjenis piringan standar yang sangat
sesuai untuk mengolah tanah yang sudah lama diusahakan untuk tanaman
semusim dan untuk tanah yang banyak sisa akar atau tanaman sehingga hasilnya
tidak dijumpai sisa-sisa tanaman atau perakaran yang cukup besar. Sedangkan
untuk bajak sedang biasanya menggunakan moldboard plow Nardi 2.5 BTR
dengan ditarik oleh Traktor rantai Cawler Dozzer Caterpillar D6D atau bisa juga
dengan menggunakan Howard dengan ditarik oleh traktor John Deere 7220 atau
bisa juga menggunakan Traktor New Holland TM 165. Sementara untuk bajak
dalam menggunakan moldboard plow Nardi 5 BTR dengan ditarik oleh Traktor
rantai Cawler Dozzer Caterpillar D8K.
4. Penggaruan
Setelah lahan dibajak maka akan terbentuk bongkahan-bongkahan tanah
yang masih besar. Bongkahan tanah yang besar akan menjadi masalah dalam
upaya penanaman tanaman sehingga perlu adanya upaya untuk memperkecil
ukuran bongkahan tanah sehingga tanaman dapat ditanam pada media yang
mendukung. Penggaruan bertujuan untuk menggemburkan dan menghaluskan
agregat tanah sehingga memudahkan proses pengolahan selanjutnya. Penggaruan
terbagi menjadi tiga bagian yaitu first harrow, finishing harrow, dan cultivating.
Implement yang biasa digunakan untuk kegiatan penggaruan ini adalah Heavy
Duty Disk Harrow TRCW, Heavy Duty Disk Harrow TRH, Heavy Duty Disk
Harrow CH64, dan Celli Spanding Machine.
Gambar 5.4. Aplikasi Spading Machine Celli dan Heavy Duty Disk Harrow CH64
Pembuatan Jalan
b) Pembuatan Saluran
Pembuatan saluran selain berguna untuk menghindari adanya genangan air
di lahan tanam juga berguna untuk penampung air dari saluran sekunder atau
tersier, serta bisa juga sebagai saluran air ke lebung. Saluran yang biasa dibuat
adalah saluran primer dengan kedalaman 150-200 cm, saluran sekunder dengan
kedalaman >50 cm, saluran tersier dengan kedalaman 40-50 cm dan saluran
sabuk dengan kedalaman 40-50 cm. Pembuatan saluran dimaksudkan untuk
mencegah
penggenangan
air
pada
tanaman.
Saluran
tersier
berguna
B. Pembibitan
Pembibitan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan produksi tanaman nanas. Bibit yang berkualitas diperoleh dari
tanaman yang sehat serta bebas dari serangan hama dan penyakit. Ada dua cara
dalam memperoleh bibit, yaitu secar generatif dan vegetatif. Pembibitan generatif
dilakukan dengan menggunakan biji. Namun, cara generatif jarang dilakukan.
Sedangkan secara vegetatif yaitu tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota
buah dan stek batang.
1. Penyiapan bibit
Bibit yang digunakan di lahan PT Graet Giant Pinneaple adalah secara
vegetatif. Sumber bibit diperoleh dari sucker yaitu bibit yang berasal dari tunas
tanaman, crown yaitu bibit yang berasal dari mahkota buah, dan yang terakhir
adalah nursery atau makro yaitu bibit yang berasal dari bonggol tanaman nanas
yang dicacah dan disemaikan.
a. Bibit sucker
Bibit sucker merupakan bibit yang berasal dari anakan atau tunas yang
keluar dari ketiak daun tanaman nanas. Cara memperolehnya yaitu, setelah
buah nanas dipanen tanaman nanas dipangkas dan akan muncul tunas tunas
dari ketiak daun pada batang tanaman nanas. Tanaman yang bertunas tersebut
dipelihara selama 6 bulan sebelum dipanen untuk bibit. Selama 6 bulan
tersebut, tanaman dipelihara dengan cara dipupuk menggunakan pupuk urea.
Selain itu, juga dilakukan pengendalian hama dengan menggunakan
insektisida. Sucker yang sudah berumur 6 bulan tersebut siap dipanen.
Pemanenan dilakukan secara bertahap. Saat berumur 2 bulan, dalam satu
hektar populasi tanaman nanas dapat menghasilkan sekitar 4.000 bibit,
sedangkan pada umur 3-4 bulan menghasilkan sekitar 7.000 bibit, dan umur
4-5 bulan menghasilkan sekitar 10.000 bibit. Pemetikan sucker dilakukan
secara manual menggunakan alat dan langsung dklasifikasikan menurut
kelasnya. Setelah selesai petik dan dikelaskan, bibit tersebut diangkut menuju
pool dipping untuk dilakukan perlindungan tanaman dengan mencelupkan
sucker ke dalam larutan pestisida.
Kela
Panjang
s
1
daun
>40 cm
35-40 cm
2
3
30-35 cm
30-35 cm
4
5
6
25-30 cm
22-25 cm
17-22 cm
Over
Besar
Sedang
Kecil
Super kecil
Diameter
5-6 cm
4,3-5 cm
3,5-4,2 cm
2,5-3,4 cm
< 2,5 cm
b. Bibit crown
Crown merupakan bibit yang diambil dari mahkota buah sisa panen
tanaman nanas. Pengambilan crown dilakukan saat panen, yaitu pekerja
memisahkan antara buah nanas dan mahkotanya.
dilakukan saat panen pertama (plant crop) dan panen kedua (ratoon crop).
