Anda di halaman 1dari 52

RADANG PADA SSP

-DR. S. IRWANSYAH SpS.

MENINGITIS: radang
: radangpdpada
selaput
otak
MENINGITIS
selaput
otak/meningen
ENSEFALITIS: radang pd jar. Parenkim otak

ENSEFALITIS: radang pd jar. Parenkim otak


BRAINABSCESS:radang
ABSCESS:radangsupuratif
supuratiflokal
lokaljar.otak
jar.otak
BRAIN
MYELITIS: radang
: radangpada
padamedula
medulaspinalis
spinalis
MYELITIS
SPONDILITIS: radang
: radangpada
padatulang
cavumvertebra.
vertebra.
SPONDILITIS

ANATOMI SELAPUT OTAK


SELAPUT OTAK TDD:

1. Duramater Pakimeningitis
2. Arakhnoid Leptomeningitis
3. Piamater Leptomeningitis
Ad.1. Duramater :(lapisan meningen paling luar)
- kuat, fibrous, tubular
- dari foramen Magnum S2
- berlanjut dengan dura kranial.
2

Ad.2. Arakhnoid:
- Tipis, transparan
- Terpisah dari piamater oleh ruang subarakhnoid
berisi CSF
Ad.3. Piamater:
- Paling dalam
- Ikut membentuk Filum terminale internum
ekstradural F.T. Eksternum.
- Filum terminale stabilisasi sumbu panjang medula
spinalis dan dura.
Otak dilindungi oleh beberapa pertahanan: Lap. Meningen dan
Blood Brain Barrier (BBB)/ Sawar Darah otak
3

I. MENINGITIS
ADALAH : Radang pada selaput otak/ meningen
Mekanisme/ Rute infeksi:
1. Kontak langsung
2. Hematogen ok infeksi ditempat lain
3. Perkontinuitatum perluasan lgsg dari infeksisinus paranasalis, mastoid, absess otak,sinus cav
4. Thrombophlebitis
5. Liquor ( Lumbal Punksi).
Penyebab: Bakteri, virus, jamur, spirokhaeta, parasit,
ricketsia.
4

Sumber Infeksi pada SSP :


- URI sinusitis
- OMP/ mastoiditis
- Osteomyelitis
- Trauma terbuka
- Thrombophlebitis
- Lumbal Punksi
Meningitis, dibagi atas :
I.1. Meningitis Serosa ( Bakterial Meningitis)
I.2. Meningitis Purulenta ( Pyogenic --,,-- )
I.3. Meningitis Viral.

GEJALA UMUM MENINGITIS:


- Demam [ 39-40o C], nyeri kepala
- Kesadaran menurun
- Kaku kuduk
- Tanda Kernig (+), Brudzinski I-II (+)
- Defisit neurologis
- Gangguan mental.

DIAGNOSA:
1. Klinis :
a. Nyeri kepala peninggian TIK
b. Kaku kuduk
c. Demam tjd krn infeksi meningen dan
bakteremia. Tdpt pd > 85% pasien dan panas
menetap lebih dati 5 hari walaupun pengobatan
telah dimulai. Panas lama > 10 hari tjd pd 13%
penderita.
d. Letargi, irritabilitas, perubahan kesadaran &
ggn mental.
7

2. Laboratorium : darah. CSF, mikrobiologis


3. Foto :- Thorax foto mencari kuman TB
- Kepala / sinus.
4. CT scan - melihat abnormalitas paren
kim otak, pembuluh darah dan meningen;
enhancement pada sisterna basalis,hidrosefalus
MRI inflamasi meningeal basiler.

Ad.I.1. Meningitis Serosa


Radang selaput otak akibat komplikasi TBC
primer/ paru.
Bukan lgsg melalui penyebaran hematogen,
melainkan sekunder melalui pbtkn tuberkel di
permukaan otak, medula spinalis, tulang blkg.
pecah masuk ke rongga subarakhnoid.
Perkontinuitatum mastoiditis/ spondilitis
Meningoensefalitis
9

Lokasi :
dasar otak + batang otak
Eksudat + Tuberkel
Penyumbatan sisterna basalis
Hidrosefalus, kelainan syaraf otak/ kranialis.

10

Gambaran klinis Menser:


Menurut British Medical Research Council,tbg 3 stad:
Stadium I (awal/ prodromal): 1- 3 minggu
- Kesadaran baik, def. Neuro (-), demam (-), atau sedi
kit meninggi, bisa ada tanda iritasi meningeal, nyerikepala, iritable, anoreksia
- Mortalitas : 10%, sequele neurologi: minimal
Stadium II (transisi/ intermediate):
- Perangsangan meningeal (+), def. Neuro (+),gerakan
atetoid, tremor, refleks tendon meningkat
- Mortalitas : 20-30%, sequele neurologi:40%
Stadium III ( terminus/ advance): kesadaran menurun.

