Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya lulusan sarjana Teknik Pertanian tidak hanya ditentukan
oleh kemampuan intelektual yang memadai, tetapi juga membutuhkan
pengalaman kerja di lapangan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
selama proses pembelajaran. Hasil yang didapat antara kemampuan intelektual
yang diimbangi dengan ketrampilan akan menghasilkan lulusan sarjana Teknik
Pertanian yang siap kerja dengan potensi yang telah dimiliki.
Dalam usaha peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menyajikan hasil
studi lapangan diperlukan suatu upaya yang benar benar mendukung. Materi
kuliah yang telah didapat selama tiga tahun dirasakan belum cukup jika tidak
didukung dengan praktek langsung di lapangan. Kuliah yang berisi teori dan
praktek di laboratorium merupakan pendahuluan kemudian pengaplikasian ilmu
yang didapat di perkuliahan dapat direalisasikan melalui kerja praktek.
Kuliah Kerja Praktek memberikan gambaran nyata mengenai ilmu Teknik
Pertanian. Sehingga pengalaman di lapangan diharapkan mampu memperdalam
pemahaman ilmu Teknik Pertanian dibangku kuliah. Perkembangan dan kemajuan
teknologi paling banyak diterapkan di dunia industri, sehingga kuliah kerja
praktek akan memberikan informasi teknologi terkini yang dipakai oleh sebuah
instansi.
PT Graet Giant Pinneaple adalah sebuah perusahaan pengalengan nanas
terbesar di Indonesia yang terletak di kawasan Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Hasil produksinya berupa nanas kaleng seluruhnya diekspor ke luar negri. Untuk
memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, hampir semua areal perkebunan ditanami
dengan nanas sepanjang tahun. Sehingga dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan pasar tersebut dibutuhkan alat dan mesin pertanian yang akan
mendukung pemenuhan kebutuhan nanas tersebut.
Di PT Graet Giant Pinneaple sendiri terdapat berbagai macam alat dan
mesin produksi pertanian mulai dari bajak dengan segala jenisnya, garu dengan

segala jenisnya, traktor roda 4, traktor beroda karet, traktor beroda track,
excavator, sampai kendaraan special equipment seperti double wing boom sprayer
dan Cameco Harvester. Kelengkapan alat dan mesin tersebutlah yang menjadikan
alasan dipilihnya PT Great Giant Pinneaple sebagai tempat kerja praktek. Alat dan
mesin tersebut tentu saja dipelajari dalam kuliah, namun dengan kerja praktek
seperti inilah mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana bentuk serta cara
kerja dari alat dan mesin tersebut. Sehingga setelah melaksanakan kerja praktek
tersebut diharapkan mahasiswa bisa memperoleh ilmu dan pengalaman sebanyak
mungkin untuk bisa digunakan atau diterapkan nantinya setelah masuk dunia kerja
yang sebenarnya.
B. Tujuan
1. Mempelajari dan mengetahui gambaran sistem kerja di lapangan dan situasi
organisasi struktural serta interaksinya dalam PT. Great Giant Pinneaple.
2. Mengetahui tahapan budidaya tanaman nanas mulai dari penyiapan lahan
sampai panen.
3. Mempelajari dan mengamati alat dan mesin yang dipakai selama proses
produksi nanas di PT. Great Giant Pinneaple.
4. Mengetahui standar kelayakan implement pengolahan tanah yang dipakai
dalam proses penyiapan lahan siap tanam.

BAB II
DESKRIPSI NANAS DAN PERUSAHAAN
A. Identifikasi Tanaman Nanas
Nanas merupakan hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di
masyarakat, serta merupakan komoditas yang cukup laku di pasar internasional.
Buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan pakan ternak, dan
bahan baku industri. Buah nanas dapat dikonsumsi dalam keadaan segar atau
dijadikan produk olahan, dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat
seperti buah kalengan, manisan, selai, sari buah dan beberapa produk lain seperti
keripik nanas (makanan kering).
Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah sejenis
tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini
termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan
(habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang
panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang
tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya
yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk
buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik".
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi)

tumbuhan

nanas

diklasifikasikan menjadi:
Kindom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo

: Farinosae (Bormeliales)

Familia

: Bromiliceae

Genus

: Ananas

Spesies

: Ananas cosmosus L merr

Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba
tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian
pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya
melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120
3

cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang
membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau
kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya
terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang,
berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nenas
rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Tanaman
buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek atau tunas
ketiak daunnya.
Tabel 2.1. Kandungan Gizi Buah Nanas Segar Tiap 100 gram Bahan
Kandungan gizi (nutrisi)
Kalori

Banyaknya
52,00 kal

Protein

0,40 gram

Lemak

0,20 gram

Karbohidrat

16,00 gram

Fosfor

11,00 mgram

Zat Besi

0,30 mgram

Vitamin A

130,000 S.I

Vitamin B1

0,08 mgram

Vitamin C

24,00 mgram

Air

85,30 gram

Bagian dapat dimakan (Bdd)

53,00 %

Sumber : Anonim, 2009.


Varietas atau kultivar nanas banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
Cayenne dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat,
Puerto Rico, Meksiko dan Malaysia. Sedangkan golongan Abacaxi banyak
ditanam di Brasilia.
Buah nanas yang dibudidayakan di perkebunan Graet Giant Pinneaple ini
tergolong nanas Cayenne yaitu jenis nanas tidak berduri pada daun maupun
buahnya sehingga selanjutnya di kenal dengan Smooth Cayenne. Nanas jenis ini
memiliki ciri-ciri: rasanya manis asam, diameter buah 11-16 cm dengan bobot
1,8-2,3 kg bahkan mencapai 5-7k. Kandungan airnya cukup tinggi dan empelur
4

(hatinya) elatif kecil. Matanya pun tidk dalam (relatif rata). Karena ukuran dan
rasanya, nanas ini paling cocok dikalengkan. Selain kelebihan itu ada juga
kekurangannya. Perubahan warna kulitnya agak lambat sehingga kadang buah
sudah matang tetapi kulitnya masih hijau.
Bagian utama yang bernilai ekonomis penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa
buah manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas.
Disamping itu buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan lengkap. Kulit
buah nanas dapat diolah menjadi sirup untuk diekstraksi cairannya untuk pakan
ternak.
B. Profil dan Sejarah Singkat Perusahaan
Secara yuridis formal PT. Great Giant Pineapple Co. (sekarang PT. Great
Giant Pineapple) didirikan pada tanggal 14 Mei 1979 dengan akte notaris no.48,
yang merupakan usaha pertama berdirinya perseroan yang bergerak dibidang
perkebunan dan pengalengan nanas yang dipelopori oleh PT. Umas Jaya Farm
yang secara hukum telah berdiri sejak tahun 1973, dan sudah mulai merintis
usahanya di wilayah Terbanggi Besar sekitar tahun 1973. Dengan dipelopori oleh
20 orang sebagai perintis untuk mewujudkan suatu usaha yang sebelumnya sudah
direncanakan secara matang, dimana pada awalnya sekitar tahun 1975-an
budidaya nanas terpaksa harus ditunda karena pengaruh suatu hal yaitu rencana
semula pabrik nanas akan didirikan dilokasi Way Halim sedang perkebunannya di
Terbanggi Besar tidak dapat dilaksanakan.
Sebagai tindak lanjut dari tertundanya budidaya nanas tersebut,
perusahaan memanfaatkan lahan yang sebagian telah diolah dengan menanam
peppermint sebagai bahan baku utama pembuatan permen mentos dengan tujuan
ekspor, tetapi usaha tersebut tidak dapat berjalan lama karena dinilai tidak
menguntungkan. Sebagai langkah berikutnya lahan yang sudah tersedia dan diolah
ditanami dengan tanaman singkong yang hasilnya dipasarkan ke PT. Sungai Budi
di daerah Buyut Lampung Tengah yang merupakan pabrik singkong yang cukup

