Anda di halaman 1dari 34

PERCOBAAN 1

PENGUAT OPERASIONAL
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan
: - Mengukur tegangan offset masukan op-amp 741
- Mengukur CMRR op-amp 741
2. Hari, tanggal
: Selasa, 13 mei 2O14
3. Tempat
: Laboratorium Fisika Fkip, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Op-amp atau penguat operasional merupakan suatu jenis penguat elektronika
dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati/faktor penguatan sangat
besar dengan dua msukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada umumnya
tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah tipe 741.
Pada mulanya, op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog , rangkaian
pengaturan dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linear
matematika (tegangan dan arus], integrasi, dan penguatan. Selain itu, fungsi op-amp
adalah sebagai penguat tinggi dc yang berbeda penguatan (Kharis, 2O1O: 1-3).
Op-Amp merupakan rangkaian penguat operasional yang mampu mendeteksi
serta memperkuat sinyal, baik Dc maupun Ac dengan penguatan yang mendekati ideal.
Rangkaian ini dibangun atas elemen-elemen transistor, resistor, kapasitor dan catu daya
yang positif dan begatif. Penguat operasional ini adalah suatu jenis penguat elektronika
dengan sumbatan arus searah yang memiliki faktor penguatan sangat besar dengan dua
masukan dan satu keluaran (David, 1981:57).
Beberapa karakteristik Op-Amp yang penting adalah

sebagai berikut: offset

tegangan masukan, arus bias masukan, arus offset masukan, CMRR, dan laju
slew.perhatikan pada gambar, bila kedua masukan dibumikan, maka akan selalu ada
tegangan keluaran yang dikenal sebagai tegangan keluaran offset (V offset). Hal ini
diakibatkan karena transistor-transistor masukan memiliki harga VBE yang berbeda-beda.
Tegangan offset masukan sama dengan selisih dari VBE. Adapun arus bias masukan terjadi
jika jika op-amp memiliki Voffset sama dengan nol. arus ini mengakibatkan timbulnya
(Vo(offset]], bila pada salah satu masukan diberi hambatan. untuk menghilangkannya,
maka kledua masukan diberi hambatan yang bernilai sama. Arus ofset masukan
ditimbulkan /diakibatkan arus basis dari masing-masing transistor masukan tidak akan
sama, dan harga nya biasanya berbeda (wahyudi, 2O14: 65-66]

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Papan roti
b. Kabel penghubung
c. Voltmeter ac
d. Catu daya
e. Signal generator
2. Bahan
a. Resistor 1OO
b. Resistor 1OO k
c. Resistor 1OO M
d. Ic op-amp 741

2 buah
7 buah
1 set
1 buah
1 set
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah

D. Langkah kerja
1. Menentukan tegangan offset masukan op-amp 741.
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Merangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini

c. Mengukur tegangan output rangkaian dengan menggunakan voltmeter ac.


d. Menghitung tegangan lingkar tutup dengan persamaan:
Acl = R2/R1
e. Menghitung tegangan offset masukan dengan persamaan:
Voffset masukan = Vout/Acl
f. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
2. Menentukan CMRR ic op-amp 741
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Merangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini:

c. Mengeset frekuensi signal generator antar 60-100Hz;


d. Daya voltmeter ac digital, mengukur tegangan masukan Vin dan menyetel
paling tidak bernilai 2 volt (nilai rms). Tegangan ini disebut tegangan modus
bersama Vin(CM). Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
e. Mengukur tegangan keluarannya (Vout) dengan menggunakan voltmeter ac
digital. Tegangan ini disebut tegangan keluaran modus bersama

f. Menghitung penguat modus bersama dengan menggunakan persamaan


Acm = Vout/Vin
g. Menghitung penguat differensial dengan persamaan:
Adiff = R2/R1 = R4/R3
h. Menhitung CMRR dengan persamaan:
CMRR = Acm/Adiff
Dalam desibell:
CMRR (dB) = 2O log Acm/Adiff
E. Hasil Pengamatan
1. Menentukan Teganan offset masukan op-amp 741
Resistor
R1 = 1 k
R2 = 10 k

Kode warna
Coklat, hitam, merah
Coklat, hitam, jingga

Tegangan keluaran (V)


0,01 volt

2. Menentukan CMRR ic op-amp 741


Resistor
R1 = 100
R2 = 100 k
R3 = 100
R4 = 100 k

Kode warna
Coklat, hitam, coklat
Coklat, hitam, kuning
Coklat, hitam, coklat
Coklat, hitam, kuning

F. ANALISIS DATA
1. Tegangan Ofset Masukan Op-Ap 741
Menghitung Penguat Tegangan Lingkar Tutup (Acl)
Dik :
R1 = 1 k
R2 = 10 k
Dit : Acl = ...?
Penyelesaian :
Acl = R2/R1
= 10 K/1K
= 10 x
Jadi, penguat tegangan lingkar tutup (Acl) adalah 10x.
Menghitung Tegangan Ofset Masukan
Dik:
Vo = 0,01 v
Acl = 10 x
Dit : Voffset masukan = ...?
Penyelesaian :
Voffset masuka = Vo/Acl
= 0,01 v/10x
= 0,001 v
Jadi, tegangan ofset masukan adalah 0,001 v.
2. CMRR IC Op Amp 741
Penguat modus bersama
Dik :
Vo = 0,15 v
Vi = 0,13 v
Dit:
ACM = ...?