11

Stadium III ( terminus/ advanve):


- Kesadran menurun: stupor, delirium, koma
- defisit neurologis (+)
- Nadi, pernafasan tidak teratur,
- Hiperpireksia.
- Mortalitas: 60-70%, sequele neurologi: paling sering

PROSEDUR DIAGNOSTIK MENSER:


1.Klinis
2.Laboratorium pemeriksaan Lumbal Punksi CSF
3.tuberkulin ( skin test)
4.Thoraks foto
5. CT scan kepala
12

Pemeriksaan CSF Menser:

Warna : jernih atau xantokrom


None/ pandy : (-)
Tekanan me
Jumlah sel :> 500/mm3
Diff tel : MN ( lymphosit) >>
Kadar protein meningkat [ > 45 mg/dl]
Kadar glukosa menurun [ blood glukosa]
Kadar chlorida menurun
Bila didiamkan akan tbtk pelicula/ fibrinous web
Cairan LP pada Menser dapat diulang pd minggu kedua,
utk melihat keberhasilan pengobatan

13

Anti tuberculosis drug/ tuberkulostatika:


Pengobatan

* Isoniazid ( INH) : 5-10 mg/kg/hr 300 400 mg


* Rifampicin (R) : 15-20 mg/kg/hr 450 600 mg
* Pyrazinamid (PZA) :35 mg/kg/hr 100- 1500 mg
* Ethambutol (E) : 25 mg/kg/hr
500-750 mg
* Streptomycine: 15-20 mg/kg/hr 750-1000 mg
Kemudian untuk mencegah neuropati, dpt ditambahkan vit B6
Lama pemberian: Menurut Gilroy:
Initial treatment ( 2 bulan ) : R,INH, PZA
Continued treatment ( 9 bln) : R, INH.
Menurut Pengobatan TB paru, terbagi 2 fase:
1. Fase intensif (2-3 bulan)
2. Fase lanjutan (4-7 bulan)
14

Pemberian corticosteroid:
- masih dalam perdebatan .
- indikasi pemberian : Bila ada papil edema dan
mencegah ventrikulitis.
KOMPLIKASI/ SEQUELE MENSER:
1. HIDROSEFALUS
2. PARESIS
3. DESEREBRASI
4. MENTAL RETARDASI
5. EPILEPSI
MORTALITAS : 10-50%.

15

I.2. MENINGITIS PURULENTA:

RADANG SELAPUT OTAK YG MENIMBULKAN PUS


PENYEBAB : NON SPESIFIK DAN NON VIRUS
UMUR
Mikroorg.
- Neonate ( 0-2 bln) Streptococ group B, E coli, list.
Stap. Aureus, Enterobacter,
Pseudomonas, Haemofilus
- Child
S. pneumonie, N. meningitidis,
H. influenzae.
- Youth ( 6-20th)
N. meningitidis, S. pneumonie,H. infl.
- Adult ( > 20 thn)
S. pneu, N. meningi, Streptococ,Staph.

16

Patologi anatomi Menpur:


Tanda-tanda peradangan akut
Sel PMN di ruangan subarachnoid
Pelebaran pembuluh darah yg ngandung kuman

penyebab.

17

Simptomatologi:

1. Gejala infeksi akut : demam, muntah, lesu.


2. Gejala peninggian TIK:

- muntah, nyeri kepala, kejang


- kesadran menurun, papil edema
- ubun2 menonjol, paresis.
3. Gejala perangsangan meningeal:Kaku kuduk,
kernig sign, Brudzinski I & II.
4. Cairan liquor (CSF):..
18

Pemeriksaan CSF Menpur:


Warna: keruh/ opalescent
Nonne dan pandy (+)
Tekanan meninggi
Sel: jlh leukosit ribuan, PMN >>>
Kadar protein meninggi
Kadar gula dan chlorida menurun

19

Prosedur diagnostik menpur:


Gejala klinis
Laboratorium : darah, liquor
Mikrobiologi: kultur dan pengecatan liquor
Foto kepala dan sinus paranasalis
EEG + CT SCAN + MRI.

