Porfirin, Purin, Pirimidin
Porfirin, Purin, Pirimidin
DAN
PIGMEN EMPEDU
PENDAHULUAN
Porfirin adalah senyawa siklik yang
dibentuk dari gabungan 4 cincin pirol
melalui jembatan metenil
4. Sitokrom
- fungsi: pemindah elektron pada
proses redoks
5. Katalase
- heme + protein
- pemecah 2H2O2 menjadi 2H2O + O2
6. Triptofan pirolase
- mengkatalisa oksidasi triptofan
menjadi formil kinurenin
Fungsi porfirin:
1. Membentuk senyawa sebagai
pengangkutan O2
2. Membentuk senyawa sebagai
pengangkutan elektron
3. Membentuk senyawa sebagai enzim
enzim tertentu
Perbedaan antara porfirin satu dengan yang
lain adalah jenis senyawa yang
mensubstitusinya
STRUKTUR PORFIRIN
FISCHER:
- tokoh kimia porfirin
- menyingkat rumus porfirin dengan
menghilangkan jembatan metenil dan
setiap cincin pirol yang diperlihatkan
sebagai tanda kurung dengan 8 tanda
substituen
Keterangan:
A : Asetat
O
= CH2 C OH
= CH CH2
BIOSINTESA HEME
Ada 2 tahap, yaitu:
1. sintesa porfirin
2. sintesa heme
Keterangan:
- koproporfirin: bila substituennya metil
dan propionat
- protoporfirin: bila substituennya metil,
vinil dan propionat
1. Sintesa porfirin
2. Sintesa heme
KIMIA PORFIRIN
Porfirin mengandung nitrogen tersier pada 2
cincin pirolen sehingga bersifat basa
lemah dan adanya gugus karboksil pada
rantai sampingnya menyebabkan juga
bersifat asam
Titik isoelektrisnya pada pH 3,0 4,0
mudah diendapkan dalam larutan air
Yang berwarna adalah porfirin dan derivatderivatnya yang mempunyai spektrum
absorbsi pada daerah yang dapat dilihat
dan daerah UV
PORFIRIA
Yaitu kelainan penyakit yang menunjukkan
peningkatan ekskresi porfirin atau prazat
porfirin (karena gangguan metabolisme
porfirin), akibatnya terjadi gejala-gejala
tertentu yang merugikan tubuh, misalnya:
- kulit menjadi rapuh karena adanya
porfirin menumpuk di kulit
- peka terhadap cahaya
- Gejala:
a. kulit fotosensitif berlebihan dan
kerapuhan yang mencolok
b. gigi px + UV
fluoresensi merah
3. Koproporfiria herediter
- Penyakit autosomal dominan
- Penyebab: defisiensi koproporfirinogen
oksidase (mengkatalisa koproporfirinogen
III menjadi protoporfirinogen III)
- Koproporfirinogen III >> diekskresi
melalui urine dan faeces oksidasi
koproporfirin (merah)
- Penyebab: karena stress menghambat
pembentukan heme
depresi amlev
sintetase penumpukan amlev,
porfobilinogen dan intermedietintermediet heme proksimalnya terjadi
hambatan
- Gejala:
sedikit gangguan fotosensitifitas karena
terjadi kelebihan koproporfirinogen dan
uroporfirinogen
- Terapi: infus hematin
4. Porfiria Varigata
- Penyakit autosomal dominan
- Penyebab: defisiensi protoporfirinogen
oksidase dan ferokelatase
- Terjadi hambatan parsial perubahan
protoporfirinogen menjadi heme
- Urine: amlev, porfobilinogen, uroporfirin,
koproporfirin
Faeces: uroporfirin, koproporfirin,
protoporfirin
- Gejala: fotosensitivitas pada kulit
- Menunjukkan defisiensi heme yang relatif
pada keadaan stress dan terjadi derepresi
dari amlev sintetase
7. Porfiria Akuisita
- Penyebab:
zat toksik yaitu heksaklorobenzen, timbal
(timah hitam), garam logam berat, obatobatan (griseofulvin, apronalid)
- Logam berat menghambat beberapa enzim
sintesa heme, termasuk amlev dehidrase,
uroporfirinogen sintetase dan ferokelatase
KATABOLISME HEME
Normal: umur eritrosit 120 hari
1-2 x 108 eri/jam dihancurkan
6gHb/hr(BB=70kg)eri dihancurkan
Proses degradasi di retikulo endotelial
(limpa, hati, sumsum tulang) pada bagian
mikrosom dari sel retikulo endotelial
Hb = protoporfirin IX + Fe2+ + globin AA
heme
Hb
2. Konjugasi bilirubin
- bilirubin mengalami konjugasi (di hati)
dengan glukoronat
bilirubin
diglukoronida sehingga dapat larut dalam
air
- proses konjugasi di retikulum endoplasmik
halus dan dikatalisa oleh enzim uridin
difosfat glukoronat glukoronil transferase
(UDP glukoroniltransferase)
- enzim UDP glukoroniltransferase
dirangsang oleh fenobarbital
I.