Vin (CM)
0, 13 volt
0, 13volt
0, 13volt
0, 13volt

Vout(CM)
0, 15 volt
0, 15 volt
0, 15 volt
0, 15 volt

Penyelesaian :
ACM
= Vo / Vi
= 0,15 v / 0,13v
= 1,15 x
Jadi, penguat modus bersama (ACM) adalah 1,15 x.
Penguat Diferensialnya
Dik :
R1 = 100
R2 = 100 k
R3 = 100
R4 = 100 K
Dit : Adiff = ...?
Penyelesaian :
Adiff
= 100 k / 100
= 1000 x
Jadi, penguat differensial (Adiff) adalah 1000 x.
Menghitung CmRR
Dik :
ACM = 1,15 x
Adiff = 1000 x
Dit : CMRR = ...?
Penyelesaian :
CMRR
= Adiff / ACM
= 1000x / 1,15 x
= 869
Dalam desi bell :
CMRR ( dB )
= 20 log (ACM / Adiff)
= 20 log (1,15 / 1000)
= - 58,78 dB
3. CMRR Berdasarkan IC Op Amp 741
Dik : CMRR (dB) = 90 dB
Dit : ACM = ...?
Penyelesaian :
CMRR (dB)
= 20 log (ACM / Adiff)
90 dB
= 20 log (ACM / 1000 )
Log ACM / 1000
= 4,5 dB
ACM / 1000
= 10 4,5
ACM
= 31622776,6 x
Jadi, ACm menurut perhitungan sebenarnya sekitar 31622776,6 x.
G. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur tegangan offsett masukan Op Amp 741
dan mengukur CMRR Op Amp. Op Amp merupakan rangkaian yang mempunyai dua
masukan satu keluaran. Op Amp tanpa umpan balik luar disebut mode lingkar buka.
Dalam praktikum ini, kami melakukan dua kali percobaan yaitu sesuai dengan tujuan
praktikum di atas. Yang pertama, menghitung tegangan offset masukan dengan persamaan
:
Voffset

= Vo / Acl

Dimana Vo merupakan tegangan keluaran yang didapatkan nilainya melalui


pengukuran menggunakan multimeter digital. Adapun nilai yang kami dapatkan adalah
0,01 v atau 10 mv. Sementara itu, nilai Acl kami dapatkan berdasarkan perhitungan
menggunakan rumus, sehingga diperoleh nilai Acl sebesar 10 x. Berdasarkan hasil
analisis data, nilai tegangan offset masukan dari Op Amp 741 yaitu 0,001 v atau 1 mv.
Jika dikaitkan dengan teori, tegangan ofsett masukan diartikan sebagai tegangan keluaran
yang selalu ada apabila kedua masukan dari satu rangkaian dibumikan. Hal ini
disebabkan karena transistor transistor masukan memiliki harga VBE yang berbeda
beda. Tegangan offset masukan sama dengan selisih dari VBE. Kembali ke hasil
pengamatan, nilai offset masukan yang didapatkan adalah 1 mv, yang artinya ada
perbedaan VBE sebesar 1 mv.
Selanjutnya, percobaan kedua yaitu menghitung nilai CMRR IC Op Amp 741.
Untuk menghitung nilai tersebut, terlebih dahulu menghitung nilai penguat diferensial
dan penguat modus bersama (ACM). Adapun nilai penguat diferensial yang kami dapatkan
sebesar 1000x sedangkan nilai ACM sedangkan nilai ACM sebesar 1,15 x. Dengan demikian,
dapat diketahui nilai CMRR sebesar 869, dalam desibell (dB) didapatkan sebesar -58,78
dB. Jika kita kaitkan kembali dengan teori, nilai CMRR Op-Amp 741 seharusnya 30.000
dengan nilai ACM 30.000x. Akan tetapi, nilai dari hasil percobaan untuk CMRR sebesar
869 dengan nilai ACM sebesar 1,15 x. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kesalahan dalam rangkaian dan pengukuran menggunakan multimeter.
Kesalahan lainnya dari praktikan (human error) yang kurang tepat dalam merngkaia alat.
Sedangkan nilai penguat diferensial (Adiff) dari hasil pengamatan sebesar 1000 x, ini
berbeda dengan teori yang seharusnya besarnya tak terhingga. Akan tetapi, praktikum ini
bisa dikatakan cukup berhasil karena telah mencapai tujuan.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, didapatkan beberapa kesimpulan
yaitu :
1. Op- Amp merupakan rangkaian yang memunyai dua masukan satu keluaran.
2. Nilai tegangan offset masukan Op Amp 741 hasil percobaan berbeda dengan
teori yaitu 0,001 v.
3. Nilai CMRR untuk Op Amp 741 adalah 869, berbeda dengan teori yang
seharusnya 30.000.
2. Saran
_

PERCOBAAN II
PENGUAT INVERTING
A. Pelaksanaan Praktikum
1.

Tujuan

: -

Mahasiswa dapat membuktikan pada amplifier yang


hanya bergantung pada hambatan umpan balik dan input

2.
3.

Hari, tanggal
Tempat

rangkaian.
- Mahasiswa dapat mengoperasikan Op-Amp Inverting.
: Sabtu, 19 April 2014.
: Laboratorium Fisika, FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Penguat inverting adalah sebuah penguat dimana isyarat keluaran yang
merupakan hasil penguatan berbeda fase 1800 dengan isyarat masukan. Pada penguat
membalik isyarat masukan diberikan kemasukan yang negative dan masukan yang tidak
membalik ditanahkan. Salah satu ko,ponen elektronika yang mempergunakan rangkaian
umpan balik adalah Op-Amp (wahyudi, 2014 : ).

Op-Amp adalah sebuah penguat DC yang berpenguatan sangat tinggi. Op-Amp


berupa rangkaian terpadu. Op-Amp mempunyai dua masukan dan satu keluaran. OpAmp tanpa unpan balik disebut mode lingkar buka(open loop/lb) (Wahyudi, 2014:63).
Untuk menganalisis rangkaian pada suatu gambar rangkaian inverting digunakan
the golden rule yaitu :
Dikedua masukan terdapat hambatan differensial yang sangat besar sehingga
I 0 .

Kedua masukan terhubung singkat maya sehingga

V a=V b=0 , sehingga

penguat lingkar tutup pada penguat membalik adalah

A v ( )=

R2
R1

(Anonim, 2013 :2).


C. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Papan Roti
2) Power Supply
3) Multimeter
4) Function Generator
5) Oscilloscope
6) Kabel Penghubung
b. Bahan
1) Op-Amp 741
2) Resietor
D. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Merangkai rangkaian seperti pada gambar dibawah ini
3. Mengaktifkan Op-Amp dengan menggunakan tegangan simetri
4. Mengatur function Generator pada frekuensi 1000 Hz dan keluaran kira-kira 100mV
5. Menghubungkan oscilloscope pada input dan output Op-Amp
6. Menyalakan sakelar setelah rangkaian tepat
7. Mengamati bentuk gelombang yang dihasilkan
8. Mengukur tegangan AC masukan dan keluaran dengan menggunakan voltmeter IC
9. Mencatat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan
Rf
10. Mengulangi langkah diatas dengan mengubah nilai
.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil pengamatan
V

0.1 V

Rf

10 k

V out

0.1 V

Ri

10 k

2. Grafik gelombang masukan dan keluaran yang tampak pada layar osiloskope
Gelombang masukan

Gelombang keluaran

F. Analisis Data
1. Berdasarkan percobaan
V out =0.1Volt
Diketahui :
V =0.1Volt

Ditanya
Jawab

A v = ?

A v=

V out
V

A v=

0.1 Volt
0.1 volt

A v =1 x
Jadi besar penguat tegangan berdasarkan percobaan adalah 1 x .
2. Berdasarkan teori
Diketahui :

Rf =10 k
R =10 k

Ditanya

A v = ?

Jawab

A v=

Rf
R

A v=

10 k
10 k

A v =1 x
Jadi besar penguat tegangan berdasarkan teori adalah 1 x

G. Pembahasan

Praktikum kali ini mengenai penguat inverting yang mana tujuannya adalah
mahasisiwa dapat membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantug pada
hambatan umpan balik dan input rangkaian serta mahasiswa diharapkan mampu
mengoperasikan Op-Amp inverting. Penguat inverting adalah suatu penguat dimana
isyarat keluarannya merupakan hasil penguat yang memiliki beda fase 180 o dengan
isyarat masukan.
Pada penguat inverting masukan akan melaui negative sedangkan masukan
yang tidak membalik ditanahkan. Pada pengamatan ini salah satu komponen elektronika
yang digunakan adalah Op-Amp. Op-Amp merupakan penguat DC yang memiliki
penguatan sangat tinggi.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa gelombang keluaran yang dihasilkan
berbentuk gelombang sinusoidal yang memiliki beda fase 180o dengan isyarat
masukannya. Hal ini membuktikan bahwa teori pada rangkaian ini benar. Berdasarkan
teori pula pada suatu rangkaian inverting terdapat penguat lingkar tutup atau penguat

umpan balik yang dapat dicari dengan persamaan

A v=

Rf
R

. selain itu berdasarkan

pengamatan atau percobaan juga terdapat nilai penguat lingkar tutup yang dapat dicari

melaui persamaan

A v=

V out
V

. berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai penguat

berdasarkan teori dan percobaan sama yaitu 1 x .


Secara keseluruhan percbaan ini dikatakan berhasil. Hal ini ditandai dengan hasil
yang diperoleh baik gelombang maupun nilai penguat lingkar tutup yang dihasilkan
berdasarkan percobaan ini sesuai dengan teori yang ada.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada praktikum ini dapat disimpulkan
bahwa penguat inverting adalah suatu penguat dimana isyarat keluaran yang dihasilkan
memiliki beda fase 180o dengan isyarat masukan. Penguat lingkar tutup yang dihasilkan
berdasarkan teori dan percobaan sama yaitu 1 x .
2. Saran
-

PERCOBAAN IV
OP-AMP SEBAGAI VOLTAGE FOLLOWER
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan
: Mengamati bentuk keluaran dari Op-Amp sebagi voltage follower.
2. Waktu
: Selasa, 3 Juni 2014
3. Tempat
: Laboratorium Fisika FKIP Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Rangkaian voltage follower berguna untuk meningkatkan arus tanpa mengubah
tegangannya. Digunakan untuk mengubah sinyal berimpedansi tinggi (mudah terbebani)
menjadi sinyal berimpedansi rendah (sukar terbebani) yang kokoh (robust). Gain
tegangannya 1.

Pada Vin terdapat Rin yang merupakan tahanan yang sangat besar dan pada Vout terdapat
Rout adalah tahanan yangsangat kecil (Rakshift,1984:240).
Rangkaian voltage follower atau yang sering dikenal sebagai rangkaian buffer
adalah suatu rangkaian yang memiliki fungsi untuk menyangga supaya dihasilkan
tegangan keluaran yang sama besarnya maupun tandanya dengan tegangan masukan.
Penguat tegangan ini digunakan sebagai penyangga (buffer), atau sebagai transformator
impedansi yang akan menyangga beban yang berimpedansi rendah sehingga beban

tersebut dapat dihubungkan dengan suatu penguatan tegangan tanpa memberati penguat
tersebut, yang dapat mempengaruhi/menurunkan kinerja penguat bagaimana impedansi
masukan pengikut tegangan ini menjadi tinggi (Millman, 1983:132).
Rangkaian Op-Amp sebagai pengikut tegangan adalah menerapkan umpan balik
langsung tanpa menggunakan resistor antara keluaran dengan masukan inverting. Karena
Vo dihubungkan ke masukan inverting secara langsung, maka V o = Vin. Penguatannya

menjadi Av =

Vo
VI

= . Arus pada kondisi tegangan masukan V in berpolaritas Vin

negatif, arah dari masing-masing arus akan berbalik. Arus yang dikeluarkan Op-Amp : I o
= I + IL ; karena Vo = Vin dan Vd = 0, maka I = 0; dengan demikian I o = IL (Wasito,
2006:348-349).
C. Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Papan Roti
b. Power Supply
c. Multimeter
d. Function Generator
e. Osiloskop
f. Kabel Penghubung
2. Bahan
a. Op-Amp 741

1 buah
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
6 buah
1 buah

D. Langkah Kerja
1. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

2. Mengatur function generatorpada 100 Hz dan 5V.


3. Menghubungkan osiloskop pada output Op-Amp dari keluaran sinyal generator.
4. Mengatur osiloskop secara perlahan-lahansampai mendapatkan bentuk gelombang
yang diinginkan.
5. Mengukur dan mencatat tegangan puncak ke puncak.
6. Mengukur dan mencatat sinyal input Vin pada output sinyal generator dengan
menggunakan osiloskop.
7. Membandingkan Phasa dari input dan output.