besar pada saat itu, baru kemudian muncul CV. Bumi Waras yang mulai
berkembang dan dapat bersaing di wilayah Lampung. PT. Umas Jaya Farm pun
kala itu mengalihkan penjualan singkongnya ke CV. Bumi Waras yang semula
kepada PT. Sungai Budi dengan pertimbangan jarak tempuh yang relatif dekat.
Namun sejak penjualan singkong dialihkan ke CV. Bumi Waras ternyata banyak
singkongnya yang diafkir. Melihat keadaan seperti itu lalu dibuat terobosan baru
dengan menanam semangka sekitar 100 Ha. Akan tetapi usaha ini belum juga
dapat berhasil, dan usaha penanaman semangka yang baru berjalan sekitar 2 tahun
tersebut akhirnya dihentikan karena dirasakan kalah bersaing di pasaran. Hingga
tanaman jagung pun pernah dicoba tetapi kembali dihentikan karena saat itu
sedang mewabah penyakit bule jagung yang kala itu masih sulit proses perawatan
dan penanamannya.
Sebenarnya lahan yang sudah diolah saat itu cukup luas sekitar 1000 Ha.
Dimana sebagian besar tetap ditanami singkong, dan sebagai terobosan terakhir
barangkali sebelum mencoba menanam nanas adalah pembangunan pabrik
pengolahan tepung singkong dimana singkong-singkong hasil PT. Umas Jaya
Farm diolah sendiri dengan nama yang masih eksis sampai sekarang yaitu Tepung
Tapioka Cap Kodok.
Rencana penanaman nanas yang tertunda cukup lama baru dimulai sekitar
awal tahun 1979 dengan jenis nanas yang ditanam adalah Smooth Cayenne (nanas
tanpa duri). Tahun 1983-1984 PT. Great Giant Pineapple memulai pembangunan
pabrik perdana, dan sekitar bulan Oktober 1984 memulai ekspor

perdana

sebanyak 4 kontainer dengan tujuan negara Eropa. PT. Great Giant Pineapple
memiliki lahan seluas 32.000 Ha dengan status Hak Guna Usaha dan yang efektif
ditanami nanas baru seluas 20.000 Ha.
Pada tahun 1990 didirikan PT. Great Giant Livestock Corp (PT. GGLC)
yang merupakan peternakan penggemukan sapi yang dimaksudkan untuk
memanfaatkan limbah pabrik kulit nanas sebagai pakan utama pengganti rumput,
sehingga selain menghindari adanya dampak negatif dari limbah terhadap
lingkungan juga meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut, dan juga untuk

ikut mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan


masyarakat khususnya petani dalam pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Produk olahan dengan bahan baku nanas yang diproduksi oleh PT PT.
Great Giant Pineapple antara lain :
1.

Nanas kaleng

2.

Coacktail

3.

Concenrate

4.

Juice nanas
Tabel 2.2. Tabel Klasifikasi Produksi Nanas Kaleng

Klasifikasi
Bentuk

Kualitas

Media

Ukuran kaleng

Code
S (slice)
CK (chunk)
CR (crush)
PC (pieces)
F (fancy)
C (choice)
S (standard)
J (juice)
L (light syrup)
H (heavy syrup)
8 oz (A-1)
15 oz (A-1,5)
20 oz (A-2)
30 oz (A-2,5)
37 oz (A-10)
42 oz (A-3)

Keterangan
Irisan
Potongan tebal
Hancuran
Potongan tidak teratur
Paling baik
Baik
Cukup
Asam (brix 11-14)
Manis (brix 14-18)
Manis sekali (brix 18-22)

Sumber : HRD PT. Great Giant Pineapple

Produksi PT. Great Giant Pineapple sampai sekarang sudah terjual ke 33


negara diantaranya : Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Australia, Jepang,
Kanada, Timur Tengah, Korea, Taiwan, dll.
Tabel 2.3. Tabel Perkembangan Produksi Nanas Segar dan Kaleng, Concentrate
dan Sapi Potong
Tahun

Nanas segar

Nanas Kaleng

Concenrate

Sapi potong

1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002

(ton)
196.330
241.502
272.040
285.298
232.019
371.408
440.413
297.620
428.092
398.242
386.567
486.673

(sc)
2.976.128
3.896.057
4.778.159
4.831.030
3.658.719
6.176.559
7.209272
4.304.868
5.979.246
5.735.263
5.457.657
6.697.539

(galon)
1.334.943
2.646.302
3.699.356
2.959.297
2.939.645
5.076.638
6.163.608
3.452.279
5.575.554
4.499.397
4.340.374
5.425.588

(ekor)
2.646
5.212
7.675
12.586
20.839
23.886
28.222
13.902
10.177
13.629
13.121
15.036

2003

383.123

5.871.948

4.412.312

10.729

Sumber : HRD PT. Great Giant Pineapple

PT. Great Giant Pineapple mengekspor 99,8% dari produknya ke sekitar


30 negara di dunia, dan mensuplai sekitar 15 % kebutuhan nanas kaleng dunia,
yang 47,6 % diantaranya ke Eropa, 41,6 % ke Amerika, 7,7 % ke Asia dan 3,1 %
ke Australia.
Pada bulan Februari 1996 PT. Great Giant Pineapple telah mendapatkan
Sertifikat ISO 9002 dari Lyold Register, sehingga dengan demikian sistem
kualitas yang diterapkan di PT. Great Giant Pineapple telah memenuhi Standar
Internasional. Dengan sistem tersebut, berarti PT. Great Giant Pineapple dapat
menjaga konsistensi kualitas dan kuantitas dengan pengiriman tepat waktu
C. Tujuan Perusahaan
Pendirian PT. Great Giant Pineapple memiliki 2 tujuan yaitu untuk
kepentingan

perdagangan

atau

bisnis

serta kepentingan sosial. Tujuan

perdagangan berhubungan dengan permintaan pasar akan berbagai jenis nanas


kaleng. PT. Great Giant Pineapple telah memiliki pasar di beberapa Negara Asia
Pasifik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT. Great Giant Pineapple telah
mengembangkan teknologi budidaya dan pengalengan nanas. Tujuan perdagangan
ini erat kaitannya dengan aspek ekonomi untuk menanam investasi pada budidaya
tanaman nanas dan pengalengannya serta untuk memperoleh keuntungan dari
ekspor produk yang dihasilkan.

Tujuan kedua dari PT. Great Giant Pineapple adalah untuk kepentingan
sosial yang diwujudkan melalui kebijaksanaan perusahaan yang selalu
berorientasi kepada masyarakat sekitar pabrik. Dengan mendirikan PT. Great
Giant Pineapple diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat.
Kegiatan-kegiatan sosial lain yang dilakukan PT. Great Giant Pineapple seperti
pemberian bantuan air masyarakat, bakti sosial, serta kegiatan-kegiatan sosial
yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat yang merupakan wujud dari
kepedulian perusahaan terhadap masalah sosial masyarakat.

BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Kondisi Geografis Perusahaan
Lokasi perkebunan dan pabrik PT. Great Giant Pineapple berada di jalan
raya arah Menggala KM 77, Terbanggi Besar, Lampung Tengah Indonesia.
Sedangkan berdasarkan letak geografis PT. Great Giant Pineapple berada pada
40531 LS dan 1050131 BT. Secara administratif daerah-daerah yang berbatasan
dengan PT. Great Giant Pineapple adalah :
a. Sebelah Utara

: Desa Bandar Agung, Lempuyang Bandar,


Bandar Sakti, Tanjung Anom, perkebunan
PT. Gunung Madu Plantation.

b. Sebelah Selatan

: Way Pangubuan, Way Jorohitung, Bandar


Jaya, Poncowati, CV. Bumi Waras dan
Bandar Lampung.

c. Sebelah Timur

: Desa Bandar Rejo, Desa Kijung.

d. Sebelah Barat

: CV. Ratih Mustika Sari

Di wilayah Lampung Tengah ada beberapa perusahaan yang berbatasan


dengan PT. Great Giant Pinneaple. Perusahaan tersebut antara lain industri gula
putih PT. Gunung Madu Plantation yang berjarak 24 km, PT. Gula Putih Mataram
34 km, dan CV. Bumi Waras 36 km. PT. Umas Jaya Farm berada dalam satu
kawasan industri dengan PT. GGP. Mengingat produksi PT. Great Giant Pineapple
merupakan komoditi ekspor, maka sarana jalan propinsi sangat penting untuk
memperlancar transportasi dari pabrik PT. Great Giant Pineapple sampai dengan
Pelabuhan Panjang. Jalan yang menghubungkan PT. Great Giant Pineapple
dengan Bandar Lampung sebagai ibukota Propinsi Lampung berjarak + 77 km
dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam dan berjarak + 15 km dari kota terdekat
yaitu kota Bandarjaya.

Gambar 3.1. Lokasi PT. Graet Giant Pinneaple

10

B. Keadaan Fisik Wilayah


1. Tanah
Areal perkebunan PT Great Giant Pineapple berada pada ketinggian antara
40-60 m diatas permukaan laut, dengan kemiringan rata-rata 0,3 % yang termasuk
kategori datar. Jenis tanah tergolong ultisol dan inseptisol. Golongan ini meliputi
tanah yang dulu dinamakan podzolik merah kuning (PMK) dengan ketebalan
lapisan olahan tanah 50-70 cm dan solum tanah setebal kurang lebih 100-120 cm,
dengan batas antar horison yang nyata. Untuk jenis tanah ultisol termasuk tanah
yang masih muda sehingga kandungan unsur haranya tergolong jelek, sedangkan
jenis tanah inseptisol merupakan tanah yang satu kelas di atas tanah tertua dengan
kandungan unsur hara yang kurang untuk mencukupi kebutuhan tanaman, oleh
karena itu tanah jenis ini memerlukan penambahan unsur hara dan organik secara
periodik dan kontinyu.
Tanah di PT. Great Giant Pineapple bertekstur lempung liat berpasir
hingga liat berpasir dengan warna tanah kemerahan hingga hingga kuning atau
kekuning-kuningan, konsistensinya gembur di bagian atas (top soil) dan keras di
lapisan bawah tanah (subsoil). Kandungan bahan organik di lapisan tanah atas
antara 0,5 1 % sehingga kesuburanya rendah. Untuk menambah kesuburan
ditambah bahan organik yaitu onggok, seresah tanaman nanas, kulit singkong dan
pupuk organik. Berat jenis tanah rata-rata antara 2,4 2,6 gr/cm3 sedangkan berat
volume tanah (Bulk density) sekitar 1,37 gr/cm3. Permeabilitas tanah sangat cepat,
dengan nilai infiltrasi berkisar antara (100-346) mm/jam.
2. Iklim
Lokasi perkebunan PT. Great Giant Pineapple termasuk kedalam iklim B
atau iklim basah menurut Schmidt and Ferguson. Areal perkebunan PT. Great
Giant Pineapple berada pada ketinggian antara 40-60 cm dari permukaan laut
dengan kemiringan rata-rata 0,3% yang termasuk kategori datar. Curah hujan
termasuk tinggi yaitu diatas 2000 mm/tahun, kelembaban rata-rata 89,58 %, suhu

11

udara rata-rata tahunan 27,4 oC, intensitas penyinaran matahari 54,1 %, dan
kecepatan angin rata-rata 3,9 km/jam.
Penentuan iklim dilokasi perkebunan PT. Great Giant Pineapple,
didasarkan pada klasifikasi iklim menurut Schmidt and Ferguson. Menurut
Schmidt and Ferguson, klasifikasi iklim ditentukan berdasarkan nilai nisbah Q.
Nilai nisbah Q diperoleh dengan menggunakan persamaan dibawah ini :
Q=

Rata-rata bulan kering tahunan


Rata-rata bulan basah tahunan
Dikatakan bulan kering, jika dalam satu bulan curah hujan kurang dari 60

mm. Dikatakan bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujan lebih dari 100 mm.
Jika curah hujan diantara 60 mm dan 100 mm, bulan tersebut dikatakan bulan
lembab.

Tabel 3.1. Klasifikasi Iklim menurut Schmidt and Ferguson


N

Nilai Q

Ikli

Keterangan

o
1

Q < 0,143

m
A

Sangat Basah

0,143 0,333

Basah

0,333 0,600

Agak Basah

0,600 1,000

Sedang

1,000 1,670

Agak Kering

1,670 3,000

Kering

3,000 7,000

Sangat Kering

Q > 7,000

LuarBiasa Kering

Sumber : anonimb, 2007.

Berdasarkan data curah hujan di lokasi perkebunan nanas PT. Great Giant
Pineapple selama 10 tahun, lokasi perkebunan nanas PT. Great Giant Pineapple
mengalami rata-rata bulan basah tahunan 8,2 dan rata-rata bulan kering tahunan,
sehingga :

12

Q=

2,7

= 0,329
8,2
Jadi didapat data bahwa iklim di PT. Great Giant Pineapple termasuk ke

dalam iklim B dengan keadaan wilayah basah.

BAB IV
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Great Giant Pineapple termasuk struktur organisasi
garis yaitu dengan adanya garis wewenang serta tanggung jawab bercabang dari
kekuasaan tertinggi sampai terendah. Dewan komisaris merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi di PT. Great Giant Pineapple yang termasuk di dalam Gunung
Sewu Group. Dewan komisaris, presiden direktur dan managing direktur
dipegang oleh satu orang yang langsung membawahi 2 orang manajer yaitu
manajer pajak dan pengesahan serta manajer internal audit dan langsung
mengkoordinir 5 direktur yaitu direktur produksi, direktur pemasaran, direktur
pengembangan badan usaha, direktur keuangan dan direktur administrasi umum.
Dalam menjalankan tugas sehari-hari, direktur produksi dibantu oleh staff
PPC (Production Planning Control) plantation, mengkoordinir beberapa

13

department yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer. Field


Maintenance (FM) I menangani lahan pertanian untuk divisi 1, FM II menangani
divisi 2, FM III menangani divisi 3, FM IV menangani divisi 4, FM V menangani
divisi 5 dan FM VI menangani divisi 6.
Farming Service Department membawahi 6 department yaitu Farm
Establishment Deparement yang menangani masalah penyiapan lahan. Spraying
and Forcing Department yang menangani masalah penyemprotan tanaman dan
perangsangan pembungaan serta perawatan jalan. Harvesting Department
menangani masalah dan bertanggungjawab terhadap masalah panen dan
kendaraan

panen.