Pekerja Planting Department setelah Harvester Department melakukan panen
di lahan mengambil bibit crown di pinggiran lahan. Kemudian crown tersebut
dibawa ke pool dipping untuk sterilisasi terhadap bibit seperti pada bibit
sucker. Seleksi crown didasarkan pada ukuran panjangnya dan dilakukan saat
pemanenan crown tersebut.
Kelas
Panjang (cm)
34-38
2
3
25-33
18-24
15-17
Kecil
Super kecil
5
6
12-14
10-12
c. Bibit nursery
Bibit nursery merupakan bibit yang dihasilkan dari pemotongan
batang tanaman nanas yang telah dipanen. Untuk memperoleh bibit nursery,
batang tanaman nanas yang selesai dipanen kemudian dipotong bagian
bonggolnya dan dipangkas daun-daunnya. Setelah itu, batang dipotongpotong menjadi beberapa bagian yang tiap bagiannya mempunyai mata tunas.
Ada dua macam tipe pemotongan, yaitu makro dan mikro. Pemotongan
makro dimana satu batang dibagi menjadi potongan ke arah melintang
sepanjang minimal 4-5 cm. Sedangkan pemotongan mikro adalah
pemotongan satu batang melintang kemudian membujur.
Panjang (cm)
>40 cm
35-39
30-34
25-29
2. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 2530 cm atau berumur 3-5 bulan. Adapun syarat-syarat kelayakan bibit yang siap
tanam adalah :
- Antara bibit crown dan sucker jangan dicampur (kesalahan : 5 %).
- Bibit tidak boleh busuk (kesalahan : 3 %).
- Bibit tidak boleh berpenyakit.
- Bibit tidak boleh mengalami kerusakan mekanis (titik tumbuh hilang)
- Khusus untuk jenis sucker, bibit tidak boleh jenggotan.
Kualitas bibit sangat mempengaruhi kualitas nanas ketika dipanen,
sebenarnya bibit yang paling baik adalah bibit makro, tetapi karena untuk
menghasilkannnya waktu dan proses maka hanya sedikit bibit jenis ini
digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menggunakan bibit ini sampai
panen juga lebih lama bila dibandingkan jenis lain, karena itulah jenis ini hanya
dipakai apabila jumlah bibit crown dan sucker tidak mencukupi untuk ditanam di
luas lahan yang diinginkan atau ketika ada penelitian dari Research and
Development Departement.
C. Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Dengan
menggunakan bibit nanas yang sehat dan baik, maka bibit di tanam dengan
menggunakan cangkul kecil. Kemudian tanah ditekan atau dipadatkan di sekitar
pangkal batang bibit nanas, agar bibit tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat
kontak langsung dengan tanah. Penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam dan
bagian pangkal batang harus tertimbun tanah agar bibit tidak mudah busuk.
Metode penanaman yang digunakan pada PT. Great Giant Pineapple
terdapat 2 jenis, antara lain :
a)
Single row
Tanaman ditanami satu baris sejajar pada parit gulud (lihat Gambar
5.10). Penanaman dilakukan di parit gulud agar ketika terjadi erosi tanah,
tanaman menjadi lebih kuat penanamannya karena ditimpa tanah yang
makin banyak. Sementara kalau ditanam di atas gulud ketika terjadi erosi
tanah maka penanaman bisa terjadi tidak sempurna atau kendor.
Double row
Metode ini sudah mulai jarang digunakan di PT. Great Giant
dilakukan
dengan
E. Pemanenan
Panen adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan hasil produksi dari
tanaman nanas. Panen dilakukan dengan cara memtik buah nanas secara manual
kemudian diletakkan ke dalam alat Cameco Harvester yang berakhir pada
pengumpulan nanas di truk pengangkut menuju ke pabrik.
Kegiatan pemanenan biasanya dilakukan 5 bulan setelah proses
pembungaan. Pemanenan buah nanas dilakukan saat buah masih hijau dan
dipetik secara manual. Panen yang dilakukan berupa:
1. Panen Pinggiran
Panen ini dilakukan 2 hari sebelum aplikasi panen menggunakan mesin
Harvester Cameco. Tujuan dari panen ini agar ketika panen menggunakan
mesin, nanas pada bagian pinggir tidak ditabrak atau tertimpa ban Harvester
Cameco. Hasil panen diletakkan dipinggir lahan dan akan ada mobil
pengangkut yang membawanya ke pabrik.
2. Panen Selektif
Adalah kegiatan panen yang dilakukan dengan menggunakan mesin
Harvester
Cameco
kematangannya.
3.
Panen Rampet
dan
hanya
diambil
buah
yang
telah
cukup
Panen ini dilakukan 3-5 hari setelah panen selektif dengan menggunakan
mesin Harvester Cameco, semua buah diambil dari lahan sekaligus tanpa
terkecuali.
4. Panen Collecting
Setelah panen rampet, pengamat panen melihat lagi ke lahan apakah
masih ada buah yang tertinggal. Kalau ternyata buah yang tertinggal masih
ada diatas 250 kg/ha maka diputuskan ada kegiatan panen collecting
sementara