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan Vin dan Vout.
Vin
0.53 V

Vout
11.36 V

2. Grafik Hasil Pengamatan


Vin

Vout

F. Analisis Data
_
G. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul Op-Amp sebagai voltage follower memiliki tujuan
yaitu untuk mengamati bentuk keluaran dari Op-Amp sebagai voltage follower. Pada
praktikum ini, umpan balik tanpa menggunakan resistor antara keluaran dengan masukan
inverting Vo dihubungkan ke masukan inverting secara langsung. Rangkaian voltage
follower atau yang sering dikenal dengan rangkaian buffer (penyangga) berguna untuk
meningkatkan arus tanpa mengubah tegangannya. Menyangga supaya dihasilkan
tegangan keluaran yang sama besarnya maupun tandanyadengan tegangan masukan.
Pada praktikum kali ini, agar bisa mengamati gelombang keluaran ataupun
masukannya, dihubungkan channel 1 pada osiloskop untuk mengamati bentuk
gelombang yang ditampilkan. Jika sudah diatur time/div atau volt/div, tampaklah
gelombang masukan berbentuk gelombang sinusoidal. Kemudian diukur nilai Vin
dengan multimeter, dan tertera nilai sebesar 0.53 V. Kemudian secara bergantian, akan
diamati gelomban keluarannya, dengan menghubungkan channel 2 pada osiloskop ke

isyarat keluaran pada rangkaian. Kemudian, ditampilkan gambar gelombang keluarannya


berupa gelombang sinusoidal, namun tidak mulus sempurna. Jika diukur nilai Vout nya
terbaca pada multimeter adalah sebesar 11.36 V.
Jika diamati, hasil yang didapat baik itu dari mengamati bentuk gelombang dan
hasil pengukuran, dikaitkan dengan teori, gelombang masukan ataupun keluarannya
berberntuk sama dan sefase, karena rangkaian voltage follower ini menghasilkan
gelombang yang sama dan sefase. Ini disebabkan karena pada masukan adalah masukan
inverting, dimana Vo dihubungkan langsung ke Vin. Vo dihubungkan langsung ke Vin
secara langsung, secara otomatis nilai Vo = Vin. Dilihat juga dari fungsi rangkaian
penyangga ini, untuk meningkatkan arus tanpa mengubah tegangannya. Namun,
hasilyang didapat menunjukan penyimpangan. Nilai Vin dan Vout yang didapat dari hasil
pengukuran dengan multimeter memiliki bde yang sangat jauh. Dan jika ditinjau kembali
hasil gelombang yang ditampilkan, tidak mulus berbetuk sinusoidal atau agak keriting.
Dari praktikum Op-Amp sebagi voltage follower ini, sudah dapat dikatakan
bahwa percobaan ini berhasil. Namun masih ada kesalahan pengukuran dan gambar yang
kurang sempurna. Kesalahan-kesalahan tersbut adalah hal yang lumrah dalam suatu
kegiatan praktikum, setidaknya diperlukan 10 kali pengulangan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai teori yang diujikan. Kesalahan dapat terjadi karena kurang memadainya
kondisi alat dan bahan yang tersedia, seperti halnya Op-Amp (sebagai komponen aktif)
yang kurang baik . Namun, setidaknya praktikan mendapat pemahaman dan gambaran
yang jelas tentang konsep atau karakteristik dari rangkaian voltage follower atau
penyangga ini.
H. Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Rangkain voltage follower berguna untuk meningkatkan arus tanpa megubah
nilai tegangannya. Vin selalu bernilai sama Vout maupun tandanya.
b. Ciri rangkaian ini adalah umpan balik tanpa resistor antara keluaran dengan
masukan inverting. Vout dihubungkan ke masukan inverting secara langsung.
c. Bentuk gelombang masukan dan keluarannya berupa gelombang sinusoidal.
d. Nilai Vin dan Vout yang didapat dari hasil pengukuran tidak sama, yaitu Vin =
0.53 V dan Vout = 11.36 V.
2. Saran
_

PERCOBAAN V
PENGUAT PENJUMLAH INVERTING

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan

- Mahasiswa dapat membuktikan pada amplifier yang hanya


bergantung pada penguat ekternal negatif feedback pada input
dan output.
- Mahasiswa dapat mengoperasikan Op-Amp penjumlah inverting

2. Hari, tanggal
3. Tempat

summer.
Selasa, 20 Mei 2014.
Laboratorium Fisika, FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Penguat Op-Amp ini sebagai dasar rangkaian OP-AMP yang dipergunakan untuk
menjumlahkan dua atau lebih isyarat tengangan, baik tengangan dc maupun ac. Tinjau
rangkaian pada gambar dibawah ini! Pada gambar tersebut tampak masukan disuapkan ke

masukan inverting pada Op-Amp. Oleh karna itu penguat ini disebut sebagai penguat
penjumlah membalik.(Wahyudi, 2014:65).

Penguat inverting adalah suatu penguat di mana isyarat keluaran yang merupakan
hasil penguatan yang berbeda fase 1800 dengan isyarat masukan (berlawanan fase). Pada
penguat membalik, isyarat masukan diberikan masukan negatif dan masukan yang tidak
membalik ditanahkan.Untuk menghitung besar penguatannya adalah AV = V0 / Vi = - Rf /
Ri (Yudhistira, 1997: 104).
Inverting Amplifier merupakan penaran dari penguat oprasional sebagai penguat sinyal
dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki fase yang berkebalikan dengan fase
sinyal input. Pada dasarnya penguat Op-Amp memiliki factor penguat yang sangat tinggi
(100.000 kali). Pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah
satu fungsi pemasangan resistor umpan balik dan resistor input adalah untuk mengatur
factor penguat inverting (Wasito, 1982: 10).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Op-Amp 741
b. Papan roti
c. Dual power supply
d. Multimeter
e. Function generator
f. Kabel penghubung
2. Bahan
D. Langkah Kerja
a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini

b. Tutup
S4

saklar S3 dan
.