20

Pengobatan MENPUR:
Antibiotika:
- Ampicillin:
Dosis dewasa 300-400 mg/kgbb anak 200-400 mg/kgbb
6 dosis IV
6 dosis IV
- Chloramfenicol:
Dosis dewasa 4x6 gr/hr
anak 100 mg/kgbb
4 dosis IV
4 dosis IV
Setelah 3 hari dilakukan identifikasi kuman, hasil resistensi
dan hasil biakan.

21

Identifikasi kuman :

- H. influensa
: Ampi/PNG + chloramph
- Pneumococcus : Ampi/PNG
- Staphylo non PNC: Ampi/PNG+ Erithrom.
- Staphylo PNC
: Ampi/PNG + Dikloksacilin
- Coli
: Ampi + Gentamycin
- Salmonella
: Amp[I/ chloramphenicol

22

Empiric th of bacterial meningitis:

UMUR
0 4 mgg
4-12 mgg
3 bln- 18 thn
18 thn 50 thn
50 thn

ANTIBIOTIKA
Cefotaxim + Ampi
Gen III. Cephalos+ Ampi
Gen III. Ceph + Ampi atau
Ampi + chloramph.
Gen III. Ceph + Ampi
Gen III. Ceph + ampi.

23

Hasil pengobatan tgtg dari:

Konsentrasi AB dlm liqour dan CES


Daya aktivitas AB
Management yg efektif

Lama masa pengobatan:

2 minggu
Gram (-)/ bacillar : 3 minggu
Jamur : 3-6 bulan
24

KOMPLIKASI MENPUR:
Abscess otak
Subdural empyema
Kejang-kejang
Septic shock
Oedema serebri
Serebral infarl
Herniasi
25

Sequele:
Mental Retardasi (MR)
Hydrosefalus
Kejang, psikose
Parese, deafness, blind.

26

ENCEPHALITIS VIRUS
Virus
Representative virus for Neurologic Disease

DNA
- Herpesviruses
HSV,VZV,CMV,EBV
- Papovavirus
PML
- Posvirus
Vaccinia
- Adenovirus
Adenovirus serotype

RNA
- Enterovirus ( Picornavirus) Poliovirus, coxsackivirus, echovirus, enterovirus 70-71, Hepatitis A
- Togavirus, alphavirus ( arbovirus) Equine encephalitis
- Flavivirus (arbovirus)
St louis enceph, Japanese and Tic Borne enceph
- Orbovirus (Arbovirus)
Colorado Tick fever
- Bunyavirus (arbovirus)
California enceph
- Togavirus, rubivirus
Rubella
- Orthomyxovirus
Influenza
- Rhabdovirus
Rabies
- Retrovirus
HIV, HTLV

27

Rute Infeksi:

Virus masuk ke dalam tubuh melalui

Saluran pernafasan : parotitis, varicella, morbilli


Saluran makanan

: polio, enterovirus
Mukosa kelamin
: Herpes simpleks
Inokulasi : spt gigitan binatang (rabies a nyamuk)
Placenta : CMV + Rubella

28

Patogenese:
Virus masuk kedlm tubuh manusia sistem limfatik aliran darah organ

Kelainan neurologis:
Predominantly nonfocal:
- AIDS dementia complex ( HIV encephalitis)
Predominantly focal:Cereblas toxoplasmosis, Brain abscess
Spinal cord: Vacuolar myelopathy, Herpes simplex
Meninges: Aseptic meningitis, Tuberculos meningitis
Peripheral nerve and root: Cytomegalovirus
Virus or immune related: acute and chronic inflamat HIV polyneuritis
Muscle: Polymyositis

29

Manifestasi klinis Aids Dementia Complex (ADC)

Cognition Inattention, reduced concentration,


forgetfullness, impaired memoryGlobal Dementia
Motor performance
Slowed movement,
clumsiness, ataxia Paraplegia
Behavior Apathy, altered personality, agitation
Mutism

30

Gejala umum :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Temperature meningkat (hyperpireksia)


Kesadaran menurun
Kejang
Muntah
Nyeri kepala
Liquor normal

31

Diagnosa:
Gambaran klinik : trias enceph. (demam, kejang, kesadaran
menurun
LAB: Kultur darah, liquor serologi

Therapy Symptomatis:
- Perawatan umum
- Edema otak edema cytotoxic : Mannitol 20% atau
dexamethason
- Kejang diazepam a diphenilhidantoin
- Antiretroviral : Acyclovir 10 mg/kgBB selama 10 hari atau peroral
200 mg/KgBB 5-6x/hari
PROGNOSA : kematian 35-50%
32

Sequele encephalitis:
Kelumpuhan
Ggn ekstrapiramidal
Ggn penglihatan
Retardasi mental
epilepsi