Hb masuk RES
II.
konjugasi:
sekresi:
V.
uptake hati:
Ekskresi--------------di empedu
HIPERBILIRUBINEMIA
Kadar bilirubin > 1 mg%
Terjadi bila:
1. produksi bilirubin meningkat lebih besar dari
kemampuan hati untuk mengekskresi
contoh: hemolisis hebat Hb lepas banyak
(pada malaria)
2. kegagalan hati untuk mengekskresi bilirubin
(produksi tetap) karena:
a. kerusakan hati (hepatitis, keracunan)
b. obstruksi saluran ekskresi (sumbatan
saluran empedu
bilirubin tidak bisa
keluar lalu diserap oleh usus masuk ke
darah)
Ada 2 yaitu:
1. Hiperbilirubinemia retensi
Meningkatnya bilirubin tidak
terkonjugasi/bilirubin bebas
Menembus barier darah otak masuk ke
dalam SSP
encefalopati toksik (Kern
icterus) terapi: fenobarbital, cahaya
(visible light)
Hanya terjadi pada hiperbilirubinemia
retensi
Penyakit: ikterus akoluria (acholuric
jaundice)
c. Sindroma Gilbert
- autosomal dominan
- karena hemolisis terkompensasi
bersamaan dengan hiperbilirubinemia
tak terkonjugasi dan disertai gangguan
pembersihan bilirubin oleh hati (diduga
karena kelainan uptake bilirubin oleh sel
hati)
- enzim UDP glukoronil transferase dalam
hati penderita menurun
d. Hiperbilirubinemia toksik
- gangguan fungsi hati karena bahan
toksik: kloroform, arsfenamin, carbon
tetraklorida, virus hepatitis, keracunan
jamur (aflatoxin)
- kelainan utama: kerusakan sel parenkim
hati disertai obstruksi saluran empedu
sehingga terdapat sedikit
hiperbilirubinemia terkonjugasi
2. Hiperbilirubinemia regurgitasi
Meningkatnya bilirubin terkonjugasi
Timbul dalam urine
Penyakit: ikterus koluria (cholurie jaundice)
a. Ikterus idiopatik kronika (Sindroma
Dubin Johnson)
- autosomal resesif
- gangguan sekresi bilirubin
terkonjugasi, estrogen terkonjugasi dan
zat warna yang dipakai untuk
pemeriksaan faal hati seperti
sulfobromftalein
Normal:
- urobilinogen urine 0-4 mg/24 jam
- bilirubin
- urobilinogen faeces 40-280 mg/24 jam
Hepatitis:
- urobilinogen urine meningkat
- bilirubin
- urobilinogen faeces berkurang
- ekskresi bilirubin berkurang
Ikterus
Ikterus
Hemolitik Obstruktif
(cholestatic)
HvdB
(darah)
direct
(conj.bili)
++
++
bilirubin
++
urobilin
++
indirect
(unconj.bili)
Urine
Ikterus
Parenkimatik
(hepatoseluler)
Faeces (stercobilin)
METABOLISME NUKLEOTIDA
PURIN DAN PIRIMIDIN
Pendahuluan
Basa purin dan pirimidin terdapat pada
nukleotida DNA atau RNA dan pada
koenzim yang penting pada metabolisme
Basa purin: adenin, guanin, hipoxantin,
xantin
Basa pirimidin: sitosin, timin, urasil
Mammalia dikatakan PROTOTROPHIC untuk
basa purin dan pirimidin karena dapat
mensintesa basa purin dan pirimidin dan
nukleotidanya, tidak tergantung dari
sumber luar dan absorbsi bahan-bahan
nukleotida
Adenosin
Xantin
Inosin, Hipoxantin
Asam urat
Absorbsi di usus
Ekskresi sebagai asam urat
di urine
Keterangan:
- PP ribose P = fosforibosilfosfat
- GAR
= glisinamida ribosilfosfat
- SAICAR
= aminoimidazol suksinil
karboxamida ribosil fosfat
- IMP
= inosin monofosfat
- AMPS
= adenilosuksinat
- AMP
= adenosin monofosfat
- XMP
= xantosin monofosfat
- GMP
= guanosin monofosfat