Kemudian

tutp

saklar

S1

dengan polaritas positif (+) dan buka saklar 2. Ukur dan catat Vin dan Vout pada tabel
hasil pengamatan
c. mengulangi langkah 2 dan sesuaikan dengan tabel pengamatan sertai pergantian
polaritas masukan, matikan power supply (buka S2 dan S3)

E. Hasil Pengamatan
Keadaan Saklar
S1
S2
Tutup
Buka
Buka
Tutup
Tutup
Tutup

Polaritas Tegangan Input


V1
V2
+
X
X
+
+
+

V1
2
0
2

Vin(volt)
V2
0
2
2

Vout
0.78
0.76
0.78

F. Analisis Data
G. Pembahasan
Penguat penjumlah merupakan rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya
dalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan
penguatan. Pada dasarnya, nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing
dari inverting. Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan level masing maisng sinyal
inut yang masuk ke op-amp. Penguatan op-amp sebagai penjumlah sering dijumpai pada
rangkaian mier audio.
Percobaan kali ini tentang penguat penjumlah inverting yang memiliki dua tujuan
yang pertama Mahasiswa dapat membuktikan pada amplifier yang hanya bergantung pada
penguat ekternal negatif feedback pada input dan output kedua Mahasiswa dapat
mengoperasikan Op-Amp penjumlah inverting summer. Pada praktikum ini kita
merangkai rangkaian seperti pada langkah kerja kemudian mengukur tengangan keluaran
dan masukan rangkaian dengan menggunakan multimeter.

Pada percobaan kali ini ada tiga keadaan berbeda yang dilakukan, pertama saat
saklar 1 tertutup dan saklar 2 terbuka, pada keadaan ini untuk polaritas tegangan input,
nilai Vi dan Vout tidak ada, Vin pada teganagn pertama (V1) adalah 2 volt sedanagkan pada
tegangan kedua (V2) adalah 0, nilai Vout nya adalah 0.78 volt. Keadaan kedua yaitu saat
saklar 1 dibuka dan saklar 2 ditutup didapatkan Vin dan Vout ya tidak ada untuk polaritas
tegangan input, sedangkan untuk Vin1 0 volt dan Vin2 2 volt, sedangkan Voutnya adalah
0.76 volt. Keadaan terakhir yaitu saklar 1 dan 2 ditutup, didapatkan V1 dan V2 untuk
polaritas tegangan input adalah tidak ada, sedangkan nilai Vin1 2 volt dan Vin2 2 volt,
sedangkan Voutnya adalah 0.78
Berdasarkan hasil dari percobaan ini dapat kita simpulkan bahwa percobaan
tentang penguat penjumlah inverting tidak berhasil karna Vout nya tidak sesuai dengan Vin
nya. Seharusnya nilai Vout adalah total dari nilai Vin pada V1 dan V2. Sedangkan hasil
yang didapatkan rata-rata hasilnya 0.7 volt. Kesalahan dalam percobaan ini adalah karna
beberapa faktor yaitu kesalahan dalam merangkai, kesalahan dalam menghubungkan
rangkaian dengan signal generator dan multimeter, dan juga human error.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
a. Nilai Vout pada keadaan pertama, kedua, dan ketiga berturut adalah 0.78 Volt,
0.76 volt, dan 0.78 volt.
b. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori, yaitu nilai Vout nya seharusnya
nilai penjumlahan dari Vin.
c. Penguat penjumlah inverting adalah sebagai dasar rangkaian Op-Amp yang
dipergunakan untuk menjumlahkan dua atau lebih isyarat tegangan baik tegangan
dc maupun ac.
2. Saran
_

PERCOBAAN VI
RANGKAIAN INTEGRATOR
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan

Mahasiswa
rangkaian

menyusun
integrator

rangkaian
dan

Op-Amp

memahami

sebagai

karakteristik

pengoprasiannya.
Mahasiswa mampu mempelajari hasil proses integrasi
pada keluaran dengan memberi masukan gelombang kotak,
segitiga dan sinusoidal.

2. Hari, tanggal
3. Tempat

:
:

Selasa, 3 Juni 2014


Laboratorium Fisika, FKIP Universitas Mataram

B. Landasan Teori
Integrator analog merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam banyak kasus
penerapan yang memerlukan pembentukan atau pengolahan sinyal analog. Jika Z=R dan
Z, diganti oleh suatu kapasitor maka dapat ditunjukkan bahwa rangkaian yang terjadi
akan melaksanakan operasional integrasi. Masukan dari rangkaian ini tidak perlu berupa
sinusoidal dan karena itu diungkapkan oleh symbol huruf v = v(t)(Millman.1993:172).
Integrator digunakan dalam pembangkit-pembakit tegangan landau (Vamp) atau
sapu (sweep) dalam filter, dan dalam pengujian simulasi computer analog. Karena ground
(G) secara semu berada pada potensial bumi akibat perolehan tak hingga dari Op amp,
maka arus masuk mengalir ke dalam kapasitor umpan balik dan menghasilkan tegangan
Vo (Saha, 2006 :241).
Jika =RC >> T/2, keluaran untuk isyarat masukan segiempat akan berbentuk
segitiga, yaitu integral syarat masukan. Seperti yang telah diketahui, bagian beda
tanggapan amplitude pengintegral RC atau tapis lolos rendah. Telah disebutkan bahwa

tapis lolos rendah akan berfungsi sebagai integral masukan =RC >> T/2 atau F >> RC
atau = 2 f >>1/RC, yaitu jika tanggapan amplitudo sudah turun dengan kemiringan
-6 GB / oktaf. Dengan menggunakan Op- amp dapat kita peroleh daerah frekuensi operasi
yang lebih besar (Sutrisno, 1987: 136).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Osiloskop
b. Sinyal Generator
c. Catu Daya
d. Kabel Penghubung
2. Bahan
a. Resistor 22 k
b. Kapasitor 47 F
c. Ic Op-Amp 741

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Merangkai alat dan bahan seperti rangkaian di bawah

3. Mengukur isyarat masukan dari signal generator untuk menghasilkan isyarat kotak 1
Vpp pada frekuensi 1KHz.
4. Menggunakan CH1 pada osiloskop untuk gelombang masukan dan channel 2 untuk
isyarat keluaran. Mengatur time/div dan volt/div agar seluruh layar osiloskop hanya
ditempati oleh satu gelombang saja.
5. Mengulang langkah 3 dan 4 untuk gelombang segitiga dan gelombang sinusoidal.
6. Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Grafik Gelombang Masukan dan Keluaran pada Gelombang Kotak