33

Encephalitis non virus:


Bakteri:Strepto,staphylo,meningo,salmonella, E.coli
Protozoa: P.Falcifarum, Toxoplasmosis
Cacing: Cystisercosis
Jamur: Aspergillus, Actinomycosis
Rickettsia: Rickettsiosis

34

Neurocysticercosis:
Penyakit infeksi parasit cysticercus cellolosae ( larva dari cacing pita Taenia Solium) yg melibatkan SSP.
Gejala: efek masa dari kista dlm parenkim otak,
obstruksi aliran liquor atau inflamasi yg
menyebabkan meningitis basiler
Patologi :3 bentuk cysticercosis
1. Bentuk kistik melibatkan ventrikel dan parenkim otak
2. Bentuk racemose yg melibatkan meninges
3. Bentuk milier pd anak-anak.
Terapi : - medikamentosa:
1. Terapi spesifik (cystidal):
- Albendazole 15 mg/kgBB utk 8 hari
- Praziquantel 50 mg/kgBB 2x/hari utk 8-15 hari
2. Simptomatik : prednisolon 40-60mg/hr atau deksa 12-24 mg/hari
- Terapi bedah: ventricular shunt dan surgical extirpation

35

MYELITIS
Radang pada medula spinalis
Etio: staphylo, strepto,pneumo, H. Influenza, meningo
Ada 3 macam : 1. M. transversa
2. M. disseminata
3. M. difusa.
Gejala : a. Ggn motorik
b. Ggn sensorik
c. Ggn ANS : ggn miks dan defekasi.

36

Pada fase akut


Spinal shock ( terhentinya fungsi dibawah lesi)

* otot-otot lemas
* refleks (-)
* retensio urine et alvi
* sekitar 6 minggu
* berangsur2 kegiatan refleks (+)

37

Prosedur diagnostik
1.

2.

3.
4.

Klinis: paraparesis, paraplegia, ggn sensibilitas ( sesuai letak


lesi), ggn miksi, defekasi, fase akut APR/KPR negatif, refleks
dinding perut negatif, Babinski apa awalnya negatif positif.
Lumbal Punksi: cairan biasanya jernih kadang2 keruh,
quekenstedt positif, pleositosis, none/pandy positif, protein
meningkat.
Photo tulang belakang
CT Scan causa myelitis

Terapi : 1. PNC + Chloramfenicol


2. Kortikosteroid
38

MALARIA SEREBRAL
Ada 4 species plasmodium penyebab malaria:
1. P. Vivax
2. P. Falcifarumdpt menimbulkan malaria
serebral.
3. P. ovale
4. P. malariae
* Malaria serebral: seseorang yg terinfeksi falcifarum dmn
pemeriksaan dgn smear positif bentuk asexual, disertai ggn
kesadaran dan atau gejala neurologis lainnya, tanpa ditemui
penyebab infeksi lainnya, spt bakteri, virus atau jamur.

39

Patogenese
Ada 3 teori:
1. Teori mekanis :
tjdnya penyumbatan pemb drh otak akibat
tjdnya sitoadherens,sekuester, reseting dan
faktor rheologi.
2. Teori Toksik menghasilkan TNF
3. Teori Permeabilitas: tjdnya adhesi parasit pd endothel,
vasculer serta banyak faktor toksik yg lepas serta
radikal bebas terutama Nitric oxide (NO).

40

Siklus hidup P. Falsiparum


Sporozoit mell gigitan nyamuk anopheles betina masuk
ke jar subkutan lalu beredar dalam darah menuju hepar
dan menyerang sel hepar.
Parasit berkembang biak dan setelah 1-2 minggu
schizont pecah dan melepaskan merozoit yg lalu masuk
aliran darah utk menginfeksi eritrosit
Dalam eristrosit, merozoit berkembang menjadi schizont
yang pecah utk melepaskan merozoit yg punya
kemampuan menginfeksi seritrosit baru.
Hanya stad. Eritrositik aseksual yg langsung
berpengaruh pd manusia.

41

Diagnosa Malaria Serebral


Gjl Klinik : Sakit kepala, ggn mental, nyeri tengkuk, kaku
otot dan kejang umum
Sering dijumpai splenomegali dan hepatomegali
Ggn kesadaran atau koma ( biasanya 24-72 jam)
Pemr darah (thin/thick smear) dijumpai bentuk aseksual P.
Falcifarum
Tidak ditemukan infeksi lain
Lain-lain:hipoglicaemia, hiponatremia, hipofosfatemia,
pleocytosis sampai 80 cel/ micron kubik, limfosit sampai 15
cel/ mikron kubik
CT/ MRI: edema serebri.