Azaserine:
antagonis glutamin pada reaksi 5
Diazonorleucine:
menghambat reaksi 2
6 mercaptopurine:
menghambat reaksi 13 dan 14 untuk
sintesa AMP dan GMP
Mycophenolic acid:
menghambat reaksi 14
Sulfonamida:
menghambat proses formilase
Perubahan
AMP&GMP
ATP
nukleosida difosfat kinase
KATABOLISME PURIN
Hasil akhir katabolisme purin pada manusia
adalah asam urat
99% asam urat manusia didapat dari
substrat oleh nukleosida purin fosforilase
(komponen penting pada purin salvage
pathway)
Guanin&hipoxantin
asam urat
Xantin oksidase:
- sangat aktif pada hati, usus halus, ginjal
- menghambat pembentukan asam urat
- pegang peranan penting pada keadaan
hiperurikemia dan gout
guanase xantin oksidase
3. Hipourikemia
- Karena ekskresi yang meningkat atau
produksi yang menurun dari asam urat
- Juga karena defisiensi xantin oksidase,
baik karena gangguan genetik atau
kerusakan hebat dari hati
- Terjadi ekskresi oksipurin, hipoxantin dan
xantin bila sangat berat dapat terjadi
xantinuria dan pembentukan batu xantin
- Pd defisiensi purin nukleosida fosforilase
dapat disertai dengan hipourikemia sebab
tidak dapat diproduksinya hipoxantin dan
guanin dari inosin dan guanosin, sehingga
nukleosida purin akan banyak
diekskresikan dalam urine, yaitu: inosin,
guanosin dan deoksiguanosin
BIOSINTESA PIRIMIDIN
Nukleotida pirimidin mempunyai sifat kimia
dan fisiologis yang mirip dengan
nukleotida purin
Inti pirimidin lebih sederhana daripada inti
purin, tetapi mempunyai sumber yang
sama
Sintesa purin dan pirimidin butuh PP ribose
P, glutamin, CO2 dan aspartat
Pada nukleotida timidin juga diperlukan
derivat tetrahidrofolat
Keterangan:
OMP = orotidin monofosfat = orotidilat
UMP = uridin monofosfat
= uridilat
TMP = timidin monofosfat = timidilat
Semua enzim untuk sintesa pirimidin
terdapat dalam sitosol, kecuali enzim
dihidro-orotat dehidrogenase yang
terdapat dalam mitokondria
Pembentukan TMP memerlukan derivat
folat, maka inhibitor dari enzim
dihidrofolat reduktase (yang merubah
dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat),
misal: metotrexat (ametopterin) suatu
obat anti kanker dapat menghambatnya
KATABOLISME PIRIMIDIN
Terutama terjadi di hati dengan hasil
akhirnya berupa zat-zat yang mudah larut
dalam air (katabolisme purin sukar larut)
Hasil akhirnya berupa beta alanin (dari
sitosin dan urasil) dan amino isobutirat
(dari timin)
terjadi
Terapi:
a. Allopurinol (4hidroksipirazolo pirimidin)
- analog dengan purin dan dapat
menghambat xantin oksidase
- menghambat fosforibosilasi asam
orotat
b. 6-azauridin setelah diubah jadi 6
azauridilat
- inhibitor kompetitif untuk OMP
dekarboksilase
Reyes syndrome:
- gangguan pada mitokondria hati
- terjadi orotikasiduria sekunder karena
ketidakmampuan mitokondria memakai
karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin
trankarbamoilase) sehingga terjadi
overproduksi asam orotat
Leukemia dan limfoma:
- katabolisme asam nukleat meningkat
- ekskresi pseudouridin dalam urine
meningkat (zat ini mudah larut dalam
air sehingga tidak menimbulkan
masalah)