Channel 1 (Isyarat masukan)


Time/div : 5 ms
Volt/div : 50 mv
Vin
: 0,27 Vpp

Channel 1 (Isyarat keluaran)


Time/div : 2 ms
Volt/div : 1 mv
Vin
: 7,3 Vpp

Tabel 2. Grafik Masukan dan Keluaran pada Gelombang Segitiga


Channel 1 (Isyarat masukan)
Time/div : 10 ms
Volt/div : 1 mv
Vin
: 0,28 Vpp

Channel 1 (Isyarat keluaran)


Time/div : 10 ms
Volt/div : 1 mv
Vin
: 7,5 Vpp

Tabel 3. Grafik Gelombang masukan dan Keluaran pada Gelombang Sinusoidal

Channel 1 (Isyarat masukan)


Time/div : 10 ms
Volt/div : 1 mv
Vin
: 0,29 Vpp

Channel 1 (Isyarat masukan)


Time/div : 10 ms
Volt/div : 1 mv
Vin
: 7,47 Vpp

F. Analisis Data
G. Pembahasaan
Pada percobaan mengenai iontegrator bertujuan agar mahasiswa mampu
menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian integrator dan memahami karakteristik
pengoprasiannya serta mengetahui proses integrasi pada keluaran dengan memberi
masukan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal. Sebuah integrator masukan
rangkaian yang melaksanakan operasi matematik yang disebut integrasi. Rangkaian
dasar sebuah integrator adalah rangkaian Op-Amp inverting, hanya saja rangkaian
umpan baliknya bukan resistor melainkan menggunakan kapasitor. Maka secara konsep
sederhana, rangkaian integrator didefinisikan sebagai sebuah rangkaian yang
mengintegralkan isyarat masukan berbentuk kotak menjadi isyarat keluaran segitiga,
masukan berbentuk segitiga dan sinusoidal isyarat keluarannya menjadi sinusoidal.
Bentuk isyarat ini dapat dipoerhatikan dari hasil percobaan yang ditampilkan oleh
osiloskop untuk rangkaian integrator.
Berdasarkan hasil pengamatan, isyarat masukan berbentuk kotak disetting
pada signal generator didapatkan isyarat keluaran berbentuk segitiga hal ini sesuai
dengan teori, namun isyarat masukan besar tegangannya menggunakan multimeter nilai
Vin = 0,27 Volt dan Vout= 7,3 Volt. Percobaan kedua yaitu hanya merubah isyarat pada
signal generator menjadi segitiga namun pada layar osiloskop gelombangnya tidak jelas/
putus-putus dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Isyarat keluaran yang dihasilkan

sesuai dengan teori yaitu berbentuk gelombang sinusoidal dengan Vin sebesar 0,28 Volt
dan Vout sebesar 7,5 Volt. Percobaan selanjutnya merubah isyarat masukan pada signal
generator menggunakan sinusoidal, pada layar osiloskop gelombang sinusoidalnya
sangat kecil bahkan tidak terbentuk dan isyarat keluarannya berbentuk segitiga, hal ini
tidak sesuai dengan teori dengan nilai Vin=0,29 Volt dan Vout= 7,47 Volt.
Jika dilihat dari hasil pengamatan, percobaan mengenaai integrator dihasilkan
gelombang yang berbeda atau tidak sesuai dengan teori. Dimana pada gelombang
masukan

berbentuk kotak maka gelombang keluarannya berbentuk segitiga, pada

gelombang masukan berbentuk segitiga dan sinusoidal gelombang keluarannya


berbentuk sinusoidal yang merupakan integral dari gelombang masukannya. Ketidak
sesuaian percobaan dengan teori ini disebabkan karena beberapa factor diantaranya
karena instrument error dan human error.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
a. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian Op-Amp inverting yang
umpan baliknya menggunakan kapasitor.
b. Gelombang masukan berbentuk kotak, isyarat gelombang keluaran berbentuk
segitiga, isyarat masukan berbentuk segitiga keluaran berbentuk sinusoidal isyarat
keluaran berbentuk segitiga hal ini tidak sesuai dengan teori.
c. Pada saat pembentukan gelombang masukan dan keluaran Vin yang dihasilkan
rata-rata sebesar 0,28 Volt sedangkan Voutnya sebesar 7,4 Volt
2. Saran
-

PERCOBAAN VII
TAPIS LOLOS RENDAH AKTIF
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Percobaan
: - mengukur respon frekuensi dari filter aktif
- Mengetahui macam-macam filter aktif beserta masing-masing karakteristiknya.
- Mengetahui fungsi dari semua jenis filter.
2. Hari, Tanggal
: Selasa, 10 Juni 2014
3. Tempat
: Laboratorium Fisika FKIP Universitas Mataram
B. Landasan Teori
Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan
output ada frekuensi ttertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan
komponen pasif (RLC) dan komponen aktif (Op-Amp, transistor). Tapis pelewat rendah
atau tapis lolos rendah (Low Pass Filter) digunakan untuk meneruskan sinyal
berfrekuensi rendah dan meredam sinyal yang ber frekuensi tinggi.untuk sinyal listrik,
low pass filterd direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara seridengan sumber
sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengansumber sinyal. Contoh
penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi
sebelum masuk speaker bass (frekuensi rendah) (Saleh, 2013).
Pada prinsipnya, rangkaian tapis ini menghambat keluarnya sinyal ddengan
frekuensi tertentu akibat dari masukan yang diberikan. Tapis lolos rendah merupakan
rangkaian tapis yang melewatkan sinyal frekuensi rendah dan meredam sinyal dengan
frekuensi yang tinggi. Sehingga pada keluarannya hanya terdiri dari sinyal berfrekuensi
rendah, dengan lengkung kemiringan untuk tanggapan amplitude dari 0 dB/oktaf ke-6
dB/oktaf dan tanggapan rasanya berubah dari 900 ke 450/ dekade (Rusmadi, 2004).