42

Penatalaksanaan:

*Pengobatan umum/ supportive therapy:


-perawatan koma,penatalksanaan kejang, pencegahan aspirasi pneumonia, pemberian
cairan dan elektrolit yg seimbang,atasi edema serebral,monitor suhu tubuh dan cegah
hiperpireksia,lakukan exchange transfusion.
*Pengobatan spesifik:

A. Pemberian kinina dihidroklorid


* Hari 0
- jam 0 20 mg/ kgbb dilarutkan dalam lar Dextrose 5% 100-200 cc atau NaCl fisiologis
diberikan selama 4 jam
-Disusul dengan pemberian 10 mg/kgbb dalam larutan yg sama selama 4 jam.
- Pemberian dilanjutkan dgn dosis 10 mg/kgbb setiap 8 jam maupi
* Hari 1: diberikan 10 mg/kgbb setiap 8 jam
* Hari 2: diberikan 5 mg/kgbb setiap 8 jam
* Hari 3: diberikan 10 mg/kgbb setiap 8 jam ( 3x sehari) peroral bila sdh dpt menelan
* Apabila tdk dpt diberikan peroral/ perinfus, dpt diberikan intramuskular dgn loading dose
20 mg/kgbb setiap 8 jam sampai dapat diberikan peroral.
** Waspadai pemberian kinine dihidrochlorid yg berakibat hipoglicemia.
B. Chloroquin dosis 10 mg/kgbb 24 jam kemudian, lalu 5 mg/kgbb pada 48 jam atau
diberikan 5 mg/kgbb pada jam ke 12,24 dan 36 ( dosis total 25 mg/kgbb).
C. Derivat artemisinin.( artemeter, artesunat dan artemisin)
43

Pencegahan
Pemberian anti malaria (chemoprofilaksis)
Perlindungan diri thdp gigitan nyamuk
Vaksinasi : -vaksin anti penyakit, - vaksin anti

infeksi,- vaksin anti transmisi..

44

ABSES OTAK
Etiologi:

1. Middle ear, paranasal sinus atau mastoid infection,


2. Penyebaran hematogen dari infeksi paru sistemik
( empyema, abses paru bronkiektase, pneumonia),
endokarditis bakterial akut dan sub akut,tetralogi fallot.
3. Akibat trauma kapitis atau tindakan neurosurgery.
4.Kasus jarang, spt tindakan pencabutan gigi,infeksi
abdominal atau infeksi pelvik, dan osteomyelitis
tengkorak.
45

Neuropatologi
1.Early cerebritis ( hari 1-3)
2. Late cerebritis ( hari 4-9)
3. Early capsule formation ( hari 10-13)
4. Late capsule formation (hr 14 atau lebih).

46

Gejala dan tanda klinis:


Sakit kepala (70-90%)
Muntah (25-50%)
Kejang(30-50%)
Gejala pusing, vertigo, ataksia ( pd abses cerebelli)
Ggn bicara (19,6%), hemianopsia (31%), unilateral
midriasis (20,5%)
Gejala fokal (61%) pd penderita abses supratentorial.

47

Pemeriksaan utk Diagnosa:


Glasgow coma scale : utk kesadaran penderita
Rontgen foto kepala, sinus, mastoid, thoraks.
EEG
CT Scan/ MRI
Angiografi : utk menentulan lokasi abses (24%).
Lab: jlh leukosit 10.000-20.000/ cm3 (60-70%)

LED meningkat 45 mm/jam (75-90%).

48

Komplikasi Abses Otak


Robeknya kapsul abses kedalam ventrikel atau

keruangan subarakhnoid.
Penyumbatan cairan serebrospinal
hidrosefalus
Edema otak
Herniasi tentorial oleh massa abses otak.

49

Pengobatan
abses
otak

Konservatif:

- Pemberian antibiotika yg tepat selama 6-8 mgg utk mengecilkan abses.


-Prinsip pemberian antibiotika: bakterisid thdp organisme hasil kultur, dapat
melewati BBB.
- Pemberian kortikosteroid:
dewasa : loading dose 10-12 mg secara IV
maintenance dose 4 mg secara IV setiap 6 jam
anak : loading dose 10-12 mg/kg diberikan satu kali IV
maintenance dose 1-1,5 mg/kg/hari IV
- Pemberian antikonvulsan

Operatif:Aspirasi dan eksisi. konsul Bedah Saraf , jika


terapi konservatif gagal.

50

51

52

Anda mungkin juga menyukai