IMPETIGO BULOSA
Oleh:
IVONNE CHANDRA
07120007
Pembimbing :
dr. Bobby Indra Utama, Sp.OG
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
DEFINISI
Impetigo adalah infeksi pyococcus di kulit superficial, dengan kata lain hanya
terbatas di epidermis saja.
1.2.
ETIOLOGI
Etiologinya paling banyak disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus dan
Streptococcus -haemolyticus grup A.
1.3.
KLASIFIKASI
Dikenal ada 3 macam impetigo, yaitu impetigo krustosa, impetigo bulosa, dan
impetigo neonatorum. Pada dasarnya impetigo dibagi menjadi dua, yaitu bulosa yang
disebabkan oleh S. aureus dan non bulosa (krustosa) yang disebabkan oleh
Streptococcus -hemolyticus grup A dan atau Staphylococcus aureus. Sedangkan
impetigo neonatorum merupakan variasi dari impetigo bulosa pada neonatorum.
1.4.
IMPETIGO BULOSA
1.4.1. Sinonim
Impetigo vesikobulosa, cacar monyet
1.4.2. Etiologi
Biasanya Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus (S. aureus)
adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob
fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasangan maupun berkelompok. S. aureus merupakan mikroflora normal
manusia. Habitat alami S aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung,
mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus
tidak bersifat patogen (mikroflora normal manusia).
besar
penyakit
yang
disebabkan
oleh
bakteri
ini
memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus
juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi H2O2 menjadi
H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi
dan menggumpal.
Hampir semua isolat S. aureus resisten terhadap penisilin G. Hal ini
disebabkan oleh keberadaan enzim -laktamase yang dapat merusak struktur
-laktam pada penisilin. Untuk mengatasi hal ini, dapat digunakan penisilin
yang bersifat resisten -laktamase, contohnya nafcillin atau oksasilin.
1.4.3. Epidemiologi
Impetigo Bulosa dapat menyerang semua umur namun lebih banyak
pada anak-anak. Umumnya sangat mudah menular. Frekuensinya sama pada
pria dan wanita. Lebih banyak terdapat pada daerah tropis dengan udara panas.
1.4.4. Faktor Resiko
o Malnutrisi
1.4.5. Patofisiologi
Infeksi terjadi melalui :
Infeksi sekunder pada kelainan kulit yang sudah ada (Pre Existing
Dermatoses atau ada penyebab lain sebelum terjadi Impetiginization)
Faktor host seperti immunosuppresi, terapi glukokortikoid, dan atopic
Herpes simpleks
Herpes zoster
Impetigo krustosa
1.4.10. Komplikasi
kebersihan
diri
sangatlah
penting
untuk
mencegah
BAB II
LAPORAN KASUS
6
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/ Kelamin/Umur
b. Pekerjaan/ Pendidikan
c. Alamat
: B /Laki-laki /3 tahun
:-/: Air Dingin
semipermanen
dengan
disangkal.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit diabetes, hipertensi, hati, ginjal,
dan penyakit kronis lainnya.
Tidak ada riwayat mata merah berair disertai gatal pada pagi hari
Tidak ada riwayat bersin-bersin dan hidung gatal pada pagi hari
5. Keluhan Utama:
Keropeng kecoklatan yang terasa gatal di kedua telapak kaki sejak sekitar 1
minggu yang lalu.
6. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keropeng kecoklatan yang terasa gatal di kedua telapak kaki sejak sekitar 1 minggu
yang lalu. Awalnya muncul gelembung-gelembung berisi cairan di kedua telapak kaki.
Mula-mula sedikit kemudian makin lama makin banyak dan ada gelembung berisi
nanah. Kulit di sekitar gelembung berwarna kemerahan. Gelembung-gelembung
makin banyak dan pecah membentuk keropeng-keropeng berwarna kecoklatan yang
tipis, dan kering. Jika keropeng lepas, tampak tukak dangkal di bawahnya.