Maintenance

Department

menangani

perawatan

dan

perbengkelan mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple Engineer Design
Department menangani pengembangan desain alat dan mesin yang diperlukan PT.
Great Giant Pineapple Engineer Department menangani persoalan dalam alat dan
mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple.

14

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Great Giant Pineapple.

15

2. Ketenagakerjaan
a.

Pengaturan Kerja
Untuk sumber daya manusianya, PT. Great Giant Pineapple banyak

merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan dengan tujuan
untuk memberikan lapangan pekerjaan yang sekaligus dapat meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat sekitar. Adapun jumlah dan pengembangan tenaga
kerja PT. GGP dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Great Giant Pineapple
Tahun

Karyawan

Harian

Harian

Harian

Jumlah

1990

Tetap
1.082

Tetap
1.596

Lepas
3.045

Kontrak
-

Total
5.725

1991

1.246

2.149

3.507

6.902

1992

1.468

3.252

5.643

10.363

1993

1.565

3.260

5.650

10.475

1994

1.819

3.448

8.947

14.214

1995

1.926

3.704

9.012

14.642

1996

2.179

4.165

10.017

16.361

1997

2.278

3.900

9.081

15.259

1998

2.531

3.965

8.500

14.996

1999

2.538

3.551

7.960

14.049

2000

3.343

4.548

8.635

16.526

2001

3.691

5.496

8.925

18.112

2002

3.669

6.047

9.079

18.795

2003

3.640

5.604

10.446

19.690

2004

3581

6212

9507

18300

2005

3547

6273

9542

19362

2006

3470

5218

5784

263

14735

2007

3451

5136

5185

250

14022

Sumber : HRD PT. Great Giant Pineapple

Dalam satu minggu terdapat 40 jam kerja. Hari Senin-Jumat 7 jam/hari


sedangkan hari Sabtu 4 jam/hari. Pengaturan jam masuk dan pulang tergantung
kebijaksanaan masing-masing departemen.Sistem pembayaran upah dilakukan
dalam bentuk uang dan bentuk lain yang terdiri dari :
a.

Upah bulanan/dwi mingguan

b.

Upah kontrak

c.

Upah harian tetap

d.

Upah harian lepas

e.

Upah borongan

f.

Upah lembur

b. Fasilitas dan Kesejahteraan Pimpinan dan Karyawan


Dalam mengelola sumber daya manusia yang begitu besar PT. Great Giant
Pineapple selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan perkembangan
perusahaan. Pada tahun 2001 PT. Great Giant Pineapple mendapatkan sertifikasi
SA 8000 (Social Accountability/Tanggung Jawab Sosial) adalah suatu bentuk
sistem manajemen yang dibuat sebagai respon terhadap Human Right (Hak
Asasi Manusia). Prinsip-prinsip penerapannya diambil dari hasil-hasil konvensi
ILO (International Labour Organization/Organisasi Buruh Internasional).
Beberapa fasilitas yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Tunjangan pengobatan untuk karyawan dan keluarganya (Karyawan tetap).
2. Tunjangan bersalin dan pernikahan bagi karyawan tetap.
3. Tunjangan hari raya dan bingkisan hari raya.
4. JAMSOSTEK
5. Perumahan untuk karyawan tetap yang telah berkeluarga.
6. Mess putra dan putri untuk tenaga kerja yang berstatus lajang.
7. Fasilitas kredit pemilikan rumah melalui lembaga keuangan yang ditunjuk
dengan perusahaan memberi subsidi tanah.
8. Sarana keluarga berolahraga (lapangan bola, basket, tenis lapangan,
badminton, tenis meja).

9. Sarana kesenian (Group Band).


10. Balai pengobatan.
11. Tempat Penitipan Anak (TPA).
12. Tempat ibadah (mesjid, gereja, pura).
13. Sekolah TK, SD dan SMP.
14. Koperasi karyawan Dwi Karya.
Bentuk kepedulian PT. Great Giant Pineapple terhadap kemajuan dan
perkembangan ekonomi desa-desa sekitar, selain merekrut warga yang ada di
sekitar perusahaan sebagai tenaga kerja juga memberikan bantuan kepada warga
desa sekitar perusahaan berupa :
1. Memberikan beasiswa kepada murid sekolah dasar yang keluarganya tidak
mampu.
2. Memberikan dana bergulir sebagai modal usaha baik kepada kelompok
usaha ataupun perorangan.
3. Ikut berperan di dalam memajukan dunia pendidikan dengan memberikan
SD dan SMP unggulan yang bekerjasama dengan PEMDA Lampung.
4. Pembuatan sumur bor di desa-desa sekitar perusahaan, sebagai pengganti
pemberian air bersih secara cuma-cuma selama musim kemarau.
5. Pembagian SEMBAKO untuk masyarakat dibawah garis kemiskinan.

BAB V
SISTEM PEMBUDIDAYAAN TANAMAN NANAS
Kegiatan dalam proses pembudidayaan tanaman nanas dimulai dari
penyiapan

lahan

siap

tanam,

pembibitan,

penanaman,

perawatan

dan

pemeliharaan, dan pemanenan.


A. Penyiapan Lahan Siap Tanam
Penyiapan lahan siap tanam merupakan kegiatan penyiapan lahan dengan
mengolah tanah dari lahan bekas panen menjadi lahan yang kembali siap tanam
dengan kandungan unsur fisika dan kimia, kandungan bahan organik, kelengasan
dan kondisi tanah yang normal kembali sehingga tanaman nanas dapat
berkembang dengan optimal. Dengan pengolahan tanah yang baik maka
diharapkan pada waktu mulai penanaman sudah terjadi dekomposisi yang baik di
tanah, karena semakin sering tanah ditanami nanas maka tingkat kesuburan juga
akan semakin rendah. Proses kegiatan penyiapan lahan siap tanam dilakukan oleh
depertemen Farm Establishement dengan lama waktu sekitar 6-8 bulan. Standar
proses penyiapan lahan yang dilakukan oleh PT. Graet Giant Pinneaple diawali
dengan proses sebagai berikut :
1. Pencacahan Tanaman Nanas
Pencacahan tanaman nanas adalah pengolahan tanah tahap pertama di lokasi
bekas tanaman nanas yang dinyatakan siap bongkar, dikerjakan menggunakan
traktor roda. Tujuan pencacahan nanas adalah agar tanaman nanas cepat terurai
menjadi humus. Dalam proses pencacahan tanaman nanas ini dilakukan dengan
kecepatan yang rendah sekitar 2,5 3 km/jam. Hal ini dilakukan agar semua
nanas dapat terpotong-potong menjadi potongan bonggol nanas yang kecil kecil
sehingga dapat cepat membusuk. Proses pencacahan nanas menggunakan chopper
berti yang ditarik dengan traktor John Deere 7220 atau 7520.