Untuk frekuensi rendah tegangan keluaran Vo sama dengan tegangan masukan


Vi. Akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluaran keluaran diperkecil . Perbandingan
antara tegangan keluaran kompleks Vo dan tegangan masukan Vi disebut sebagai fungsi
alih tegangan. Ini bisa dituliskan dalam bentuk persamaan berikut: Jika Vo>>Vi, maka
penguatan pada tegangan keluara. Sebaliknya jika Vo<<Vi maka terjadi pelemahan
tegangan keluaran (Sutrisno, 1986).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Sinyal generator 1 set
b. Osiloskop 1 set
c. Multimeter 1 buah
d. Probe jepit 2 buah
e. Kabel konnektor 2 buah
f. Catu daya 1 set
g. Papan roti 1 buah
2. Bahan
a. Op-amp 741 1 buah
b. Resistor 2 buah
c. Kapasitor 1 buah
D. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini menggunakan kabel
penghubung.

3. Menghubungkan sinyal generator pada masukan inverting menggunakan probe.


Mengatur frekuensi signal ke 20 Hz.
4. Memasang osiloskop pada keluaran menggunakan probe
5. Mengatur Vin sedemikian rupa pada catu daya sehingga Vout tidak cacat.mencatat Vin
dan Vout pada rangkaian menggunakan multimeter.
6. Mengulangi langkah 4 dan 5 untuk frekuensi 40 Hz, 60 Hz, 80 Hz dan 100 Hz pada
sinyal generator.
7. Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan

E. Hasil pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengamatan
No
1
2
3
4
5

Frekuensi (Hz)
20
40
60
80
100

Vout (V)
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

Vin (V)
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1

F. Analisis Data
1. Berdasarkan Percobaan
a. Untuk frekuensi 20 Hz
Diketahui : Vout : 0.2 V
Vin :0.1V
F : 20 Hz
Ditanyakan : Av = ... ?
Jawab:
A v=
A v=

Av =Vo/Vi
2
2
2
2
2

V out
V

0.2 V
0.1 V

Av v =2 x
Jadi besar penguatan pada frekuensi 20 Hz adalah 2 kali.
b. Untuk frekuensi 40 Hz.
Diketahui : Vout : 0.2 V
Vin :0.1V
F : 40 Hz
Ditayakan : Av = ... ?
Jawab:
A v=
A v=

V out
V

0.2 V
0.1 V

Av v =2 x
Jadi besar penguatan pada frekuensi 40 Hz adalah 2 kali.
c. Untuk frekuensi 60 Hz
Diketahui : Vout : 0.2 V
Vin :0.1V
F : 60 Hz
Ditanyakan : Av = ... ?
Jawab:

A v=
A v=

V out
V

0.2 V
0.1 V

Av v =2 x
Jadi besar penguatan pada frekuensi 60 Hz adalah 2 kali.
d. Untuk frekuensi 80 Hz
Diketahui : Vout : 0.2 V
Vin :0.1V
F : 80 Hz
Ditanyakan : Av = ... ?
Jawab:
A v=
A v=

V out
V

0.2 V
0.1 V

Av v =2 x
Jadi besar penguatan pada frekuensi 80 Hz adalah 2 kali.
e. Untuk frekuensi 100 Hz
Diketahui : Vout : 0.2 V
Vin :0.1V
F : 100 Hz
Ditanyakan : Av = ... ?
Jawab:
A v=
A v=

V out
V

0.2 V
0.1 V

Av v =2 x
Jadi besar penguatan pada frekuensi 100 Hz adalah 2 kali.
2. Berdasarkan Teori
a. Untuk f = 20 Hz
Rf

Diketahui :

= 1000

R = 1000
C

= 1 F

Ditanya
Dijawab

Av

Rf
R

= ..... ?

Av

f P2

( (

f P2
2

f P2) + (f )

1
2 RC

1
2 . 3,14 . 1k. 1 F

1
6
6,28 . 1 x 10 .1 x 10 F

1
6,28 x 103

f P2

= 159,2 Hz

Av

1 k
1 k

Av

1
1

Av

= 0,99x

(
(

159,2 Hz

( 159,2 )2 Hz2+ ( 20 )2 Hz 2

159,2 Hz
25744,64 Hz 2

Jadi, penguatan pada frekuensi 20 Hz adalah 0,99x.


b. Untuk f = 40 Hz
Diketahui :

f P2

= 159, 2 Hz

Rf

=1k

R = 1 k
C = 1 F
F = 40 Hz
Av

Ditanya :

= ..... ?

Dijawab :

( (

f P2

Av

Rf
R

Av

1 k
1 k

Av

=1

Hz
( 159,2
26944,64 )

Av

= 0,97x

f P2) + (f )

159,2 Hz

( 159,2 Hz )2 + ( 40 Hz )2

Jadi, penguatan pada f = 40 Hz adalah 0,97x.


c.

Untuk f = 60 Hz
f P2
Diketahui :
= 159,2 Hz
Rf

= 1 k

R = 1 k
C = 1 F

Av

Ditanya :

= ... ?

Dijawab :
Av

Rf
R

1 k
1 k

( (
(

f P2
2

f P2) + (f )

159,2 Hz

( 159,2 Hz )2 + ( 60 Hz )2

159,2 Hz
28944,64 Hz 2

=1

=1

159,2 Hz
( 170,13
Hz )

Jadi, penguatan pada f = 60 Hz adalah 0,93x.


d. Untuk f = 80 Hz
Diketahui :

f P2

= 159,2 Hz

Rf

= 1 k

R = 1 k

f = 80 Hz
C = 1 F
Av

Ditanya :

= ... ?

Dijawab :
Av

Rf
R

( (

f P2
2

f P2) + (f )

1 k
1 k

159,2 Hz

( 159,2 Hz )2 + ( 80 Hz )2

159,2 Hz

=1

=1

159,2 Hz
( 178,17
Hz )

31744,64 Hz

Jadi, penguatan pada frekuensi 80 Hz adalah 0,89x.


e. Untuk f = 100 Hz
f P2

Diketahui :

Rf

= 159,2 Hz
= 1 k

R = 1 k
C = 1 F
Ditanya :

Av

= ... ?