Riwayat luka, gigitan serangga, dan peradangan di kedua telapak kaki disangkal.
Lantai dapur rumah adalah tanah. Pasien dan keluarga tidak memakai sandal saat ke
dapur.
Pasien belum pernah berobat untuk keluhan ini sebelumnya. pasien juga tidak ada
mengobati sendiri keluhannya.
7. Pemeriksaan Fisik:
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
Frek. Nadi
Frek. Nafas
Tekanan Darah
Suhu
: Baik
: Komposmentis Kooperatif
: 92x/menit
: 29x/menit
: 100/70mmHg
: 37,10C
8
BB/ TB
Status gizi
Mata
: 12 kg / 91 cm
: BB Persentile 3 / TB Persentile - 10
: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, Rf
cahaya +/+
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Status Dermatologikus
Lokasi
Distribusi
Bentuk
Susunan
Batas
Ukuran
Efloresensi
tebal dan keras, krusta bening, dan erosi di atas permukaan yang eritem.
8. Laboratorium:
Anjuran : Pewarnaan Gram dan Kultur serta Sensitivity test
9. Diagnosa Kerja:
Impetigo Bulosa region pedis dextra et sinistra
10. Diagnosis Banding:
11. Manajemen
a) Preventif
9
Pakai alas kaki saat keluar rumah dan saat akan bersentuhan dengan tanah.
Menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari pakai sabun.
Usahakan kaki tetap kering dan bersih.
Cuci kaki setiap setelah berkontak dengan tanah.
Hindari gigitan serangga.
Jika kaki terluka, rawat luka secara bersih dan terbuka.
Jangan garuk kelainan kulit yang gatal tersebut karena dapat menyebabkan
b) Promotif
Berikan edukasi kepada ibu pasien mengenai apa itu ektima dan gejala-gejalanya.
Berikan edukasi kepada pasien mengenai kondisi-kondisi yang mendukung
terbentuknya ektima
Berikan edukasi kepada pasien mengenai faktor risiko ektima dan bagaimana
pencegahanannya.
Meningkatkan daya tahan tubuh dan berat badan anak dengan makan makanan
bergizi secara teratur dan istirahat yang cukup.
c) Kuratif
Eritromisin
CTM
Oxytetracyclin zalf
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Air Dingin
d) Rehabilitatif
Dokter- Kontrol
: Ivonne
Chandra 3 hari lagi.
ke Puskesmas
Tanggal
: 12 Desember 2012
R/ Eritromisin tab 500mg No III
S 3 dd tab 1/4
R/ CTM tab 4mg No III
S 3 dd tab 1/3
R/ Oxytetracyclin zalf No I
Sue (3xsehari)
Pro
:B
Alamat: Air Dingin
Umur : 3 tahun
Resep
10
BAB III
DISKUSI
Seorang pasien anak laki-laki, umur 3 tahun, dibawa berobat ke Puskesmas Air
Dingin pada tanggal 12 Desember 2012, dengan keluhan utama keropeng kecoklatan yang
terasa gatal di kedua telapak kaki sejak sekitar 1 minggu yang lalu.
Dari anamnesis didapatkan bahwa awalnya muncul gelembung-gelembung
berisi cairan di kedua telapak kaki. Gelembung berisi cairan biasanya dipikirkan sebagai
varisela atau variola tetapi setelah 1 minggu tidak ada penyebaran selain di kedua telapak
kaki dan pasien tidak demam. Gelembung makin lama makin banyak dan ada gelembung
berisi nanah. Kulit di sekitar gelembung berwarna kemerahan. Dari sini dapat dipikirkan
kemungkinan impetigo bulosa dan ektima. Gelembung-gelembung kemudian segera pecah
membentuk keropeng-keropeng berwarna kecoklatan yang tipis dan kering. Jika keropeng
11
lepas tampak tukak dangkal di bawahnya. Jadi dari anamnesis kemungkinan untuk ektima
dapat disingkirkan karena pada ektima di bawah keropeng terdapat ulkus yang dalam
sedangkan pada impetigo bulosa, di bawah keropeng terdapat erosi.