Gambar 5.1. Aplikasi chopper berti

2. Pengapuran
Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pH tanah dan meningkatkan
kandungan unsur hara dalam tanah dan dilakukan 1-2 bulan setelah aplikasi
chopper. Pengapuran dilakukan untuk menaikkan pH tanah agar sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman nanas, yaitu berkisar antara 4,5-6. Kapur yang digunakan
adalah dolomit. Sedangkan bahan organik yang ditambahkan dapat berupa kulit
singkong yang merupakan sisa pengolahan dari pabrik tapioka dan pupuk kandang
yang berasal dari peternakan cattle.
3. Pembajakan
Pembajakan adalah pengolahan tanah lanjutan dengan unit Buldozer atau
traktor dengan implemen berupa bajak (piringan/singkal). Pembajakan dilakukan
untuk memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara memotong dan membalik tanah
sehingga sisa tanaman atau gulma dapat tertimbun dan tercampur tanah. Selain
itu, pembajakan dilakukan untuk meningkatkan unsur hara lapisan tanah bagian
atas. Pembajakan sediri dibagi menjadi 3, yaitu bajak dangkal dengan kedalaman
20-25 cm, bajak sedang dengan kedalam 30-35 cm, dan yang terakhir adalah
bajak dalam dengan kedalaman 40-50 cm. Bajak dangkal biasanya menggunakan
bajak piringan/disk plow dengan ditarik oleh Traktor New Holland TS 90.
Piringan yang digunakan pada disk plow berjenis piringan standar yang sangat
sesuai untuk mengolah tanah yang sudah lama diusahakan untuk tanaman
semusim dan untuk tanah yang banyak sisa akar atau tanaman sehingga hasilnya

tidak dijumpai sisa-sisa tanaman atau perakaran yang cukup besar. Sedangkan
untuk bajak sedang biasanya menggunakan moldboard plow Nardi 2.5 BTR
dengan ditarik oleh Traktor rantai Cawler Dozzer Caterpillar D6D atau bisa juga
dengan menggunakan Howard dengan ditarik oleh traktor John Deere 7220 atau
bisa juga menggunakan Traktor New Holland TM 165. Sementara untuk bajak
dalam menggunakan moldboard plow Nardi 5 BTR dengan ditarik oleh Traktor
rantai Cawler Dozzer Caterpillar D8K.

Gambar 5.2. Aplikasi moldboard dan disk plow

4. Penggaruan
Setelah lahan dibajak maka akan terbentuk bongkahan-bongkahan tanah
yang masih besar. Bongkahan tanah yang besar akan menjadi masalah dalam
upaya penanaman tanaman sehingga perlu adanya upaya untuk memperkecil
ukuran bongkahan tanah sehingga tanaman dapat ditanam pada media yang
mendukung. Penggaruan bertujuan untuk menggemburkan dan menghaluskan
agregat tanah sehingga memudahkan proses pengolahan selanjutnya. Penggaruan
terbagi menjadi tiga bagian yaitu first harrow, finishing harrow, dan cultivating.
Implement yang biasa digunakan untuk kegiatan penggaruan ini adalah Heavy
Duty Disk Harrow TRCW, Heavy Duty Disk Harrow TRH, Heavy Duty Disk
Harrow CH64, dan Celli Spanding Machine.

Gambar 5.4. Aplikasi Spading Machine Celli dan Heavy Duty Disk Harrow CH64

5. Subsoiler/Bajak Tanah Bawah


Subsoiling adalah pengolahan tanah setelah aplikasi penggaruan akhir,
dengan menggunakan implement subsoiler yang ditarik oleh unit Crawler Dozer
Caterpillar D8K dengan tipe penggandengan trailing dan sistem pengaturan
berupa hidrolik. Subsoiling bertujuan untuk memecah lapisan tanah bawah yang
keras untuk memperbaiki internal drainase sehingga laju infiltrasi meningkat dan
mencegah agar tidak terjadi genangan di areal lahan tanam yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman nanas. Kedalaman aplikasi subsoiler adalah
15-20 cm lebih dalam dari aplikasi sebelumnya yang terdalam. Hal ini dilakukan
untuk memecah hard pan (lapisan keras) yang disebabkan oleh aplikasi
pengolahan tanah sebelumnya. Hard pan merupakan lapisan yang merupakan
akumulasi dari fraksi liat akibat dari tekanan alat dan mesin pengolah tanah.
Lapisan tanah tersebut merupakan lapisan tanah yang keras dan menyebabkan
penetrasi akar nanas berkurang.

Gambar 5.5. Aplikasi subsoiler

6. Pembuatan Guludan untuk tanaman nanas


Guludan berfungsi sebagai media tanam tanaman nanas sehingga mudah
untuk dilakukan penanaman dan memudahkan perawatan. Dahulu PT. Graet Giant
Pinneaple pernah menerapkan system double row, namun pada saat ini system
tersebut mulai ditinggalkan dan PT. Graet Giant Pinneaple mulai saat ini
menerapkan sistem SRTM (single row tanam bawah). Prinsip kerja system SRTM
yaitu lahan dibuat guludan dengan parit dan penanaman dilakukan pada parit
tersebut. Hal ini bertujuan agar tanaman tidak roboh ketika tanah di sekitarnya
longsor karena hujan. Aplikasi pembuatan guludan ini dilakukan dengan
menggunakan implement Ridger dan ditarik dengan unit penarik traktor New
Holland TS90 165 HP. Konsep kerjanya adalah traktor New Holland TS90 100
HP menarik Implement Ridger yang mempunyai lengan/ripper berjumlah 5
sehingga akan tercipta 4 guludan sekali jalan dengan lebar kerja 2,4 dan jarak
antar poros gulud 60 cm. Penanaman nanas akan dilakukan pada tiap parit-parit
guludan.

Gambar 5.6. Aplikasi ridger

7. Pembuatan Jalan dan Saluran


a)

Pembuatan Jalan

Jalan merupakan faktor pendukung lahan yang digunakan untuk transportasi


alat dan mesin pertanian serta jalan bagi pengamat untuk mengawasi arel kebun.

Pembuatan jalan dilakukan dengan menggunakan motor grader. Ukuran lebar


jalan sudah disesuaikan agar dapat dimasuki oleh traktor, Boom Sprayer
Cameco, mesin pemanen Harvester Cameco dan unit lainnya sehingga selama
kegiatan mulai dari penanaman sampai pemanenan tidak ada kendala untuk
menuju lokasi tanaman nanas. Jalan yang dibuat adalah jalan primer, jalan blok
(sekunder), jalan seksi, jalan plot dan jalan perimeter. Jalan primer berukuran
lebar 10-12 m, jalan blok berukuran lebar 7,5-8,5 m, jalan seksi berukuran lebar
5-6 m, jalan plot berukuran lebar 3-4 m dan jalan perimeter berukuran 4 meter.
Proses pembuatan ukuran jalan tersebut memperhitungkan kinerja alat yang
akan digunakan langsung pada lahan sehingga diharapkan alat tidak merusak
pola tanam dan tanaman nanas. Bagian prasarana sebelum dilakukan aplikasi
motor grader menandai bagian yang mau dibuat jalan dan ukuran lebarnya
masing-masing dengan bendera-bendera kecil. Prinsip kerjanya antara lain
blade bagian tengah motor grader diatur kemiringannya oleh operator di dalam
kabin sehingga lebar kerja sesuai dengan lebar bendera. Kemudian motor grader
bergerak maju mengikuti tanda bendera yang ada sementara kedalaman blade
disesuaikan dengan ketinggian jalan yang diinginkan.

Gambar 5.7. Aplikasi motor grader

b) Pembuatan Saluran
Pembuatan saluran selain berguna untuk menghindari adanya genangan air
di lahan tanam juga berguna untuk penampung air dari saluran sekunder atau
tersier, serta bisa juga sebagai saluran air ke lebung. Saluran yang biasa dibuat
adalah saluran primer dengan kedalaman 150-200 cm, saluran sekunder dengan

kedalaman >50 cm, saluran tersier dengan kedalaman 40-50 cm dan saluran
sabuk dengan kedalaman 40-50 cm. Pembuatan saluran dimaksudkan untuk
mencegah

penggenangan

air

pada

tanaman.

