Petunjuk 117
Petunjuk 117
NO. 007/T/Bt/l995
PEMBINAAN TEKNIK
PRAKATA
Jakarta,
Februari 1995
DAFTAR ISI
Halaman
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
3
3
3
5
6
6
6
7
7
7
LAMPIRAN
ii
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakanq
Program prasarana pendukung IDT bertujuan untuk meningkatkan
penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan akses pemasaran,
menciptakan
lapangan
kerja
didesa,
meningkatkan
kemampuan
kelembagaan desa dan masyarakat serta meningkatkan ketrampilan
masyarakat desa dalam perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan
prasarana.
Komponen prasarana yang dimaksud meliputi jalan, jembatan, tambatan perahu
dan penyediaan air bersih/sanitasi, yang kegiatan pelaksanaannya akan
dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat desa melalui
wadah LKMD dan Organisasi Pramuka/Pemuda.
Sesuai dengan mekanisme perencanaan proyek bantuan program prasarana
pendukung IDT yang ada, maka penentuan sasaran dan pembuatan perencanaan
teknis serta perkiraan biaya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Program Tk.II
dibantu Dinas/Instansi teknis dengan/tanpa bantuan Konsultan. Untuk lebih
memudahkan dan menyeragamkan pembuatan perencanaan teknis dimaksud,
Direktorat Jenderal Bina Marga telah berusaha menyiapkan buku Petunjuk
Sederhana untuk Perencanaan Jalan Desa.
1.2.
1.3.
BAB. II
URAIAN PEKERJAAN
2.1.
Survai Pendahuluan.
Survai untuk Peningkatan Jalan meliputi inventarisasi dan survai laluIintas.
Survai untuk Jalan Baru, meliputi survai topografi, kondisi tanah, dan
keadaan banjir.
Perencanaan Teknis.
Penyusunan laporan.
Survai Pendahuluan
Survai pendahuluan dilakukan guna mendapatkan gambaran yang jelas
akan lingkup pekerjaan. Dalam survai pendahuluan agar dikumpulkan
sebanyak mungkin data yang diperlukan untuk langkah perencanaan lebih
lanjut, antara lain :
1. Data mengenai alinemen jalan dan situasinya serta informasi Iainnya
secara umum
2. Memperkirakan alinemen jalan baru berdasarkan kondisi tanah dan tata
guna lahan
3. Kebutuhan pembebasan tanah bila dibutuhkan
4. Data mengenai sumber material maupun peralatan yang diperlukan
5. Pengambilan foto-foto.B dokumentasi mengenai kondisi lapangan yang
diperlukan
6. Memperkirakan rencana jadwal pelaksanaan di lapangan
Hasil dari survai pendahuluan berupa laporan hasil peninjauan /
pengamatan lapangan, sketsa situasi jalan yang akan direncanakan, usulan
yang akan dikerjakan, dan dokumentasi.
2.2.
Pengukuran
melintang
situasi,
penampang
memanjang
dan
penampang
BAB. III
PERENCANAAN
3.1.
Standar Perencanaan
Kriteria parameter desain geometri dan perkerasan agar diambil dari
pedomanpedoman yang telah disusun oleh Ditjen Bina Marga Dep.
Pekerjaan Umum sebagai berikut
- "Pedoman Sederhana Pembangunan Prasarana Jalan dan Jembatan
untuk Pedesaan", jilid IIA dan IIC Pusat Litbang Jalan Dep. PU, 1993.
(Parameter-parameter yang diperlukan antara lain tercantum dalam
lampiran I).
- "Petunjuk Sederhana Pembuatan Jalan Tanah/Sirtu." Ditjen Bina
Marga, 1995.
- Tebal perkerasan untuk konstruksi jalan ditetapkan
x
Tanah/Sirtu = 10 cm
x
Telford = 15-20 cm
3.2.
3.3.
LAMPIRAN 1
KRITERIA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DESA
JENIS PERKERASAN
DATAR
BUKIT
DISARANKAN
40
20
MINIMUM
20
20
10
3.5
3.5
15
1.5
6.5
6.5
MINIMUM (M)
30
15
e maksimum = 10 %
10
10
KELANDAIAN (%)
LEBAR PERKERASAN (M)
LEBAR BAHU JALAN (M)
DISARANKAN
MINIMUM
DISARANKAN
MINIMUM
65M
KEMIRINGAN MELINTANG
PERKERASAN
NORMAL
BAHU JALAN
4-6 %
4-6 %
LAMPIRAN II
MATA PEMBAYARAN
VOLUME
SATUAN
I.
PERSIAPAN
1.1
pembersihan
M2
II
DRAINASE
2.1
M3
2.2
M1
III
PEKERJAAN TANAH
3.1
M3
3.2
M3
biasa
3.3
M3
Tanah biasa
IV
LAPIS PONDASI
4,1
Lapis Sirtu
M3
4,2
Lapis TELFORD
M3
V.
LAPIS PERMUKAAN
5.1
M2
5.2
M2
V I.
LAIN LAIN
6.1
Pasangan Batu
M3
6.2
Bronjong
M1
TOTAL (Rp)
1).
Pemrakarsa
2).
3).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jumiran, BE.
8.