Dijawab :
Av

Rf
R

1 k
1 k

=1

( (
(

f P2
2

f P2) + (f )

159,2 Hz

( 159,2 Hz )2 + ( 100 Hz )2

159,2 Hz
35344,64 Hz

=1

Hz
( 159,2
188,0 Hz )

Jadi, penguatan pada frekuensi 100 Hz adalah 0,85x.


G. Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang tapis lolos rendah aktif. Filter aktif RC adalah
rangkaian pemilah frekuensi yang komponen-komponen pasifnya terdiri dari tahanan
(R), kapasitor (C), dan Op-Amp sebagai komponen aktifnya. Penggunaan Op-Amp untuk
membentuk rangkaiam tapis akan mengatasi sebagian besar permasalahan yang biasanya
muncul dalam rangkaian tapis pasif. Op-Amp akan memberikan gain arus dan tegangan
yang diperlukan. Suatu filter law-pass membiarkan frekuensi rendah lewat serta
memblokir frekuensi tinggi. Arus searah memiliki frekuensi nol hertz, sedangkan
tegangan riak dari penyearah gelombang penuh memiliki frekuensi 100Hz. Adapun
tujuan dari percobaan ini, adalah mengukur respon frekuensi dari filter aktif, mengetahui
macam-macam filter aktif beserta masing-masing karakteristiknya, dan mengetahui
fungsi alih setiap jenis filter.
Rangkaian tapis lolos rendah aktif hampir sama dengan rangkaian inverting,
hanya bedanya pada rangkaian tapis lolos rendah aktif terdapat kapasitor yang terpasang
secara paralel dengan resistor (Rf). Agar dapat mengetahui respon frekuensi dari filter
aktif, maka rangkaian tapis lolos rendah aktif tersebut dihubungkan pada signal
generator, osiloskop, dan catudaya (power supply). Signal generator digunakan untuk
menentukan frekuensi, catudaya sebagai sumber tegangan (Vcc), dan osiloskop
digunakan untuk melihat signal keluaran dari rangkaian tersebut. Adapun tujuan dari
multimeter adalah untuk mengukur nilai Vin dan Vout.
Ada 5 perlakuan pada percobaan ini. Perlakuan pertama adalah dengan frekuensi
20Hz. Dengan menggunakan multimeter dapat diketahui bahwa nanti tegangan masuk
adalah sebesar 0,1 Volt sedangkan tegangan keluaran adalah sebesar 0,2 Volt. Dari data
ini didapatkan bahwa penguatannya adalah 2x. Sedangkan jika dilihat dari frekuensi
sebesar 20 Hz sedangkan hambatan masukan adalah 1k sert hambatan (R f) adalah
sebesar 1k. Maka, didapatkan bahwa penguatannya adalah 0,99x. Sedangkan ketika
frekuensinya adalah 40 Hz. Hambatan masukan tetap sama sedangkan f p2 adalah sebesar
159,2 Hz. Dari data berdasarkan percobaan didapatkan 2x. Sedangkan berdasarkan teori

didapatkan penguatan sebesar 0,97x. Jika dibandingkan penguatan berdasarkan teori dan
berdasarkan percobaan adalah sangat jauh berbeda. Padahal berdasarkan teori semakin
besar frekuensi maka penguatan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena penguatan
berbanding terbalik dengan frekuensi. Pada perlakuan yang ke 3 ketika frekuensinya
adalah 60 Hz. Didapatkan bahwa besar atau nilai tegangan masukan adalah 0,1 Volt
sedangkan tegangan keluaran 0,2 Volt. Dan sama halnya dengan pada saat frekuensi 20
Hz dan 40 Hz didapatkan penguatan sebesar 2x. Ini adalah berdasarkan praktikum atau
percobaan. Sedangkan berdasarkan teori pada saat frekuensi sebesar 60 Hz didapatkan
penguatan 0,93x. Hal ini benar, akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan penguatan
bedasarkan percobaan. Perlakuan yang ke 4 ketika frekuensi sama dengan 80 Hz. Lagilagi hasilnya adalah sama karena tegangan masukan dan tegangan keluaran adalah
besarnya sama. Besarnya adalah berturut-turut 0,1 Volt dan 0,2 Volt. Didapatkan
penguatan sebesar 2x. Sedangkan berdasarkan teori didapatkan penguatan sebesar 0,89x.
Makin besar frekuensinya maka penguatan semakin kecil. Dan untuk perlakuan yang
terakhir pada saat frekuensi adalah sebesar 100 Hz. Hal ini tetap sama tegangannya untuk
masukan sebesar 0,1 Volt sedangkan besar tegangan keluaran adalah 0,2 Volt. Sehingga,
didapatkan penguatan adalah 2x. Sedangkan berdasarkan teori didapatkan penguatan
sebesar 0,85x. Terlihat bahwa penguatan berdasarkan teori dan berdasarkan praktikum
atau percobaan. Hal ini terjadi karena mungkin multimeter yang digunakan rusak atau
bisa disebabkan oleh cara merangkai yang tidak baik. Atau kurang telitinya dalam
mengukur tegangan masukan dan tegangan keluaran.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori, analisi data, hasil pengamatan, dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa :
a. Tapis lolos rendah adalah sebuah tapis yang merendam isyarat masukan dengan
frekuensi tinggi dan meloloskan isyarat keluaran dengan frekuensi rendah.
b. Penguatan (Av) berdasarkan teori dari frekuensi 100 Hz sampai 20 Hz berturutturut adalah 0,85x;0,89x;0,93x;0,97x;dan 0,99x.
c. Tegangan masukan dan tegangan keluaran berturut-turut, adalah 0,1 Volt dan 0,2
Volt.
d. Frekuensi dan penguatan berbanding terbalik.
e. Penguatan berdasarkan percobaan adalah 2x.
f. Praktikum kali ini dapat dikatakan gagal karena hasil penguatan berdasarkan teori
dan percobaan tidak sama.
g. Semakin besar frekuensi maka penguatan semakin kecil.

2. Saran
Terima kasih Kak semoga ilmu yang Kakak berikan dapat kami terapkan diujian nanti
sehingga mendapatkan nilai yang lebih bagus dari yang kemarin.

Anda mungkin juga menyukai