Saluran

tersier

berguna

mengumpulkan air yang terdapat di guludan dan menyalurkannya ke saluran


sekunder. Saluran sekunder yang tegak lurus gulud mengalirkan air ke saluran
primer. Saluran primer berfungsi mengumpulkan air dari saluran sekunder dan
saluran tersier. Pembuatan saluran primer dengan menggunakan excavator,
untuk menghemat waktu aplikasi dilaksanakan pada waktu sebelum aplikasi
bajak. Sedangkan saluran sabuk adalah saluran yang berada di pinggir dan
mengelilingi lebung atau luar plot perimeter sebagai penampung erosi sehingga
tidak masuk ke lebung.
Saluran sekunder, tersier dan sabuk dibuat dengan menggunakan motor
grader. Prinsip kerjanya adalah lahan yang ingin dibuat saluran sudah terlebih
dahulu ditandai dengan patok oleh bagian prasarana, kemudian operator
mengatur mengatur kedalaman blade motor grader sesuai dengan saluran yang
ingin dibuat. Blade bisa digerakkan dan diatur oleh operator dengan
menggunakan tuas hidrolik, kemudian motor grader bergerak maju dan tercipta
saluran, sementara pada belakang ban yang melewati lahan yang ingin ditanam
terdapat ripper sehingga ketika ban traktor menimpa lahan, tanah kembali
digemburkan dengan ripper.

Gambar 5.8. Excavator

B. Pembibitan
Pembibitan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan produksi tanaman nanas. Bibit yang berkualitas diperoleh dari
tanaman yang sehat serta bebas dari serangan hama dan penyakit. Ada dua cara
dalam memperoleh bibit, yaitu secar generatif dan vegetatif. Pembibitan generatif
dilakukan dengan menggunakan biji. Namun, cara generatif jarang dilakukan.
Sedangkan secara vegetatif yaitu tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota
buah dan stek batang.
1. Penyiapan bibit
Bibit yang digunakan di lahan PT Graet Giant Pinneaple adalah secara
vegetatif. Sumber bibit diperoleh dari sucker yaitu bibit yang berasal dari tunas
tanaman, crown yaitu bibit yang berasal dari mahkota buah, dan yang terakhir
adalah nursery atau makro yaitu bibit yang berasal dari bonggol tanaman nanas
yang dicacah dan disemaikan.
a. Bibit sucker
Bibit sucker merupakan bibit yang berasal dari anakan atau tunas yang
keluar dari ketiak daun tanaman nanas. Cara memperolehnya yaitu, setelah
buah nanas dipanen tanaman nanas dipangkas dan akan muncul tunas tunas
dari ketiak daun pada batang tanaman nanas. Tanaman yang bertunas tersebut
dipelihara selama 6 bulan sebelum dipanen untuk bibit. Selama 6 bulan
tersebut, tanaman dipelihara dengan cara dipupuk menggunakan pupuk urea.
Selain itu, juga dilakukan pengendalian hama dengan menggunakan
insektisida. Sucker yang sudah berumur 6 bulan tersebut siap dipanen.
Pemanenan dilakukan secara bertahap. Saat berumur 2 bulan, dalam satu
hektar populasi tanaman nanas dapat menghasilkan sekitar 4.000 bibit,
sedangkan pada umur 3-4 bulan menghasilkan sekitar 7.000 bibit, dan umur
4-5 bulan menghasilkan sekitar 10.000 bibit. Pemetikan sucker dilakukan
secara manual menggunakan alat dan langsung dklasifikasikan menurut
kelasnya. Setelah selesai petik dan dikelaskan, bibit tersebut diangkut menuju
pool dipping untuk dilakukan perlindungan tanaman dengan mencelupkan
sucker ke dalam larutan pestisida.

Ukuran sucker dibedakan berdasarkan diameter dan panjang sucker.


Secara umum, sucker dibagi menjadi kelas 3, 4, 5, dan 6. Masing-masing
kelas tersebut akan ditanam pada lahan yang berbeda sehingga dapat
diketahui produktvitas setiap kelas bibit tersebut.
Tabel 5.1. Klasifikasi bibit sucker
Kategori Bibit

Kela

Panjang

s
1

daun
>40 cm
35-40 cm

2
3

30-35 cm
30-35 cm

4
5
6

25-30 cm
22-25 cm
17-22 cm

Over
Besar
Sedang
Kecil
Super kecil

Diameter
5-6 cm
4,3-5 cm
3,5-4,2 cm
2,5-3,4 cm
< 2,5 cm

b. Bibit crown
Crown merupakan bibit yang diambil dari mahkota buah sisa panen
tanaman nanas. Pengambilan crown dilakukan saat panen, yaitu pekerja
memisahkan antara buah nanas dan mahkotanya.

Panen crown dapat

dilakukan saat panen pertama (plant crop) dan panen kedua (ratoon crop).
Pekerja Planting Department setelah Harvester Department melakukan panen
di lahan mengambil bibit crown di pinggiran lahan. Kemudian crown tersebut
dibawa ke pool dipping untuk sterilisasi terhadap bibit seperti pada bibit
sucker. Seleksi crown didasarkan pada ukuran panjangnya dan dilakukan saat
pemanenan crown tersebut.

Tabel 5.2. Klasifikasi bibit crown


Kategori
Bibit
Besar
Sedang

Kelas

Panjang (cm)

34-38

2
3

25-33
18-24

15-17

Kecil
Super kecil

5
6

12-14
10-12

c. Bibit nursery
Bibit nursery merupakan bibit yang dihasilkan dari pemotongan
batang tanaman nanas yang telah dipanen. Untuk memperoleh bibit nursery,
batang tanaman nanas yang selesai dipanen kemudian dipotong bagian
bonggolnya dan dipangkas daun-daunnya. Setelah itu, batang dipotongpotong menjadi beberapa bagian yang tiap bagiannya mempunyai mata tunas.
Ada dua macam tipe pemotongan, yaitu makro dan mikro. Pemotongan
makro dimana satu batang dibagi menjadi potongan ke arah melintang
sepanjang minimal 4-5 cm. Sedangkan pemotongan mikro adalah
pemotongan satu batang melintang kemudian membujur.

Gambar 5.9. Tipe Pemotongan Bibit Jenis Nursery

Setelah dilakukan pemotongan, batang ditanam dan disemaikan pada


lokasi pembibitan yang telah dilakukan pengolahan tanah. Lokasi pembibitan
ditentukan berdasarkan lokasi tanam, yaitu dipilih tempat yang dekat dengan
lahan yang akan ditanami. Sebelum pembibitan, dilakukan pemupukan dasar
dan penanggulangan hama atau penyakit dengan pestisida. Pupuk yang
digunakan adalah urea, TSP, KCl, dan glisrit. Sedangkan pestisida yang
digunakan adalah insektisida, fungisida Furadan, dan herbisida (Bromachyl,
Marshall, Ametryn, dan Diuron. Cacahan batang tersebut ditanam dengan
jarak tanam 10 x 14 cm. Pemeliharaan yang dilakukan setelah penanaman
bibit adalah

Pengendalian gulma (post planting) dengan menggunakan herbisida

Diuron dan Amethryn dengan menggunakan boom sprayer


Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam yaitu tunas
mulai tumbuh dengan pupuk urea 30 kg/ha. Pemberiannya dilakukan
dengan foliar menggunakan boom sprayer. Pemupukan kedua dilakukan
setelah tanaman tumbuh 15 cm menggunakan pupuk urea setiap 15 hari
sekali dengan dosis 50 kg/ha sampai bibit tersebut berumur 3 bulan.
Bibit dipelihara selama 3 bulan dan siap panen. Panen dilakukan

berdasarkan kelas bibit.