Selanjutnya perlu digali faktor resiko yang dimiliki pasien. Riwayat luka,
gigitan serangga, dan peradangan di kedua telapak kaki disangkal. Riwayat diabetes tipe I
disangkal. Riwayat tidak memakai alas kaki saat keluar rumah disangkal tetapi lantai dapur
rumah adalah tanah sementara pasien dan keluarga tidak memakai sandal saat ke dapur.
Pasien juga sulit makan dan berat badannya kurang menurut usia dan tinggi badan.
Belum ada komplikasi yang ditemukan pada pasien ini. Tetapi pasien sering
menggaruk gelembung dan keropeng. Pasien belum pernah berobat untuk keluhan ini
sebelumnya. pasien juga tidak ada mengobati sendiri keluhannya dengan obat-obatan
tradisional.
Dari pemeriksaan fisik, status generalisata didapatkan dalam batas normal.
Status Dermatologikus didapatkan papul, vesikel, pustul, bula hipopion, krusta kecoklatan
yang tebal dan keras, krusta bening, dan erosi di atas permukaan yang eritem di kedua telapak
kaki (bilateral terlokalisir); dengan bentuk dan susunan yang tidak khas; batasnya tegas;
berukura miliar lentikular. Luka tampak kotor dengan butiran butiran pasir dan tanah.
Pemeriksaan laboratorium yang seharusnya dilakukan adalah pemeriksaan
Pewarnaan Gram serta Kultur dan Sensitivity Test. Tetapi karena sarana dan prasarana
terbatas, pemeriksaan tidak dilakukan. Diharapkan didapatkan kuman cocus Gram positif
berkelompok.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis kerja
Impetigo Bulosa regio Pedis Dextra et Sinistra. Diagnosa banding untuk pasien ini tidak ada.
Manajemen untuk pasien ini terdiri dari preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif. Untuk preventif, pasien dan keluarganya dianjurkan untuk memakai alas kaki
saat keluar rumah dan saat akan bersentuhan dengan tanah; menjaga kebersihan badan
dengan mandi 2x sehari pakai sabun; mengusahakan kaki tetap kering dan bersih; mencuci
kaki setiap setelah berkontak dengan tanah; menghindari gigitan serangga; saat kaki terluka,
rawat luka secara bersih dan terbuka dan jangan garuk kelainan kulit yang gatal tersebut
karena dapat menyebabkan iritasi dan infeksi sekunder; juga dianjurkan untuk menjaga
kebersihan rumah terutama lantai rumah. Pasien juga dianjurkan untuk digunting kukunya
karena kuku yang panjang memudahkan terjadinya lecet pada kulit akibat garukan.
12
Untuk promotif, ibu pasien terutama dianjurkan untuk dapat meningkatkan daya
berat badan anak dengan makan makanan bergizi secara teratur dan istirahat yang cukup.
Tatalaksana kuratif yang diberikan di sini adalah Eritromisin; CTM;
Oxytetracyclin zalf; Kompres keropeng sampai lunak dan biarkan mengelupas sendiri. Pasien
dianjurkan untuk kontrol kembali ke Puskesmas 3 hari lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitzpatrick TB, Johnson RA, Klaus W, Suurmond D. Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 5th ed. New York (NY) : McGraw-Hill Companies; 2005.pp.368-9.
2. Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Alsah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2008. p. 57-60.
3. Siregar R.S,ed. Pioderma, Dalam: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC;
2002. p. 61-2.
4. imanti Alifa,dkk. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2007,hal 811.
5. Loretta, Davis., 2009. Impetigo. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com tanggal 1
Desember 2012
6. Sumber lain :
http://www.unboundmedicine.com.
13
http://www.nejm.org.
http://www.ajtmh.org.
http://www.clevelandclinicmeded.com.
http://www.dermnetnz.org
14