Selain bibit tersebut, di kebun juga diadakan bibit replanting yaitu
bibit yang masih kecil ditanam kembali untuk memperoleh kelas bibit yang
diinginkan. Bibit ditanam pada bedengan dengan panjang 10-12 m dan lebar
1,2 m. Jarak tanam yang digunakan adalah 5x2 cm sehingga diperoleh 1000
batang bibit untuk setiap bedengan.
Tabel 5.3. Klasifikasi bibit makro
Kelas
Besar
Sedang
Kecil
Super kecil

Panjang (cm)
>40 cm
35-39
30-34
25-29

2. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 2530 cm atau berumur 3-5 bulan. Adapun syarat-syarat kelayakan bibit yang siap
tanam adalah :
- Antara bibit crown dan sucker jangan dicampur (kesalahan : 5 %).
- Bibit tidak boleh busuk (kesalahan : 3 %).
- Bibit tidak boleh berpenyakit.
- Bibit tidak boleh mengalami kerusakan mekanis (titik tumbuh hilang)
- Khusus untuk jenis sucker, bibit tidak boleh jenggotan.
Kualitas bibit sangat mempengaruhi kualitas nanas ketika dipanen,
sebenarnya bibit yang paling baik adalah bibit makro, tetapi karena untuk
menghasilkannnya waktu dan proses maka hanya sedikit bibit jenis ini
digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menggunakan bibit ini sampai

panen juga lebih lama bila dibandingkan jenis lain, karena itulah jenis ini hanya
dipakai apabila jumlah bibit crown dan sucker tidak mencukupi untuk ditanam di
luas lahan yang diinginkan atau ketika ada penelitian dari Research and
Development Departement.
C. Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Dengan
menggunakan bibit nanas yang sehat dan baik, maka bibit di tanam dengan
menggunakan cangkul kecil. Kemudian tanah ditekan atau dipadatkan di sekitar
pangkal batang bibit nanas, agar bibit tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat
kontak langsung dengan tanah. Penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam dan
bagian pangkal batang harus tertimbun tanah agar bibit tidak mudah busuk.
Metode penanaman yang digunakan pada PT. Great Giant Pineapple
terdapat 2 jenis, antara lain :
a)

Single row
Tanaman ditanami satu baris sejajar pada parit gulud (lihat Gambar

5.10). Penanaman dilakukan di parit gulud agar ketika terjadi erosi tanah,
tanaman menjadi lebih kuat penanamannya karena ditimpa tanah yang
makin banyak. Sementara kalau ditanam di atas gulud ketika terjadi erosi
tanah maka penanaman bisa terjadi tidak sempurna atau kendor.

Gambar 5.10. Metode Penanaman Single Row


b)

Double row
Metode ini sudah mulai jarang digunakan di PT. Great Giant

Pineapple. Bibit ditanam diatas gulud yang pola penanamannya dengan 2


baris sejajar (lihat Gambar 5.11).

Gambar 5.11. Metode Penanaman Double Row


Pada penanaman untuk satu plot lahan atau satu wilayah penanaman harus
digunakan bibit dari jenis dan kelas yang sama. Pada penanaman jarak antara satu
tanaman dengan tanaman yang lain pada satu gulud adalah 27,5 cm, sedangkan
jarak antara poros gulud 55 cm. Untuk lahan di perimeter memiliki lebar lahan 18
m sedangkan di plot 36 m. Untuk lahan di perimeter memiliki 33 gulud sedangkan
pada plot memiliki 66 gulud. Satu hektar lahan ditanami 66.666 bibit dengan
kedalaman :
Tabel 5.3. Kedalaman Penanaman Menurut Kelas Bibit
Kelas Bibit
Besar
Sedang
Kecil

Kedalaman Tanah (cm)


> 14
12
10

Sumber : Planting Department PT. Great Giant Pineapple

D. Perawatan dan Pemeliharaan


Pada umur 1-3 bulan, kegiatan perawatan dan pemupukan masih menjadi
tanggung jawab Field Maintenance Department. Setelah umur tanaman 3-4 bulan
maka kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman menjadi tanggung jawab
Spraying and Forcing department.
Pemeliharaa tanaman nanas meliputi:
a. Pemupukan
Pemupukan sangat penting dilakukan untuk menunjang kebutuhan
tanaman akan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Ada dua macam cara pemupukan yang digunakan,
yaitu:
1) Pemupukan palir
Pemupukan ini disebut juga pemupukan awal (pemupukan dasar)
yang dilakukan sebelum dan sesaat setelah tanam. Pupuk yang
digunakan adalah TSP, K2SO4, ZA, dan kisrit. Pemupukan ini

dilakukan dengan cara membuat lubang pupuk di sekitar tanaman


nanas, kemudian pupuk diletakka pada lubang tersebut, setelah itu
lubang ditutup kembali dengan tanah untuk menghindari
penguapan dan pencucian unsur hara yang terdapat pada pupuk.
Pemupukan tajuk setelah tanam dilakukan 2 bulan setelah tanam.
Jika bibit yang digunakan kecil, maka pemupukan tajuk digunakan
setiap dua bulan sekali.
2) Pemupukan foliar
Pemupukan ini adalah pemupukan melalui daun yang dilakukan
dengan menyemprotkan cairan pupuk pada daun nanas. Kegiatan
pemupukan ini dilakukan dengan menggunakan unit mesin
Cameco boom sprayer. Mesin ini memiliki kapasitas kerja 9-11
ha/jam. Aplikasi pemupukan ini dilakukan sekitar 8 bulan setelah
tanam sampai menjelang forcing (perangsang pembungaan).
Pupuk yang digunakan untuk aplikasi foliar adalah
1) Urea
5) ZnSO4
2) ZA
6) MgSO4
3) KCl
7) FeSO4
4) K2SO4
Pupuk tersebut dilarutkan dalam tangki suplier yang kemudian
akan dimasukkan dalam boom sprayer. Interval pemupukan foliar
yang diberikan ialah 10-21 hari. Aplikasi ini biasanya dilakukan
bersamaan dengan penyemprotan pestisida.
b. Pengairan (irigasi)
Pengairan atau irigasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman nanas. Hal ini terutama dilakukan
saat musim kemarau, dimana kandungan lengas dalam tanah sangat
terbatas sehingga diperlukan penambahan air dari luar. Ada dua macam
irigasi yang digunakan di PT GGP yaitu irigasi sprinkler dan gun
sprinkler. Irigasi dilakukan jika kelembaban tanah kurang dari 20%.
Kelembaban tanah diukur menggunakan alat moisture probe meter.
c. Drainase
Kelebihan air menjadi permasalah utama pada perkebunan nanas,
terutama saat musim penghujan. Hal ini dapat menyebabkan

pembusukan akar tanaman nanas karena nanas merupakan salah satu


tanaman yang peka terhadap genangan air. Saluran drainase dibuat
disekitar kebun untuk mengurangi terjadinya genangan pada lahan.
Selain itu, juga dilakukan pembuatan drainase internal saat pengolahan
tanah yaitu dengan subsoiler.
d. Pengendalian gulma
Gulma merupakan tanaman yang tidak dikehendaki di sekitar
tanaman pokok dan dapat merugikan tanaman tersebut. Oleh karena
itu, perlu adanya usaha pengendalian gulma.
1) Pengendalian secara mekanis
Pengendalian gulma secara mekanis

dilakukan

dengan

menyemprotkan herbisida ke lokasi tanam dengan menggunakan


cameco boom sprayer. Aplikasi penyemprotan yang dilakukan
adalah
- Pre emergent pre planting (sebelum penanaman) yang
-

dilakukan bersama dengan aplikasi insektisida dan fungisida.


Pre emergent post planting (setelah penanaman) pada umur
satu minggu setelah tanam dan secara intensif 2 bulan sekali

dengan dosis yang semakin rendah.


2) Pengendalian secara semi mekanis
Pengendalian secara semi mekanis dilakukan menggunakan alat
knapsack sprayer. Herbisida langsung disemprotkan pada tempat
tumbuhnya gulma.
3) Pengendalian manual
Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan mencabut
gulma secara langsung.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu faktor yang
menganggu pertumbuhan tanaman nanas dan dapat menyebabkan
penurunan produksi tanaman.
Hama yang menyerang tanaman nanas antara lain
1) Tikus
Bagian yang diserang adalah bibit sucker yang baru ditanam
(memakan pucuknya), buah, dan crown.
2) Monyet
Bagian yang diserang adalah pucuk tanaman
3) Meully bugs

Hama ini menghisap cairan tanaman dan daun menjadi kemerahan.


Selain itu, hama ini juga merupakan pembawa Clostero virus yang
dapat menyebarkan penyakit. Penyebaran hama ini sangat mudah
karena sekresi (cairan) yang keluar manis sehingga semut
menyukai dan dapat menyebarkan ke tanaman lain yang belum
terserang.
Sedangkan penyakit yang menyerang adalah
1) Busuk hati yang disebabkan oleh jamur Phytophtora parasitiaca
2) Busuk pangkal yang disebabkan oleh Chalara paradoxa
3) Pink desease
f. Forcing
Forcing merupakan kegiatan untuk merangsang pembungaan
tanaman nanas yang bertujuan agar pembungaan tanaman serempak
dan bersamaan sehingga memudahkan dalam proses pemanenan. Pada
dasarnya, secara alamiah tanaman nanas akan menghasilkan zat etilen
apabila sudah saatnya untuk berbunga. Zat etilen tersebut akan
merangsang tumbuhnya bunga. Namun, waktu pengeluaran zat etilen
pada tiap tanaman berbeda. Forcing dimaksudkan untuk menambah
jumlah zat etilen sehingga mempercepat proses munculnya bunga.
Kegiatan forcing ini dilakukan pada malam hari dan hanya bisa
dilakukan pada suhu < 240 C. Campuran larutan yang digunakan adalah
air, serbuk kaulin (sebagai perekat), dan etilen.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembungaan,
yaitu
- Suhu yang tidak mendukung, misal suhu di atas 24oC
- Kondisi tanaman
- Tanaman mandul
Kegiatan forcing akan diulang kembali apabila hasil pembungaan
kurang dari 98%.
g. Ripening
Ripening adalah kegiatan pemasakan buah sebelum panen dan
dilakukan 5 hari sebelum panen. Proses ini berujusn agar buah nanas
masak serempak saat panen, sehingga memudahkan proses panen dan

kualitasnya sama. Bahan yang digunakan untuk ripening adalah


etephon, kaolin, dan air yang diaplikasikan dengan menggunakan unit
Double wing boom sprayer.

Gambar 5.12. Aplikasi Double wing boom sprayer

E. Pemanenan
Panen adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan hasil produksi dari
tanaman nanas. Panen dilakukan dengan cara memtik buah nanas secara manual
kemudian diletakkan ke dalam alat Cameco Harvester yang berakhir pada
pengumpulan nanas di truk pengangkut menuju ke pabrik.
Kegiatan pemanenan biasanya dilakukan 5 bulan setelah proses
pembungaan. Pemanenan buah nanas dilakukan saat buah masih hijau dan
dipetik secara manual. Panen yang dilakukan berupa:
1. Panen Pinggiran
Panen ini dilakukan 2 hari sebelum aplikasi panen menggunakan mesin
Harvester Cameco. Tujuan dari panen ini agar ketika panen menggunakan
mesin, nanas pada bagian pinggir tidak ditabrak atau tertimpa ban Harvester
Cameco. Hasil panen diletakkan dipinggir lahan dan akan ada mobil
pengangkut yang membawanya ke pabrik.
2. Panen Selektif
Adalah kegiatan panen yang dilakukan dengan menggunakan mesin
Harvester

Cameco

kematangannya.
3.

Panen Rampet

dan

hanya

diambil

buah

yang

telah

cukup

Panen ini dilakukan 3-5 hari setelah panen selektif dengan menggunakan
mesin Harvester Cameco, semua buah diambil dari lahan sekaligus tanpa
terkecuali.
4. Panen Collecting
Setelah panen rampet, pengamat panen melihat lagi ke lahan apakah
masih ada buah yang tertinggal. Kalau ternyata buah yang tertinggal masih
ada diatas 250 kg/ha maka diputuskan ada kegiatan panen collecting
sementara

kalau < 250 kg/ha tidak dilakukan panen collecting, karena

secara ekonomi dianggap biaya untuk melakukan panen lebih besar


dibandingkan pendapatan yang diperoleh. Panen collecting dilaksanakan
secara manual jadi pekerja mengambil buah nanas yang tertinggal dan
memasukkannya ke dalam truk.
Panen tanaman plant crop (PC) merupakan kegiatan panen yang
dilaksanakan pada lahan dengan bibit yang ditanam dan panen pertama,
sedangkan raton crop (RC) merupakan tanaman nanas bekas panen dipangkas dan
8 bulan kemudian baru dipanen kembali. Untuk tanaman PC rencana target panen
60-70 ton/ha sedangkan untuk tanaman RC target panen 30-40 ton/ha.
Kegiatan pemanenan selektif dan rampet menggunakan mesin Harvester
Cameco. Mesin ini memiliki panjang sayap 18 meter dan memiliki 2 sayap jadi
panjang total sayap 36 meter, dimana untuk masing-masing sayap jumlah pekerja
18 orang dengan mandor 2 orang, supir 1 orang dan kernet 1 orang jadi total
pekerja 40 orang. Prinsip kerjanya adalah kedua sayap direntangkan dan mesin
Harvester Cameco melaju dengan sangat pelan, sekitar 0,13 km/jam dan masingmasing pekerja mengambil nanas dari lahan dan meletakkan buah nanas juga
crown di atas belt conveyor yang ada di sayap., jadi pada conveyor ada tempat
untuk buah nanas dan crown. Kemudian dari conveyor buah dimasukkan ke truk
pengangkut, sedangkan crown dijatuhkan di pinggir lahan jadi dapat dengan
mudah diambil oleh Planting Department. Dari truk pengangkut buah nanas
dikirim ke pool terdekat dan dari pool pemanenan itu dibawa dengan truk khusus
pengangkut ke factory.

Kegiatan pemanenan di PT. Great Giant Pineapple bisa dilaksanakan


dalam 1 shift, 2 shift dan 3 shift. Untuk keadaan normal kegiatan dilakukan dalam
2 shift, ketika buah sedikit yang dipanen hanya 1 shift sementara pada waktu
panen raya dilaksanakan 3 shift. Shift 1 bekerja dari jam 7.30-15.00 WIB, shift 2
dari jam 15.00-22.00 WIB dan shift 3 dari jam 22.00-pagi (biasanya paling lama
sekitar jam 05.30 WIB).

Gambar 5.13. Aplikasi Comeco Harvester

Anda mungkin juga menyukai